Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Pemetaan Batimetri dan Analisis Kondisi Fisik dan Kimia Perairan Pulau Putri-Kayu Angin, Kepulauan Seribu, Jakarta Hendi Santoso; Zan Zibar; Rizqan Khairan Munandar; Robin Saputra; Adityo Raynaldo
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 14, No 2 (2024)
Publisher : JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33512/jpk.v14i2.29314

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan batimetri dan analisis kondisi fisik serta kimia perairan di sekitar Pulau Putri dan Pulau Kayu Angin, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Metode penelitian yang digunakan mencakup pengukuran kedalaman laut menggunakan echosounder GPS MAP 585 S untuk pembuatan peta batimetri, serta pengumpulan data pasang surut menggunakan data dari Dishidros TNI AL. Selain itu, sampel air diambil pada beberapa titik untuk menganalisis parameter fisik dan kimis seperti suhu, salinitas, pH, dan oksigen terlarut. Data batimetri yang diperoleh diolah menggunakan perangkat lunak GIS untuk menghasilkan peta topografi bawah laut yang akurat. Analisis data fisik dan kimia perairan memberikan gambaran tentang kualitas air dan kondisi lingkungan di area penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perairan di perairan Pulau Putri – Kayu Angin mempunyai dasar perairan yang cukup landai dan beberapa ada yang curam dari kedalaman 3 m hingga 29,7 m. Analisa data pasang surut memperlihatkan pasang surut di daerah tersebut termasuk pada tipe harian tunggal. Secara umum, kondisi perairan yang baik dapat diamati dari hasil pengukuran kualitas perairan yang tidak melebihi baku mutu air laut untuk biota laut Temuan ini memberikan dasar ilmiah untuk pengelolaan lingkungan dan konservasi sumber daya perairan di Kepulauan Seribu.
Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Bidang Kelautan dan Perikanan Lulusan SMK di Kalimantan Barat Dodi; Zan Zibar; Robin Saputra; Rizqan Khairan Munandar; Hendi Santoso
Journal Scientific of Mandalika (JSM) e-ISSN 2745-5955 | p-ISSN 2809-0543 Vol. 6 No. 5 (2025)
Publisher : Institut Penelitian dan Pengembangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/10.36312/vol6iss5pp1164-1173

Abstract

West Kalimantan is a province surrounded by oceans, making it a potential sub-sector for the Indonesian economy. Geographically, the sea waters of West Kalimantan are located at 02O N - 03O S and 106O E - 110O E. Fishing at sea is carried out by marine fisheries households and fisheries companies domiciled in Sambas, Singkawang, Kubu Raya, Bengkayang, Mempawah, Pontianak City, Kayong Utara, and Ketapang Regencies. Based on the data obtained, it can be concluded that: most (42.60%) of vocational high school graduates in West Kalimantan in 2023 are absorbed in the workforce; most of the marine and fisheries vocational high school graduates in West Kalimantan in 2023 are working. However, there are several districts/cities whose graduates choose to become entrepreneurs and/or continue their studies. This shows that vocational high school graduates in the fisheries and marine fields in West Kalimantan can be absorbed in the workforce or continue to higher education.
Kondisi Terumbu Karang dan Ikan Karang di Perairan Desa Waigoiyofa, Kabupaten Kepulauan Sula Alimuddin, Alimuddin; Idris, Muhammad Kemal; Lubis, Muhammad Zainuddin; Giu, La Ode M. Gunawan; Zibar, Zan
Jurnal Komposit: Jurnal Ilmu-ilmu Teknik Sipil  Vol. 5 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Ibn Khaldun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/komposit.v5i2.6286

Abstract

AbstrakTerumbu karang sangat dipengaruhi oleh kegiatan manusia dan kenaikan suhu permukaan laut karena perubahan global.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi terumbu karang dan ikan karang di Desa Waigoiofa tahun 2019. Pengambilan data karang menggunakan metode Line Intercept Transect (LIT) sedangkan pengambilan data ikan karang menggunakan metode visual sensus. Parameter perairan yang diukur adalah suhu, salinitas, derajat keasaman (pH), kecerahan dan kecepatan arus. Berdasarkan pengamatan, suhu perairan berkisar antara 30,1 °C – 30,2 °C.  Salinitas perairan bernilai 30 "°. pH perairan bernilai 6,76 – 6,77 yang menunjang bagi kehidupan biota karang.  Tingkat kecerahan perairan adalah 100 %. Kecepatan arus sebesar 0,1 m/det. Kondisi ekosistem terumbu karang berdasarkan persentase penutupan karang keras berkisar antara 18,24 % – 44,44 % dengan kategori buruk sampai sedang. Indeks mortalitas karang di lokasi studi adalah kecil berkisar antara 0 – 0,471, artinya bahwa tidak ada perubahan berarti bagi karang hidup. Kelimpahan ikan karang berkisar antara 1,96 ind/m2 – 2,58 ind/m2 yang didominasi oleh famili Pomacentridae dan Labridae dimana kedua famili tersebut merupakan kelompok ikan yang memanfaatkan terumbu karang sebagai habitat untuk mencari makan. Nilai indeks keanekaragaman ikan karang di ekosistem terumbu karang di semua lokasi berkisar 3.95 – 4,11 yang berada dalam kategori sedang. Indeks keseragaman berada dalam kategori tinggi dengan nilai berkisar antara 0,63 – 0,64 yang menggambarkan perbedaan jumlah individu tiap spesies relatif sama dan tidak terlalu berbeda nyata. Indeks dominansi ikan karang berada dalam kategori rendah yaitu berkisar antara 0,02 – 0,03 yang menunjukkan bahwa dominasi spesies adalah rendah, sehingga kondisi komunitas ikan karang relatif stabil.Kata kunci: Metode LIT, Metode visual sensus, struktur komunitas, persentase penutupanAbstractCoral reefs are greatly affected by human activities and rising sea surface temperatures due to global changes. This study aims to determine the condition of coral reefs and reef fish in Waigoiofa Village in 2019. Data collection of coral reefs using Line Intercept Transect method while data collection of reef fishes using the visual census method. The water parameters measured were temperature, salinity, acidity (pH), brightness and current speed. Based on observations, the water temperature ranged from 30.1 °C – 30.2 °C. The salinity of the waters is 30"°. The pH of the waters is 6.76 – 6.77 which supports the life of coral biota. The brightness level of the waters is 100%. The current speed is 0.1 m/s. Conditions of coral reef ecosystems based on the percentage of hard coral cover ranged from 18.24% - 44.44 % with low to medium categories. The coral mortality index in the study area was small ranged from 0 – 0.471, meaning that there was no significant change for live corals. The abundance of reef fishes ranged from 1.96 ind/m2 – 2.58 ind/m2 which was dominated by families Pomacentridae and Labridae where both families are groups of fish that use coral reefs as a habitat for foraging. The index value of reef fish diversity in coral reef ecosystems at all stations ranged from 3.95 to 4.11 where the diversity index value was in the medium category. The uniformity index is in the high category with values ranging from 0.63 to 0.64 which illustrates the difference in the number of individuals of each species is the same and not different significantly. Reef fishes dominance index is in the low category, ranging from 0.02 to 0.03 which indicates that the species dominance is low, so the condition of the reef fish community is relatively stable.Keyword: LIT method, visual sensus method, community structure, coverage percentage
Web GIS Based Benthic Habitat Mapping Update Supports Smart Island Lemukutan Zibar, Zan; Saputra, Robin; Raynaldo, Adityo; Supriyatno, Supriyatno
Journal of Applied Geospatial Information Vol. 8 No. 2 (2024): Journal of Applied Geospatial Information (JAGI)
Publisher : Politeknik Negeri Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30871/jagi.v8i2.8705

Abstract

Benthic habitats are important for the quality of life and global climate. Systematic and efficient information is important for the monitoring, mapping, and recording of aquatic bottom habitats, thus providing a habitat database. In the last decade, object-based image analysis (OBIA) has been accepted as an effective method for extracting and classifying information from high spatial resolution satellite imagery. Our study's goal is to use WebGIS to combine coral reef monitoring data from Lemukutan Island and find out how much coral cover there is on the island using the smart island WebGIS. This study took place from August 6th to August 13th, 2024, and used a total of 1097 field points to show where all the benthic habitats and Sentinel 2A image data sources were located. The research results obtained the extent of shallow water benthic habitat classification with different variations in each habitat class. The Rock Class covers an area of "‹"‹41,940 ha, the mixed class 2,409 ha, the coral class 130,340 ha, the dead coral class 49,249 ha, the macroalgae class 2,840 ha, and the sand class 12,140 ha. The overall accuracy (OA) results for the waters of Lemukutan Island obtained the highest value, namely 89.5833%, using the SVM algorithm. Regular monitoring of coral reefs can help update Lemukutan Island Smart Island data to become a catalyst in realizing a smart island ecosystem in West Kalimantan Province by presenting benthic habitat maps through web GIS services and realizing technology development for coastal areas and small islands.
IDENTIFIKASI TUTUPAN TERUMBU KARANG DI PANTAI WISATA PULAU LEMUKUTAN KABUPATEN BENGKAYANG Muhammad Azkar; Zan Zibar; Dahlia Wulan Sari
JKP - Jurnal Kelautan dan Pesisir Vol. 1 No. 1 (2024)
Publisher : JKP - Jurnal Kelautan dan Pesisir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The coral reef ecosystem in West Kalimantan is mostly found on the Lemukutan Island Tourism Beach, Bengkayang Regency. Lemukutan Island has an area of 1,235 Ha and has potential marine resources that can be developed and utilized by the surrounding community and the government. The aim of this research is to determine the percentage of coral cover in Surau Bay and Cina Bay. The research used the Underwater Photo Transect (UPT) method with a line transect of 50 m and a square transect measuring (58 x 44) cm². The photo shoot results were then analyzed using Coral Point Count with Excel Extensions (CPCE) computer software to obtain coral cover data and coral lifeform categories. The research results for stations 1 and 2 show Hard Coral (HC) cover of 43.80% and 35.33%. HC cover at both stations is in the medium category. The percentage of Dead Coral (DC) for stations 1 and 2 is 21.73% and 19.40%. There are several coral lifeforms in the observation area, namely Acropora Branching (ACB), Acropora Tabulate (ACT), Coral Heliopora (CHL), Coral Mushroom (CMR), Coral Encrusting (ACE), Coral Foliose (CF), and Coral Massive (CM).
IDENTIFIKASI KOMPOSISI KEPADATAN SAMPAH LAUT (MARINE DEBRIS) DI WILAYAH PESISIR PULAU PELAPIS KEPULAUAN KARIMATA Ary Chandra; Zan Zibar; Sofi Siti Shofiyah
JKP - Jurnal Kelautan dan Pesisir Vol. 1 No. 1 (2024)
Publisher : JKP - Jurnal Kelautan dan Pesisir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelapis Island is part of the Karimata Islands which are located in North Kayong Regency, West Kalimantan. The island, which is located west of the Karimata Strait and close to the Karimata Islands Marine Nature Reserve, has tourism potential and abundant natural resources that can be utilized by the local community and the government. The cleanliness of the marine environment needs to be ensured in order to support sustainable economic continuity and support the tourism industry sector. This research aims to determine the density of marine debris using the shoreline survey method to determine the beach cleanliness index according to the clean-coast index (CCI), analysis of waste weight and type of waste was carried out at three stations spread across the coast of the island. The type of waste that dominates is wood with waste weight reaching 68% from the three stations. Plastic types with 21%, metal types with 7%, rubber types with 3% and then glass types with 1%. The beach cleanliness index measured at each research station showed different results. Based on the results of the CCI analysis, station 1 received a score of 35 and was included in the very dirty category, Statsuin 2 received a score of 12.96, which was included in the dirty category, a fairly low score at station 3, namely 4.04, which was included in the clean category. Overall, the results of data collection from three research stations show that Pelalui Island still has the potential to become a beach tourism destination by continuing to increase efforts to maintain cleanliness and environmental sustainability.
PEMUTAKHIRAN PETA DESA TELUK BATANG SELATAN KABUPATEN KAYONG UTARA Robin Saputra; Zan Zibar; Hendi Santoso; Rizqan Khairan Munandar; Dodi Dodi; Riza Linda
Jurnal Pasopati Vol 6, No 2 (2024): Vol 6, No 2 (2024)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pasopati.2024.24901

Abstract

Pengabdian Kepada Masyarakat ini berfokus pada pemutakhiran peta Desa Teluk Batang Selatan, Kabupaten Kayong Utara, dengan pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk mendukung pengelolaan wilayah yang lebih baik. Pemutakhiran peta desa merupakan aspek penting dalam pembangunan, pengelolaan sumber daya alam, dan pengembangan infrastruktur desa. Di banyak wilayah, termasuk Desa Teluk Batang Selatan, ketersediaan peta yang akurat dan up-to-date masih menjadi tantangan karena keterbatasan teknologi, sumber daya, dan dukungan finansial. Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan peta administrasi yang lebih akurat dan lengkap mengenai batas-batas desa serta distribusi fasilitas umum sebagai dasar pengambilan keputusan lokal. Metode pelaksanaan melibatkan beberapa tahap, yakni persiapan, pengumpulan data batas administrasi dan fasilitas umum melalui survei lapangan dan wawancara, digitasi dan pemetaan data menggunakan SIG, serta verifikasi peta bersama perangkat desa. Proses pemetaan diikuti dengan layout dan pencetakan peta yang kemudian diserahkan kepada pemerintah desa untuk digunakan dalam pengelolaan wilayah. Hasil dari kegiatan ini berupa peta administrasi Desa Teluk Batang Selatan yang mencakup informasi mengenai batas wilayah serta sebaran fasilitas umum dan prasarana. Peta yang dihasilkan dinilai akurat meskipun resolusi citra yang digunakan masih dapat ditingkatkan di masa depan. Adanya peta ini mempermudah perangkat desa dalam perencanaan pembangunan dan pengelolaan wilayah yang lebih efektif. Evaluasi dari masyarakat menunjukkan bahwa peta ini diterima dengan baik dan dinilai bermanfaat untuk keperluan administrasi serta pelayanan kepada masyarakat. Pengembangan di masa depan diusulkan untuk menggunakan teknologi drone guna meningkatkan resolusi peta dan detail spasial.
Pemanfaatan Teknologi Geospasial Dalam Pemetaan Batas Dusun Dengan Pendekatan Partisipatif Masyarakat (Studi Kasus Desa Masbangun Kabupaten Kayong Utara) Robin Saputra; Rizqan Khairan Munandar; Hendi Santoso; Zan Zibar; Dodi Dodi; Shihab Hidayat Al-Fikri; Muhammad Hafidz; Hendri Ramadhani; Fikanti Putri Lestari
Jurnal Pasopati Vol 7, No 1 (2025): Vol 7, No 1 (2025)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pasopati.2025.25917

Abstract

Kemajuan teknologi geospasial telah membuka peluang bagi peningkatan akurasi pemetaan wilayah desa, termasuk batas dusun. Namun, banyak desa di Indonesia, termasuk Desa Masbangun, masih menghadapi ketidakjelasan batas administrasi yang dapat memicu konflik dan menghambat perencanaan pembangunan. PKM ini bertujuan untuk mengimplementasikan pemetaan batas dusun secara partisipatif dengan memanfaatkan teknologi geospasial, seperti Sistem Informasi Geografis (SIG) dan GPS. Metode yang digunakan mencakup koordinasi awal dengan masyarakat, pengambilan data di lapangan melalui teknik ground truthing, analisis spasial menggunakan perangkat lunak SIG, serta validasi hasil pemetaan dengan tokoh masyarakat dan pemerintah desa. Hasil kegiatan PKM menunjukkan bahwa pendekatan partisipatif meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap hasil pemetaan dan memperkuat kapasitas mereka dalam pengelolaan data spasial. Selain itu, peta batas dusun yang dihasilkan dapat menjadi dokumen resmi desa dalam perencanaan pembangunan dan penyelesaian sengketa lahan. Implementasi teknologi geospasial dalam pemetaan partisipatif terbukti efektif dalam menciptakan batas wilayah yang lebih jelas dan diterima oleh seluruh pemangku kepentingan.
The Stakeholder’s Role in Education for Sustainable Development at Marine Protected Area - West Kalimantan Utami, Pratita Budi; Yuliastuti, Indah; Sunardi, Sunardi; Agung, Medha Pradipta; Dwihastuty, Leny; Auliansyah, Auliansyah; Rudianto, Arif; Zulfian, Zulfian; Ilyas, Nail Radhy; Triningsih, Endang; Multazam, Multazam; Kusumardana, Setra; Hartono, Hartono; Purnama, Freddy Surya; Apriansyah, Apriansyah; Kushadiwijayanto, Arie Antasari; Zibar, Zan; Raynaldo, Adityo; Triyono, Triyono; Yusuf, Muhammad; Isharianto, Isharianto; Vietsaman, Dionisius Endy; Nursalam, Lodri Khairul
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement) Vol 11, No 2 (2025): June
Publisher : Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jpkm.100920

Abstract

West Kalimantan Province has five Marine Protected Areas (MPAs), one of which is the Randayan MPA. It is located in Bengkayang Regency abd was officially established in 2019 through Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat No. 1. One of the mandated activities was public education on conservation, which mostly targeted adults whose livelihoods depended on the extraction of natural resources. Concerning the conservation awareness gap for teenagers and children, our Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) initiated the application of the concepts of Social Capital and Bandura’s Social Learning Theory to facilitate this the community. It was found that the involvement of multi stakeholders supports the well-rounded learning experience for the children and teenagers in enchancing their awareness about the conservation of marine ecosystem and the life of under water. Online guest lecture from Ministry of Marine Affairs and Fisheries as well as guided learning process by undergraduate students through their community service program are some of the influential initiatives.
PEMETAAN SEBARAN PRASARANA DAN BATAS DESA PELAPIS KECAMATAN KEPULAUAN KARIMATA KABUPATEN KAYONG UTARA Saputra, Robin; Zibar, Zan; Raynaldo, Adityo; Shofiyah, Sofi Siti; Marista, Etha; Linda, Riza
Bina Bahari Vol 1, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Program Studi Ilmu Kelautan, FMIPA Universitas Tanjungp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/binabahari.v1i2.12

Abstract

Penyelenggaraan pemerintahan yang baik harus didukung dengan data yang baik agar dalam mengelola desa dapat dengan optimal. salah satu data yang penting adalah peta batas wilayah desa. Pembuatan peta batas desa merupakan amanat yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya peta desa dalam bentuk fisik untuk mendukung pemerintah desa dalam menjalankan fungsi pemerintahannya. Kegiatan pembuatan peta desa melibatkan pihak desa dan masyarakat. Hasil kegiatan pemetaan desa ini dapat diselesaikan dengan baik dan berjalan lancar sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil evaluasi dan pernyaatan pihak desa peta yang dihasilkan juga representatif untuk kebutuhan administrasi desa. Pemerintah desa juga menganggap bahwa kegiatan ini bermanfaat, dan berharap kedepannya ada kegiatan yang sejenis, dengan target keluaran sampai ke peta batas dusun, RT dan RW.