Pendahuluan: Rekam Medis Elektronik (RME) diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dokumentasi asuhan keperawatan. Namun, penerapannya di lapangan sering kali dipengaruhi oleh tingginya beban kerja perawat. Beban kerja yang tidak seimbang dapat mengurangi kualitas dokumentasi, yang pada akhirnya berdampak pada kualitas keseluruhan layanan asuhan keperawatan. Tujuan: Untuk mendeskripsikan beban kerja perawat dalam kaitannya dengan implementasi dokumentasi asuhan keperawatan menggunakan metode RME di Rumah Sakit Umum Labuang Baji, Makassar. Metode: Penelitian ini menggunakan desain observasional deskriptif dengan pendekatan survei. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner terstandar yang mengukur beban kerja dan kinerja dokumentasi RME. Sebanyak 39 perawat rawat inap dipilih menggunakan simple random sampling. Data dianalisis secara deskriptif menggunakan distribusi frekuensi dan persentase. Hasil: Sebagian besar perawat melaporkan beban kerja "sedang" (87,2%), sementara 12,8% melaporkan beban kerja "kurang optimal". Faktor-faktor yang berkontribusi meliputi jumlah pasien, kompleksitas kasus, keterbatasan sumber daya, dan jam kerja. Implementasi RME dianggap memfasilitasi pengelolaan beban kerja dan meningkatkan produktivitas; namun, tantangan tetap ada, seperti pelatihan yang tidak memadai, dukungan teknis yang terbatas, dan masalah jaringan. Kesimpulan: Beban kerja perawat memengaruhi implementasi optimal dokumentasi RME. Upaya untuk mengelola beban kerja, meningkatkan kompetensi melalui pelatihan, dan memberikan dukungan teknis berkelanjutan sangat penting untuk memaksimalkan potensi RME dalam mendukung kualitas asuhan keperawatan.Kata Kunci: Rekam Medis Elektronik, Perawat, Beban Kerja ABSTRACTIntroduction: The Electronic Medical Record (EMR) is expected to improve the efficiency and effectiveness of nursing care documentation. However, its implementation in practice is often affected by nurses’ high workload. An imbalanced workload may reduce the quality of documentation, ultimately impacting the overall quality of nursing care services. Objective: To describe nurses’ workload in relation to the implementation of nursing care documentation using the EMR method at Labuang Baji General Hospital, Makassar. Method: This study employed a descriptive observational design with a survey approach. Data were collected using a standardized questionnaire measuring workload and EMR documentation performance. A total of 39 inpatient nurses were selected using simple random sampling. Data were analyzed descriptively using frequency distribution and percentage. Result: Most nurses reported a “moderate” workload (87.2%), while 12.8% reported a “less optimal” workload. Contributing factors included the number of patients, case complexity, limited resources, and working hours. EMR implementation was perceived to facilitate workload management and improve productivity; however, challenges remained, such as inadequate training, limited technical support, and network issues. Conclusion: Nurses’ workload affects the optimal implementation of EMR documentation. Efforts to manage workload, enhance competencies through training, and provide ongoing technical support are essential to maximize EMR’s potential in supporting nursing care quality.Kata Kunci: Electronic Mediacal Record, Nurses, Workload