Claim Missing Document
Check
Articles

Antara Dekat dengan Tuhan dan Raja: Makna Al-Muqarrabun dalam Al-Qur’an Syafrudin, Syafrudin; Zailani, Zailani; Zulkifli, Zulkifli; Hanafi, Imam
Jurnal An-Nur Vol 12, No 1 (2023): Jurnal An-Nur Juni 2023
Publisher : UIN SUSKA RIAU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/an-nur.v12i1.20791

Abstract

Artikel ini membahas tentang al-Muqarrabun dalam al-Qur’an, merupakan istilah dekat atau orang-orang yang didekatkan kepada Allah, mereka adalah orang-orang terdepan dalam keimanan, ketaatan, dan amal-amal saleh. Al-Muqarrabun dalam al-Qur’an terbagi kepada dua macam pengertian yaitu mereka yang dianggap dekat dengan Allah, dan mereka yang dianggap dekat kepada raja. Dekat dengan Allah terbagi menjadi dua kelompok, yaitu malaikat dan manusia beriman yang taat kepada Allah. Kata Al-Muqarrabun disebutkan sebanyak delapan kali dalam enam surah. Mereka Yang dekat dengan Allah ialah malaikat muqarrabun; QS. An-Nisa’ 4:172 dan QS. Al-Mutaffifin 83: 21 karena kedudukan mereka yang dekat dengan Allah. Kelompok manusia pilihan yang dikalangan orang-orang yang beriman yang disebut muqarrabun ialah Nabi Isa QS. Ali Imran 3: 45 dan para Al-Sabiqun QS. Al-Waqi’ah 56: 11. Mereka yang dekat kepada Allah yang minum dari mata air di dalam surga QS Al-Muthafiffin 83 :28. Mereka yang dianggap dekat dengan raja pada dua ayat yaitu QS. Al-A’raf 7:114 dan QS. Asy Syu’ara 26: 42 yang menerangkan tentang tukang-tukang sihir raja fir’aun.
UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA MELALUI KEBIASAAN MEMBACA ALQURAN DI SEKOLAH SATIT PHATNAWITYA Arrapi Harahap, M. Syahrin; Zailani, Zailani
JURNAL ILMIAH EDUNOMIKA Vol. 8 No. 2 (2024): EDUNOMIKA
Publisher : ITB AAS Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29040/jie.v8i2.13033

Abstract

Fenomena yang sering terjadi di masyarakat dan lingkungan sekolah adalah mayoritas dari mereka memiliki kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional yang tinggi, namun belum memiliki prilaku yang baik. Maka , dengan menjadikan membaca Al-Quran sebagai kebiasaan, mereka bisa menyadari bahwa kecerdasan spritual penting untuk menciptakan prilaku yang baik, sehingga dapat melahirkan generasi yang berpotensi dan memiliki kecerdasan spritual yang tinggi dalam bertingkah laku. Begitupun sekolah shatit phatna witya di yala, thailand untuk meningkatkan kecerdasan spiritual siswa, guru melaksanakan kegiatan membaca Al-Quran sebagai kebiasaan. Penelitian ini untuk mengetahui bentuk upaya guru dalam meningkatkan kecerdasan spiritual siswa di sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya keberhasilan atas upaya yang telah dilakukan dalam meningkatkan kecerdasan spiritual siswa melalui kebiasaan membaca Al-Quran, hal ini dapat dilihat dari sudut pandang spiritual keagamaan, sosial-kegamaan, dan etika keagamaan dalam kriteria yang baik.