Claim Missing Document
Check
Articles

PELATIHAN PENGEMBANGKAN KAPASITAS IBU DALAM PENGASUHAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR Meilanny Budiarti Santoso; Nurliana Cipta Apsari; Budi Muhammad Taftazani
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5, No 3 (2018): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.242 KB) | DOI: 10.24198/jppm.v5i3.19419

Abstract

Keluarga adalah tempat yang utama dan pertama dalam kehidupan seorang anak. Ibu memegang peran utama dalam memberikan pengasuhan kepada anak. Adanya peranan ibu memiliki dampak besar terhadap anak, karena terdapat ikatan secara batin antara anak dan ibu sejak dalam kandungan. Agar orang tua terutama ibu mampu melaksanakan fungsinya dengan baik, maka orang tua terutama ibu perlu memahami tingkat perkembangan anak, menilai pertumbuhan dan perkembangan anak dan mempunyai motivasi yang kuat untuk memajukan pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan proses pengasuhan anak yang sesuai dengan perkembangan anak, maka tim pelaksana kegiatan pengabdian pada masyarakat (PPM) melakukan pelatihan pengembangan kapasitas ibu dalam pengasuhan anak, terutama pengasuhan bagi anak usia sekolah dasar di Desa Cisempur Kecamatan Jatinangor Propinsi Jawa Barat. Dengan menggunakan metodologi pelatihan andragogi yaitu metode pembelajaranbagi orang dewasa, dengan memposisikan peserta pelatihan sebagai orang dewasa yang sudah memiliki pengetahuan dan pengalaman, sehingga harus didorong untuk berperan aktif dalam setiap tahapan proses pelatihan. Aktivitas pelatihan pengembangan kapasitas Ibu dalam melakukan pengasuhan yang dilakukan dalam Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) ini akan didorong sebagai wujud dari habitat bagi tumbuh-alaminya rasa butuh untuk tumbuh bersama pada diri setiap ibu, sebagai upaya untuk membentuk komunitas sebagai sarana mengoptimalkan kualitas pengasuhan.
DUKUNGAN SOSIAL BAGI ORANG DENGAN DISABILITAS NETRA DALAM PENCAPAIAN PRESTASI DI SEKOLAH LUAR BIASA Tasya Alyani Rosalina; Nurliana Cipta Apsari
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7, No 2 (2020): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v7i2.28486

Abstract

Dukungan sosial merupakan pemberian rasa aman, peduli, penghargaan, atau bantuan yang diterima seseorang dari orang lain atau kelompok. Sumber dukungan sosial didapatkan dari banyak pihak yang terlibat langsung dalam aktivitas sehari-hari. Dukungan sosial dapat diberikan kepada siapa saja, begitu pula bagi orang dengan disabilitas netra. Penyandang tunanetra merupakan kondisi dimana seseorang kehilangan penglihatannya disebabkan kedua indera penglihatannya tidak dapat berfungsi sebagaimana orang awas. Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, penyandang tunanetra memiliki kesulitan sehingga membutuhkan bantuan orang lain. Begitu pula bagi orang dengan disabilitas netra yang bersekolah, dalam pemenuhan kebutuhan yang berkaitan dengan pendidikan mereka membutuhkan orang lain untuk membantunya. Tulisan ini mencoba menggambarkan dukungan sosial yang diberikan pada orang dengan disabilitas netra dalam pencapaian prestasi. Tujuan tulisan ini adalah untuk menggambarkan bentuk dukungan sosial yang diberikan pada orang dengan disabilitas netra bagi pencapaian prestasi di sekolah.
PENYANDANG DISABILITAS DALAM DUNIA KERJA Geminastiti Purinami A; Nurliana Cipta Apsari; Nandang Mulyana
Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial Vol 1, No 3 (2018): Fokus: Jurnal Pekerjaan Sosial
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/focus.v1i3.20499

Abstract

Penyandang disabilitas, mempunyai hak yang setara dengan orang lain. Meski begitu, diskriminasi masih kerap dirasakan karena mereka dianggap tidak mandiri. Demi mencapai kemandirian, penyandang disabilitas melakukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan keterampilan sosial. Kurang tersedianya lapangan pekerjaan bagi penyandang disabilitas membuat penyandang disabilitas lebih memilih untuk bekerja pada sektor usaha. Adanya undang-undang no 8 tahun 2006, membuat beberapa penyandang disabilitas bekerja di suatu perusahaan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi penyandang disabilitas karena mereka harus dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja. Bertemu dengan orang baru tentunya bukan hal yang mudah. Diskriminasi yang telah dirasakan oleh penyandang disabilitas tentu dapat menghambat proses penyesuaian diri. Karena itu pekerja sosial mampunyai peran untuk meningkatkan kapasitas orang dalam mengatasi masalah yang dihadapi dan menguhubungkan sumber sumber yang ada di sekitarnya untuk membantu mengatasi masalah.
REHABILITASI SOSIAL BAGI REMAJA DENGAN DISABILITAS SENSORIK Nida Salsabila; Hetty Krisnani; Nurliana Cipta Apsari
Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial Vol 1, No 3 (2018): Fokus: Jurnal Pekerjaan Sosial
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/focus.v1i3.20496

Abstract

Salah satu masalah sosial yang dihadapi saat ini adalah permasalahan tentang orang dengan Orang dengandisabilitas, seperti stigma negatif, akses yang terbatas yang membuat orang dengan disabilitas menjadi orang yang tergantung kepada bantuan orang lain, ketidaksamaan kesempatan untuk berpartisipasi di dunia kerja, dan masih banyak lagi. Masalah-masalah tersebut adalah masalah yang umum dihadapi orang dengan disabilitas, termasuk remaja dengan disabilitas. Orang denganOrang denganRemaja merupakan masa pertumbuhan yang rentan karena mereka berada pada posisi yang bukan lagi anak-anak dan bukan juga orang dewasa apalagi remaja Orang dengandengan sensorikdisabilitas sensorik yang kesulitan untuk mengaktualisasikan dirinya. Rehabilitasi sosial merupakan salah satu pelayanan sosial yang dapat membantu perkembangan remaja Orang dengansensorikdengan disabilitas sensorik.
PERILAKU SELF-HARM ATAU MELUKAI DIRI SENDIRI YANG DILAKUKAN OLEH REMAJA (SELF-HARM OR SELF-INJURING BEHAVIOR BY ADOLESCENTS) Thesalonika Tarigan; Nurliana Cipta Apsari
Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial Vol 4, No 2 (2021): Focus: Jurnal Pekerjaan Sosial Desember 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/focus.v4i2.31405

Abstract

Self-harm behavior is a form of behavior that done to deal with emotional distress or emotional pain by hurting him/herself without any intention of committing suicide. From various studies, adolescents are the one who have high intention of this behavior. There is still a few research for this issue because of the iceberg phenomenon. This issue rated as iceberg phenomenon because there is much number of cases that have not been revealed. This article provides a literature review on self-harm or self-injuring behavior in adolescents and the factors that have the potential to cause self-injury in adolescents. The research objective was to find out and get more information about self-harm behavior. The method that was used in this article is a literature review. The result is self-harm behavior mostly done by adolescent because adolescence is a period of time where there are full of conflicts so that they are vulnerable to doing self-harm. Potential factors to cause adolescents to injuring themself which was discussed below are loneliness, high level of difficulty in responding to negative experiences and a low level of tolerance for the problem sat hand, emotional focus coping, external and internal factors, and communication patterns/style with parents.
PELAKSANAAN SUPPORT GROUP PADA ORANGTUA ANAK DENGAN CEREBRAL PALSY Adina Riska Anindita; Nurliana Cipta Apsari
Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial Vol 2, No 2 (2019): Focus: Jurnal Pekerjaan Sosial Desember 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/focus.v2i2.26248

Abstract

 AbstrakKeluarga, khususnya orangtua merupakan orang yang paling dekat dengan anak, sehingga orangtua memiliki peranan yang sangat penting di dalam kehidupan anak, terutama anak yang memiliki kondisi cerebral palsy. Namun, di sisi lain, orangtua yang memiliki anak dengan cerebral palsy memiliki peluang lebih besar untuk mengalami kondisi yang menyebabkan stres. Metode yang digunakan dalam jurnal ilmiah ini adalah dengan studi literatur. Agar dapat menjalankan peranannya sebagai orangtua bagi anaknya yang memiliki kondisi cerebral palsy, orangtua memerlukan dukungan sosial. Pekerja sosial dapat berperan dalam mengatasi hal ini yaitu dengan pemberian pelayanan kelompok melalui support group. Support group memiliki kekuatan penyembuhan karena orangtua yang memiliki anak dengan cerebral palsy akan mendapatkan dukungan yang sifatnya timbal balik.  AbstrackFamily, especially parents are the people closest to children, so parents have a very important role in the lives of children, especially children who have a condition of cerebral palsy. However, on the other hand, parents who have children with cerebral palsy have a greater chance of experiencing stressful conditions. The method used in this scientific journal is the study of literature. In order to be able to carry out its role as a parent for children who have cerebral palsy, parents need social support. Social workers can play a role in overcoming this, namely by providing group services through a support group. Support groups have therapeutic powers because parents who have children with cerebral palsy will get reciprocal support.
HUBUNGAN PROSES PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS REMAJA DENGAN TAWURAN ANTAR REMAJA Muhammad Daffa Rizqi Eko Putra; Nurliana Cipta Apsari
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 3, No 1 (2021): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v3i1.31969

Abstract

Artikel ini membahas tentang hubungan antara proses perkembangan psikologis individu pada tahap remaja dengan kenakalan remaja khususnya tawuran. Kami juga membahas tentang latar belakang remaja melakukan tawuran dan pencegahan yang dapat dilakukan. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metodekualitatif dengan menggunakan studi kepustakaaan dengan menggunakan perspektif perkembangan manusia.Remaja merupakan individu berusia 13-21 tahun yang merupakan perlihan dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan pubertas. Pada tahapan ini menunjukkan bahwa proses perkembangan remaja terjadi perubahan baik secara fisik, mental, dan sosial. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa proses perkembangan individu pada tahap remaja berhubungan dengan perilaku tawuran antar remaja. Krisis identitas yang sedang mereka alami merupakan salah satu proses yang menyebabkan mereka masih mencari jawaban atas pertanyaan yang ada tentang masalahnya. Selain itu, kondisi emosional mereka yang belum stabil dan masih meledak-ledak juga faktor yang menyebabkan mereka melakukan tawuran antar pelajar.
Pergeseran Paradigma dalam Disabilitas Meilanny Budiarti Santoso; Nurliana Cipta Apsari
Intermestic: Journal of International Studies Vol 1 No 2 (2017)
Publisher : Departemen Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.191 KB) | DOI: 10.24198/intermestic.v1n2.6

Abstract

Paradigm shift in understanding disabilities need to be delivered in line with the spirit of reformation and democratization lies on strengthening fundamental pillars of human rights. This article is using literature and documentation study. The paradigm in addressing or providing services to people with disabilites have shifted, starting with The Traditional model, which was charity in nature, shifted toward The Individual Model – Medical Model, emphasizing rehabilitation for disabilities population. The second model were felt insufficient to eliminate the obstacles dealt by the disabilities, thus the professionals developed the third paradigm, which is The Social Model, where focus of services are meant to create social change – community change. Currently, services for disabilites population are based on the Inclusion Model, which is inclusive development – inclusive society. The inclusive approach is utilized to present the disabilities population in the lives of the community, thus accomodating more of human rights of the disabilites population.
INTEGRASI KOMPETENSI KEBAHAGIAAN DALAM PENGEMBANGAN SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL SISWA Muthia Fadhila Khairunnisa; Tiara Salsabilla; Nurliana Cipta Apsari
EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol 12, No 1 (2023): Empati Edisi Juni 2023
Publisher : Social Welfare Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/empati.v12i1.29192

Abstract

Abstract. Education curriculum is one of the most important aspects in the learning process. In Indonesia’s 2013 Curriculum (K13), spiritual and social traits become one of the three graduation competencies for students. However, character development and planting a sense of joy in learning for students have not become the main focus in Indonesian education. The government of Delhi, India, developed an innovation called Happiness Curriculum, where it includes three Happiness Competencies, which are: mindfulness, critical thinking and reflection, and social-emotional skills. This study is important because developing the character of critical, mindfulness and able to self-reflection will assist the Indonesian young generation to be more prepared to address challenges and issues of the future. This research aims to identify the urgency and how can the Happiness Competencies be integrated into the curriculum in Indonesia to increase the spiritual and social traits competency for students at school. The method used is literature review. The result shows that the Happiness Competencies based on the Happiness Curriculum from Delhi, India, can be integrated starting from the teacher and the surrounding environment that supports the said transformation, considering that mental health at school is one of the issues that should become the concern of actors in the education sector. Keyword: Education, curriculum, happiness competency, spiritual traits, social traits. Abstrak. Kurikulum pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam proses pembelajaran. Dalam Kurikulum 2013 (K13) di Indonesia, sikap spiritual dan sosial menjadi salah satu dari tiga standar kompetensi kelulusan siswa. Namun, pengembangan karakter dan penanaman rasa senang belajar kepada siswa belum menjadi fokus utama dalam pendidikan Indonesia. Pemerintah Delhi, India, mengembangkan inovasi bertajuk Happiness Curriculum yang mencakup tiga Kompetensi Kebahagiaan, yakni: mindfulness, critical thinking, and reflection, serta social-emotional skills. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi urgensi serta bagaimana Kompetensi Kebahagiaan tersebut dapat diintegrasikan kedalam kurikulum di Indonesia guna meningkatkan kompetensi sikap spiritual dan sosial siswa di sekolah. Penelitian ini penting karena pengembangan karakter siswa yang kritis, mampu merefleksikan diri dan memiliki kemampuan mindfulness dapat membantu generasi muda Indonesia menjadi generasi yang lebih siap menatap tantangan di masa depan. Metode yang digunakan ialah studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan kompetensi kebahagiaan berdasarkan Happiness Curriculum dari Delhi, India, dapat diintegrasikan dimulai dengan guru dan lingkungan sekitar yang mendukung perubahan tersebut, menimbang bagaimana kesehatan mental di lingkungan sekolah juga menjadi salah satu isu yang menjadi perhatian pelaku pendidikan termasuk pekerja sosial di sekolah. Kata kunci: Pendidikan, kurikulum, kompetensi kebahagiaan, sikap spiritual, sikap sosial.
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KEKERASAN SEKSUAL DENGAN KONDISI LINGKUNGAN FISIK DI KAMPUS UNPAD JATINANGOR: SUDUT PANDANG MAHASISWA Gumilang Ramadhan; Arinda Putri Wulandari; Nurliana Cipta Apsari
Jurnal Ilmiah Rehabilitasi Sosial (Rehsos) Vol 5 No 1 (2023): REHSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/rehsos.v5i1.697

Abstract

Sexual violence is a hot issue at Padjadjaran University, the emergence of accounts on social media containing photos of perpetrators of sexual violence and the formation of the SATGAS PPKS which focuses on handling sexual violence cases is clear evidence that this issue does occur in the campus environment. Cases of sexual violence on the Unpad Jatinangor campus are also considered to still not get maximum treatment so that there are still many cases that are not resolved properly, this is influenced by the flow of complaints that are not known by the entire academic community, including students. Sexual violence that occurs on campus is also supported by several factors such as campus environmental conditions. This study aims to examine the relationship between physical conditions and the environment with sexual violence at Campus Unpad Jatinangor by referring to Stimulation Theory and Behavioral Setting Theory. The method used in this study is a qualitative research method . The results of the study explained that sexual violence is influenced by the physical environment of the campus which is quiet, dark and difficult to reach security posts, as well as the lack of maintenance and the availability of facilities and infrastructure such as CCTV. Streets along the SOSHUM and SAINTEK clumps, building alleys and toilets are some of the points that have the potential to become places for sexual violence to occur. Real action and contributions from various elements are needed so that this issue can get priority to get the right treatment. Such as improving facilities and infrastructure or comprehensive and continuous socialization regarding efforts to prevent and handle cases of sexual violence. Keywords: Environment, Sexual Violence, Stimulation Theory, Behavioral Setting Theory, Unpad Jatinangor
Co-Authors Abdullah, Hanifiyatus Shamhah Adina Riska Anindita Agus Wahyudi Riana Al Banda Arya Rekso Negoro Andita Ratih Anisza Eva Saputri Anjani, Dina Anna Rizky Annisa Anna Rizky Annisa, Anna Rizky Annisa Nabila Annisa Nabila, Annisa Aprilia, Marwah Dwita Arie Surya Gutama Arie Surya Gutama, Arie Surya Arifah Di’Faeni Nurul Asyia Arinda Putri Wulandari Aufa Hanum Aulia Vegianti Aulia, Adis Prita Aulia, Danisya Azwar Yusran Anas Azwar Yusran Anas, Azwar Yusran Azzahra, Ni Made Ray Rika Beladiena, Arsy Nafisa BUDHI WIBHAWA Budhi Wibhawa Budhi Wibhawa Budhi Wibhawa Budhi Wibhawa Budhi Wibhawa, Budhi Budi Muhammad Taftazani Budi Muhammad Taftazani Budi Muhammad Taftazani, Budi Muhammad Darwis, Rudi S. Destin Putri A. Destin Putri A., Destin Putri Devie Lestari Hayati Dian Haerunisa Dian Haerunisa, Dian Diaz Aristawidya Nugroho Dwi Istanto Eko Setiawan Eko Setiawan Erika Putri Wulandari Ezza Oktavia Utami Fara Dhania Aulia Farakhiyah, Rachel Febriyani Jenz Fushshilat, Sonza Rahmanirwana Gabriela Dameni Natalia Sinurat Galih Haidar Geminastiti Purinami A Gumilang Ramadhan Haidar, Galih Handira Nurul Az-zahra HERY WIBOWO HERY WIBOWO Hery Wibowo, Hery Hetty Krisnani Iin Rizkiyah Jatnika, Dyana Chusnulitta Kamal , Mustfa Khairunnisa, Muthia Fadhila Khairunnisa, Salsabila Khofiffah, Fanesha Kodaruddin, Wina Nurdini Lukman Effendi lukman effendi manik, rachel Marcelino Vincentius Poluakan Maulana Irfan, Maulana Meilanny Budiarti Santoso Meilanny Budiarti Santoso Meilanny Budiarti Santoso Meilanny Budiarti Santoso Meilanny Budiarti Santoso Meilanny Budiarti Santoso Meilanny Budiarti Santoso Meilanny Budiarti Santoso MEILANNY BUDIARTI SANTOSO Meilanny Budiarti Santoso Meilanny Budiarti Santoso, Meilanny Budiarti Moch. Zainuddin Moch. Zainuddin, Moch. Monica Kristiani Widhawati Muhammad Daffa Rizqi Eko Putra Muhammad Daffa Rizqi Eko Putra Muhammad Ihsan Yasin Muthia Fadhila Khairunnisa Muthia Fadhila Khairunnisa Nandang Mulyana Nandang Mulyana, Nandang Negoro, Al Banda Arya Rekso Nida Salsabila NUNUNG NURWATI nunung nurwati Nunung Nurwati Nurazizah, Siti Nurul Izza Sayyidina Aufa Dianto Nurwati, R. Nunung Permana, Oktia Dwi Pratama, Denny Maulana Putri, Nadila Auludya Rahma Putri, Risya Ananda R. Nunung Nurwati Rachel Farakhiyah Rachim, Hadiyanto Abdul Ramadhan, Dhiya Nabilah Ramadhatsani, Sahira Ratih, Andita Rifky Taufiq Fardian Rinaldo, Rinaldo Risna Resnawaty RISNA RESNAWATY Risna Resnawaty, Risna Rudi Saprudin Darwis, Rudi Saprudin Sahadi Humaedi Sahadi Humaedi Sahadi Humaedi Sahadi Humaedi SAHADI HUMAEDI Sahadi Humaedi SAHADI HUMAEDI Sahadi Humaedi Salsabilla, Tiara SANDI GUMILAR Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo SANTOSO TRI RAHARJO Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo SANTOSO TRI RAHARJO Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo, Santoso Tri Santoso, Meilanny Saragih, Evangelina Putri Fide Sherien Sekar Dwi Ananda Siti Maimunah Sitisaroh, Nanda Soni Akhmad Nulhaqim Sonia, Gina Sonza Rahmanirwana Fushshilat Sri Sulastri Sukmana, Djulaiha Suleman, Syahputra Adisanjaya Susanto, Meilanny Budiarti Syahputra Adisanjaya Suleman Syeira Rifdah Adniy Tasya Alyani Rosalina Thesalonika Tarigan Tiara Salsabilla Utami, Ezza Oktavia Vadilla Aries Tantya Vanaja Syifa Radissa Vegianti, Aulia Wandi Adiansah, Wandi Widhawati, Monica Kristiani Wina Nurdini Kodaruddin Wulandari, Arinda Putri Wulandari, Erika Putri Yessi Rachmasari Yessi Rachmasari, Yessi Zen, Lya Fayola Zulkarnain Bastari Zulkarnain Bastari, Zulkarnain