Claim Missing Document
Check
Articles

Application of Industrial Pollution Projection System Model to Estimate the Pollution Level of Industries in Surabaya Mulyarto, Aunur R.; Wijana, Susinggih; Wati, Iis Trisna
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 6, No 1 (2005)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.569 KB)

Abstract

This research was intended to use IPPS model for estimating industrial pollution load in Surabaya.  Descriptive-analytic method was chosen as the research methodology and consists of two main stages, i.e. classify industries base on the ISIC code and estimate pollution load of each industrial sector based on the number of employments’ variables.  Major data used are the annual industrial activities provided by BPS.  The data includes the name, addresses, main product and number of employees of the industries. The estimation has been carried out on six types of air pollutant, namely levels of SO2, NO2, VOC, CO, TSP, PM10 and two types of water pollutant (TSS and BOD). The result shows that the Chemical Producer N.E.C Industries are main contributor for the pollutant of SO2, NO2, and VOC, while TSP and PM10 are given mostly emitted by Oil and Fat Industries. On the other hand, the Soap, Cleaning Prep, Perfumery and Toilet Prep Industries are the main contributor for CO.  The BOD pollution load comes mainly from Pulp, Paper and Paperboard Industries and the TSS is contributed primarily by Iron and Steel Mills, Foundries, and Re-Rolling Industries.   Key Words: industrial pollution, pollution load
ANALISIS KUALITAS SIRUP JERUK BABY JAVA PADA STASIUN PROSES DAN PENDUGAAN UMUR SIMPAN SKALA PILOT PLANT Anggarapuri, Randy Yulidar; Wijana, Susinggih; Pranowo, Dodyk
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 19, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.833 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtp.2018.019.02.7

Abstract

ABSTRAKBuah jeruk merupakan salah satu buah yang berpotensi tinggi di Indonesia dengan hasil produksi menduduki peringkat ke-10 dunia. Varietas yang cukup banyak dibudidayakan yaitu jeruk manis baby java (Citrus sinensis). Jeruk diproduksi menjadi sirup dengan memperhatikan beberapa aspek, yaitu efektivitas proses terhadap penurunan kontaminasi mikroba dan masa simpan produk. Pengujian efektivitas proses dilakukan dengan mendeteksi kandungan mikroorganisme bahan setelah melewati tiap stasiun proses. Masa simpan produk diuji dengan metode Accelerated Shelf Life Time (ASLT) yang dioptimalkan dengan persamaan Arrhenius. Metode ini menggunakan faktor suhu penyimpanan sebagai penentu kecepatan reaksi kerusakan bahan. Adapun suhu penyimpanan yaitu 35 °C, 40 °C, dan 45 °C dengan parameter yang diamati yaitu total mikroba, kadar vitamin C, total padatan terlarut, dan pH. Hasil penelitian didapatkan bahwa proses produksi dapat secara signifikan menurunkan kandungan mikroba pada bahan dengan kandungan mikroba pada stasiun proses pertama dan akhir masing-masing sebesar 9.87x 102 CFU/ml dan 0 CFU/ml. Pendugaan masa simpan didapatkan pH memiliki energi aktivasi (EA) terendah sebesar 467.46 dengan pendugaan apabila sirup jeruk disimpan pada suhu 7 °C dapat bertahan hingga 42 hari. ABSTRACTOranges have high potential in Indonesia with 10th production in the world. The most varieties cultived was sweet orange baby java (Citrus sinensis). Citrus was produced to syrup by considering several aspects, process effectiveness to decrease microbial contamination and shelf life of the product. Process effectiveness assessment was determined by detecting the content of microorganisms in material after each process station. Product shelf life assessment was tested by using Accelerated Shelf Life Time (ASLT) method using Arrhenius equation. This method use factor of storage temperature as a determinant speed reaction of material defect. Product was stored in several temperature, 35 °C, 40 °C, and 45 °C. Parameters observed were total microbes, vitamin C contents, total dissolved solids, and pH. The results showed that the production process could significantly reduce microbial content in material, at first and final process stations were 9.87 x 102 CFU/ml and 0 CFU/ml, respectively. The assessment of shelf life was obtained that pH had the lowest activation energy (EA) is 467.46. The prediction of shelf life showed that the orange syrup can be stored for 42 days at 7 °C.
PENGARUH PERBEDAAN BAHAN DAN KONSENTRASI FIKSATOR PADA PEWARNAAN KAIN MORI BATIK MENGGUNAKAN ZAT WARNA ALAMI BIJI PINANG (Areca catechu L.) Rahmah, Nur Lailatul; Wijana, Susinggih; Susanti, Siti
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan 2017: PROSIDING SEMINAR NASIONAL FKPT-TPI 2017
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (25.875 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perbedaan bahan dan konsentrasi fiksator terhadap intensitas warna dan ketahanan luntur warna kain mori batik menggunakan pewarna alami biji pinang. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah bahan fiksator yaitu tawas, kapur tohor, dan tunjung. Faktor kedua adalah konsentrasi fiksator yaitu 10%, 15%, dan 20% (b/v). Hasil perlakuan terbaik menggunakan Multiple Attribut, yaitu perlakuan fiksator kapur tohor dengan konsentrasi 15% (b/v) dengan rerata nilai intensitas warna yaitu nilai L* (tingkat kecerahan) sebesar 40.2, nilai a* (warna merah) sebesar 19.55, dan nilai b* (warna kuning) sebesar 15.9. Hal tersebut menunjukkan bahwa proses fiksasi atau penguncian warna memberikan pengaruh besar terhadap nilai intensitas warna (L*, a*, dan b*). Rerata nilai uji ketahanan luntur warna terhadap gosokan kering dan gosokan basah menunjukkan nilai penodaan warna sebesar 8 (cukup) dan 21.5 (kurang). Rerata uji ketahanan luntur warna terhadap pencucian nilai stainning scale dan grey scale menghasilkan nilai yang sama sebesar 2.4 (cukup baik). Semakin rendah nilai GS dan SS maka ketahanan luntur warnanya semakin bagus (tidak mudah pudar). Kata kunci: Fiksasi, Intensitas warna, Ketahanan luntur. 
FORMULASI TEH CELUP FUNGSIONAL, PENGARUH JENIS TEH (HITAM DAN HIJAU) DAN PENAMBAHAN BUBUK KULIT BUAH MANGGIS Wijana, Susinggih; Sucipto, Sucipto; Wulandari, Meilinda
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan 2017: PROSIDING SEMINAR NASIONAL FKPT-TPI 2017
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (25.875 KB)

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mendapatkan formula campuran terbaik antara teh (hijau dan hitam)ditambah bubuk kulit manggis untuk meghasilkan produk teh antioksidan tinggi. Metode percobaan yangdigunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua factor, faktor pertama adalah jenis teh(teh hitam dan teh hijau) serta faktor kedua adalah proporsi bubuk kulit manggis yang ditambahkan (20,30, dan 40% b/b) dengan ulangan 3 kali. Analisis kualitas khemis produk meliputi kadar air dan aktivitasantioksidan, sedangkan uji organoleptik (warna, aroma dan rasa) dengan metode hedonic scale dengan jumlah panelis agak terlatih sebanyak 25 orang. Data yang diperoleh dilanjutkan dengan Anova dan ujibeda dengan  metode Duncan’s multiple range test (DMRT) dan data organoleptik diuji dengan ujiFriedman, apabila menunjukkan beda nyata dilanjutkan uji lanjut Friedman. Hasil percobaanmenunjukkan bahwa formula terbaik diperoleh pada teh dengan bahan baku jenis teh hitam sertapenambahan bubuk kulit manggis sebanyak 20% b/b. Dengan karakteristik kualitas kadar air 5,65%, dannilai IC50  62,87 ppm. Produk teh hasil formulasi tersebut  memenuhi syarat mutu SNI 03-3836-2012. Kata kunci: formulasi, teh, kulit manggis, antioksidan
Production Process Analysis of Baby Java’s Orange Syrup in Pilot Plant Scale Wijana, Susinggih; Citraresmi, Ardaneswari Dyah Pitaloka; Dewanti, Beauty S. Diah; Pranowo, Dodyk; Perdani, Claudia Gadizza; Rahmah, Nur Lailatur
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 17, No 3 (2016)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1364.101 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi produksi sirup jeruk baby java pada skala pilot plant. Jeruk baby java merupakan salah satu varietas jeruk yang cocok sebagai bahan pembuatan minuman. Buah ini memiliki rasa manis, vitamin C 48% dan kadar air 80-90%. Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, masih memiliki 25% total jeruk hasil panen yang tidak bisa terjual karena subgrade. Salah satu diversifikasi pengolahan kualitas subgrade adalah produksi sirup. Produksi skala pilot plant merupakan tahapan pengolahan sirup untuk mendapatkan data tentang neraca massa proses produksi, rendemen, dan stabilitas mutu fisik, kimia, organoleptik yang kemudian dapat digunakan pada impelementasi skala industri. Proses produksi sirup jeruk baby java skala pilot plant ini membutuhkan jeruk 73,51 kg yang menghasilkan sari buah 32,12 kg. Konsentrasi bahan tambahan yang digunakan adalah fruktosa 100% dari 25 liter sari buah (32,12 kg), sukrosa 50%, asam sitrat 2% dan CMC 1%. Proses produksi dibagi kedalam tiga stasiun, yaitu stasiun preparasi, stasiun ekstraksi, dan stasiun pemasakan. Produk kemudian di uji stabilitasnya menggunakan sampel pembanding, yaitu produk komersial. Produksi sirup skala Pilot plant dengan kapasitas bahan baku sari buah 25 liter membutuhkan waktu produksi selama 1.042 menit. Pemasakan sari buah dengan suhu 80oC membuat bahan menerima panas selama 95 menit. Produk yang dihasilkan merupakan sirup dengan pH 3,43, zat padat terlarut 55,1oBrix, viskositas 29 cP, total gula 54,46% dan vitamin C 0,23%. Rendemen yang dihasilkan sebanyak 79,63%. Berdasarkan hasil uji organoleptik, sirup jeruk baby java skala pilot plant tidak memiliki perbedaan yang nyata terhadap parameter warna sirup, rasa sirup dan pengenceran, serta aroma sirup produk komersial.
ANALISIS KUALITAS DAN UJI ORGANOLEPTIK MINUMAN BUAH NANAS QUEEN (ANANAS COMOSUS (L) MERR.) Nuraeni, Yustita; Wijana, Susinggih; Susilo, Bambang
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 20, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.16 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtp.2019.020.01.7

Abstract

ABSTRAK Indonesia merupakan salah satu penghasil nanas di dunia, dan pada tahun 2013 produksinya menempati urutan ke-5 dunia. Sentra produksi nanas Jawa Timur berada di Kabupaten Kediri dan Kabupaten Blitar, dan varietas yang umum ditanam adalah Queen, namun 10-15% panen berupa nanas grade C yang memiliki ukuran terkecil, dibandingkan grade lainnya. Pada penelitian ini nanas Queen grade C diolah menjadi minuman buah, dibandingkan kualitasnya dengan produk sejenis yang diolah dari nanas Queen grade B menggunakan analisis komparatif t-test independent, dan dibandingkan pula dengan regulasi dari BPOM. Uji sifat organoleptik minuman buah nanas Queen grade C menggunakan acceptance test just-about-right-scale (JARS) yang dikombinasikan dengan overall acceptibilty. Hasil analisa t-test independent menunjukkan bahwa seluruh nilai thitung pada rentang nilai (-) 4.604 sampai dengan (+) 4.604 sehingga H0 diterima, yang berarti tidak ada perbedaan nilai rata-rata kualitas antara minuman buah nanas Queen grade C dengan minuman buah nanas Queen grade B. Persentase sari buah pada minuman buah nanas Queen grade C telah memenuhi kategori sebagai minuman buah BPOM. Hasil uji organopleptik menunjukkan bahwa atribut sensori pada minuman buah nanas Queen dinilai telah tepat dan tidak memerlukan perubahan komposisi bahan baku dan bahan tambahanABSTRACTIndonesia is one of the pineapple producers, ranked fifth in the world. Kediri and Blitar are the centres of pineapple production in east Java regencies, and the most variety planted is queens. However 10- 15% of the plants are pineapple class C, which is categorised as the smallest size of pineapple in Indonesia. In this study, the Queen C grade pineapple was processed into fruit drinks, compared with its quality with similar products processed from Queen B using comparative analysis t-test independent, and also compared with regulation from BPOM. Organoleptic test of pineapple Queen grade C drink using A acceptance test just-about-right-scale (JARS) combined with overall acceptibilty. The result of t-test independent analysis showed that all tc values between (-) 4.604 to (+) 4.604 thus H0 are accepted, which means that there is no difference quality mean value between pineapple Queen grade C drink and grade B drink. The percentage of fruit juice in pineapple Queen grade C drink has been categorized as BPOM fruit drink. The organopleptic test results showed that the sensory attributes of pineapple Queen grade C drink were considered appropriate and does not require changes in the composition of raw material and other ingredients
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PRODUKSI SETUP BUAH NIPAH PADA SKALA INDUSTRI KECIL MENENGAH (IKM) Dewi, Ika Atsari; Effendi, Usman; Wijana, Susinggih; Sari, Dwi Novanda
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 20, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.33 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtp.2019.020.01.3

Abstract

ABSTRAKTanaman nipah memiliki banyak manfaat dan berpotensi untuk dikembangkan. Diversifikasi produk berupa setup buah nipah dapat dijadikan salah satu alternatif untuk memaksimalkan peningkatan nilai ekonomis tanaman nipah. Penelitian ini bertujuan mengetahui kelayakan finansial produksi setup buah nipah pada skala Industri Kecil dan Menengah (IKM). Analisis kelayakan finansial yang dilakukan terdiri dari perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), efisiensi usaha (R/C ratio), Break Event Point (BEP), dan Payback Period (PP). Harga Pokok Produksi (HPP) setup buah nipah sebesar Rp 5192 dengan harga jual Rp7.300,00 per kemasan. Net Present Value (NPV) sebesar Rp4.408.799.785,00. Internal Rate of Return (IRR) sebesar 10.44%. Efisiensi usaha (R/C ratio) sebesar1.44. Untuk mencapai Break Even Point (BEP), tingkat penjualan harus sebesar 797.851 cup atau senilai Rp 5.800.371.040, serta payback period selama 1 tahun 8 bulan. Berdasarkan perhitungan finansial yang dilakukan, disimpulkan bahwa produksi setup buah nipah layak dilakukan. ABSTRACTThe availability of nypa fruit in Indonesia has the potential to be developed. In order to maximizethe increasing economic value of nypa plants, it is necessary to make a diversification product with high economic value, such as the production of nypa punch drink. The aim of the research is to etermine the financial feasibility of nypa punch drink production on Small and Medium Scale Enterprise (SME). Financial feasibility analysis include Cost of Goods Manufactured (CoGM), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), business efficiency (R/C ratio), Break Event Point (BEP), and Payback Period (PP). The Cost of Goods Manufactured (CoGM) of nypa punch drink is Rp5.192,00 with the selling price of Rp7.300,00 per cup. Net Present Value (NPV) is Rp 4408799785. Internal Rate of Return (IRR) is 10.44%. Business efficiency (R/C ratio) is 1.44. Break Even Point (BEP) is achieved at the selling rate of 797.851 cups or equivalent to Rp5.800.371.040,00 and the Payback Period is about 1 year and 8 months. Based on the financial calculations performed, it can be concluded that the production of nypa punch drink is feasible.
Analisa Komparatif Sifat Fisikokimia Sari Buah dan Konsentrat Sari Buah Antara Hasil Olahan Nanas (Ananas comosus (L) Merr.) Varietas Queen Grade C dan Grade B Yustita Nuraeni; Susinggih Wijana; Bambang Susilo
Jurnal Pertanian Terpadu Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Pertanian Terpadu Jilid VII Nomor 1 Juni 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36084/jpt..v7i1.166

Abstract

Pineapple plantations around Mount Kelud are pineapple producing centers in East Java. The most commonly planted is Queen, but 10-15% of the harvest is grade C which is smaller than other grades. This study aims to analyze the properties of the juice and juice concentrate of the pineapple Queen varieties grade C, and comparing it with those processed from grade B to determine whether or not there are differences in product properties. In the method, the products are first made, analyzed for their physicochemical properties, and compared using a comparative analysis t-test independent. Physicochemical analysis of juice made from grade C and grade B, results average value of TPT, water content, total sugar, total acid, viscosity, color La*b*, respectively: 15,90obrix and 15,97obrix; 83.27% and 83.73%; 14.98% and 13.96%; 1.01% and 1.08%; 5.00 cP and 2.33 cP; 23.63 and 23.73; 6.17 and 6.20; 9.53 and 9.03. The average of that properties in juice concentrate made from grade C and grade B, respectively: 63.40obrix and 63.57obrix; 31.80% and 33.53%; 57.95% and 61.39%; 2.63% and 2.50%; 293,00cP and 211,33cP; 25.93 and 25.27; 8.00 and 7.57; 13.33 and 12.57. The results of the t-test independent shows that all the tcount between (-) 4.604 to (+) 4.604 so that ho is accepted, which means there is no difference in the average physicochemical properties of pineapple juice Queen varieties grade C and grade B, and there is no difference in the average physicochemical properties of pineapple juice concentrate Queen varieties grade C and grade B
ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIAL PENDIRIAN UNIT PENGOLAHAN LIMBAH TEMPURUNG KELAPA (ASAP CAIR DAN KARBON AKTIF) Reni Andayani; Susinggih Wijana; Arie Febrianto Mulyadi
Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Department of Agro-industrial Technology, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.57 KB)

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan teknis dan finansial dari produksi asap cair dan karbon aktif tempurung kelapa. Bahan dasar yang digunakan adalah tempurung kelapa. Asap Cair memiliki banyak manfaat untuk mengawetkan bahan makanan. Selain itu digunakan sebagai koagulan lateks dan juga pada kayu yang diolesi asap cair mempunyai ketahanan terhadap serangan rayap. Karbon aktif banyak digunakan pada industri pengolahan air minum, industri gula, industri obat-obatan dan masih banyak sekali penggunaan karbon aktif di industri-industri lainnya. Pada umumnya karbon aktif digunakan sebagai adsorben. Hasil penelitian diperoleh kelayakan dari aspek teknis meliputi letak geografis industri yaitu di Sulawesi Utara khususnya kabupaten Minahasa Selatan, potensi bahan baku yang memadai, kadar fenol asap cair 1720 mg/L, rendemen asap cair 1,21% dan pH asap cair 4. Perlakuan aktivasi H3PO4 pada karbon aktif kadar air 3,39 %, daya serap terhadap iodine 1.196,05 mg/g, rendemen 26,67 %, kapasitas produksi sebesar 1,5 ton/hari yang dapat terpenuhi dan pemilihan teknologi yang sesuai. Kelayakan dari aspek finansial meliputi produk karbon aktif tempurung kelapa diperoleh HPP Rp 191.502/unit, harga jual Rp 268.103/unit, BEP 871 unit atau senilai Rp 233.436.408, dan untuk produk asap cair diperoleh HPP Rp 63.834/unit, harga jual Rp 89.368/botol, BEP 2.613 unit atau senilai Rp 233.436.408,sedangkan Net B/C, payback period, NPV,IRR karbon aktif dan asap cair adalah Net B/C 3,51, payback period 1 tahun 7 bulan 25 hari, NPV sebesar Rp 2.530.131.712, IRR sebesar 90,98%.Kata kunci: Analisa Kelayakan, Asap Cair, Karbon Aktif, Tempurung KelapaAbstract This research aims to know the financial and technical feasibility of the production of liquid smoke coconut shell and activated carbon. Liquid smoke has many benefits, among others, can be used to preserve foodstuffs. In addition it is used as a coagulant and also latex on wood that smeared the liquid smoke has a a termite attack resistance. Activated carbon has many uses in water processing industry, sugar industry, medicine industry and the other industry. Generally, activated carbon is used as adsorbant. The research results obtained the feasibility of technical aspects include the geographic location of industries in North sulawesi, adequate raw materials potential, concentration of phenol liquid smoke 1720 mg/l, yield liquid smoke 1.21% and the pH of the liquid smoke 4. H3PO4 activation in activated carbon has 3,39% moisture content, 1.196,05 mg/g Iodine adsorption capacity, 26,67% yield, annual production capacity of 1,5 tons/day, which can be met and the appropriate technology selection. While the financial aspects of feasibility for the production of activated carbon obtained production basic price Rp 191.502/units, the selling price of Rp. 268.103//units, break even point 871 units or Rp. 233.436.408 and for the production of liquid smoke obtained the cost of production Rp. 63.834/ units, the selling price of Rp. 89.368/ bottle, break even point 2.613 units or worth Rp. 233.436.408, While benefit / costæ, payback period, net present value and internal rate of return activated carbon and liquid smoke : benefit / costæ 3,51, Payback Period 1 Years 7 Month 25 Days, Net Present Value Rp 2.530.131.712 And Internal Rate Of Return 90,98%.Keywords: Activated Carbon, Coconut Shell, Feasibility Study, Liquid Smoke.
PENDUGAAN UMUR SIMPAN MINUMAN SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) BERDASARKAN PARAMETER KERUSAKAN FISIK DAN KIMIA DENGAN METODE ACCELERATED SHELF LIFE TESTING (ASLT) Subarkah Arif; Susinggih Wijana; Arie Febrianto Mulyadi
Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Department of Agro-industrial Technology, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.423 KB)

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi umur simpan dari minuman sari buah sirsak yang dihasilkan unit usaha ABEC berdasarkan kerusakan fisik dan kimia dengan metode Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) dengan model persamaan Arrhenius. Pengujian yang dilakukan meliputi penerimaan garis skala uji (warna, rasa, aroma, penampilan) terhadap 15 panelis dan analisis terhadap vitamin C, kecerahan warna , total asam dan pH setiap 5 hari selama 1 bulan dalam inkubator bersuhu 30oC, 35oC dan 40oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sari buah sirsak perhitungan umur simpan menggunakan metode Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) dan uji organoleptik selama penyimpanan pada suhu 30oC, 35oC dan 40oC adalah 3,8 bulan, 2,8 bulan dan 2,1 bulan.Kata kunci: Sari Buah Sirsak, Umur Simpan, Accelerated Shelf Life TestingAbstract This study aims to obtain a shelf life of soursop juice drink produced ABEC business units based on physical and chemical damage using the method of Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) with Arrhenius equation models. The tests performed included the line acceptance test scale (color, flavor, aroma, appearance) by panelis and analysis of vitamin C, color brightness, total acid and pH every 5 days for 1 month in an incubator temperature of 30oC, 35oC and 40oC.The results showed that the soursop juice shelf life calculations using the method of Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) with the Arrhenius model approach and organoleptic tests during storage at a temperature of 30oC, 35oC and 40oC was 3.8 months, 2.8 months and 2.1 monthsKeyword: Soursop juice, Shelf Life, Accelerated Shelf Life Testing (ASLT)
Co-Authors A.A. Ketut Agung Cahyawan W Abi Karami Aditya Nugroho Agung Sugeng Widodo Agus Budiarto Anggarapuri, Randy Yulidar Ardaneswari Dyah Pitaloka Citraresmi Arie Febrianto Mulyadi Arif Hidayat Ary Mustofa Ahmad Atikah, Husna Aulani'am Aulani'am Aunur Rofiq Mulyarto Austria, Cesar Oliver Azimmatul Ihwah Balbeid, Merlya Bambang Susilo Beauty Suestining Diyah Dewanti Budi Waluyo Claudia G. Perdani Claudia Gadizza Perdani Claudia Gadizza Perdani, Claudia Gadizza Danniary Ismail Faronny Dedik Ansory Dodyk Pranowo Dodyk Purnomo Dwi Setijawati Effendi, Mas'ud Effendi, Masud Elina Habibah Endah Kusumaningsih Erly Wahyuningtyas Erni Dwi Puji Setyowati, Erni Dwi Puji Fajar Aditya Fanani, Muchammad Faronny, Danniary Ismail Fitri Alwi Azizah Fitri Nurmaysta Sari Hendro Risdianto Iis Trisna Wati Ika Atsari Dewi Ika Ningsih Imam Santosa Imam Santoso Imam Santoso Indha Wahyuningrum Irnia Nurika Kartikaningrum, Widhistya Kusumawati, Anggraeni Dwi Laylatul Laurieka Fajrin M. Y. Taslimah Mega Permata Nareswari Miftahus Sa’adah Mingming Zhu Mochamad Andhy Nurmansyah Muhammad I. Febrianata Muhammad Syukur Sarfat Mulia, Essa Noer Bhakty Muliawati, Delia Mustika Hermayanti Nasrul Nastain Nia Amalia Saputra Noor Hamdani Nur Hidayat Nur Lailatul Rahmah Nur Lailatul Rahmah Nur Lailatur Rahmah, Nur Lailatur Nuraeni, Yustita Padang, Raindita Panji Deoranto Pratama, Muhammad Fhikri Yudha Rahma, Novita Ainur Reni Andayani Retno Astuti Rheysa Permata Sari Ridlo, Mahmuddin Rina Catur Romantika Rohma, Rohma Sari, Dwi Novanda Satria Bagus Pratama Setiawan, Romy Setyawan, Hendrix Yulis Siti Asmaul Mustaniroh Siti Insyirah Fadhilah Siti Susanti, Siti Soemarjo Soemarjo Sri Kumalaningsih Sri Suhartini Sri Suhartini, PhD Subarkah Arif Subekti, Indah Fitriana Sukardi Sukardi Suryanegara, Lisman Susanto, Sigit Susilo, Anggun Trisnanto Hari Titik Harnawi Usman Effendi Wendra G. Rohmah, Wendra G. Widelia Ika Putri Widya D R Putri Widya Dwi Rukmi Putri Widya Hari Pratiwi Wigbertus Ngabu Wulandari, Meilinda Yanuanda Arifiandini Yustita Nuraeni Zhijian Wan