Sadik Ikhsan
Program Studi Agribisnis/Jurusan SEP, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat

Published : 32 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Analisis Usahatani Penangkaran Benih Padi Unggul di Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Muhammad Fauzan; Sadik Ikhsan; Muzdalifah Muzdalifah
Frontier Agribisnis Vol 8, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v8i3.13592

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pendapatan yang diperoleh petani penangkar benih padi di Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan untuk menganalisis tingkat kelayakan usahatani penangkaran benih padi di Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Waktu penelitian ini dimulai dari bulan Mei 2023 sampai Juni 2024. Jenis data yang digunakan yaitu data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan dengan menggunakan kuesioner. Sumber data primer diperoleh melalui wawancara langsung kepada petani yang melakukan usahatani penangkaran benih padi. Penarikan contoh dilakukan dengan cara acak sederhana (simple random sampling). Populasi sebanyak 65 orang petani. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 orang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa biaya eksplisit usahatani sebesar Rp9.564.597/usahatani, biaya implisit sebesar Rp1.350.000/usahatani, biaya total biaya sebesar Rp10.914.597/usahatani. Rata-rata produksi sebesar 4.103,33 kg/usahatani dengan harga jual Rp5.000 untuk setiap kilogramnya. Penerimaan usahatani yaitu sebesar Rp20.516.667/usahatani. Untuk menganalisis pendapatan usahatani, metode yang digunakan yaitu selisih dari peneriman dengan biaya eksplisit. untuk pendapatan usahatani sebesar Rp10.952.070. Untuk menganalisis kelayakan menggunakan R/C Ratio atau perbandingan dari penerimaan dengan total biaya. Untuk R/C Ratio usahatani penangkaran benih padi di Kecamatan Pandawan adalah 1,88, artinya usahatani ini menguntungkan dan layak untuk dikembangkan.
Pemetaan Bisnis Teh Celup Gaharu (Aquilaria Malaccensis) PT Makin Jaya Agung Kota Banjarbaru Nana Emiliyana; Sadik Ikhsan; Ahmad Yousuf Kurniawan
Frontier Agribisnis Vol 7, No 4 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i4.11555

Abstract

PT Makin Jaya Agung adalah industri yang memproduksi teh celup gaharu yang berdiri sejak tahun 2013 dan memiliki perkebunan pohon gaharu seluas 20 ha. Penentuan harga pokok produksi mengacu pada total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi barang persediaan produk jadi dan produk dalam proses. Penelitian ini bertujuan menganalisis strategi pengembangan dan menganalisis harga pokok produksi pada produk teh celup gaharu (Aquilariamalaccensis) PT Makin Jaya Agung Kota Banjarbaru. Metode analisis yang digunakan analisis Desain Business Model Canvas dan Full Costing. Berdasarkan hasil penelitian, penerapan Business Model Canvas PT Makin Jaya Agung memiliki evaluasi pada elemen Customer Segments, dimana pemasaran teh celup gaharu kepada komunitas diet dan pola hidup sehat. Harga Pokok Produksi teh celup daun gaharu PT Makin Jaya Agung diperoleh sebesar Rp. 47.583,-/kotak teh dengan total biaya selama 1 bulan metode full costing.
Tataniaga Nanas Tamban di Desa Mekarsari Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala Ariska Widia Setiarini; Abdullah Djafar; Sadik Ikhsan
Frontier Agribisnis Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i2.803

Abstract

Nanas merupakan salah satu buah memiliki prospek bagus untuk dikembangkan karena mudah untuk dibudidayakan, digemari masyarakat dan dapat diolah menjadi macam variasi olahan. Berdasarkan data dari BPS, Barito Kuala adalah salah satu kabupaten dengan produksi nanas paling banyak di Kalimantan Selatan dengan produksi sebanyak 152.771 kwintal/tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran, biaya, margin, keuntungan, farmer share, efisiensi ekonomis dan teknis serta rasio keuntungan atas biaya. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode survey menggunakan teknik wawancara dan kuosioner sebagai alat bantu. Berdasarkan hasil penelitian saluran yang paling dominan adalah saluran II dengan omzet pemasaran sebesar 62,91 % dengan jumlah buah terbanyak berdasarkan kriteria adalah grade B sebesar 54,22 % untuk saluran I, 51,03 % pada saluran II dan 59,65 % pada saluran III. Untuk total biaya paling besar pada saluran II Rp 699,36 dan biaya terkecil saluran I adalah sebesar Rp 295,7. Margin dan keuntungan pada saluran I berturut turut adalah Rp 1.876,5 dan Rp 1550,8 untuk grade A, Rp 1.479,5 dan Rp 1183,8 untuk grade B, serta Rp 1.246 dan Rp 950,3 untuk grade C. Untuk saluran II margin dan keuntungan adalah Rp 4.143 dan Rp 3.444 untuk grade A, grade B sebesar Rp 3.474 dan 2.775, sedangkan untuk grade C adalah Rp 2.584 dan Rp 1.885. Sedangkan untuk saluran III margin dan keuntungan berturut-turut adalah Rp 1029,4 dan  Rp 500 untuk grade A, dan Rp 1.196,4 dan  Rp 667 untuk grade B. Share petani (farmer share)  yang paling baik terdapat pada pada saluran I untuk grade A, B, dan C adalah 100 %. Efisiensi ekonomis yang paling baik pada saluran I adalah 4,10 untuk grade A, 5,91 untuk grade B dan 8,30 untuk grade C, Untuk nilai efisiensi teknis yang paling baik adalah saluran III yaitu 12,0. Saluran yang disarankan adalah saluran I karena unggul dalam beberapa hal seperti margin cukup kecil, farmer share yang paling baik, dan nilai efisiensi ekonomis yang kecil.Kata kunci: nanas tamban, tataniaga, saluran tataniaga, margin, marketing
Efisiensi Teknis Usahatani Ubi Nagara di Lahan Rawa Lebak Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tiya Septeana; Yusuf Aziz; Sadik Ikhsan
Frontier Agribisnis Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i1.6014

Abstract

Hulu Sungai Selatan memanfaatkan lahan rawa lebak untuk usahatani ubi jalar. Ada dua kecamatan yang produksi ubi jalarnya besar yaitu kecamatan Daha Utara dan Daha Selatan biasa disebut dengan nama ubi nagara. Ubi ini hanya ditemui di daerah sungai rawa Nagara. Ubi nagara adalah komoditi tanaman pangan endemik di Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang diusahakan petani di lahan rawa lebak. Lahan rawa lebak yang dikelola secara teknis diperlukan untuk mencapai produksi yang efisien dalam menghasilkan output yang lebih baik. Lahan rawa lebak yang kurang produktif mengakibatkan terbatasnya penyediaan lahan untuk usahatani memberikan dampak terbatasnya jalur ekstensifikasi dalam meningkatkan produksi ubi jalar, sehingga upaya peningkatan produksi yang tepat adalah dengan efisiensi teknis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh penggunaan faktor produksi serta tingkat efisiensi teknis usahatani ubi nagara menggunakan metode Maximum Likehood Estimation (MLE) dalam fungsi produksi frontier stochastic. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Responden dipilih sebanyak 30 petani dilakukan secara proportionated random sampling. Berdasarkan hasil penelitian ini, produksi usahatani ubi nagara dipengaruhi secara positif dan nyata oleh luas lahan, jumlah bibit dan jumlah tenaga kerja. Nilai efisiensi teknis rata-rata yang dihasilkan di lokasi penelitian adalah 0,76 yang dapat dikatakan bahwa efisien secara teknis.
Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Pembelian Beras Berlabel di Kota Banjarbaru Aisya Najmi Maulida; Sadik Ikhsan; Kamiliah Wilda
Frontier Agribisnis Vol 7, No 4 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i4.11551

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis atribut beras berlabel yang menjadi preferensi konsumen dan atribut beras berlabel yang paling dipertimbangkan konsumen dalam melakukan pembelian di Kota Banjarbaru dengan menggunakan model sikap multi atribut Fishbein. Pengambilan data pada penelitian dengan menggunakan teknik accidental sampling dengan sampel sebanyak 100 orang. Metode pengumpulan data adalah wawancara dengan menggunakan kuesioner. Atribut beras berlabel yang menjadi preferensi konsumen di Kota Banjarbaru adalah jenis beras premium, ukuran beras medium, memiliki aroma, ukuran kemasan 5 kg, warna beras putih, desain kemasan yang berwarna mencolok dan memiliki gambar, mencantumkan SNI, panduan memasak, dan informasi kadaluarsa pada kemasan. Sedangkan urutan atribut yang paling dipertimbangkan yaitu jenis beras, ukuran kemasan, informasi kadaluarsa, pencantuman SNI, aroma, ukuran beras, informasi nutrisi, warna beras, desain kemasan, dan panduan memasak.
Analisis Usahatani Sayur Sayuran di Desa Pulau Pinang Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin Tambarico Oktavianda Sitepu; Usamah Hanafie; Sadik Ikhsan
Frontier Agribisnis Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i1.8285

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya dan pendapatan usahatani serta menganalisis keuntungan dan kelayakan usaha pada usahatani sayur-sayuran bapak H. Hairani. Dalam penelitian ini ada dua macam jenis sayuran yang ditanam pada usahatani ini yaitu cabai dan terong. Luas lahan untuk usahatani cabai adalah 0,5 ha dan luas lahan untuk usahatani terong adalah 0,5 ha. Dari hasil penelitian yang dilakukan terdapat hasil bahwa untuk biaya yang dikeluarkan untuk usahatani cabai adalah sebesar Rp 6.035.200 dan untuk usahatani terong sebesar Rp 7.447.500. Sedangkan untuk penerimaan usahatani cabai adalah sebesar Rp 8.359.000 dan untuk usahatani terong adalah sebesar Rp 8.744.000. Untuk usahatani cabai hasil pendapatan yang didapatkan adalah sebesar Rp 2.323.800 sedangkan untuk usahatani terong adalah sebesar 1.296.500. Hasil dari perhitungan kelayakan usahatani milik bapak H. Hairani untuk usahatani cabai adalah sebesar 1,4 dan usahatani terong sebesar 1,2 yang berarti RCR > 1 menunjukkan bahwa usahatani cabai dan terong ini layak untuk dijalankan.
PEMASARAN SAYUR-SAYURAN DI PASAR TAPANDANG BERSERI PELAIHARI, KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Noorhamida Noorhamida; Sadik Ikhsan; Nurmelati Septiana
Frontier Agribisnis Vol 4, No 4 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i4.2931

Abstract

Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui aktivitas pemasaran sayur-sayuran, mengetahui besarnya biaya, margin, dan keuntungan dari pemasaran sayur-sayuran di Pasar Tapandang Berseri Pelaihari dan mengetahui permasalahan apa saja yang dihadapi pedagang pada pemasaran sayur-sayuran. Data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode survey menggunakan teknik wawancara langsung dan kuisioner sebagai alat bantu dan dianalisis secara deskriptif. Pengambilan contoh dilakukan berdasarkan teknik snowball sampling. Jumlah sampel responden yang diambil berjumlah 15 sampel, terdiri dari 5 pedagang pengecer dan 10 pedagang besar. Saluran pemasaran yang digunakan adalah saluran dua tingkat yang melibatkan petani, pedagang besar dan pedagang pengecer. Berdasarkan hasil penelitian pada pedagang besar sayur-sayuran yang paling banyak memerlukan biaya pemasaran adalah kangkung dan yang paling sedikit memerlukan biaya pemasaran adalah kacang panjang. Pada pedagang pengecer sayur-sayuran yang paling banyak memerlukan biaya pemasaran ialah kacang panjang dan yang paling sedikit memerlukan biaya pemasaran adalah terong dan kangkung. Besarnya margin rata-rata yang diterima oleh pedagang besar dari tiga jenis sayuran tersebut berkisar antara Rp 876/kg atau 45% sampai dengan Rp 1.450/kg atau 35%, dan besarnya margin rata-rata yang diterima oleh pedagang pengecer dari tiga jenis sayuran tersebut berkisar antara Rp 1.333/kg atau 24% sampai dengan Rp 2.067/kg atau 52%. Keuntungan rata-rata yang diperoleh dalam pemasaran sayur-sayuran pada pedagang besar berkisar antara pada sayuran terong Rp 1272.31/kg, sayuran kangkung Rp 500.38/kg dan untuk sayuran kacang panjang Rp 1027.33/kg. Keuntungan rata-rata yang diperoleh dalam pemasaran sayur-sayuran pada pedagang pengecer berkisar antara pada sayuran terong Rp 1153.70/kg, sayuran kangkung Rp 1887.03/ kg dan untuk sayuran kacang panjang Rp 1187.03/kg.
Analisis Usahatani Pembibitan Kelapa Sawit (Studi Kasus Pada CV Hervi Transseed di Desa Padang Panjang Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar) Widya Wulan Ramadhani; Sadik Ikhsan; Karimal Arum Shafriani
Frontier Agribisnis Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i3.10320

Abstract

Kelapa sawit merupakan tanaman yang bernilai ekonomis tinggi dikarenakan sebagai salah satu produsen minyak nabati. Permintaan ekspor yang terus meningkat setiap tahun untuk kelapa sawit telah menyebabkan peningkatan produksi dan luas areal perkebunan kelapa sawit. Seiring meningkatnya luas pertanaman kelapa sawit di Kalimantan Selatan, maka usaha pembibitan memiliki peluang cukup besar dalam memenuhi permintaan bibit kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik budidaya pembibitan kelapa sawit, besarnya biaya, penerimaan, keuntungan serta Break Even Point (BEP) pada usaha pembibitan kelapa sawit CV Hervi Transseed. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Padang Panjang dan menggunakan metode studi kasus. Pada hasil penelitian teknik budidaya pembibitan kelapa sawit yang didapatkan adalah tahapan persiapan areal pembibitan, tahapan pembibitan awal (Pre Nursery ) dan tahapan pembibitan utama (Main Nursery). Biaya total yang dikeluarkan CV Hervi Transseed selama tahun 2022 sebesar Rp982.488.352. Total Penerimaan (Total Revenue) yang diperoleh sebesar Rp1.260.000.000. Keuntungan yang dihasilkan CV Hervi Transseed sebesar Rp277.511.648. Break Even Point atas dasar unit diperoleh pada usaha CV Hervi Transseed adalah 20.457 unit. Break Even Point dalam satuan rupiah sebesar Rp716.210.494.
Analisis Kelayakan Usaha Coffee Shop “Setara” Banjarbaru Kalimantan Selatan (Aspek Manajemen Sumberdaya Manusia dan Aspek Finansial) Rosdiana Rosdiana; Sadik Ikhsan; Umi Salawati
Frontier Agribisnis Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v6i3.7786

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manajemen sumberdaya manusia dan kelayakan usaha coffee shop Setara pada aspek finansial. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus coffee shop Setara yang berlokasi di Jalan Soeparto No.24 Loktabat Utara, Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dari aspek manajemen sumberdaya manusia ada beberapa kriteria yang layak seperti sistem pemutusan hubungan kerja (PHK), jadwal kerja, jumlah tenaga kerja, struktur organisasi, dan job desc. Untuk sistem perekrutan dianggap tidak layak. Biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya inventaris sebesar Rp. 537.156.000 biaya gaji per tahun Rp 309.600.000 biaya operasional per tahun sebesar Rp. 181.860.000, dan biaya produksi per tahun sebesar Rp. 720.536.880. Pendapatan yang diterima per tahun sebesar Rp. 1.885.948.800. Nilai NPV diperoleh sebesar 2.609.785.455, nilai IRR diperoleh sebesar 88,3%, Net B/C diperoleh sebesar 5,859, Gross B/C diperoleh sebesar 1,25, dan untuk payback period diperoleh nilai 6,568 atau 6 tahun 7 bulan. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas kelayakan finansial usaha coffee shop Setara masih layak pada tiga simulasi yaitu, pada kenaikan harga produksi sebesar 10%, penurunan pendapatan sebesar 10%, dan secara bersama-sama menaiknya harga produksi dan menurunnya pendapatan masing-masing sebesar 10%.
Analisis Daya Saing Ekspor Kunyit Indonesia di Pasar Internasional Aulia Rahmah; Hairin Fajeri; Sadik Ikhsan
Frontier Agribisnis Vol 5, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i3.5925

Abstract

Kunyit merupakan salah satu komoditas ekspor yang berpotensi besar bagi Indonesia di pasar internasional. Menurut data dari UN Commodity Trade Statistic, Indonesia selama 5 tahun berturut-turut selalu menjadi salah satu negara pengekspor kunyit terbesar dipasar internasional. Namun, ekspor kunyit Indonesia pada tahun 2019 mengalami penurunan signifikan dari ekspor tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur pasar kunyit dalam perdagangan kunyit di pasar internasional, menganalisis daya saing kunyit Indonesia serta menganalisis spesialisasi perdagangan kunyit Indonesia di pasar internasional. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa cross section 8 negara pengekspor kunyit terbesar yaitu India, Myanmar, Indonesia, Viet Nam, Belanda (Netherlands), Inggris (United Kingdom), Prancis (France) dan Jerman (Germany). Data dalam bentuk time series 10tahun (2010-2019) yang bersumber dari UN Comtrade, International Trade Centre(ITC), dan Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis Hirschman Herfindahl Index (HHI), Concentration Ratio (CR) untuk struktur pasar, analisis Revealed Symmetric Comparative Advantage (RSCA) untuk daya saing dan Indeks Spesialisasi Perdagangan(ISP) untuk spesialisasi perdagangan kunyit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur pasar kunyit dunia selama 10 tahun adalah pasar oligopoli penuh tipe II atau pasar very high oligopoly. Nilai RSCA kunyit Indonesia menunjukkan bahwa pada tahun 2011, 2014, 2015, 2016 dan 2017 Indonesia menempati posisi ketiga terkuat dalam ekspor kunyit,namun padatahun 2010, 2012, 2013 dan 2018 turun keposisi keempat terkuat dalam ekspor kunyit di pasar internasional. Spesialisasi perdagangan kunyit Indonesia selama 10tahun berdasarkan nilai ISP menunjukkan cenderung sebagai pengekspor kunyit di pasar internasional dengan daya saing kuat. Ekspor kunyit Indonesia masih dalam tahapan pertumbuhan ekspor di pasar internasional. Kunyit Indonesia memiliki potensi dan daya saing kuat dilihat dari jumlah permintaan yang besar baik dari dalam maupun luar negeri, potensi sumber daya alam yang mendukung serta kondisi iklim Indonesia sesuai dengan pengusahaan kunyit.