Claim Missing Document
Check
Articles

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KUBIS BUNGA AKIBAT PEMBERIAN BOKASHI LIMBAH SAYUR DAN RED MUD PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING Jayanti, Meylani Dwi; Susana, Rini; Basuni, Basuni; Listiawati, Agustina; Wasi’an, Wasi’an
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 4 (2023): edisi Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i4.3498

Abstract

       Red-yellow podzolic soil has constraints for cauliflower cultivation because of its low soil fertility and acid soil.  One effort to fix this is by adding vegetable waste bokashi and red mud. This study aims to obtain the best interaction dose of bokashi vegetable waste and red mud for the growth and yield of cauliflower on red-yellow podzolic soil. This study used a completely randomized design (CRD) with two factors. The first factor is bokashi vegetable waste (S) consisting of s1 = 10 tons/ha, s2 = 20 tons/ha and s3 = 30 tons/ha. The second factor, namely red mud (R) consists of r1 = 0.5 ton/ha, r2 = 1 ton/ha and r3 = 1.5 ton/ha. The variables observed in this study were the number of leaves, root volume, plant dry weight, flower fresh weight, and flower diameter. The results showed that there was an interaction between the addition f vegetable waste bokashi and red mud on fresh weight of flowers with an effective dose of 30 tons/ha of vegetable waste bokashi and 1.5 tons/ha of red mud. Keywords: Cauliflower, Red Mud, Red-Yellow Podzolic,Vegetable Waste Bokashi INTISARITanah podsolik merah kuning memiliki kendala untuk budidaya kubis bunga karena tingkat kesuburan tanahnya rendah dan reaksi tanah yang masam. Satu diantara upaya untuk memperbaikinya adalah dengan pemberian bokashi limbah sayur dan red mud. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis interaksi bokashi limbah sayur dan red mud yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil kubis bunga pada tanah podsolik merah kuning. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama, yaitu bokashi limbah sayur (S) terdiri dari s1 =  10 ton/ha, s2 = 20 ton/ha dan s3 = 30 ton/ha. Faktor kedua, yaitu red mud (R) terdiri dari r1 = 0,5 ton/ha, r2 = 1 ton/ha dan r3­­ = 1,5 ton/ha. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah jumlah daun, volume akar, berat kering tanaman, berat segar bunga, dan diameter bunga. Hasil penelitian  menunjukkan terjadi interaksi antara  pemberian bokashi limbah sayur dan red mud terhadap berat segar bunga dengan dosis efektif 30 ton/ha bokashi limbah sayur dan 1,5 ton/ha red mud. Kata Kunci: Bokashi Limbah Sayur, Kubis Bunga, Podsolik Merah Kuning, Red Mud
KARAKTERISTIK KIMIA TANAH GAMBUT YANG DIAMELIORASI DENGAN BIOCHAR TONGKOL JAGUNG SEBAGAI MEDIA TUMBUH BAWANG PUTIH Susana, Rini; Anggorowati, Dini; Zulfita, Dwi; Warganda, Warganda; Nurjani, Nurjani
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 4 (2023): edisi Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i4.3503

Abstract

Biochar added to peat media will affect changes in soil chemical properties such as an increase in pH, organic C, total N, total P, total K, basic cations such as Ca, Mg, Na, CEC and base saturation. These changes will affect nutrient uptake, growth and yield of garlic. Biochar application  with the right dose needs to be known so that it would be efficient and economical in biochar utilization. The aim of the study was to know the chemical characteristics of peat soil ameliorated with corn cob biochar and to find the effective dose of biochar for growth and yield of garlic.This research was conducted at the experimental field of the Faculty of Agriculture, Tanjungpura University, Pontianak. The experiment used a completely randomized design, consisting of 5 treatments, each treatment consisting of 4 replications. The treatments were: b1 = without biochar; b1 = 50 g/polybag; b2=100g/poly bag; b3= 150 g/polybag and b4= 200 g/polybag. The observed variables ware chemical characteristics of the peat media including pH, organic C, total N, C/N, available P, Base saturation, CEC, Ca, Mg, K, Na, Pb, Cd. Other observations were plant dry weight, tuber dry weight, N, P, K, Pb and Cd content in garlic plant tissue. The results showed that the application of biochar did not cause significant changes in pH, C-Organic and Total N, but the addition of biochar doses tended to further increase the levels of P in the soil. The application of biochar increased the available K and Na levels and soil base saturation, but the Ca and Mg levels, available Ca and Mg levels tended to decrease with increasing doses of biochar. The dry weight of garlic plants increased with increasing doses of biochar. The dose of 200 g of biochar was the most effective for the growth and yield of garlic bulbs on peat soil. Keywords: Garlic, Corncob Biochar, Peat INTISARI           Biochar yang ditambahkan pada media gambut akan mempengaruhi perubahan sifat  kimia tanah seperti  peningkatan pH, C organik, N total, P total, K total, kation-kation basa seperti Ca, Mg, Na, KTK dan Kejenuhan Basa. Perubahan-perubahan ini akan mempengaruhi serapan hara dan pertumbuhan serta hasil bawang putih. Pemberian dengan dosis yang tepat perlu diketahui agar effisien dan ekonomis dalam pemanfaatan biochar. Tujuan penelitian mengkaji karakteristik kimia tanah gambut yang diameliorasi dengan biochar tongkol jagung dan mencari dosis biochar yang effektif untuk pertumbuhan dan hasil bawang putih. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak. Percobaab menggunakan Rancangan Acak Lengkap, terdiri dari 5 perlakuan, setiap perlakuan terdiri dari 4 ulangan.Perlakuan tersebut: b1= tanpa biochar; b1 = 50 g/polibag; b2=100 g/polibag; b3= 150 g/polibag dan b4= 200 g/polibag. Variabel pengamatan meliputi perubahan karakteristik kimia media gambut meliputi pH, C organik, N total, C/N, P tersedia, KB, KTK, Ca-tersedia, Mg-tersedia, K tersedia, Na-tersedia, Pb total, Cd total. Pengamatan lainnya adalah berat kering tanaman, berat kering umbi, kandungan  N, P, K, Pb dan Cd pada jaringan tanaman bawang putih. Hasil penelitian menunjukkan pemberian biochar tidak menyebabkan perubahan yang signifikan pada  pH, C-Organik dan N Total, namun penambahan dosis biochar cenderung semakin meningkatkan kadar  P2O5  pada tanah. Pemberian biochar meningkatkan kadar K dan Na tersedia serta  Kejenuhan Basa tanah, namun kadar Ca dan Mg, kadar Ca dan Mg tersedia cenderung menurun dengan meningkatnya dosis biochar. Berat berat kering tanaman bawang putih meningkat dengan meningkatnya dosis biochar. Dosis 200 g biochar adalah yang paling effektif untuk pertumbuhan dan hasil umbi bawang putih di tanah gambut. Kata Kunci: Bawang Putih,Biochar Tongkol jagung, Gambut
KAJIAN KANDUNGAN TIMBAL (Pb) DAN BAKTERI PELARUT FOSFAT PADA AREAL PERTANAMAN PADI DI KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA Susana, Rini; Purwaningsih, Purwaningsih; Zulfita, Dwi; Warganda, Warganda; Nurjani, Nurjani
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 4 (2023): edisi Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i4.3504

Abstract

   Immobilization of Pb in the form of bonds with inorganic compounds can occur with the availability of large amounts of solubilizing phosphate in the rhizosphere. High solubilizing phosphate in the rhizosphere can be an indication of the presence of phosphate solubilizing bacteria that work effectively in the rhizosphere. Exploration, isolation and characterization of these beneficial bacteria need to be carried out, so that strains that are able to grow well in rice growing areas can be propagated as biofertilizers. The purpose of this study was to examine the content of lead (Pb) and the characterization of phosphate solubilizing bacteria in rice planting areas in Sungai Kakap District, Kubu Raya Regency. This study used a field experiment method. Soil samples from the rice plant rhizosphere and rice plant samples were analyzed in the laboratory according to the variables that had been determined. The results of this study indicate that the available phosphate content in paddy fields in Sungai Kakap District ranges from 0.58 to 13.38 ppm. The paddy field in Sungai Rengas Village has a high available P content, while the paddy field in Sungai Kakap Village has a very low P status. The results of analysis of total Pb in the rice fields of Sungai Kakap District ranged from 11.55 to 18.71 ppm, the status of total Pb content was classified as low. The relationship between the availability of P in the soil and the levels of Pb is very low (r = -0.33), it is suspected that Pb does not affect the state of P in the soil due to the low concentration of Pb. The ability of bacterial isolates to dissolve phosphate in this study varied. Phosphate solubilizing bacterial isolates from rice roots had a greater ability to dissolve phosphate than isolates from paddy soil, both isolates from the rice fields of Sungai Rengas Village and Sungai Kakap Village.Keywords: Phosphate Solubilizing Bacteria, rice, paddy fields, lead.INTISARIImmobilisasi Pb dalam bentuk ikatan dengan senyawa anorganik dapat terjadi dengan tersedianya solubilizing fosfat dalam jumlah besar di rhizosfer. Solubilizing fosfat yang tinggi di rhizosfer dapat menjadi indikasi adanya bakteri pelarut fosfat yang bekerja effektif di rhizosfer. Eksplorasi, isolasi dan karakterisasi bakteri yang menguntungkan ini perlu dilakukan, agar strain-strain yang mampu tumbuh baik di areal pertanaman padi dapat diperbanyak sebagai biofertilizer. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji kandungan timbal (Pb) dan karakterisasi bakteri pelarut fosfat pada areal pertanaman padi di Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen lapang. Sampel tanah dari rhizosfer tanaman padi dan sampel tanaman padi dianalisis di laboratorium sesuai dengan variabel-variabel yang telah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan kandungan fosfat tersedia pada lahan sawah di Kecamatan Sungai Kakap berkisar 0,58 – 13,38 ppm. Lahan   sawah Desa Sungai Rengas memiliki kandungan P tersedia dengan status tinggi, sedangkan lahan sawah di Desa Sungai Kakap status P tersedianya sangat rendah. Hasil analisis Pb total di lahan sawah Kecamatan Sungai Kakap berkisar 11,55- 18,71 ppm, status kandungan Pb total ini tergolong rendah. Hubungan antara ketersediaan P di dalam tanah dengan kadar Pb sangat rendah (r = - 0,33), diduga Pb tidak mempengaruhi keadaan P di dalam tanah karena konsentrasi Pb yang rendah. Kemampuan isolat bakteri dalam melarutkan fosfat pada penelitian ini berbeda-beda. Isolat bakteri pelarut fosfat yang berasal dari  akar padi mempunyai kemampuan melarutkan fosfat yang lebih besar dibandingkan isolat dari tanah sawah, baik isolat yang berasal dari sawah Desa Sungai Rengas maupun Desa Sungai Kakap. Kata Kunci: Bakteri Pelarut Fosfat, padi, sawah, timbal.
PENGARUH ABU SABUT KELAPA DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN LOBAK PUTIH PADA TANAH GAMBUT Apriani, Resti; Warganda, Warganda; Susana, Rini; Maulidi, Maulidi; Hariyanti, Agus
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 4 (2023): edisi Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i4.3530

Abstract

          Peat soil has low soil pH and less available macro nutrients. Application of coconut coir ash had the purpose of increasing the pH of the soil, whereas NPK fertilizer aimed to increase the availability of macro elements needed for plant growth. This research aims to obtain the best dose of coconut coir ashes and NPK fertilizer on the growth and yield of radish. This research was conducted in the Eastern Pontianak, The city of Pontianak, West Kalimantan, April -May 2023. The design used is completely Random Disign with Factorial Pattern, consists of 2 factors with 3 repetitions.The first factor is the coconut cor ash (A) with dosage treatment, which is, a1 = 109 g / poybag, a2 = 154 g/poybag, a3 = 200 g/ poybag. The second factor is a NPK fertilizer (P) with dosage treatment is, p1 = 18 g / poybag, p2 = 24 g/polybag, p3 = 30 g/polybag. Variables observation is the number of leaves, weight of fresh plants, weight of fresh bulbs, length of blub, diameter of bulb, and dry weight of plants. The results showed that the application of coconut coir ash dose of 33.33 tons/ha and NPK fertilizer dose of 300 kg/ha gave the best results on the diameter of radish tubers. Keywords: Coconut Coir Ash, NPK Fertilizer, Peat, RadishINTISARI          Tanah gambut mempunyai kendala sebagai media tumbuh lobak yaitu pH tanah yang rendah dan unsur hara makro yang kurang tersedia. Pemberian abu sabut kelapa mempunyai tujuan untuk meningkatkan pH tanah, sedangkan pupuk NPK diberikan untuk menambah ketersediaan unsur hara makro yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis abu sabut kelapa dan pupuk NPK yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman lobak putih pada tanah gambut. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak yang berlangsung pada April - Mei 2023. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Faktorial Pola Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah abu sabut kelapa (A) dengan 3 taraf  dosis yaitu, a1 = 109 g/poybag, a2 = 154 g/poybag, a3 = 200 g/poybag. Sedangkan faktor kedua adalah dosis pupuk NPK (P) dengan perlakuan dosis yaitu, p1 = 18 g/poybag, p2 = 24 g/poybag, p3 = 30 g/polybag. Variabel Pengamatan yaitu jumlah daun, berat segar tanaman, berat segar umbi, panjang umbi, diameter umbi, dan berat kering tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis abu sabut kelapa 33,33 ton/ha dan dosis pupuk NPK 300 kg/ha memberikan hasil terbaik terhadap diameter umbi tanaman lobak. Kata kunci : Abu Sabut Kelapa, Gambut , Lobak, Pupuk NPK
PENGARUH RED MUD DAN BOKASHI LIMBAH SAYURAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL LOBAK PUTIH PADA TANAH GAMBUT Lestari, Lisa Listri; Susana, Rini; Rahmidiyani, Rahmidiyani
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 13, No 2
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v13i2.73195

Abstract

Pemanfaatan tanah gambut sebagai media tanam memiliki kendala yaitu kesuburan tanah rendah, kapasitas tukar kation yang tinggi, kejenuhan basa rendah, pH tanah rendah, serta ketersediaan unsur hara yang rendah. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian red mud sebagai amelioran yang dapat memperbaiki kemasaman tanah serta bokashi limbah sayuran untuk meningkatkan ketersedian unsur hara pada tanah gambut. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapatkan dosis terbaik dari interaksi red mud dan bokashi limbah sayuran terhadap pertumbuhan dan hasil lobak putih pada tanah gambut. Penelitian ini dilaksanakan di Pontianak, Kalimantan Barat dimulai pada Juni sampai Juli 2023. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pola Rancangan Acak Lengkap Faktorial terdiri dari dua faktor yang masing-masing terdiri dari 3 taraf perlakuan dengan 3 kali ulangan dan terdiri dari 4 tanaman sempel sehingga diperoleh jumlah keseluruhan tanaman sebanyak 108 tanaman. Faktor pertama yaitu red mud (r) terdiri dari r1 = 18 ton/ha setara dengan 220 g/tanaman, r2 = 20 ton/ha setara dengan 240 g/tanaman dan r3 = 22 ton/ha setara dengan 260 g/tanaman dan faktor kedua yaitu bokashi limbah sayuran terdiri dari s1 = 15 ton/ha setara dengan 180 g/tanaman, s2 = 20 ton/ha setara dengan 240 g/tanaman dan s3 = 25 ton/ha setara dengan 300 g/tanaman. Variabel pengamatan meliputi jumlah daun, berat kering tanaman, panjang umbi, diameter umbi, dan berat segar umbi. Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi interaksi antara pemberian red mud dan bokashi limbah sayuran terhadap pertumbuhan dan hasil lobak putih pada tanah gambut. Dosis efektif untuk pertumbuhan dan hasil lobak putih adalah red mud 18 ton/ha dan bokasi limbah sayuran dosis 15 ton/ha.
PENGARUH PERSENTASE NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PORANG DI FASE VEGETATIF PADA TANAH GAMBUT Eka Wardhana, Muhammad Khafidzan; Susana, Rini; Rahmidiyani, Rahmidiyani
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 13, No 1
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v13i1.72407

Abstract

Tanaman porang merupakan tanaman asli daerah tropis, penghasil umbi yang memiliki kandungan karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan serat pangan. Peningkatan produksi porang per satuan luas dapat dilakukan diantaranya dengan cara menyediakan ruang tumbuh yang mendukung pertumbuhan tanaman porang, satu diantaranya dengan memenuhi kebutuhan intensitas cahaya yang sesuai keperluan tanaman porang, yaitu sebesar 60 - 70%. Saat ini belum diketahui persentasi naungan yang terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman porang pada tanah gambut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan persentase naungan terbaik terhadap pertumbuhan tanaman porang di fase vegetatif pada tanah gambut Penelitian ini berlangsung selama 2 bulan yang dimulai pada bulan April   "“ Juni 2023 yang berlokasi di Kelurahan Banjar Serasan, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan, 5 ulangan dan masing - masing ulangan terdiri dari 4 sampel, sehingga diperoleh 100 tanaman. Perlakuan yang digunakan yaitu N0: tanpa naungan, N1: intensitas naungan 45%, N2: intensitas naungan 60%, N3: intensitas naungan 75%, N4: intensitas naungan 90%. Variabel pengamatan meliputi: tinggi tanaman, diameter batang, jumlah tunas , lebar kanopi , waktu kemunculan katak, dan jumlah katak total. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa perlakuan naungan dengan intensitas 45, 60, 75 dan 90% menghasilkan pertumbuhan vegetatif tanaman porang yang sama baiknya pada tanah gambut. Naungan 45% lebih efisien digunakan dari segi harga naungannya.
PENGARUH PERSENTASE NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PORANG DI FASE GENERATIF PADA TANAH GAMBUT Riten, Arif Rahman; Palupi, Tantri; Susana, Rini
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 13, No 2
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v13i2.77453

Abstract

Tanaman porang merupakan tanaman asli daerah tropis, penghasil umbi yang memiliki kandungan karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan serat pangan. Peningkatan produksi porang per satuan luas dapat dilakukan diantaranya dengan cara menyediakan ruang rumbuh yang mendukung pertumbuhan tanaman porang, satu diantaranya dengan memenuhi kebutuhan intensitas cahaya yang sesuai keperluan tanaman porang, yaitu sebesar 60% - 70%. Saat ini belum diketahui persentasi naungan terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman porang pada tanah gambut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan persentase naungan terbaik terhadap hasil tanaman porang di fase generatif pada tanah gambut. Penelitian ini berlangsung selama 6 bulan yang dimulai pada Juni 2023 sampai November 2023 yang berlokasi di Kelurahan Banjar Serasan, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan, 5 ulangan dan masing-masing ulangan terdiri 4 sampel, sehingga diperoleh 100 tanaman. Perlakuan yang digunakan yaitu N0: tanpa naungan, N1: intensitas naungan 45%, N2: intensitas naungan 60%, N3: intensitas naungan 75%, N4: intensitas naungan 90%. Variabel pengamatan meliputi: jumlah bulbil, berat bulbil, hari panen, diameter umbi, dan bobot umbi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa naungan dengan intensitas 90% menghasilkan hasil generatif terbaik untuk tanaman porang yang berasal dari bulbil/katak pada tanah gambut.
PENGARUH KONSENTRASI DAN DURASI PERENDAMAN AUKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK JAMBU KRISTAL Nadia, Nadia; Asnawati, Asnawati; Susana, Rini
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 13, No 1
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v13i1.65836

Abstract

Jambu kristal merupakan jambu biji yang hampir tanpa biji yang banyak digemari karena rasanya yang segar dan nikmat, biji yang sangat minim dan daging yang sangat tebal.  Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan pada setek yaitu dengan pemberian zat pengatur tumbuh berupa auksin secara optimal dengan pemberian konsentrasi dan durasi perendaman auksin yang dapat memberikan pengaruh baik bagi pertumbuhan tanaman.  Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan interaksi konsentrasi dan durasi perendaman auksin terbaik terhadap pertumbuhan setek jambu kristal. Penelitian ini dilaksanakan di lahan penelitian  Fakultas Pertanian Untan. Penelitian ini berlangsung  pada tanggal 06 Oktober - 24 Desember 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan  2 faktor. Faktor pertama yang terdiri dari Auksin yang terdiri dari 4 taraf  perlakuan diantaranya r0: 0  ppm, r1: 100 ppm, r2:200 ppm, r3: 300 ppm  dan faktor kedua adalah durasi perendaman  dengan 3 taraf dosis perlakuan diantaranya d1: 1 jam, d2: 2 jam  dan d3: 3 jam. Sehingga terdapat  12 kombinasi perlakuan, setiap perlakuan terdiri dari  5 tanaman sampel dan diulang sebanyak  3 kali sehingga terdapat  180 tanaman.  Variabel pengamatan yang diamati yaitu persentase  setek hidup, jumlah tunas pertanaman, jumlah daun  dan jumlah akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi konsentrasi dan durasi perendaman auksin terhadap persentase setek hidup, jumlah tunas, jumlah daun dan jumlah akar. Konsentrasi auksin berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas dan jumlah akar tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap persentase setek hidup dan jumlah daun. Durasi perendaman auksin berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap persentase setek hidup, jumlah daun dan jumlah akar. Konsentrasi efektif diperoleh pada perlakuan pemberian konsentrasi  auksin 200 ppm dan durasi perendaman auksin 2 jam
Pengaruh Lumpur Laut pada Tanah Gambut untuk Media Tanam Kedelai terhadap Sifat Kimia Tanah dan Emisi CO2 Yenni, Yenni; Sagiman, Saeri; Susana, Rini
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/plt.v13i1.80722

Abstract

This study aimed to determine the effect of coastal sediment on peat soil for soybean planting medium to soil chemical properties and CO2 emissions. The research lasted for 3 months starting from preparation to presentation of the results. This research was conducted at the Laboratory of Soil Quality and Health, Laboratory of Chemistry and Soil Fertility and in the Faculty of Agriculture experimental garden Tanjungpura University. The method used is experiment with a completely randomized design (CRD), which consists of 5 treatments and 4 replications. Each polybag contained 1 plant sample. So the number of plants altogether 20 units of the plant. Treatment as follows: LL0 : Without treatment coastal sediment, LL1 : coastal sediment 25.2 tonnes/ha equivalent to 180 g/polybag, LL2 : coastal sediment 33.6 tonnes/ha equivalent to 240 g/polybag, LL3 : coastal sediment 42 ton / ha equivalent to 300 grams/polybag, LL4 : coastal sediment 50.4 tonnes/ha equivalent to 360 g/polybag. The variables observed in this study are soil pH, cation exchange capacity (CEC), Base Saturation, C/N, CO2 emissions and the dry weight of soybean. The results showed that application   of coastal sediment with various doses on peat soil can increase soil pH, Base Saturation and C/N ratio, with decreasing CEC. There is just a little correlation of costal sediment on CO2 emissions of soil (R2=0.0009). Coastal sediment 33.6 tonnes/ha equivalent to 240 grams/polybag was resulted dry weight of soybean   to maximum vegetative phase.
Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair Asal Buah-Buahan terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai pada Tanah Gambut Wijaya, Indra; Susana, Rini; Patriani, Patriani
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 14, No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/plt.v14i1.80749

Abstract

Chili is one of the horticultural commodities that has a lot of nutrients and vitamins. Generally chili need sufficient nutrients in their growth and development so that the results can be maximized. Nutrients in the soil can not fully meet the needs of plant nutrients so that the addition of nutrients is required through liquid organic fertilizers from fruits. This research aims to determine the best concentration of liquid organic fertilizer from fruits on the growth and yield of chili plants on peat soil. This research was carried out in the experimental field of the Agriculture Faculty, Tanjungpura University Pontianak, in November 2017 to February 2018. This research used a Completely Randomized Design (CRD), with 5 treatment levels, namely k1 (5 ml /l), k2 (20 ml/l), k3 (35 ml/ l), k4 (50 ml/l), k5 (65 ml/l). Each treatment was repeated 5 times with 4 plants sample. Variables observed in this research include plant height, flowering time, plant dry weight, fruit length, fruit diameter, number of fruits, and weight of fruit per plant. The results of this research is the concentration of liquid organic fertilizer from the best fruits not found in this research but the concentration of 65 ml/l of liquid organic fertilizer can increase the growth and yield of chili plants on peat soil.
Co-Authors Adzani, M. Ardies Rama agus ruliyansyah Agustina Listiawati ahmad mulyadi sirojul munir, ahmad mulyadi Ali Djamhuri aponius aponius, aponius Apriani, Resti Ashari, Asri Mulya Asnawati Asnawati Ayu Puspita Azhari Azhari Basuni, Basuni Benget Tambunan, Benget Credo, Owen Saputra Michael Darussalam Darussalam, Darussalam Delvi, Ainun Demero, Alexander Frengky Denah Suswati Dini Anggorowati Dwi Zulfita Eddy Santoso Eka Wardhana, Muhammad Khafidzan Eko Eko, Eko Fenandra, Adara Fendi Fendi Fitria Sari Fitrianto, Bimo Satrio Godefridus Delanova Panthera Boy Habiburrahman Habiburrahman, Habiburrahman Hariyanti, Agus Iwan Sasli Jayanti, Meylani Dwi Josmara Juwita Juwita, Juwita Lestari, Lisa Listri Listiawti, Agustina Magdalena Magdalena MAHMUDI Maulidi Maulidi Muhammad Huda Mustawa Mulya Ashari, Asri Mulyadi Safwan Nadia Nadia Nurjani odotian, angelo Patriani Patriani, Patriani Prayoga, Egie Purwaningsih - Rahayu, Lidia Negata Rahmidiyani Rahmidiyani, Rahmidiyani Reski, Silvanus Rita Hayati Rita Kurnia Apindiati Riten, Arif Rahman Robertus Suryadinata, Robertus Saeri Sagiman, Saeri Sagita, Devia Rahma Saputra, Rio SAPUTRA, ROLIS Setia Budi Shelda, Priscila Shelda Siti Hadijah Subekti, Bagus Cahyo Sukardi, Viktor Surachman Surachman Susilawati, Dwi Nur Tantri Palupi Tatang Abdurrahman, Tatang Tera Maritha, Tera thristianty suci marata, thristianty suci TRIS HARIS RAMADHAN Warganda Warganda Wasian Syafiuddin, Wasian Wasi’an, Wasi’an Wijaya, Indra WINDRA, WINDRA Yenni Yenni Yuniarti, Fitria