Articles
PERANCANGAN UI/UX MENGGUNAKAN METODE USER CENTERED DESIGN BERBASIS WEB PADA PERHITUNGAN LUASAN KUMUH BALAI PRASARANA PERMUKIMAN WILAYAH LAMPUNG
Muhammad Faisal;
Mona Arif Muda;
Trisya Septiana;
M Komarudin
Jurnal Informatika dan Teknik Elektro Terapan Vol 11, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lampung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.23960/jitet.v11i2.2921
Dalam perancangan aplikasi web perhitungan luasan kumuh membutuhkan UI/UX sebagai bagian dari pembuatan website, UI/UX dirancang sesuai dengan kebutuhan user, UI/UX yang baik akan berdampak pada pengalaman para pengguna aplikasi web. Perancangan UI/UX menggunakan metode User Centered Design (UCD), metode UCD digunakan untuk memaksimalkan interaksi dengan user tentang kebutuhan user pada aplikasi. Pada aplikasi web perhitungan luasan kumuh terdapat fitur yang mempermudah user dalam melakukan pendataan, fitur ini bertujuan untuk mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk pendataan. Tampilan UI yang telah dirancang kemudian dievaluasi menggunakan System Usability Scale (SUS), SUS menghasilkan nilai skor sus yang menentukan tingkat keberhasilan UI, tampilan UI aplikasi perhitungan luasan kumuh mendapatkan nilai 84,5 dengan grade B dan dikategorikan acceptable yang berarti tampilan UI aplikasi perhitungan luasan kumuh sudah mencukupi kebutuhan user.
Urgensi Pengendalian Untuk Penataan Ruang Berkualitas di Provinsi Lampung
Endang Wahyuni;
Ratna Widyawati;
Trisya Septiana
Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Vol. 3 No. 1 (2023): Prosiding SNIP Vol.3 No.1
Publisher : Fakultas Teknik
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.23960/snip.v3i1.348
Penyelenggaraan penataan ruang di Provinsi Lampung berpedoman pada Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Lampung Nomor 12 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Perda Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Lampung Tahun 2009-2029. Perda tersebut mengatur Rencana Struktur dan Rencana Pola Ruang, Arahan Pemanfaatan Ruang, Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang serta Arahan Perizinan, Insentif dan Disinsentif. Berdasarkan analisis deskriptif dengan data sekunder berupa kondisi tutupan lahan eksisting lokasi yang diolah menggunakan citra satelit, batas administrasi dan rencana pola ruang, selanjutnya dilakukan analisis kesesuaian antara pemanfaatan ruang dengan rekomendasi pemberian izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan oleh Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung. Analisis spasial menggunakan Geographic Information System dengan teknik overlay peta. Hasil analisis menunjukkan dari 397 izin rekomendasi pemanfaatan ruang selama tahun 2020-2021, terdapat 20 kegiatan (5,23%) terindikasi melanggar ketentuan pola ruang dalam RTRW Provinsi Lampung, atau lokasi kegiatan berada di luar zona peruntukannya. Hal tersebut menunjukkan bahwa Perda Provinsi Lampung Nomor 12 Tahun 2019 belum sepenuhnya menjadi acuan dalam pemanfaatan ruang. Kondisi ini terjadi karena belum adanya instrumen mekanisme pengendalian penataan ruang, sehingga dibutuhkan suatu instrumen mekanisme pengendalian penataan ruang yang terukur, berkualitas dan memiliki legalitas untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pemilihan Metode Pekerjaan Erection Girder Bentang 45,8 m Dengan Metode Launcher
Devada Aswin Armadhoni;
Dikpride Despa;
Trisya Septiana
Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Vol. 3 No. 1 (2023): Prosiding SNIP Vol.3 No.1
Publisher : Fakultas Teknik
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.23960/snip.v3i1.369
Pembangunan infrastruktur jalan tol merupakan salah satu prioritas pembangunan infrastruktur di Indonesia saat ini. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan konektivitas antar kota atau wilayah. Jalan tol Kayu Agung – Palembang – Betung merupakan salah satu ruas utama dari rangkaian ruas tol Trans Sumatera yang membentang dari Provinsi Lampung sampai Provinsi Aceh. Tol Kayu – Agung – Palembang – Betung ini berlokasi di Provinsi Sumatera Selatan dengan Panjang total 111,69 km. Dalam pembangunannya terdapat beberapa lokasi pertemuan dengan jalan lintas sumatera. Pada lokasi ini terdapat konstruksi bangunan struktur berupa Jembatan Undepass di STA 65+743 yang terletak di KM 22 Jalan Lintas Timur Sumatera ruas Palembang Jambi. Selain berada di atas jalan lintas sumatera, pembangunan jembatan ini bersinggungan dengan beberapa utilitas, diantaranya Pipa PT. Petamina Gas (1 pipa gas, 4 pipa minyak), kabel udara PT. PLN dan kabel PT. Telkom. Pemilihan metode pekerjaan erection girder dilokasi ini dilakukan dengan membuat matrix perbandingan antara metode menggunakan crane dan metode menggunakan launcher gantry. Faktor – faktor pembanding yang digunakan adalah biaya, kemudahan pengerjaan, keselamatan dan keamanan kerja, serta durasi waktu pelaksanaan. Pembobotan diberikan pada tiap faktor pembanding untuk nantinya dinilai. Hasil analisis tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa metode launcher gantry adalah metode yang paling tepat digunakan pada lokasi pekerjaan ini.
Analisis Biaya dan Waktu Pekerjaan Pemancangan Pada Lokasi Pile Slab di Area Rawa dan Area Darat
Mohammad Leksi Budianto;
Aleksander Purba;
Trisya Septiana
Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Vol. 3 No. 1 (2023): Prosiding SNIP Vol.3 No.1
Publisher : Fakultas Teknik
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.23960/snip.v3i1.370
Salah satu pembangunan jalan Tol di Pulau Sumatera ini adalah proyek pembangunan Jalan Tol Kayu Agung – Palembang – Betung (KAPB). Secara geografis sebagian besar wilayah kota Palembang memiliki kondisi tanah dominan rawa berair yang memiliki daya dukung rendah dan kedalaman tanah lunak yang sangat dalam. Terdapat beberapa lokasi yang selain karena faktor tingginya muka air, faktor kondisi tanah di area tersebut juga mempengaruhi pemilihan metoda yang tepat. Salah satu metoda yang digunakan untuk menanggulanginya adalah menggunakan konstruksi Pile Slab pada lokasi STA 6+020 s.d STA 6+695. Struktur pada pile slab terdiri dari full slab, pile head dan tiang pancang. Secara umum pemakaian pondasi tiang pancang dipergunakan apabila tanah dasar dibawah bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan beban diatasnya, dan juga bila letak tanah keras yang memiliki daya dukung yang cukup untuk memikul berat dari beban bangunan diatasnya terletak pada posisi yang sangat dalam. Pemilihan metode pekerjaan pemancangan dapat dilakukan dengan berbagai metoda alternatif pilihan yang sudah biasa digunakan pada proyek – proyek sebelumnya. Termasuk pemilihan metode yang tepat untuk pekerjaan pemancangan darat hanya menggunakan crane service atau pemancangan rawa dengan menggunakan ponton yang menyesuaikan kondisi lapangan.Dikarenakan kondisi lapangan saat pekerjaan pemancangan air rawa mengalami penyurutan sehingga metode pemncangan darat + penimbunan lokasi rawa lebih efektif dari pada menggunakan pemancangan rawa dengan menggunakan ponton dan secara biaya juga lebih bagus dengan catatan (timbunan untuk pembuatan platform pemncangan darat diakui untuk pembayaran.
Pembuatan dan Karakterisasi γ-Al2O3-SiO2 sebagai Penyangga Adsorben untuk Penyisihan SO2 dari Gas Cerobong PLTU-Batubara
David Bahrin;
Dikpride Despa;
Trisya Septiana;
Selpiana Selpiana;
Muhammad Rizwan;
Fauzan Fauzan;
Agustina Agustina;
Conniwanti
Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Vol. 3 No. 1 (2023): Prosiding SNIP Vol.3 No.1
Publisher : Fakultas Teknik
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.23960/snip.v3i1.371
Pembakaran batubara dengan kadar sulfur lebih dari 0,23%-berat (dry basis) dengan udara pembakaran berlebih 50% pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara dapat menghasilkan SO2 diatas baku mutu emisi yang ditetapkan oleh pemerintah. Penyisihan gas SO2 dari gas cerobong PLTU-batubara dapat melalui proses adsorpsi menggunakan adsorben padat dengan fasa aktif seperti CuO, MgO, CaO, CeO2 yang ditempelkan pada penyangga berbasis oksida logam baik tunggal maupun campuran diantaranya adalah g-Al2O3, SiO2, TiO2. Penggunaan campuran g-Al2O3 dan SiO2 sebagai penyangga didasarkan pada beberapa pertimbangan diantaranya adalah luas permukaan dan volume pori-pori yang besar dan stabilitas termal yang baik. Campuran senyawa g-Al2O3-SiO2 dibuat dengan metode sol gel menggunakan senyawa AlCl3.6H2O dan boehmite sebagai sumber g-Al2O3 dan natrium silikat dan Siral-10 sebagai sumber SiO2. Variabel penelitian meliputi komposisi campuran g-Al2O3 dan SiO2 diperoleh dengan memvariasikan konsentrasi SiO2 dalam larutan natrium silikat (4, 6, 8 dan 10 % v/v) dan temperatur kalsinasi (550, 650 dan 750°C). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa variasi konsentrasi SiO2 (% v/v) dalam larutan natrium silikat menghasilkan penyangga dengan sifat pori yang cenderung mirip. Kenaikan temperatur kalsinasi mempengaruhi sifat pori penyangga γ-Al2O3-SiO2. Luas permukaan, total volume pori dan radius pori rata-rata penyangga γ-Al2O3-SiO2 terbaik diperoleh pada temperatur kalsinasi 550°C masing-masing sebesar 293,724 m2/g; 1,0580 cc/g; dan 67,33Å
Studi Kelayakan Perencanaan Program Rekonstruksi Rehabilitasi di Jalan-jalan Utama Sektor Pertanian Kabupaten Lampung Timur
Indra Alfandi Ramlie;
Ratna Widyawati;
Trisya Septiana
Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Vol. 3 No. 1 (2023): Prosiding SNIP Vol.3 No.1
Publisher : Fakultas Teknik
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.23960/snip.v3i1.375
Pesatnya pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan semakin berkembangnya industri, pemukiman serta pariwisata berkorelasi dengan kebutuhan infrastruktur jalan yang juga meningkat. Dan untuk mendukung keberhasilan perencanaan program jalan perlu diawali dengan dilakukan studi kelayakan. Lampung timur merupakan daerah yang memiliki daerah pertanian yang cukup luas sehingga jalan untuk sektor ini sangat diperlukan. Penelitian ini diperoleh kemantapan 27,63% hal ini membuktikan bahwa ruas prioritas pertanian masih rusak sedang - berat. Tinjauan aspek perencanaan sangat diperlukan guna meningkatkan kemantapan jalan sehingga lalu lintas dan mobilisasi hasil pertanian semakin optimal dan lancar serta mengurangi ongkos produksi. Perencanaan pada sektor pertanian beraneka ragam yakni terdapat rekonstruksi dengan dua lapis aspal, di segmen yang tidak memungkinkan dengan aspal dilakukan perencanaan dengan rigid beton serta terdapat perencanaan pelebaran jalan sehingga kapasitas dapat meningkat.Penanganan jalan di sektor prioritas pertanian mencapai Rp. 33.264.000,.
Metode Cerucuk Matras Beton Sebagai Perkuatan Daya Dukung Tanah di Area Transisi Antara Area Timbunan di Area Tanah Lunak Dengan Struktur
Aditya Permana;
Dikpride Despa;
Trisya Septiana
Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Vol. 3 No. 1 (2023): Prosiding SNIP Vol.3 No.1
Publisher : Fakultas Teknik
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.23960/snip.v3i1.384
Sistem perbaikan tanah yang diusulkan pada area transisi (area antara timbunan dan area jembatan) Pada proyek Jalan Tol KAPB salah satunya adalah menggunakan sistem column supported embankment dengan kolom berupa tiang pancang mini (Square Pile) dimensi square 30 cm x 30 cm dan Load Transfer Platform berupa matras beton ukuran 120 cm x 120 cm yang memiliki variasi ketebalan 12 cm dan 15 cm. Panjang tiang efektif ditentukan untuk memenuhi kriteria desain tiang. Kajian penurunan dan stabilitas lereng dilakukan untuk lereng timbunan pada potongan arah melintang dan memanjang dengan skema waktu diakhir masa konstruksi, dan direntang waktu 1 tahun, 10 tahun dan 20 tahun setelah masa konstruksi. Hasil kajian menunjukkan dari segi penurunan dan stabilitas lereng, perencanaan perbaikan tanah menggunakan metode column supported embankment dapat memenuhi kriteria yang ditentukan. Berdasarkan hasil analisis penurunan untuk masing – masing area kajian telah memenuhi kriteria desain dimana desain penurunan tanah dasar akibat timbunan tidak boleh melebihi 40 mm pada 1 tahun setelah konstruksi dengan nilai settlement maksimal sebesar 28 mm pada 1 tahun dan tidak melebihi 100 mm dalam waktu 10 tahun setelah konstruksi dengan nilai settlement maksimal sebesar 31 mm pada 10 tahun setelah masa konstruksi.
Evaluasi Supply By Owner (SBO) Raw Material Beton Readymix Pada Proyek Jalan Tol Kayu Agung – Palembang - Betung Paket II Seksi 3
Willy Young;
Dikpride Despa;
Trisya Septiana
Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Vol. 3 No. 1 (2023): Prosiding SNIP Vol.3 No.1
Publisher : Fakultas Teknik
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.23960/snip.v3i1.388
Penyertaan Modal Negara (PMN) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas PP Nomor 44 Tahun 2005 Tentang Tata Cara Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara Pada Badan Usaha Milik Negara Dan Perseroan Terbatas adalah pemisahan kekayaan Negara dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau penetapan cadangan perusahaan atau sumber lain untuk dijadikan sebagai modal BUMN dan/atau Perseroan Terbatas lainnya. Proyek Pembangunan Jalan Tol Kayu Agung Palembang Betung Tahap 2 Paket II Seksi 3 merupakan bagian dari Ruas Tol Trans Sumatera yang ditargetkan untuk dapat melakukan penyerapan dana PMN Tahap 1 100% sampai dengan bulan November 2022. Dalam proses nya pekerjaan pengecoran di Proyek KAPB Paket II Seksi 3 memiliki beberapa kendala, salah satu yang sangat berdampak bagi progres pengecoran adalah suplai raw material yang masih belum memenuhi target minimum, sehingga diharapkan malalui sistem supply by owner (SBO) dapat meningkatkan produksi beton harian. Adapun metodologi yang digunakan dalam artikel ini adalah dengan mengumpulkan semua data produksi beton, data penerimaan material per masing-masing jenis kemudian dilakukan analisa perbandingan atas kebutuhan material secara menyeluruh dan jumlah realisasi ketersediaan raw material di batching plant. Berdasarkan hasil analisa dapat diketahui bahwa ditengah keterbatasan suplai material dari PT Waskita Beton Precast, Tbk sistem SBO ini sudah dapat memberikan nilai tambah yang cukup signifikan terhadap ketersediaan raw material untuk produksi beton harian dan juga kewajiban dalam penyelesaian PMN Tahap 1, walaupun dalam analisa perhitungan perbandingan biaya ada deviasi harga dimana apabila produksi dilakukan dengan metode full service lebih murah secara total dibandingkan dengan metode supply by owner (SBO).
Penerapan Lean Construction Untuk Meningkatkan Produktivitas Pada Pekerjaan Capping Layer Di Proyek Tol Kayu Agung - Palembang - Betung Paket II Seksi 3
Tri Hartono;
Trisya Septiana;
Dikpride Despa
Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Vol. 3 No. 1 (2023): Prosiding SNIP Vol.3 No.1
Publisher : Fakultas Teknik
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.23960/snip.v3i1.402
Pada Infrastruktur memiliki peranan dalam pertumbuhan ekonomi di tingkat daerah maupun pada tingkat nasional. Beberapa proyek yang mendesak untuksegera dibangun baik karena menyangkut kepentingan masyarakat banyak maupun penopang tumbuh dan berkembangnya pembangunan sektor lain dimasukkan ke dalam kelompok “proyek strategis nasional”. Proyek proyek strategis itu salah satunya adalah pembangunan jalan tol, pada prosesnya pembangunan jalan tol sendiri dituntut untuk bisa diselesaikan sesuai dengan target biaya, mutu, dan waktu. Namun dalam prosesnya tidak jarang menemui hambatan-hambatan dan kendala dimana target-target yang direncanakan diawal tiddak tercapai, oleh karna itu perlu adanya sistem yang dapat membantu untuk meminimalisir, penyimpangan pada rencana-rencana dan target diawal pelaksanaan proyek. Salah satu konsep yang bisa diterapkan pada proyek untuk mengifesiensi dan mengefektifkan pelaksaan proyek ada Lean Construction, Lean Construction sendiri adalah konsep dasar konstruksi yang mengedepankan eliminasi Waste pada sisi kontraktor dengan meningkatkan Value. Makalah ini membahas alur proses pengaplikasian Lean Construction menggunakan DILO (Day In Life Of) dengan menangkat topik pekerjaan Capping Layer pada Proyek Kayu Agun – Palembang – Betung Seksi 3. Dengan bantuan fitur reporting dapat menghasilkan output berupa laporan yang dapat dijadikan sebagai bahan monitoring dan evaluasi terhadap pekerjaan yang belum dan telah dilaksanakan. Manfaat yang dapat diperoleh dari penerpaan Lean Construction pada perencanaan dan pelasksanaan proyek antara lain meningkatkan kerjasama tim, identifikasi permasalahan dengan cepat dan tepat, mengurangi waste dan menambah value dari suatu pekerjaan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan – Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL-UKL) jaringan irigasi Daerah Rawa Irigasi (DIR) Rantau Durian 2
Edy Hamid;
Herry Wardono;
Trisya Septiana
Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Vol. 3 No. 2 (2023): Prosiding SNIP Vol.3 No.2 Tahun 2023
Publisher : Fakultas Teknik
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.23960/snip.v3i2.428
Dalam rangka meningkatkan produksi hasil pertanian dan mendukung pemenuhan pangan nasional,pengembangan lahan pertanian secara terpadu dan menyeluruh dilakukan dengan membangun daerah irigasi berikut jaringan irigasinya untuk menjamin ketersediaan air pertanian.Dengan adanya bangunan Irigasi Tersebut terutama di saluran sekundernya dapat mengatur tinggi rendah nya debit air yang ada di persawahan yaitu dengan membuat bangunan pintu air di saluran sekunder,sehingga pada ssat musim kemarau air tidak kering dan pada musim hujan air tidak membanjiri sawah tersebut.terbatasnya lahan mengingat sebagian besar wilayah di Kabupaten OKI berupa daerah rawa maka pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang mengembangkan daerah rawa menjadi daerah irigasi lengkap dengan jaringan irigasi dan fasilitas penunjang lainnya. Kegiatan Pembangunan Daerah Irigasi di Kabupaten OKI . Menyadari dampak yang dapat terjadi akibat adanya rencana pembangunan tersebut, maka sejalan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup bahwa setiap usaha dan atau kegiatan yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup wajib dilengkapi dengan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), serta sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2012 tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki AMDAL, sementara AMDAL hanya diperuntukan untuk kegiatan seluas > 1000 ha, sedangkan kegiatan ini memiliki luas 420 ha. Maka kegiatan ini tidak diwajibkan memiliki Dokumen AMDAL akan tetapi diwajibkan menyusun dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL).