Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KUBIS BUNGA TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KOTORAN AYAM DAN MAGNESIUM PADA TANAH GAMBUT Delvi, Ainun; Anggorowati, Dini; Susana, Rini
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 14, No 2
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v14i2.88980

Abstract

Kubis bunga atau sering juga disebut sebagai kembang kol (Brassica oleracea var. Botrytis L.) merupakan tanaman sayuran famili Brassicaceae dengan bunga putih, dan berupa tanaman berbatang lunak. Pupuk kotoran ayam merupakan sumber amelioran untuk mengurangi porositas pada tanah gambut selain sebagai sumber hara, Sedangkan magnesium merupakan unsur hara penting untuk pembentukan klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mendapatkan dosis interaksi pemberian pupuk kotoran ayam dan magnesium yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kubis bunga pada tanah gambut. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura yang dilakukan pada bulan Juni  sampai Agustus 2024. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor, yaitu Pupuk Kotoran Ayam (P) dan Magnesium (M), masing-masing perlakuan terdiri dari 3 taraf perlakuan, 3 ulangan dan 4 sampel, sehingga jumlah keseluruhan yakni 108 tanaman. Adapun taraf perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini  sebagai berikut; Faktor Pukan Ayam yaitu p1 = Pupuk kotoran ayam 15 ton/ha, p2 = Pupuk kotoran ayam 20 ton/ha, p3 = Pupuk kotoran ayam 25 ton/ha, Faktor Pupuk Magnesium yaitu m1 = Pupuk magnesium 50 kg/ha, m2 = Pupuk magnesium 100kg/ha, m3 =  Pupuk magnesium 150kg/ha. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan Uji F taraf 5%. Apabila hasil uji F menunjukkan pengaruh yang nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) taraf 5% untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan.Variabel yang diamati didalam penelitian ini meliputi: jumlah daun, volume akar, berat kering tanaman, diameter krop  dan berat segar krop, serta dilakukan juga pengamatan terhadap kondisi lingkungan penelitian meliputi: pH tanah, suhu udara, kelembapan udara dan curah hujan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kotoran ayam 25 ton/ha dan pupuk magnesium 150 kg/ha merupakan dosis terbaik untuk pertumbuhan kubis bunga pada tanah gambut.
PENGARUH LIMBAH SOLID KELAPA SAWIT DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L) PADA TANAH ALUVIAL Credo, Owen Saputra Michael; Susana, Rini; Sasli, Iwan
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 14, No 2
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v14i2.90054

Abstract

Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak dikonsumsi sebagai campuran bumbu masak. Pengembangan komoditas bawang merah di Kalimantan Barat masih tergolong rendah. Pemanfaatan tanah aluvial sebagai media tanam bawang merah dihadapkan pada berbagai masalah sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang kurang baik. Pemberian Solid kelapa Sawit sebagai pupuk organik dapat memperbaiki sifat tanah aluvial yang pejal menjadi remah serta meningkatkan porositasnya menjadi lebih baik, adapun pemberian pupuk NPK diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman di tanah aluvial. Penelitian ini bertujuan untuk mencari dosis terbaik Solid Kelapa Sawit dan NPK, serta mencari dosis interaksi Solid Kelapa Sawit dan NPK yang terbaik bagi pertumbuhan dan hasil bawang merah pada tanah aluvial. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Penelitian ini dilakukan dari bulan September 2023 sampai November 2023. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 2 Faktor perlakuan. Faktor pertama pemberian solid kelapa sawit yang terdiri dari 3 taraf perlakuan yaitu s1 = 20 ton/ha, s2 = 30 ton/ha dan s3 = 40 ton/ha dan Faktor kedua yaitu pupuk NPK yang terdiri dari 3 taraf perlakuan yaitu p1 = 200 kg/ha, p2 = 300 kg/ha dan p3 = 400 kg/ha. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, jumlah umbi perumpun, berat segar umbi dan berat kering angin umbi perumpun. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa interaksi Solid Kelapa Sawit 30 ton/ha dan pupuk NPK 300 kg/ha memberikan hasil terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil bawang merah pada tanah aluvial.
Respon Pertumbuhan Dan Hasil Jagung Terhadap Pemberian Bokashi Batang Pisang Dan NPK Josmara; Listiawti, Agustina; Susana, Rini
Lentera: Multidisciplinary Studies Vol. 3 No. 2 (2025): Lentera: Multidisciplinary Studies
Publisher : Publikasiku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57096/lentera.v3i2.154

Abstract

Permintaan jagung manis terus meningkat seiring pendapatan dan populasi karena jagung manis adalah makanan alternatif terbaik untuk beras. Sebaliknya, produksi petani tetap rendah. Studi ini dilakukan dari 9 Oktober 2023 hingga 17 Desember 2023 di Dusun Rasau, Kecamatan Sungaibetung, Kabupaten Bengkayang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis interaksi bokashi batang pisang dan NPK yang ideal untuk mempengaruhi pertumbuhan dan hasil jagung pada tanah PMK. Untuk mencapai tujuan ini, eksperimen lapangan digunakan. Pola faktorial Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari dua faktor, masing-masing dengan tiga tahap perlakuan. Dosis bokashi batang pisang untuk faktor A adalah 15 ton/ha, 20 ton/ha, dan 25 ton/ha, sedangkan faktor B adalah 300 kg/ha, 400 kg/ha, dan 500 kg/ha. Dalam penelitian ini, sejumlah variabel diamati, termasuk tinggi tanaman, berat kering, volume akar, waktu berbunga, dan berat tongkol dengan kelobot dan kelobot per petak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian NPK bokashi batang pisang 20 ton/ha dan 500 kg/ha memberikan hasil rerata tertinggi pada variabel volume akar, variabel berat kering, dan variabel berat tongkol dengan kelobot. Pemberian NPK bokashi batang pisang 25 ton/ha memberikan hasil rerata tertinggi pada variabel berat tongkol.
EFFISIENSI PEMANFAATAN RED MUD DAN BOKHASI LIMBAH SAYURAN PADA MEDIA GAMBUT DALAM MENINGKATKAN KETERSEDIAAN DAN SERAPAN HARA TANAMAN LOBAK Susana, Rini; Hadijah, Siti; Rahmidiyani, Rahmidiyani; Zulfita, Dwi
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 1 (2024): Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i1.3874

Abstract

One of the efforts that can be made to improve the problem of low pH and low peat soil fertility is by providing ameliorant materials and organic fertilizer. Ameliorant is a material that can improve soil fertility and overcome soil acidity, one of which is red mud as a soil conditioner because it has a very alkaline pH. The objectives of this research are: 1. To assess the availability of N, P, K, Ca and Mg nutrients in peat media that is ameliorated with red mud and vegetable waste. 2. To assess the nutrient uptake of N, P, K in white radish  grown in peat media with amelioration of red mud and vegetable waste bokashi.This research was carried out at the Experimental Field, Faculty of Agriculture, Tanjungpura University, Pontianak. This research used a Completely Randomized Factorial Design (CRD) with 2 factors. The first factor is red mud dosage (R) and the second factor is vegetable waste bokashi (B), Each factor consist of 3 level of dosage,  Red mud dosage levels are: 16 tons/ha; 18 tons/ha; 20 tons/ha, the bokashi dosage level for vegetable waste is: 15 tons/Ha; 20 tons/ha and 25 tons/ha. Observation variables include the availability of nutrients N, P, K, Ca, Mg, uptake of nutrients N, P, K, dry weight and fresh weight of white radish. The research showed that the application of red mud and  vegetable waste bokashi to peat soil was able to increase pH, base saturation, availability of the nutrients P, Ca, Mg, K and Na. However, the application of red mud and bokashi vegetable waste reduced the CEC and Organic C values of the soil. The uptake of the nutrients N, P and K was relatively the same between treatment combinations, the absorption of the N element was the greatest, followed by the elements K and P. The application of 18 tons/ha of red mud and 15 tons/ha of vegetable waste bokashi was an effective dose for the growth and yield of white radish on peat soil. Key words: peat, red mud, vegetable waste bokashi, radish INTISARI          Satu di antara upaya yang  dapat dilakukan untuk memperbaiki kendala pH rendah dan kesuburan tanah gambut yang rendah yaitu dengan pemberian bahan amelioran dan pupuk organik. Amelioran merupakan bahan yang dapat memperbaiki tanah dan mengatasi kemasaman tanah, salah satunya yaitu lumpur merah (Red mud) sebagai pembenah tanah karena memiliki pH yang sangat basa. Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengkaji ketersediaan hara N,P,K,Ca dan Mg pada media gambut yang diameliorasi dengan red mud dan bokasi limbah sayuran. 2. Mengkaji serapan hara N,P,K pada tanaman lobak yaang ditanam pada media gambut dengan ameliorasi red mud dan bokashi limbah sayuran. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak. Penelitian ini menggunakan Rancangan Faktorial Pola Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor.  Faktor pertama yaitu dosis red mud (R) sebanyak 3 taraf dan faktor kedua yaitu Bokasi limbah Sayuran (B) sebanyak 3 taraf sehingga terdapat 9 kombinasi perlakuan. Taraf dosis red mud adalah: 16 ton/ha; 18 ton/ha ; 20 ton/ha, taraf dosis bokashi limbah sayuran adalah: 15 ton/Ha; 20 ton/ha dan 25 ton/ha. Variabel pengamatan meliputi ketersedian unsur hara N,P,K, Ca, Mg, serapan unsur hara N,P,K, berat kering dan berat segar tanaman lobak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian red mud dan bokashi limbah sayuran pada tanah gambut mampu meningkatkan pH, Kejenuhan Basa, ketersediaan unsur hara P, Ca, Mg,K dan Na. Namun, pemberian red mud dan bokashi limbah sayuran  menurunkan nilai KTK dan C Organik tanah.  Serapan unsur hara N, P dan K relatif sama antar kombinasi perlakuan, penyerapan unsur N paling besar diikuti okeh unsur K dan P. Pemberian red mud 18 ton/ha dan bokashi limbah sayuran 15 ton/ha merupakan dosis efektif terhadap pertumbuhan dan hasil lobak  pada tanah gambut.Kata kunci: Bokashi limbah sayuran, Gambut, Lobak,  red mud
PENGARUH KAPUR DOLOMIT DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PORANG( Amorphophallus muelleri) PADA TANAH GAMBUT Yuniarti, Fitria; Susana, Rini; Maulidi, Maulidi; Palupi, Tantri; Apindiati, Rita Kurnia
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 1 (2024): Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i1.4282

Abstract

Porang plants can grow in peat soil, but the pH of the acidic peat soil must be increased. An increase in optimal soil pH will increase nutrient availability so that the efficiency of the NPK fertilizer applied will increase. This research aims to obtain the best dose of dolomite lime and NPK fertilizer for the growth of porang plants on peat soil. This research will last for 3 months starting in August - November 2023, located in South Pontianak District, Pontianak City. The design used was a Completely Randomized Factorial Design consisting of 2 factors. The dolomite lime factor (K) consists of 3 levels, namely k1 = 3.11 tons/ha, k2 = 4.99 tons/ha, k3 = 6.88 tons/ha and the NPK fertilizer factor (N) consists of 3 levels, namely n1 = 100 kg/ha, n2 = 200 kg/ha, n3 = 300 kg/ha. Observation variables include: plant height, stem diameter, number of leaves, and time of frog appearance. The research results showed that there was no interaction between dolomite dose and NPK dose on all observed variables. All single factor lime doses and single factor NPK doses had the same effect on the growth of porang plants in peat soil. Dolomite lime dosage of 3.11 tonnes/ha and NPK fertilizer dosage of 100kg/ha are sufficient to support the growth of porang plants. Keywords : dolomite, NPK fertilizer, porang, peat soil INTISARITanaman porang dapat tumbuh pada tanah gambut, namun pH tanah gambut yang masam harus ditingkatkan. Kenaikan pH tanah yang optimal akan meningkatkan ketersediaan hara sehingga efisiensi pemupukan NPK yang diberikan akan meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis kapur dolomit dan pupuk NPK terbaik terhadap pertumbuhan tanaman porang pada tanah gambut. Penelitian ini ini berlangsung selama 3 bulan yang dimulai pada bulan Agustus - November 2023 yang berlokasi di Kecamatan Pontianak Selatan, Kota Pontianak. Rancangan yang digunakan adalah Faktorial Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 2 faktor. Faktor kapur dolomit (K) terdiri dari 3 taraf yaitu k1 = 3,11 ton/ha, k2 = 4,99 ton/ha, k3 = 6,88 ton/ha dan faktor pupuk NPK (N) terdiri dari 3 taraf yaitu n1 = 100 kg/ha, n2 = 200 kg/ha, n3 = 300 kg/ha. Variabel pengamatan meliputi : tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, dan waktu kemunculan katak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ditemukan interaksi antara dosis dolomit dan dosis NPK pada semua variabel pengamatan. Semua dosis kapur faktor tunggal dan dosis NPK faktor tunggal memberikan pengaruh yang sama terhadap pertumbuhan tanaman porang di tanah gambut. Dosis kapur dolomit 3,11 ton/ha dan dosis pupuk NPK 100kg/ha sudah cukup untuk mendukung pertumbuhan tanaman porang. Kata kunci : kapur dolomit, pupuk NPK, porang, tanah gambut.
PENGARUH SERBUK CANGKANG TELUR AYAM DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL CABAI RAWIT PADA MEDIA GAMBUT Sukardi, Viktor; Nurjani, Nurjani; Susana, Rini; Zulfita, Dwi; Anggorowati, Dini
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 1 (2024): Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i1.4019

Abstract

      Cayenne pepper plants require sufficient nutrients and an appropriate soil pH for growth. The use of eggshell powder is expected to increase the pH of peat soil and the provision of chicken manure can improve soil porosity and increase the content of microorganisms so as to accelerate the decomposition process in peat soil and increase the availability of nutrients for plants. This study aims to get the best dose of the interaction of chicken eggshell powder and chicken manure fertilizer on the growth and yield of cayenne pepper on peat media. The study used a factorial experiment with a completely randomized design (CRD) pattern consisting of a combination of 2 factors, namely chicken eggshell powder (A) and chicken manure (K), with 3 replications. The number of sample plants in each treatment is 4 plants. The eggshell powder dosage factor symbolized A, consists of 3 levels, namely: a1 = 3 tons/ ha or 81.49 g/ polybag (to increase soil pH to pH 5), a2 = 5 tons/ ha or 117.2 g/ polybag (to increase soil pH to pH 5.5) and a3 = 6 tons/ ha or 153.9 g/ polybag (to increase soil pH to pH 6). The chicken manure dosage factor, symbolized K, consists of 3 levels: k1 = 20 tons/ha or 500 g/polybag, k2 = 25 tons/ha or 625 g/polybag and k3 = 30 tons/ha or 750 g/polybag. Observational variables include: plant height, root volume, plant dry weight, number of fruits per plant, fruit weight per plant and fruit weight per fruit. The results of the research showed that giving eggshell powder at a dose of 5 tonnes/ha and chicken manure at a dose of 25 tonnes/ha was the best dose for increasing the growth of cayenne pepper plants in peat soil.. Keywords: Cayenne Pepper, Chicken Manure, Egg Shell Powder, Peat Soil.  INTISARITanaman cabai rawit memerlukan unsur hara yang cukup dan pH tanah yang sesuai untuk pertumbuhannya. Penggunaan tepung cangkang telur diharapkan dapat menaikkan pH tanah gambut dan pemberian pupuk kandang ayam dapat memperbaiki porositas tanah dan menambah kandungan mikroorganisme sehingga mempercepat proses dekomposisi pada tanah gambut serta menambah ketersediaan hara bagi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis terbaik dari interaksi pemberian serbuk cangkang telur ayam dan pupuk kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan hasil cabai rawit pada media gambut. Penelitian menggunakan percobaan faktorial dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari kombinasi 2 faktor yaitu serbuk cangkang telur ayam (A) dan pupuk kandang ayam (K), dengan ulangan sebanyak 3 kali. Jumlah tanaman sampel pada setiap perlakuan yaitu 4 tanaman. Faktor dosis serbuk cangkang telur yang diberi simbol A, terdiri dari 3 taraf yaitu: a1 = 3 ton/ ha atau 81,49 g/ polybag (untuk menaikkan pH tanah ke pH 5), a2 = 5 ton/ ha atau 117,2 g/ polybag (untuk menaikkan pH tanah ke pH 5,5) dan a3 = 6 ton/ ha atau 153,9 g/ polybag (untuk menaikkan pH tanah ke pH 6). Faktor dosis pupuk kandang ayam yang diberi simbol K, terdiri dari 3 taraf yaitu: k1 = 20 ton/ha atau 500 g/polybag, k2 = 25 ton/ha atau 625 g/ polybag dan k3 = 30 ton/ha atau 750 g/ polybag. Variabel pengamatan meliputi: tinggi tanaman, volume akar, berat kering tanaman, jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman dan berat buah per buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian serbuk cangkang telur dosis 5 ton/ha dan pupuk kandang ayam dosis 25 ton/ha merupakan dosis terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman cabai rawit di tanah gambut. Kata kunci: Cabai Rawit, Gambut, Pupuk Kandang Ayam, Serbuk Cangkang Telur
Respon Pertumbuhan Dan Hasil Jagung Terhadap Pemberian Bokashi Batang Pisang Dan NPK Josmara; Listiawti, Agustina; Susana, Rini
Lentera: Multidisciplinary Studies Vol. 3 No. 2 (2025): Lentera: Multidisciplinary Studies
Publisher : Publikasiku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57096/lentera.v3i2.154

Abstract

Permintaan jagung manis terus meningkat seiring pendapatan dan populasi karena jagung manis adalah makanan alternatif terbaik untuk beras. Sebaliknya, produksi petani tetap rendah. Studi ini dilakukan dari 9 Oktober 2023 hingga 17 Desember 2023 di Dusun Rasau, Kecamatan Sungaibetung, Kabupaten Bengkayang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis interaksi bokashi batang pisang dan NPK yang ideal untuk mempengaruhi pertumbuhan dan hasil jagung pada tanah PMK. Untuk mencapai tujuan ini, eksperimen lapangan digunakan. Pola faktorial Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari dua faktor, masing-masing dengan tiga tahap perlakuan. Dosis bokashi batang pisang untuk faktor A adalah 15 ton/ha, 20 ton/ha, dan 25 ton/ha, sedangkan faktor B adalah 300 kg/ha, 400 kg/ha, dan 500 kg/ha. Dalam penelitian ini, sejumlah variabel diamati, termasuk tinggi tanaman, berat kering, volume akar, waktu berbunga, dan berat tongkol dengan kelobot dan kelobot per petak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian NPK bokashi batang pisang 20 ton/ha dan 500 kg/ha memberikan hasil rerata tertinggi pada variabel volume akar, variabel berat kering, dan variabel berat tongkol dengan kelobot. Pemberian NPK bokashi batang pisang 25 ton/ha memberikan hasil rerata tertinggi pada variabel berat tongkol.
PENGARUH BOKASI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI EDAMAME PADA TANAH ALUVIAL Fendi, Fendi; Anggorowati, Dini; Susana, Rini
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 14, No 3
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v14i3.80955

Abstract

Kedelai edamame ( Glycine max (L) Merill) merupakan satu diantara komoditas pangan bergizi tinggi dan sumber protein nabati yang rendah Kolesterol. Kedelai edamame sangat digemari masyarat, sehingga permintaan kedelai edamame di Indonesia mengalami peningkatan. Peningkatan permintaan kedelai edamame tidak dapat dipenuhi Indonesia karena sulitnya meningkatkan produksi kedelai edamame. Upaya peningkatan produksi kedelai edamame dapat dilakukan diantaranya dengan memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Pemberian bokasi Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) bertujuan untuk memperbaiki kondisi fisik dan pupuk NPK untuk melengkapi kebutuhan unsur hara yang kurang pada tanah aluvial. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis interaksi terbaik pemberian bokasi TKKS dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai edamame pada tanah aluvial. Penelitian dilaksanakan di lahan yang berlokasi di Kelurahan Bansir Laut, Kecamatan Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus – Oktober 2023 Penelitian menggunakan Rancangan Acak lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan. Faktor yang pertama yaitu bokasi TKKS dengan 3 taraf perlakuan yaitu b1 (20 ton/ha setara dengan 100 g/polibag), b2 (30 ton/ha setara dengan 150g/polibag) dan b3 (40 ton/ha setara dengan 200 g/petak ) dan faktor yang kedua yaitu pupuk NPK dengan 3 taraf perlakuan yaitu n1 (200 kg/ha setara 1,2 g/tanaman), n2 (300 kg/ha setara 1,875 g/tanaman), dan n3 (400 kg/ha setara 2 , 25 gr/tanaman). Variabel pengamatan terdiri dari tinggi volume tanaman akar, berat kering tanaman, berat kering akar, jumlah cabang produktif, jumlah polong pertanaman dan berat polong pertanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi bokasi TKKS 30 ton/ha dan pupuk NPK 300 kg/ha memberikan hasil terbaik pada volume akar, berat kering tanaman, tinggi tanaman 4 MST dan jumlah polong pertanaman pada tanaman kedelai edamame.
PENGARUH BOKASHI KULIT PISANG DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KUBIS BUNGA PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING Adzani, M. Ardies Rama; Susana, Rini; Darussalam, Darussalam
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 14, No 4: In Press
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v14i4.95871

Abstract

Pengembangan kubis bunga di Kalimantan Barat dihadapkan dengan penggunaan lahan marjinal seperti tanah Podsolik Merah Kuning (PMK). Tanah PMK sebagai media tumbuh tanaman dihadapkan pada kendala sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang kurang baik. Mengatasi masalah pada tanah PMK dapat diaplikasikan pemberian bokashi kulit pisang dan pupuk NPK. Penelitian bertujuan mendapatkan interaksi bokashi kulit pisang dan pupuk NPK yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil kubis bunga pada tanah PMK. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak. Waktu penelitian dimulai dari September 2024 sampai dengan Oktober 2024. Penelitian menggunakan faktorial dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor pertama yaitu bokashi kulit pisang (B) yang terdiri dari 3 taraf perlakuan, sedangkan faktor kedua adalah pupuk NPK (N) yang terdiri dari 3 taraf perlakuan, setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali dan diambil 3 sampel tanaman. Jumlah tanaman keseluruhannya ada 81 tanaman. Faktor pertama adalah bokashi kulit pisang (B) yang terdiri dari 3 taraf: b1 = 20 ton/ha (400 g/polybag), b2 = 40 ton/ha (800 g/polybag) dan b3 = 60 ton/ha (1200 g/polybag). Faktor kedua adalah pupuk NPK (N) yang terdiri dari 3 taraf: n1 = 200 kg/ha (4 g/polybag), n2 = 300 kg/ha (6 g/polybag) dan n3 = 400 kg/ha (8 g/polybag). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara bokashi kulit pisang dan pupuk NPK terhadap semua variabel pengamatan. Pemberian bokashi kulit pisang dengan dosis 40 ton/ha dan pupuk NPK dengan dosis 400 kg/ha merupakan dosis yang terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil kubis bunga pada tanah PMK
Distribution of Cadmium in Sweet Corn Grown on a Peat Soil and Its Implication on Food Safety Susana, Rini; Suswati, Denah
JOURNAL OF TROPICAL SOILS Vol. 23 No. 1: January 2018
Publisher : UNIVERSITY OF LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5400/jts.2018.v23i1.27-33

Abstract

Cadmium (Cd) is a heavy metal that can contaminate agricultural soils, in which one of the sources of Cd in agricultural soils is the use of phosphate fertilizers. Some plant species are known to have the ability to accumulate large amounts of Cd in their organs despite the Cd content in soil is relatively small. Cadmium distribution in various organs of plants also shows a diverse variation. Maize is able to accumulate Cd in its organs, either in roots, leaves or grains. This study aims to determine the distribution of Cd in sweet corn plants grown on a peat soil. Samples of maize plants were taken from nine maize fields in the village of Rasau Jaya 1, Rasau Jaya subdistrict, Kubu Raya district, West Kalimantan. The cultivars of sweet corn planted were Zea mays saccharata cultivar Bonanza and Zea mays saccharata cultivar Secada. Samples for roots, leaves, stems and panicles were taken at the stage of early grain filling. Grain samples were taken at the phase of fresh pod consumption. The Cd contents in the plant organ tissues were determined using dry ashing method. The  results showed that the distribution of Cd in plant organs of sweet corn cultivars Secada and Bonanza follows the pattern of Cd in leaves > roots > grains > panicles > stems. The leaves contain the highest concentration of Cd, while the stems contain the lowest amount of Cd. The Cd concentration in leaves is about 3.5 times higher than that in grains, and 1.5 times higher than that in roots. The average Cd content in grains of sweet corn  is 0.037 mg kg-1, which is still below the safe limit of Cd content in grains allowed by the Standar Nasional Indonesia, i.e. 0.2 mg kg-1.