Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Analysis of the Impact of the "Sea Toll" Program for Seaports: Study Case Bitung Port Sulistiana, Oktavera; Meti Kendek; Nurwahidah; Subehana Rahman
Meteor STIP Marunda Vol 12 No 2 (2019): Desember
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) STIP Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36101/msm.v12i2.82

Abstract

This research aimed to measure the reliability fulfillment of Bitung Port as the most Eastern port in Indonesian in succeeding the Sea Toll program that it was launched by the government in the Working Cabinet Nawa Cita. This research used qualitative descriptive research method. Data were collected by documentation, observation and interview techniques. The number of population was all reliability indicator components that determined by the National Development Planning Agency such as installed facilities, productivity level, effective documentation, data availability and information system, water entrance and inland transport then support institution of Bitung Port. Based on result of research, it was found that the six components of reliability that assessed at Bitung Port generally had fulfilled reliability criteria in supporting the Sea Toll Program, except Port Productivity component from the assessment aspect of Berth Output (BTP) and Gang Output which of experiencing trend of decreasing the quantity of load from year to year in Berth Output (BTP) calculation and no achieving of standard Gang Output which required to container transport at conventional wharf.
STUDI KASUS ANALISIS HASIL INVESTIGASI KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI (KNKT) TERHADAP PENYEBAB TUBRUKAN KAPAL DI PERAIRAN INDONESIA Meti Kendek; Iskandar Iskandar; Idham Dwi Satria; Agus Weda Bayuntara
JPB : Jurnal Patria Bahari Vol. 2 No. 2 (2022): JPB: NOVEMBER 2022
Publisher : PPPM POLTEKPEL SORONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54017/jpb.v2i2.60

Abstract

Keselamatan kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan material, konstruksi, bangunan, permesinan dan pelistrikan, stabilitas, tata susunan serta perlengkapan dan radio elektronik kapal, yang dibuktikan dengan sertifikat setelah dilakukan pemeriksaan pengujian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran gambaran analisis hasil Investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terhadap penyebab tubrukan kapal di perairan Indonesia. Peneliti menggunakan pendekatan penelitian yang dikemukakan oleh Creswell adalah studi kasus. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yangdihasilkan dari daftar kecelakaan kapal tahun 2007 hingga 2019 yang berada diperairan Indonesia. Hasil penelitian diperoleh bahwa kecelakaan kapal disebabkan oleh beberapa faktor, baik di pantai maupun di sepanjang alur perairan yang meliputi elemen manusia dan teknologi. Faktor manusia dan teknologi sebagai faktor yang berkontribusi terhadap kecelakaan kapal dapat disebabkan oleh kecerobohan awak kapal terkait dengan keselamatan melalui pemberian ijin pemuatan barang yang melebihi kapasitas muat (overloading), penyalahgunaan alkohol, atau perawatan kapal yang buruk, mesin dan perlengkapan tidak berfungsi dengan baik serta cuaca buruk. Berdasarkan laporan hasil investigasi KNKT pada kurun waktu 10 tahun terakhir pada wilayah perairan di Indonesia, dengan jenis kecelakaan kapal seperti tenggelam, terguling, kandas dan tabrakan, didapatkan kesimpulan terkait dengan faktor penyebab serta faktor yang berkontribusi.
IDENTIFIKASI PENGAWAKAN KAPAL NEGARA DALAM PERSPEKTIF PERATURAN PENGAWAKAN KAPAL NEGARA INDONESIA Irwan; Ahmad Fauzi; Meti Kendek; Mahbub Arfah
JURNAL VENUS Vol 7 No 13 (2019): Maret
Publisher : PIP Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.311 KB) | DOI: 10.48192/vns.v7i13.240

Abstract

Mengungkapkan peranan kapal negara, sekaligus memberi gambaran besarnya jumlah armada dan besarnya jumlah anak buah kapal yang dibutuhkan kapal negara agar dapat dilayarkan sesuai standar pengawakan. Tujuan penelitian mengetahui kesesuaian sertifikasi keahlian dan keterampilan anak buah kapal negara dengan peraturan tentang pengawakan kapal negara yang berlaku. Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif deskriptif, indikator pengamatan yang dinyatakan dalam perhitungan persentase (%), yakni persentase jumlah anak buah kapal negara pada level Perwira yang memiliki sertifikat kehlian dan keterampilan yang sesuai Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Laut. Hasilnya menunjukkan jumlah kapal negara yang saat ini dioperasikan oleh Kementerian terkait hanya 50% dari jumlah seluruh kapal yang dibutuhkan. Kondisi ini tentu berdampak pada kinerja layanan kapal negara. Analisis data menunjukkan bahwa 39.3% anak buah kapal negara yang memiliki sertifikat kompetensi dan profesiensi yang sesuai dengan aturan sertifikasi pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor HK.103/3/13/DJPL-15, Kondisi ini sekaligus mengindikasikan besarnya kebutuhan anak buah kapal negara untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan kapal yang operasikannya.
ANALISIS KEHANDALAN PELABUHAN BITUNG DALAM MENYUKSESKAN PROGRAM TOL LAUT Oktavera Sulistiana; Meti Kendek; Nurwahidah; Subehana Rahman
JURNAL VENUS Vol 6 No 11 (2018): Juni
Publisher : PIP Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.856 KB) | DOI: 10.48192/vns.v6i11.265

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pemenuhan unsur kehandalan Pelabuhan Bitung sebagai Pelabuhan Hub Paling Timur di Indonesia dalam menyukseskan program Tol Laut yang dicanangkan pemerintah dalam Nawa Cita Kabinet Kerja. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif terhadap data-data yang dikumpulkan melalui teknik Studi Dokumentasi, Observasi dan Wawancara. Populasi yang merupakan objek dalam penelitian ini adalah seluruh komponen indikator kehandalan pelabuhan yang ditetapkan oleh Badan Perencana Pembangunan Nasional (BPPN) berupa Fasilitas Terpasang, Tingkat Produktivitas, Efektif Dokumentasi, Ketersediaan Data dan Sistem Informasi, Water entrance dan inland transport, dan Institusi Pendukung Pelabuhan Bitung. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh temuan bahwa keenam unsur kehandalan yang dilakukan penilaian pada Pelabuhan Bitung secara umum telah memenuhi kriteriakehandalan dalam mendukung program Tol Laut, kecuali pada unsur Produktivitas Pelabuhan dari aspek penilaian Berth Output (BTP) dan Gang Output yang mengalami trend penurunan jumlah muatan dari tahun ketahun dalam perhitungan BTP dan tidak tercapainya Gang Output standar yang dipersyaratkan pada pengangkutan Kontainer pada Pelabuhan Kovensional.
Penerapan Aturan 15 dan 18 P2TL Dalam Pencegahan Tubrukan di Alur Kepulauan Seribu Di kapal MV. SWIBER RUBY Meti Kendek; Eva Susanti; Rahmat Hidayat
JURNAL VENUS Vol 9 No 1 (2021): Maret
Publisher : PIP Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8780.983 KB) | DOI: 10.48192/vns.v9i01.433

Abstract

Pencegahan tubrukan artinya suatu tindakan untuk mencegah terjadinya tubrukan antar kapal agar dapat berlayar tiba di tempat tujuan dengan aman. Agar hal tersebut didapat terlaksana dengan baik, dibutuhkan rasa tanggung jawab serta etos kerja yang tinggi para perwira. Untuk itu mualim jaga harus mengerti tentang aturan aturan jaga. Penelitian ini dilaksanakan di atas kapal MV. Swiber Ruby pada saat melaksanakan praktek laut pada tahun 2018. Sumber data yang diperoleh adalah data primer yang diperoleh langsung dari tempat penelitian dengan cara observasi, dokumentasi dan wawancara langsung dengan para mualim serta dengan bantuan dari buku-buku literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa penyebab terjadinya bahaya tubrukan dilaut khususnya pada situasi bersilangan karena mualim jaga tidak melakukan pengamatan dan tindakan sedini mungkin untuk mencegah terjadinya bahaya tubrukan sesuai dengan P2TL.
PERANAN ECDIS DALAM MENUNJANG KEAMANAN NAVIGASI DAN KESELAMATAN PELAYARAN Meti Kendek; Nurwahidah; Aries Allo Layok; Siti Zulaikah
JURNAL VENUS Vol 5 No 9 (2017): Juni
Publisher : PIP Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.573 KB) | DOI: 10.48192/vns.v5i9.652

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui peranan ECDIS dalam menunjang keamanan Navigasi dan keselamatan kapal. Subjek penelitian adalah 30 perwira yang menggunakanan kapal yang memiliki ECDIS. Metode pengumpulan data menggunakan angket pertanyaan. Data yeng terkumpul dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan ECDIS memiliki peranan dalam menunjang keamanan navigasi dan keselamatan pelayaran. Hal ini dapat deskripsikan bahwa terdapat 28 atau sekitar 93,33 persen subjek yang berada pada kategori tinggi,yang menjelaskan bahwa ECIDS mempunyai peranan penting dalam perencanaan pelayaran; terdapat 28 atau sekitar 93,33 persen subjek yang berada pada kategori tinggi,menjelaskan bahwa ECIDS mempunyai peranan penting dalam koreksi peta; terdapat 27 atau sekitar 90 persen subjek yang berada pada kategori tinggi yang menjelaskan bahwa ECIDS mempunyai peranan penting dalam kedalaman laut; terdapat 30 atau sekitar 100 persen subjek yang berada pada kategori tinggi yang menyimpulkan bahwa ECIDS mempunyai peranan penting dalam tampilan informasi.
ANALISIS PENERAPAN INTERNATIONAL LOAD LINE CONVENTION 1966 Dl KAWASAN PAPUA Oktavera Sulistiana; Meti Kendek; Nurwahidah; Subehana Rachman
JURNAL VENUS Vol 4 No 7 (2016): Juni
Publisher : PIP Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48192/vns.v4i7.658

Abstract

Tujuan penelitian “Analisis Penerapan International Load Line Convention 1966 di Kawasan Papua", ini adaiah mengukur tingkat pemahaman pihak-pihak yang terlibat dalam penerapan aturan keselamatan garis muat bagi kapal-kapal niaga, mengetahui penerapan aturan keselamatan garis muat oieh kapal-kapal niaga di Kawasan Timur Indonesia. Jenis penelitian ini adaiah penelitian kualitatif yang akan membahas Load Line Convention 1966 khususnya yang berhubungan dengan pemberlakuan garis batas muat keselamatan kapal yang lebih dikenal dengan Plimsol Mark. Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Teknik ini dimaksudkan untuk menggambarkan penerapan International Load Line Convention 1966 terutama yang berhubungan dengan penerapan Plimsol Mark oleh masing-masing unsur responden/populasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pihak-pihak yang terlibat pada umumnya memahami dengan jelas dan detail aturan tentang keselamatan pelayaran salah satunya adaiah International Load Line Convention 1966. Selain itu hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa pihak-pihak yang terlibat belum sepenuhnya menerapkan, terdapat 1 atau sekitar 3 persen nahkoda yang belum menerapkan aturan keselamatan garis muat bagi kapal-kapal niaga dan terdapat 13 atau sekitar 43 persen petugas kapal yang berada dalam kategori rendah dalam menerapkan tentang aturan keselamatan garis muat bagi kapal-kapal niaga.
PENINGKATKAN PERAWATAN SEKOCI PADA KMP. KIRANA II SESUAI DENGAN SOLAS Nurlaili Rachmi; Meti Kendek
JPB : Jurnal Patria Bahari Vol. 3 No. 1 (2023): JPB: MEI 2023
Publisher : PPPM POLTEKPEL SORONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54017/jpb.v3i1.71

Abstract

Keadaan darurat di atas kapal dapat berupa kebakaran, tenggelamnya kapal, kapal kandas, dan masih banyak lagi. Guna mengantisipasi adanya korban jiwa selain kecepatan dan ketepatan evakuasi, alat-alat keselamatan seperti sekoci penolong harus dipastikan dalam keadaan baik dan siap sehingga apa bila sewaktu-waktu terjadi keadaan baik dan siap sehingga apabila sewaktu-waktu terjadi keadaan darurat yang mengharuskan crew untuk meninggalkan kapal, sekoci penolong dapat langsung digunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan perawatan sekoci di atas kapal apakah sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Penelitian ini dilaksanakan di KMP. Kirana II selama bulan September 2021 - Juni 2022. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Penulis menggunakan teknik observasi yaitu dengan cara mengamati, meninjau dan menganalisa obyek atau permasalahan yang diteliti langsung serta melakukan wawancara dengan narasumber terkait. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa ada beberapa faktor penyebab sekoci tidak berfungsi dengan maksimal yaitu kurangnya perawatan sekoci sesuai standar oleh anak buah kapal. Upaya yang dilakukan oleh anak buah kapal untuk meningkatkan perawatan sekoci di atas kapal sesuai dengan Safety of Life at Sea (SOLAS) dengan mentaati segala peraturan yang sudah tertulis di standar tanpa ada yang terlewat dengan alasan apapun.
Analisis Dampak Pandemi Covid-19 Pada Transportasi Laut di Indonesia Meti Kendek
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.338 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i11.11797

Abstract

Sejak awal tahun 2020, dunia menghadapi pandemi Covid-19 yang menyebabkan disrupsi terhadap sisi permintaan dan sisi penawaran perdagangan global. Lembaga internasional sudah memberikan early warning system terhadap kemungkinan kontraksi perekonomian yang disebabkan oleh penurunan volume perdagangan. World Trade Organization (WTO) yang sejak kuartal kedua tahun 2020 memprediksi perdagangan global akan turun pada kisaran 13% hingga 32%. Baltic and International Maritime Council (BIMCO) mengingatkan dampak yang lebih serius dari merebaknya Coronavirus di China terhadap industri pelayaran dan perdagangan jika bencana tersebut terus berlanjut dan tak teratasi dalam waktu dekat. BIMCO menjelaskan, sejak Januari hingga pada 26 Februari, kehilangan volume pelayaran sudah tembus angka 1,7 juta TEUS . Angka tersebut berdasarkan jumlah pembatalan pelayaran mulai tahun baru China (Imlek) serta rendahnya tingkat isian (load factor) sejumlah pelayaran selama merebaknya virus tersebut karena kekurangan volume barang. Penurunan tersebut juga merupakan dampak dari berkurangnya angkutan truk di sisi darat sehingga menyebabkan rendahnya pergerakan kontainer dari dan ke pelabuhan-pelabuhan di China.
Safety Improvement for Sea Taxi Association in Doom Island, Sorong City, Southwest Papua Ryan Puby Sumarta; Dodik Widarbowo; Dwi Haryanto; Meti Kendek; I Komang Hedi Pramana Adiputra
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2024): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35568/abdimas.v7i1.4458

Abstract

Most members of the community on Doom Island, also known as Dum Island in Sorong Islands District, Sorong, provide local transportation and tourists by sea taxi. The well-being of passengers and crew is the most critical aspect of water transport. The level of passenger safety assurance for travel between Dum Island and Sorong City, as well as to other islands, still needs to be improved, according to field observations. Observations show that certain shipping conditions often require more attention to load capacity, passenger positions, and the lack of adequate shipping safety equipment. This socialization is expected to raise awareness of providers of maritime transport services for tourism and the importance of safety in all activities of range. Socialization is a method of implementation of PKM programs, with stages of preparation, performance, and evaluation. The providers of maritime transport services for tourists and the population of Dum Island will get comprehensive information on marine safety regulations, together with the procedure of safety tools for instance sockets, sackcloth jackets, and other life-saving equipment. It is intended to increase their awareness and preparedness in the face of emergencies at sea. With a greater understanding of risks and preventive measures, a safer and more sustainable maritime environment can be achieved.