Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Evaluasi Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Berdasarkan Kematangan Digital Di Dinas Kesehatan Affan, Auf; Hasanbasri, Mubasysyir; Sanjaya, Guardian Yoki
Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat Vol 8, No 3 (2023)
Publisher : Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jisph.83868

Abstract

Latar Belakang: Salah satu target Sustainable Development Goals yaitu penurunan Angka Kematian Ibu hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Tahun 2021 tercatat 42 kasus kematian ibu di Kabupaten Bantul, dan merupakan kasus tertinggi dalam lima tahun terakhir. Peraturan Bupati Bantul nomor 38 tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi di Kabupaten Bantul, fasyankes berkewajiban melakukan pencatatan dan pelaporan pada sistem informasi kesehatan ibu dan anak, serta website kesehatan keluarga. Pemanfaatan sistem infromasi dapat mengantisipasi keterlambatan penanganan ibu hamil dan nifas. Salah model evaluasi sistem yaitu penilaian tingkat kematangan digital untuk mengidentifikasi gap serta menentukan rencana perbaikan menggunakan kerangka kerja Stages of Continuous Improvement (SOCI).Tujuan: Mengidentifikasi pencatatan dan pelaporan sistem informasi kesehatan ibu dan anak berdasarkan kematangan digital, kualitas data, serta pemanfaatan informasi guna pengambilan keputusan mendukung program penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, menggunakan rancangan studi kasus dengan metode analisa kualitatif. Subyek penelitian ditentukan dengan purposive sampling berjumlah 9 (sembilan) orang terdiri dari pemangku kepentingan, pengelola sistem informasi, pengelola sistem informasi kesehatan ibu dan anak, serta bidan puskesmas di lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul.Hasil: Nilai rata-rata DMI di Dinas Kesehatan Bantul yaitu 2,36, sehingga masuk dalam rentang level 2 (repeatable). Komponen kepemimpinan dan tata kelola, regulasi masih sebatas melakukan pencatatan dan pelaporan, belum ada sanksi bagi faskyankes yang tidak melakukan input data. Komponen manajemen sumber daya, masih miminnya SDM dengan latar belakang IT serta keterbatasan anggaran pengembangan sistem. Komponen infrastruktur pendukung TIK, akses SIPIA yang seringkali mengalami kendala. Komponen standar dan interoperabilitas data, aplikasi SIPIA belum terintegrasi dengan sistem lainnya. ID unik, master data fasilitas pelayanan kesehatan dan registrasi tenaga kesehatan yang ditetapkan kemenkes belum diimplentasikan. Kualitas dan penggunaan data SIPIA masih belum bagus. Masih terdapat duplikasi data, kelengkapan pengisian modul yang kurang, serta adanya perbedaan data antara SIPIA dan webkesga. Pemanfaatan data oleh pemangku kebijakan diluar sektor kesehatan masih kurang. Aplikasi SIPIA dinilai relevan, dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.Kesimpulan: Integrasi SIPIA dengan aplikasi lain dengan cara bridging menggunakan prinsip interoperabilitas, serta penguatan komitmen bagi tenaga kesehatan di faskes dan penangku kebijakan untuk mencapai ketersediaan data yang akurat, relevan, dan tepat waktu.  
Strategi Perencanaan Anggaran Untuk Memperkuat Sistem Informasi Kesehatan Berdasarkan Maturitas Digital Di Dinas Kesehatan Hamdiah, Irma; Hasanbasri, Mubasysyir; Sanjaya, Guardian Yoki
Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat Vol 8, No 3 (2023)
Publisher : Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jisph.83869

Abstract

Latar Belakang: Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang kuat merupakan salah satu building block penting untuk ketahanan sistem kesehatan. Dalam rangka menuju penguatan transformasi teknologi kesehatan, diperlukan suatu upaya agar dapat menghasilkan gambaran kondisi maturitas sistem informasi yang diterapkan di berbagai provider pelayanan kesehatan, salah satunya dinas kesehatan. Penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang ada saat ini perlu diidentifikasi apakah telah berjalan sesuai dengan standar melalui penilaian tingkat kematangan digital. Dengan mengikuti peta jalan yang diinformasikan oleh penilaian kematangan digital dapat menjadi salah satu metode yang strategis dalam upaya mengembangkan agenda kesehatan digital di Indonesia terutama di lingkup subnasional. Gambaran tingkat kematangan digital sistem informasi kesehatan (SIK) untuk menetapkan tujuan tingkat maturitas dan mengembangkan rencana perbaikan berkelanjutan SIK di masa depan. Tujuan: Mengidentifikasi kesenjangan penyelenggaraan SIK melalui penilaian kematangan digital di Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan cara kualitatif untuk memperoleh dan mengolah data, yaitu melalui pengisian kuesioner, wawancara mendalam (in-depth interview). Instrumen yang digunakan diadopsi dari Framework SOCI. Hasil: Rata-rata kematangan digital Dinkes Kukar berdasarkan 5 komponen SOCI yaitu 2,35. Komponen A Kepemimpinan dan Tatakelola 2,00; komponen B Manajemen Sumber Daya SIK 2,17; komponen C Infrastruktur TIK Pendukung 2,78; komponen D Standar dan Interoperabilitas 2,72; dan komponen E Kualitas dan Penggunaan Data pada level 2,07. Jika dibandingkan dengan hasil konsensus nasional maturitas digital level makro, rata-rata kematangan digital Dinkes Kukar masih dibawah nilai konsensus Kemenkes RI. Kesimpulan: Kematangan digital pada level subnasional memiliki karakteristik masing-masing sesuai kemampuan manajemen penyelenggaraan SIK di daerah. Sehingga strategi perencanaan anggaran perlu menyesuaikan kemampuan sumber daya yang dimiliki organisasi dinas kesehatan kabupaten.
Analisis Kesiapan Penggunaan Rekam Medis Elektronik dI Instalasi Rawat Jalan RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Ramadhan, Devi Emrianti; Permanasari, Adhistya Erna; Sanjaya, Guardian Yoki
Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat Vol 9, No 1 (2024)
Publisher : Divisi SIMKES, HPM, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jisph.86493

Abstract

Latar belakang: Semakin berkembangnya transformasi digital di dunia kesehatan, pemerintah menuntut seluruh fasilitas layanan kesehatan terutama rumah sakit untuk mengimplementasikan rekam medis elektronik sebagai upaya dalam mempermudah pelayanan Kesehatan. Di RSUD Bahteramas sendiri dalam proses implementasi rekam medis elektronik di instalasi rawat jalan yang tentunya banyak hal yang perlu dipersiapkan seperti kesiapan sumber daya manusia, infrastruktur, tata kelola kepemimpinan dan budaya kerja organisasi. Tingkat kesiapan suatu fasilitas pelayanan Kesehatan dalam implementasi rekam medis elektronik perlu dilakukan agar bisa membantu dalam mengoptimalisasi penerapan rekam medis elektronik. pengukuran kesiapan penerapan rekam medis elektronik di RSUD Bahteramas menggunakan Electronic Health Record (EHR) Assessment and Readiness Starter Assessment oleh Doctor’s Office Quality-Information Technology (DOQ-IT).Tujuan : Menganalisis kesiapan RSUD Bahteramas dalam menerapkan rekam medis elektronik di instalasi rawat jalan.Metode: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi mengukur tingkat kesiapan penerapan rekam medis elektronik di instalasi rawat jalan menggunakan EHR Assessment and Readiness Starter Assessment oleh Doctor’s Office Quality-Information Technology (DOQ IT). Informan dalam penelitian ini berjumlah 11 orang.Hasil: Hasil analisis dalam penerapan rekam medis elektronik di RSUD Bahteramas dinilai cukup siap, dilihat dari beberapa area penilaian diantaranya sumber daya manusia berada pada range II, budaya kerja organisasi berada pada range III, tata Kelola kepemimpinan berada pada range III dan infrastruktur berada pada range III. Akan tetapi masih diperlukan perhatian seperti penambahan komputer dokter, perbaikan jaringan serta keterlibatan pasien dalam mendukung penerapan rekam medis elektronik.Kesimpulan: Secara keseluruhan kesiapan penerapan rekam medis elektronik di RSUD Bahsteramas berada pada range II dalam interpretasinya menunjukkan bahwa, ada kemampuan yang baik di beberapa komponen kesiapan, namun ada pula beberapa kelemahan di beberapa komponen, sehingga diperlukan identifikasi dan antisipasi lebih lanjut pada komponen yang lemah, agar implementasi bisa tetap berjalan baik.
Strategy to Improve Electronic Medical Certification of Cause of Death at Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, Indonesia Meilia, Putri Dianita Ika; Djasri, Hanevi; Sanjaya, Guardian Yoki
JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) Vol. 13 No. 2 (2024): August 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jmmr.v13i2.420

Abstract

Proper death certification has broad medical and public health benefits. Therefore, death certificates should be completed accurately according to the medical certification of cause of death (MCCD) scheme. To improve the data quality of MCCD, Rumah Sakit Persahabatan (RSP) has implemented an electronic form (e-SMPK) since 2023. Although equipped with a user manual and coordination support system, incomplete and inaccurate e-SMPKs are still found. This study aims to identify interventions that can improve the quality (completeness and accuracy) of e-SMPK in RSP using one action research cycle consisting of 4 stages, i.e., diagnosing, planning, taking, and evaluating action. Qualitative data was collected through focused group discussions and field observations. Quantitative data was collected by comparing the completeness and accuracy of e-SMPKs before and after the intervention agreed upon with the participants. Triangulation of the data was carried out to maintain the credibility of the research. This study found that obstacles to e-SMPK consist of system and regulatory factors, skills, practical tools, and processes. Interventions are implemented by adjusting regulations, providing guidance and training, revising electronic forms, improving coordination, and facilitating consultation and verification to overcome obstacles. An increase in the completeness and accuracy of filling in the e-SMPK elements was obtained, most of which were statistically significant.
Development of Aplikasi Satu Data Kesehatan (ASDK) on key performance indicator of District Health Office of Kulon Progo using District Health Information Software 2 (DHIS2) Guardian Yoki Sanjaya; Dini Prasetyawati; Rio Aditya Pratama; Vivi Ninda Sutriana; Lutfan Lazuardi; Mohammad Yusuf Setiawan; Beni Mulyadi Sutaryana; Titi Supriati
Journal of Community Empowerment for Health Vol 7, No 3 (2024)
Publisher : Faculty of Medicine, Public Health, and Nursing, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jcoemph.93829

Abstract

Introduction: Many health applications have been developed at various levels, including primary care, hospitals, district and provincial health offices, private sectors, and the national level, resulting in the fragmentation of health data at the primary health center level. Assisted by Department of Health Policy and Management, Faculty of Medicine, Public Health, and Nursing, Universitas Gadjah Mada, Aplikasi Satu Data Kesehatan (ASDK) Kulon Progo, based on an open-source technology District Health Information Software 2 (DHIS2) was used to mitigate health data fragmentation in District Health Office of Kulon Progo that has been struggled since 2018 to integrate several routine health data from different programs. Methods: The activity focused on integrating routine data from the nutrition program, maternal and child health program, and immunization to create an ASDK Kulon Progo dashboard for the 2021-2022 period based on various levels. The steps taken to continue this integration into the ASDK included analyzing needs, identifying routine program data, compiling blueprint data, preparing metadata, monitoring, importing routine program data, analyzing and vizualizing it according to the needs of each program.Results: Several metadata have been established on ASDK Kulon Progo based on activities conducted from April to December 2022. These metadata include data elements and indicators featured in six health dashboards. Furthermore, various forms of data visualization, such as pivot tables, charts, and maps have been compiled and integrated into the health dashboards on ASDK Kulon Progo. Conclusion: As a system developed to support monitoring and evaluation activities, six ASDK Kulon Progo dashboards have been arranged based on integrating various health data from cross-program within the District Health Office of Kulon Progo. Support and supervision are required to sustain the implementation of ASDK Kulon Progo. 
TANTANGAN PENERAPAN REKAM MEDIS ELEKTRONIK UNTUK UNIT RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT Endah Rusdiana; Guardian Yoki Sanjaya
Journal of Health Service Management Vol 27 No 3 (2024)
Publisher : Departemen of Health Policy and Management, Faculty of Medicine, Public Health, and Nursing, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Jl. Farmako Sekip Utara Yogyakarta 55281 Telp 0274-547490

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpk.v27i3.15871

Abstract

Latar belakang: Penerapan RME dapat mempermudah pekerjaan, mempercepat pencarian data, dan memudahkan pertukaran informasi. Untuk mencapai manfaat jangka panjang dari sistem RME, rumah sakit perlu memperhatikan faktor utama yaitu manusia sebagai pengguna, organisasi, dan teknologi. Tujuan: Mengevaluasi penerapan Rekam Medis Elektronik di unit Rawat Jalan RSU Purbowangi, dan potensi permasalahan yang dihadapi dengan mempertimbangkan faktor manusia, organisasi dan teknologi. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Kerangka HOT Fit digunakan untuk mengevaluasi penerapan RME rawat jalan di RSU Purbowangi pada bulan Mei-Juni 2024. Penelitian ini melibatkan 18 orang staf pengguna RME di rumah sakit secara purposif. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi terkait penerapan Rekam Medis Elektrronik. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan RME belum sepenuhnya meningkatkan kualitas layanan, belum dapat dimanfaatkan untuk pelaporan dan evaluasi kualitas pelayanan, serta belum dapat meningkatkan efisiensi dan patient safety. Masih terdapat beberapa hambatan antara lain tingkat penggunaan masih kurang, belum ada tata kelola organisasi IT, sarana dan prasarana yang belum memadai, dan pengembangan fitur belum maksimal. Kesimpulan: RME belum optimal digunakan di rumah sakit. Strategi dan perencanaan yang menyeluruh sangat dibutuhkan untuk meningkatkan penggunaan RME terutama pada pemenuhan infrastruktur, pelatihan, dan pembentukan unit IT agar manfaat dari RME dapat dimaksimalkan.
TANTANGAN INTEROPERABILITAS REKAM MEDIS : STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT SINGAPARNA MEDIKA CITRAUTAMA Wahyuni, Ida; Heryawan, Lukman; Sanjaya, Guardian Yoki; Prabowo, Tony
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 12, No 3 (2024): Desember 2024
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmki.12.3.2024.229-238

Abstract

Background: Health transformation in Indonesia is aimed at achieving one health data. Health data interoperability is the key to comprehensive health services. Integration can be done if a sistem is interoperable. This case study was conducted at a local government hospital in West Java Province. Concerning the vision of national interoperability, it is important to assess interoperability readiness.Objective: To explore the interoperability challenges of medical records in RSUD SMC Tasikmalaya.Method: A qualitative research design through in-depth interviews with 11 participants to explore the interoperability of medical records based on the framework of interoperability maturity aspects.Results: The interoperability of medical records at RSUD SMC is in the preparation phase. Device standardization as a sistem compatibility requirement has been implemented. Currently, hospitals are faced with technical interoperability challenges, both compliance with medical record data variables, sistem quality challenges, and medical record information quality, as well as data security in hospitals. For this reason, maturity support is needed in aspects of information technology leadership and governance to strengthen digital investment and vendor cooperation. The functionality of human resources in the implementation of information sistems through the support of human resource capacity building for front and back-end developers, medical record experts, and data engineers is in line with the strengthening of technology infrastructure. Conclusion: To improving  quality of the RME interoperability, management of the three aspects of leadership and governance, HR, and technology in hospitals is urgently needed for further strategies for organizational interoperability.
Implementasi Kebutuhan dan Uji Kelayakan Aplikasi SMARTHEALTH di Klinik Dokter Keluarga Korpagama Suryandari, Putri Indra; Hariyanto, Sunandar; Roeswara, Elsa Rossa; Sanjaya, Guardian Yoki
Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat Vol 9, No 2 (2024)
Publisher : Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jisph.72280

Abstract

Latar belakang: Penggunaan teknologi informasi memiliki pengaruh besar dalam pelayanan kesehatan. Upaya strategis perlu dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dengan memberikan informasi yang mendukung layanan kesehatan sesuai perkembangan teknologi. Klinik Dokter Keluarga Korps Pegawai Universitas Gadjah Mada (Korpagama) merupakan fasilitas kesehatan tingkat pertama yang melakukan pelayanan medis dasar. Sistem pendokumentasian kesehatan pasien di Klinik Dokter Keluarga Korpagama masih berbasis kertas dan berencana melakukan dokumentasi kesehatan pasien berbasis elektronik dengan mengimplementasikan aplikasi SMARTHEALTH. Aplikasi SMARTHEALTH sudah mampu melakukan proses bridging dengan P-Care. Saat ini, aplikasi SMARTHEALTH masih dalam proses pengembangan dan penyesuaian kebutuhan. Diperlukan uji coba untuk memastikan bahwa fungsi-fungsi tersebut dapat berjalan sebagaimana mestinya. Metode black box testing merupakan salah satu pengujian untuk unit terkecil berdasarkan modul yang dibuat apakah hasil dari pengujian tersebut sesuai dengan proses bisnis yang diinginkan.Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan desain penelitian action research. Tahapan action research dalam penelitian ini adalah diagnosing action, planning action, taking action, dan evaluating action.Hasil: Salah satu kebutuhan data yang perlu ada dalam Klinik Dokter Keluarga Korpagama adalah riwayat kesehatan keluarga pasien (Family Histories) dan penggunaan klasifikasi berdasarkan ICPC-2 karena Klinik Dokter Keluarga Korpagama merupakan klinik dokter keluarga. Peneliti membuat rancangan tampilan family histories, subjectif, assesment dan planning yang dapat menampilkan klasifikasi dan kodefikasi penyakit berdasarkan ICPC-2 dan ICD-10 secara otomatis pada saat user menginputkan diagnosis pada form pemeriksaan umum. Tim teknis DHIS 2 SIMKES UGM membuat sistem informasi sesuai dengan hasil analisis kebutuhan dan rencana penyelesaian masalah namun masih memerlukan beberapa perbaikan. Pada tahap evaluasi, pengujian terhadap aplikasi SMARTHEALTH dilakukan untuk menganalisis kesalahan dan jenis perbaikan yang akan dilakukan.Kesimpulan: SIMKlinik Dokter Keluarga Korpagama belum dapat diimplementasikan kepada pengguna karena masih terdapat beberapa form yang belum sesuai dengan kebutuhan pengguna. Sedangkan semua hasil pengujian test case berdasarkan fungsionalitas pada aplikasi SMARTHEALTH menujukkan tingkat kesesuaian dengan harapan
Analisis Penerimaan Sistem Informasi Rumah Sakit di Unit Rawat Inap RSUD Mas Amsyar Kasongan Kalimantan Tengah Alberto, Febry; Pertiwi, Ariani Arista Putri; Puspandari, Diah Ayu; Marthias, Tiara; Sanjaya, Guardian Yoki
Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat Vol 9, No 2 (2024)
Publisher : Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jisph.74087

Abstract

Latar Belakang: RSUD Mas Amsyar Kasongan merupakan salah satu rumah sakit di Provinsi Kalimantan Tengah yang baru mulai menerapkan SIMRS. Berdasarkan pengamatan awal dengan penanggung jawab SIMRS RSUD Mas Amsyar Kasongan masih terdapat kendala terkait niat menggunakan dan penggunaan SIMRS. Maka berdasarkan beberapa hal diatas peneliti tertarik untuk melihat penerimaan petugas medis di Unit Rawat Inap terhadap SIMRS di RSUD Mas Amsyar Kasongan, selain itu juga sejak penerapannya belum pernah dilakukan evaluasi secara mendalam terhadap pengguna di unit rawat inap oleh pihak manajemen rumah sakit.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penerimaan petugas pada unit Rawat Inap terhadap penerapan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMRS) dengan metode Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) di RSUD Mas Amsyar Kasongan.Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif non eksperimental dengan desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dan subyek penelitian sebanyak 77 responden untuk pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala likert. Teknik analisis data yang digunakan dengan three box method dan SEM-PLS.Hasil: Hasil analisis menggunakan teknik three box method bahwa dari seluruh variable yang diteliti bahwa penerimaan petugas unit rawat inap RSUD Mas Amsyar Kasongan terhadap SIMRS berada dalam kategori baik. Dan berdasarkan analisis SEM-PLS menunjukan faktor performance expectancy dengan P-value 0,145 dan effort expectancy dengan P-value 0,254 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap niat menggunakan SIMRS (behavioral intention) akan tetapi faktor social influence dengan P-value 0.018 dan self efficacy dengan P-value 0.025 berpengaruh secara signifikan terhadap niat menggunakan SIMRS (behavioral intention) sedangkan pada penggunaan SIMRS (Use Behaviour) dipengaruhi secara signifikan oleh facilitating condition dengan P-value 0,024, temuan lainnya menunjukan jika self efficacy berpengaruh secara signifikan terhadap effort expectancy dengan P-value 0.000 namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan SIMRS (Use Behaviour) dengan P-value 0,148. Niat menggunakan SIMRS (behavioral intention) berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan SIMRS (Use Behaviour) dengan P-value 0.000. Pada analisis variabel moderasi menunjukan bahwa Umur (age) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap seluruh variable penelitian.Kesimpulan: Secara keseluruhan penerimaan SIMRS di unit Rawat Inap RSUD Mas Amsyar Kasongan masuk dalam kategori baik. Namun masih diperlukan upaya mempertahankan dan meningkatkan penerimaan dan penggunaan SIMRS secara berkelanjutan di RSUD Mas Amsyar Kasongan, berdasarkan hal tersebut dengan menggunakan analisis IPMA maka menghasilkan beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan manjemen rumah sakit, yakni mengadakan kegiatan pelatihan SIMRS rutin, penambahan SDM IT , serta legitimasi kebijakan terkait SIMRS termasuk mekanisme reward and punishment.Kata Kunci : SIMRS, UTAUT, Penerimaan
Pengembangan Dashboard Kesehatan Aplikasi Satu Data Kesehatan (ASDK): Analisis dan Visualisasi Data Rutin Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo Sutaryana, Beni Mulyadi; Pratama, Rio Aditya; Sutriana, Vivi Ninda; Prasetyawati, Dini; Supriati, Titi; Sanjaya, Guardian Yoki; Lazuardi, Lutfan
Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat Vol 9, No 2 (2024)
Publisher : Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jisph.80686

Abstract

Latar belakang: Aplikasi Satu Data Kesehatan (ASDK) merupakan open source yang dirancang sebagai data warehouse untuk mengelola data kesehatan sesuai kebutuhan daerah dan pusat. Adanya berbagai jenis data dan karakteristik yang bervariasi serta aplikasi berbeda dari data masing-masing Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Dinas Kesehatan Kulon Progro menjadi tantangan dalam pengembangan dashboard ASDK. Pengembangan ini bertujuan  untuk melanjutkan proses integrasi data pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan pembuatan dashboard visualisasinya di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo ke dalam sistemASDKMetode: Metode dalam studi ini adalah deskriptif dengan pendekatan action research, diskusi rutin mingguan serta pendampingan rutin dilakukan terhadap pengembangan dashboard ASDK di Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo.Hasil: Proses koordinasi, tata kelola serta advokasi ASDK melibatkan lintas program pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo. Tersedia sumber data baik TB, DBD maupun malaria, namun masih terdapat perbedaan data program DBD serta data TB. Pengembangan visualisasi dashboard IKU Kepala Dinas Kesehatan, dashboard P2, dashboard surveilans dan dashboard imunisasi.Kesimpulan: Pengembangan dashboard ASDK akan terus ditingkatkan sejalan dengan komitmen pimpinan serta seluruh jajaran Dinas kesehatan Kabupaten Kulon Progo dengan harapan dashboard ASDK dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi yang dibutuhkan baik untuk keperluan lintas program maupun lintas sektor.Kata kunci: ASDK, DHIS2, Dashboard, Integrasi
Co-Authors Adhistya Erna Permanasari Adhiyanti Asikin Affan, Auf Agustina, Luthfi Ahadi Wahyu Hidayat Alberto, Febry Anis Fuad Aprisa Chrysantina Auliyah, Fitratun Beni Mulyadi Sutaryana Benuriadi Benuriadi Darmawan, Mochammad Arief Diah Ayu Ratnaningsih Dini Prasetyawati Edy Purwanto Eko Nugroho Eko Nugroho Endah Rusdiana Erzan Dhanalvin Fandianta Fandianta Felix Tasbun Fikry Pratama Firman Fitri Ayu Rachmawati Furqonudin Ramdhani Hamdiah, Irma Hanevi Djasri Hanevi Djasri Hanifah, Nimah Hariyanto, Sunandar Heryawan, Lukman Heyawan, Lukman Hidayat, Ahadi Wahyu Ida Wahyuni Istiqlal, Haidar Laksono Trisnantoro Laksono Trisnantoro Lucia Sri Rejeki Lutfan Lazuardi Lutfan Lazuardi Lutfan Lazuardi Mardiansyah Mardiansyah Meilia, Putri Dianita Ika Mohammad Yusuf Setiawan Mubasysyir Hasanbasri Muhamad Faisal Pataha Mujiyati muthori Munawar, Adrian Rajab Mutamakin, Agus Ni'mah Hanifah Niko Tesni Saputro Nuryati Nuryati Osman Sianipar Ova Emilia Pataha, Muhamad Faisal Pertiwi, Ariani Arista Putri Prabowo, Tony Prakosa, Hendri K. Prasetyawati, Dini Pratama, Rio Aditya Raharjo, Untoro Dwi Rahmadewi, Pama Ramadhan, Devi Emrianti Ratmasari, Dewi Ricki, Agustinus Verry Rina Gunarti Rio Aditya Pratama Riris Andono Ahmad Roeswara, Elsa Rossa Silmi Fauziati Sitompul, Taufiq Sulistiyowati, Dian Supriati, Titi Suryandari, Putri Indra Sutaryana, Beni Mulyadi Sutriana, Vivi Ninda Tiara Marthias Titi Supriati Vivi Ninda Sutriana Wahyudi Istiono Wan Aisyah Baros Widyandana Widyandana Wulandari, Hanifah Yundari, Yundari