Claim Missing Document
Check
Articles

Korelasi Antara Karakter Fisik Biji Dengan Hasil Dan Kadar Minyak Bunga Matahari(Helianthus annuus L) Wahyuningtyas, Diah; Ardiarini, Noer Rahmi
Jurnal Produksi Tanaman Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1500

Abstract

Bunga matahari (Helianthus annuus L.) adalah salah satu komoditas penting dibidang pertanian. Bagian bunga matahari yang banyak dimanfaatkan untuk industri adalah biji yang mengandung banyak nutrisi dan kadar minyak. Biji bunga matahari memiliki 2 potensi biji yaitu oil seed dan non oil seed. Potensi biji bunga matahari dapat diketahui melalui karakter fisik biji bunga matahari yang berkorelasi dengan kadar minyak dan hasil biji bunga matahari. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui korelasi antara karakteristik fisik biji terhadap hasil dan kadar minyak biji bunga matahari dan juga berguna untuk memermudah seleksi. Penelitian ini bertujuan untuk memelajari karakter biji sebagai deteksi hasil dan kadar minyak bunga matahari dan memelajari korelasi karakter biji dengan hasil dan kadar minyak bunga matahari. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Universitas Brawijaya yang terletak di Desa Jatimulyo Kecamatan Lowokwaru Kabupaten Malang pada bulan Januari 2018 hingga April 2019. Penelitian ini menggunakan metode pengacakan rancangan acak kelompok (RAK) 20 genotipe bunga matahari dengan 2 ulangan dan juga menggunakan metode pengamatan single plant. Karakteristik yang diamati adalah karakter kualitatif dan kuantitatif biji bunga matahari dalam Panduan Pelaksana Uji bunga matahari.. Data untuk karakter kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisa korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bunga matahari memiliki 12 karakter biji yang digunakan untuk deteksi awal hasil dan kadar minyak dan juga terdaat karakter yang berkorelasi terhadap hasil dan kadar minyak.
Fenologi dan Penampilan Tanaman Bit Merah (Beta vulgaris L.) di Dataran Rendah Astuti, Widi; Fajriani, Sisca Nur; Ardiarini, Noer Rahmi
Jurnal Produksi Tanaman Vol 9, No 5 (2021)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1552

Abstract

Bit merah adalah tanaman umbi-umbian yang memiliki banyak manfaat dalam bidang pangan, kesehatan dan kosmetik. Tanaman bit merah adalah tanaman subtropis, sehingga umumnya budidaya bit merah di Indonesia dilakukan didataran tinggi. Keterbatasan luasan dataran tinggi sebagai tempat budidaya bit merah menjadikan permasalahan dalam upaya memenuhi permintaan tinggi pada bit merah. Pengembangan budidaya bit merah didataran rendah menjadi solusi dalam permasalahan ini. Mengetahui informasi terkait fenologi dan penampilan tanaman bit merah didataran rendah berguna untuk menunjang produktivitas bit merah didataran rendah. Informasi fenologi tanaman adalah dasar yang digunakan pemulia tanaman dalam melakukan perbaikan varietas. Informasi penampilan tanaman berguna untuk membantu memilih varietas dengan stabilitas baik yang digunakan dalam program pemuliaan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenologi dan penampilan tanaman bit merah didataran rendah. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Agro Techno Park Universitas Brawijaya, pada bulan Januari-Maret 2020. Penelitian menggunakan varietas boro dan varietas vikima yang ditanam di rumah kaca sebanyak 225 tanaman setiap varietas. Pengamatan dilakukan pada keseluruhan individu tanaman di setiap. Pengamatan tediri dari pengamatan agroklimat, karakter kuantitatif dan karakter kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan fenologi pada setiap varietas bit merah berdasarkan pengamatan panjang tanaman, jumlah daun, luas daun, diameter umbi dan berat umbi. Pengamatan karakter kuantitatif dianalisis menggunakan uji-t yang menunjukkan perbedaan nyata pada karakter panjang tanaman, panjang umbi, diameter umbi dan berat umbi. Hasil pengamatan karakter kualitatif hanya menunjukkan adanya perbedaaan pada karakter warna daun.
Keberhasilan Persilangan Pada Beberapa Galur Kacang Bogor (Vigna subterranean (L.) Verdc.) Gumilang, Gusti Angger; Ardiarini, Noer Rahmi
Jurnal Produksi Tanaman Vol 9, No 12 (2021)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1622

Abstract

Kacang bogor merupakan salah satu tanaman yang Toleran terhadap kekeringan. Tanaman Kacang bogor berpotensi mengalami penurunan hasil karena terjadinya penurunan keragaman genetik yang disebabkan oleh morfologi dari bunga tanaman kacang bogor yang termasuk dalam jenis hermaphrodite. Keberhasilan persilangan kacang bogor dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal berorientasi pada tanaman itu sendiri, sedangkan faktor eksternal berorientasi pada pengaruh lingkungan. Penentuan waktu persilangan berkaitan erat terhadap perubahan kondisi lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase keberhasilan persilangan antar galur kacang bogor.Penelitian dilaksanakan di green house Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timu. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2021 hingga Juli 2021. Jumlah galur yang digunakan pada penelitian ini terdapat lima galur. Galur TVSU 8.6 digunakan sebagai jantan sedangkan galur BBL 1.1, SS 3.4.2, JLB dan TKB digunakan sebagai betina. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah metode single cross melalui persilangan buatan. Hasil pada penlitian didapatkan bahwa persentase keberhasilan tertinggi terdapat pada kombinasi TKB x TVSU (W3) dengan persentase sebesar 52,38%, sedangkan persentase keberhasilan persilangan terkecil terdapat pada kombinasi BBL 1.1 x TVSU (W2) dengan persentase sebesar 14,81%. Kesimpulan pada penelitian ini adalah terdapat persentase keberhasilan persilangan pada penelitian yang telah dilakukan. Adanya penggunaan empat taraf waktu berorientasi pada adanya perubahan kondisi lingkungan di dalam green house. Perubahan kondisi lingkungan berorientasi pada fluktuasinya suhu dan kelembapan didalam green house. Adanya fluktuasi suhu dan kelembapan didalam green house mempengaruhi receptivity stigma dan variabilitas polen.
Stabilitas hasil dan adaptabilitas galur-galur harapan kacang Bogor di tiga lokasi Darmawan Saptadi; Descha Giatri Cahyaningrum; Noer Rahmi Ardiarini; Budi Waluyo
Kultivasi Vol 20, No 2 (2021): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v20i2.32418

Abstract

AbstrakKacang Bogor (Vigna subterranea (L.) Verdcourt) potensial dikembangkan sebagai komoditi pangan rendah lemak. Pengembangan dan peningkatan hasil komoditas ini dapat dilakukan melalui penyediaan varietas unggul. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui stabilitas dan adaptabilitas hasil enam galur harapan kacang Bogor, yaitu GSG 2.1.1, GSG 2.5, GSG 1.5, CCC 1.4.1, PWBG 5.3.1, dan BBL 6.1.1.  Penelitian dilakukan di tiga lokasi yang memiliki karakteristik ketinggian tempat, kondisi lahan, dan musim tanam berbeda. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan yang dilanjutkan dengan analisis varians gabungan. Analisis regresi digunakan untuk menentukan stabilitas dan adaptabilitas hasil berdasarkan Eberhart-Russell dan Finlay-Wilkinson. Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi genotipe x lingkungan pada bobot hasil panen polong segar dan bobot hasil biji kering. Galur GSG 2.5 dan CCC 1.4.1 mempunyai hasil polong segar dengan  rata-rata 15,50 t ha-1 dan 15,71 t ha-1 dan hasil biji kering dengan rata-rata 4,58 t ha-1 dan 4,57 t.ha-1 yang stabil dan beradaptasi luas. Galur GSG 1.5 dan BBL 6.1.1 merupakan galur yang mempunyai potensi hasil tinggi untuk polong segar dengan rata-rata 17,16 t ha-1 dan 18,90 t.ha-1 pada lingkungan yang produktif.Kata Kunci: interaksi G x E, kacang Bogor, pemuliaan tanaman, stabilitas hasil, uji adaptasi Abstract The bambara groundnut (Vigna subterranea (L.) Verdcourt) has the potential to become a low-fat food commodity. The development and improvement of this commodity yield can be accomplished through the introduction of superior varieties. The purpose of this study were to investigate the yield stability and adaptation of six potential Bambara groundnut lines, namely GSG 2.1.1, GSG 2.5, GSG 1.5, CCC 1.4.1, PWBG 5.3.1, and BBL 6.1.1. The study was carried out in three different locations with varying altitude, land type, and growing season. A randomized block design with three replications was implemented in the experiment, which was then followed by a combined analysis of variance. Regression analysis was used to determine the stability and adaptation of yield based on Eberhart-Russell and Finlay-Wilkinson. The results revealed that there was an interaction between genotypes and environments on yield of fresh pods weight and yield of dried seeds weight. Lines of GSG 2.5 and CCC 1.4.1 had fresh pod yields with an average of 15.50 t ha-1 and 15.71 t ha-1 and dry seed yields an average of 4.58 t ha-1 and 4.57 t  ha-1 which is stable and wide adaptations. In an ideal environment, the GSG 1.5 and BBL 6.1.1 lines had high yield potential for fresh pods, with an average of 17.16 t ha-1 and 18.90 t ha-1.Keywords:  adaptation test, Bambara groundnut, G x E interaction, plant breeding, yield stability 
Uji Daya Hasil Genotipe Tebu Potensial di Lahan Kering Abdurrakhman Abdurrakhman; Bambang Heliyanto; Djumali Djumali; Damanhuri Damanhuri; Noer Rahmi Ardiarini
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 10, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/btsm.v10n1.2018.31-40

Abstract

 Pengembangan tebu di Indonesia saat ini sebagian besar terdapat di lahan kering, oleh karena itu perakitan varietas toleran kekeringan merupakan suatu langkah yang bijaksana, karena merupakan pendekatan yang paling mudah aplikasinya dan ekonomis. Saat ini telah diperoleh beberapa genotipe harapan tebu untuk lahan kering. Penelitian ini bertujuan unuk mengkaji daya hasil genotipe tebu hasil persilangan untuk pengembangan di lahan kering. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Ngemplak, Pati dari bulan Januari sampai dengan November 2017, menggunakan 8 genotipe tebu yang berpotensi toleran kering dibandingkan dengan 2 varietas PS 864 dan Kenthung) sebagai pembanding. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok yang diulang tiga kali. Petak yang digunakan berukuran 5 m x 10 m, serta jarak pusat ke pusat (PKP) 1 m, atau 10 juring dengan panjang masing-masing 5 m. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah batang per meter juring, jumlah ruas, panjang batang, bobot batang, nilai brix nira batang bagian atas, tengah dan bawah, rendemen serta hasil hablur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe berpengaruh terhadap keragaan hasil tebu dan komponen hasilnya. Genotipe MLG 1308 mempunyai produksi hablur tertinggi diantara genotipe lain, 21% lebih tinggi dibandingkan varietas pembanding PS 864 dan 156% dibandingkan dengan Kenthung. Dengan demikian genotipe MLG 1308 adalah genotipe harapan untuk pengembangan tebu di lahan kering Yield Test of  Potential  Genotypes of Sugarcane in Dry  ConditionsSugarcane cultivation in Indonesia have been mostly done in dry lands, therefore consructing tolerant varieties to dry-agro-ecological condition is a wise decision as it is easily applicable and economically feasible. Currently, some genotypes tolerant to dry condition have been identified. This research was aimed to test the yield performance of potentially drought tolerant genotypes. The reserch was done in Research Station Ngemplak, Pati on January to December 2018, used 8 genotypes and two varieties (PS 864 and Kenthung) as comparision varieties. The research used randomized block design with 3 replicates. Plot size was 5 m x 10 m and the distance from center to center was 1 m, 10 rows with length 5 m per row. The parameters observed were plant height, stem diameter, number of stalk per m row, number of internode per stalk, length and weight of stalk, upper stem brix, mid and lower, sugar content/sucrose content and sugar yield per ha. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA) followed by Duncan Multiple Range Test at 5% level. Results showed that genotypes affected the performances of yield and its component characters. MLG 1308 showed the highest sugar yield per ha among the other genotypes, 21 % and 156 % higher than that of variety PS 864 and Kenthung varieties, respectively. Therefore, genotype MLG 1308 is considered as a promising genotype to support the development of sugarcane in dry areas.
KERAGAAN BEBERAPA AKSESI TANAMAN BUNGA MATAHARI (Helianthus annus L.) PADA CEKAMAN KEKERINGAN Noer Rahmi Ardiarini; Mochammad Roviq; Aniek Herwati
Zuriat Vol 23, No 1 (2012)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v23i1.6867

Abstract

Tanaman bunga matahari (Helianthus annuus) adalah tanaman yang mempunyai potensi besar dikembangkan di Indonesia khususnya di lahan kering. Lahan kering mempunyai faktor pembatas berupa kurangnya air pada wilayah tersebut. Oleh karena itu sangat diperlukan informasi tentang tanaman bunga matahari yang toleran terhadap kekeringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan sifat-sifat anatomi, morfologi, dan agronomi 10 aksesi bunga matahari untuk digunakan sebagai penanda toleransi pada cekaman kekeringan. Aksesi bunga matahari yang digunakan adalah koleksi Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (Balittas) yang terdiri dari aksesi HA01, HA12, HA21, HA22, HA25, HA26, HA28, HA44, HA45 dan HA50. Penelitian dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian Jatikerto Universitas Brawijaya Malang. Kebun ini berada pada ketinggian sekitar 300 m dari permukaan laut. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor. Faktor pertama: 100% Kapasitas Lapang (KL) dan Faktor kedua 40% Kapasitas Lapang (KL). Hasil penelitian menunjukkan  bahwa kondisi cekaman kekeringan mengakibatkan peningkatan kerapatan bulu daun, kerapatan stomata daun. Penurunan terjadi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun dan produksi biji. Aksesi yang memiliki tingkat toleransi tertinggi yaitu aksesi HA45. Aksesi ini ialah aksesi yang toleran terhadap cekaman kekeringan karena didukung oleh karakter penciri hasil yang toleran yaitu kerapatan bulu yang tinggi , diameter batang yang besar dan luas daun yang sempit serta mempunyai hasil biji bernas yang lebih tinggi dibandingkan aksesi yang lainnya.
Keragaman Genetik dan Nilai Duga Heritabilitas Galur Harapan Kacang Bambara (Vigna Subterranea (L.) Verdc.) Siti Fatimah; Ariffin Ariffin; Ardiarini Noer Rahmi; Kuswanto Kuswanto
Agrovigor Vol 13, No 2 (2020): September
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v13i2.8498

Abstract

Permasalahan utama dalam pengembangan kacang bambara di Indonesia adalah rendahnya produktivitas di tingkat petani yang disebabkan oleh penanaman galur lokal dengan tingkat keragaman yang tinggi. Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah dengan merakit varietas unggul dengan memanfaatkan galur-galur lokal yang ada melalui seleksi, misalnya metode seleksi single seed descent (SSD). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman genetik di antara galur-galur harapan kacang bambara hasil seleksi single seed descent berdasarkan data kuantitatif karakter morfologi. Penelitian menggunakan 11 galur harapan hasil seleksi SSD galur-galur lokal kacang bambara dari daerah sentra penanaman di Jawa Timur dan Jawa Barat dan satu galur pembanding koleksi Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 ulangan. Hampir semua parameter pertumbuhan yang diamati menunjukkan adanya keragaman diantara dua belas galur harapan yang diuji,  tetapi tidak menunjukkan adanya keragaman pada parameter hasil.  Karakter  yang mempunyai nilai heritabilitas dalam arti luas kategori tinggi (˃50%-100%) adalah karakterjumlah daun, lebar daun terminal, panjang daun terminal, panjang petiole, panjang internode, bobot brangkasan basah, jumlah bunga, jumlah ruas, jumlah polong, bobot polong per polong, bobot brangkasan kering, panjang polong dan jumlah biji.
Korelasi Dan Sidik Lintas Pada Hasil Dan Komponen Hasil Bunga Matahari (Helianthus Annuus L.) Maharani Mega Candra Kartika; Noer Rahmi Ardiarini
PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.685 KB) | DOI: 10.21776/ub.jpt.2019.004.2.3

Abstract

Bunga matahari merupakan komoditas dengan nilai ekonomi tinggi. Namun produksi bunga matahari di Indonesia masih sangat terbatas. Rendahnya produksi bunga matahari di Indonesia menyebabkan kebutuhan biji dan minyak bunga matahari diperoleh melalui impor. Dibutuhkan salah satu program pemuliaan tanaman untuk meningkatkan hasil. Upaya peningkatan hasil membutuhkan pemahaman keterkaitan antara hasil dan komponen hasil. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari korelasi, pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung komponen hasil terhadap hasil biji bunga matahari. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang pada bulan Januari hingga Mei 2018. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 32 genotipe bunga matahari dan tiga kali ulangan. Karakter yang diamati antara lain, tinggi tanaman, jumlah daun per tanaman, umur inisiasi bunga, jumlah bunga per tanaman, diameter bunga, diameter disk, umur berbunga, umur panen, jumlah biji per tanaman, bobot 100 biji, panjang biji, lebar biji, tebal biji, dan hasil biji. Keeratan hubungan antar variabel dianalisis menggunakan korelasi genotipik dan fenotipik lalu diuraikan menjadi pengaruh langsung dan tidak langsung oleh sidik lintas. Hasil penelitian menunjukkan terdapat dua belas dan delapan komponen hasil yang berkorelasi dengan hasil melalui korelasi genotipik dan fenotipik. Pengaruh langsung positif terbesar baik melalui korelasi genotipik maupun fenotipik adalah jumlah biji per tanaman diikuti oleh tebal biji dan bobot 100 biji. Jumlah biji per tanaman, tebal biji dan bobot 100 biji memberikan pengaruh utama terhadap peningkatan hasil biji.
Korelasi Antara Komponen Hasil dengan Hasil pada Bunga Matahari (Helianthus annuus L.) Intan Widia Santika; Budi Waluyo; Noer Rahmi Ardiarini
PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.626 KB)

Abstract

Produksi biji bunga matahari belum memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia, Salah satu upaya untuk mengingkatkan produksi biji bunga matahari adalah melalui seleksi yang memiliki hasil tinggi. Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan karakter komponen hasil dan hasil prouksi biji bunga matahari. Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari korelasi genetik dan korelasi fenotip karakter komponen hasil pada tanaman bunga matahari. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-September 2017 di Kepuharjo, Malang. Bahan penelitian terdiri dari 9 genotip bunga matahari yang berasal dari koleksi plasma nutfah Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Metode yang digunakan yaitu rancangan acak kelompok (RAK) dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa  komponen hasil yang memiliki korelasi genetik dan fenotip nyata terhadap hasil adalah tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, jumlah daun, inisiasi bunga, hari berbunga, diameter bunga, hari panen, total biji per bunga dan total biji per tanaman.
Selection Strategy of Drought Tolerance of Red Rice Mutant Lines Eries D. Mustikarini; Noer Rahmi Ardiarini; Nur Basuki; Kuswanto Kuswanto
AGRIVITA, Journal of Agricultural Science Vol 39, No 1 (2017): FEBRUARY
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya in collaboration with PERAGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17503/agrivita.v39i1.648

Abstract

Most of Indonesian red rice is not grown in dry land. New varieties could be breeded through mutation breeding. This research objective was to evaluate the selection strategy of drought tolerant on red rice. The study was conducted on ultisol soil in Bangka Belitung Province, Indonesia, in February 2012-February 2015. It consisted of three activities, selection M5, evaluation of selected M5 and evaluation of drought critical period on selected M6. Mutant of M5 was selected and evaluated with polyethylene glycol (PEG) -0.5 MPa and less of soil moisture. Selected M6 was evaluated to observe a critical period of drought stress. Evaluation with PEG produces five superior mutants that more vigor than the elders. Selection on low humidity shows that M5-GR150-1-9 produces higher filled grain and weight filled grain than other mutants and elders. The selected red rice line M5-GR150-1-9-13, has a better tolerance towards drought than its control. It could be obtained such mutant lines which have a high yield, early maturing and drought tolerant from the result of six generations gamma irradiation mutant selection.
Co-Authors Abdurrakhman Abdurrakhman Afrianingsih, Siti Afrianingsih, Siti Ainnurasjid, Ainnurasjid Ainnurasjid, Ainnurasjid Ainurrohmah, Nurul Aminuyati Andrian Samosir Andy Soegianto Aniek Herwati Anik Herwati Ariffin, Ariffin Arifin Noor Sugiharto Arifin, Azeri Gautama Arisandi, Finsa Dwi Arisandi, Finsa Dwi Astutik, Fina Dian Bambang Heliyanto Basuki, Nur Budi Waluyo Budi Waluyo Damanhuri Damanhuri Damanhuri Damanhuri Damanhuri Danniary Ismail Faronny Darmawan Saptadi Darmawan Saptadi, Darmawan Descha Giatri Cahyaningrum Dewi Liesnoor Setyowati Dewi, Martina Sari Dewi, Martina Sari Dicky Wahyudi Dita Agisimanto Djumali Djumali Eko Widodo Eries D. Mustikarini Fajriani, Sisca Nur Farida, Dwi Ghina Farida, Dwi Ghina Faronny, Danniary Ismail Firmansyah, Fendy Bayu Firmansyah, Fendy Bayu Fitriana, Riza Anissatul Fitriana, Riza Anissatul Gani, Novitry Wahyu Siptyansyah Gumilang, Gusti Angger Harahap, Gabe Pangihutan Harahap, Gabe Pangihutan Herlina, Della Herlina, Della Indah, Ayu Nurlaila Indah, Ayu Nurlaila Intan Widia Santika Izmi Yulianah Jaenun, M. Jaenun, M. Kurniawan, Puput Kurniawan, Puput Kuswanto Kuswanto Kuswanto Kuswanto Kuswanto Kuswanto, Kuswanto Laras Sukma, Dyah Ayu Laras Sukma, Dyah Ayu Lita Soetopo Maharani Mega Candra Kartika Meilia, Anggita Adha Meilia, Anggita Adha Mochammad Roviq Moh Rizki Fadli Shobri Muhamad Firdaus Muhammad Firdaus Nabila, Ardan Rizki Nabila, Ardan Rizki Nadira Genta Ganeswara Niken Kendarini Novansyah, Rifky Alfariz Nugraha, Aldita Adin Nugraha, Aldita Adin Nur Basuki Nur Basuki Octriviana, Riskyhanti Octriviana, Riskyhanti Orlimao, Sanu Dwi Orlimao, Sanu Dwi Permatasari, Santi Permatasari, Santi Prabawati, Dian Prabawati, Dian Prajaka, Nanang Wahyu Pranomo, Ali Pratama, Harun Pratama, Harun Prattidina Hapsari PRIHASTO SETYANTO Purita, Shela Yaka Purita, Shela Yaka Putri Warastuti, Intan Dwi Putri Warastuti, Intan Dwi Putri, Galuh Rahma Prandiny Putri, Galuh Rahma Prandiny Putro, Moh Yusup Ridho Putro, Moh Yusup Ridho Respatijarti Respatijarti Respatijarti, Respatijari Rohmawati, Alta Octavia Rufaidah, Ranny Rufaidah, Ranny Safa’ah, Nur Safa’ah, Nur Saptadi, Darmawan Sari, Della Novita Sari, Della Novita Setiawan, Sahrul Setyanto, Prihasto Siswanto Siti Fatimah Sri Lestari Purnamaningsih Sujoko, Anang Sumeru Azhari Susanto, Untung Untung Susanto Wahidatun, Wahidatun Wahidatun, Wahidatun Wahyuningtyas, Diah Widi Astuti Widyawati, Putri Eka Winawanti, Nanik Indah Dwi Winawanti, Nanik Indah Dwi Yati Supriyati, Yati Yulistyarini, Titut Yulistyarini, Titut Zulfaidah Penata Gama