Claim Missing Document
Check
Articles

FAKTOR RISIKO KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN BANYUMAS Mohamad Ilham Maulana Latif; Choiroel Anwar; Tri Cahyono
Buletin Keslingmas Vol 40, No 4 (2021): BULETIN KESLINGMAS VOL.40 NO.4 TAHUN 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/keslingmas.v40i4.4837

Abstract

             Penyakit demam berdarah dengue (DBD) atau dengue hemoragic fever (DHF) sampai saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan masyaraktat di Indonesia yang cenderung meningkat jumlah penderita serta semakin luas penyebarannya. Jumlah kasus DBD pada periode Bulan Januari-Oktober tahun 2018 sebanyak 33 kasus dan meninggal 1 orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan faktor risiko dengan kejadian DBD di Kabupaten Banyumas Tahun 2019.            Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain studi case control. Jumlah sampel 34 kasus dan 34 kontrol yang diperoleh menggunakan teknik purposive sampling. Variabel yang diteliti meliputi kebiasaan menggunakan repellent, kebiasaan menggunakan kelambu, kebiasaan menggantung pakaian, breeding place dan upaya 3M Plus. Data yang diperoleh dianalisis kedalam analisis univariat, bivariat menggunakan uji Chi-square dan OR serta multivariat menggunakan uji regresi logistik dengan metode backward LR.            Hasil analisis bivariat menunjukkan variabel yang berhubungan dengan kejadian DBD yaitu kebiasaan menggunakan repellent (p= 0,002, OR= 8,158), kebiasaan menggantung pakaian (p= 0,027, OR= 3,519), breeding place (p= 0,028, OR= 3,429) dan upaya 3M Plus (p= 0,015, OR= 3,833). Hasil analisis multivariat menunjukkan variabel yang paling berisiko dengan kejadian DBD yaitu kebiasaan menggunakan repellent (p= 0,003, OR= 8,957).            Simpulan penelitian ini adalah variabel yang berhubungan dengan kejadian DBD yaitu kebiasaan menggunakan repellent, kebiasaan menggantung pakaian, breeding place dan upaya 3M Plus. Saran bagi pemerintah meningkatkan promosi kesehatan tentang pencegahan penyakit DBD kepada masyarakat dengan menerapkan kegiatan PSN-DBD dalam bentuk 3M Plus dan lebih memperhatikan pada membiasakan menggunakan repellent pada pagi dan sore hari serta menghilangkan kebiasaan menggantung pakaian di luar almari.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERISIKO DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KECAMATAN PURWOKERTO TIMUR KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 Taraegi Evani Kanigia; Tri Cahyono; Asep Tata Gunawan
Buletin Keslingmas Vol 35, No 4 (2016): Bulletin Keslingmas Volume 35 Nomor 4 Tahun 2016
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.838 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v35i4.1675

Abstract

Demam berdarah dengue Penyakit demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang disebabkan olehvirus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Jumlah kasus DBD di Kecamatan PurwokertoTimur periode Januari-Maret tahun 2016 sebanyak 60 kasus. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui faktorrisiko lingkungan, perilaku, dan kepadatan hunian dengan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) diPurwokerto Timur Tahun 2016. Metode penelitian yang digunakan analitik observasional dengan desain Studi CaseControl, jumlah sampel 40 kasus dan 40 kontrol. Variabel yang diteiti meliputi kebiasaan menggunakan reppelent,adanya ruang gelap, kebiasaan menggantung pakaian, adanya tempat penampungan alami, dan kepadatan hunian.Data dianalisis ke dalam univariat, bivariat dengan analisis Chi-square dan multivariat dengan uji regresilogistik.Hasil analisis bivariat kebiasaan menggunakan repplent (p=0,128 OR=2,510), adanya ruang gelap(p=1,000 OR=1,129), kebiasaan menggantung pakaian (p=0,277 OR=2,122), adanya tempat penampungan alami(p=0,213 OR=2,125), kepadatan hunian (p=0,605 OR=1,495). Hasil bivariat menunjukan seluruh variabel yangditeliti tidak ada hubungan dengan kejadian DBD karena nilai p lebih besar dari nilai = 0,05. Hasil multivariatfaktor yang paling signifikan kebiasaan menggunakan reppelent (p=0,079 OR=2,510).Simpulan penelitian iniadalah tidak ada variabel yang berhubungan dengan kejadian DBD. Disarankan untuk masyarakat untukmewaspadai faktor-faktor DBD lainnya.
HUBUNGAN GAYA HIDUP SEHAT DAN INTENSITAS SUARA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 Rina Yuliana; Tri Cahyono; Teguh Widiyanto
Buletin Keslingmas Vol 37, No 1 (2018): Buletin Keslingmas Vol 37 No1 Tahun 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.009 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v37i1.3829

Abstract

AbstrakSalah satu faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit hipertensi adalah gaya hidup yang berisiko danintensitas suara yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Puskesmas II Cilongok merupakan puskesmas yangsemakin mengalami peningkatan jumlah penderita hipertensi yaitu berjumlah 1.663 orang (2015). Penelitian inibertujuan untuk mengetahui hubungan dan besarnya nilai risiko antara gaya hidup dan intensitas suara dengankejadian hipertensi.Penelitian ini bersifat observasional dengan menggunakan casse control. Sampel sebanyak 50orang terdiri dari 25 orang kelompok kasus kemudian diambil kelompok kontrol 25 orang dengan jenis kelaminyang sama dan umur tidak berbeda jauh dan tidak menderita hipertensi. Variabel yang diteliti meliputi gaya hidupdan intensitas suara. Analisa univariat dan bivariat menggunakan SPSS dengan CI = 95 % dan α = 0,05 sertamultivariat dengan menggunakan regresi logistik ganda.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubunganantara gaya hidup sehat dengan kejadian hipertensi (p=0,002 dan OR=8,142),dan terdapat hubungan antaraintensitas suara dengan kejadian hipertensi (p=0,118 dan OR=0), dapat disimpulkan bahwa gaya hidup sehatberesiko 8,124 kali terhadap kejadian hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan untukmenekan tingkat penderita hipertensi dengan menjaga gaya hidup sehat melalui olahraga yang teratur,mengkonsumsi makanan sehat, tidak merokok, tidak meminum minuman beralkohol dan mengurangi minum kopiserta melakukan gaya hidup sehat yang lainnya.
RISIKO KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS II SUMPIUH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 Herni Pusparini; Tri Cahyono; Zaeni Budiono
Buletin Keslingmas Vol 36, No 1 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 1 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.217 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i1.3007

Abstract

Pneumonia masih menjadi penyebab kematian terbesar pada bayi dan balita. Kasus pneumonia balita diKabupaten Banyumas tertinggi terjadi di Puskesmas II Sumpiuh. Jumlah kasus pneumonia pada tahun 2015 sebesar311 dan data rumah sehat sebesar 87,93%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko lingkungan fisikrumah terhadap kejadian pneumonia pada balita. Metode penelitian observarsional dengan design case control.Populasi penelitian adalah balita umur 1-5 tahun periode Juni-Agustus dengan jumlah kelompok kasus 26 dankontrol 26. Pengumpulan data dengan pengukuran, observasi, dan wawancara. Analisis bivariat menggunakan Chi-Square dan besarnya risiko dengan Odd Ratio serta analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Analisisbivariat didapatkan faktor risiko yang siginifikan dengan kejadian pneumonia adalah ventilasi (p=0,001 danOR=9,048), kelembaban (p=0,001 dan OR=9,450), pencahayaan (p=0,004 dan OR=7,500) dan kepadatanpenghuni (p=0,005 dan OR=6,720) serta faktor risiko yang tidak signifikan adalah jenis lantai (p=0,725 danOR=1,650) dan temperatur (p=1,000 dan OR=1,181). Analisis multivariat menunjukkan komponen fisik yangpaling berpengaruh adalah kelembaban (p=0,003 dan OR=7,883) dan kepadatan penghuni (p=0,018 danOR=5,375).Disimpulkan bahwa lingkungan fisik merupakan faktor risiko kejadian pneumonia pada balita.Disarankan keluarga responden memperbaiki kondisi ventilasi pencahayaan dan jenis lantai, Dinas kesehatanmemberikan bantuan dana, Puskesmas melakukan inspeksi sanitasi dan penyuluhan serta peneliti selanjutnya untukmenganalisis secara terpisah komponen fisik rumah pada kamar balita dan ruang keluarga.
THE EFFECTIVENESS OF UVAERATOR IN REDUCING AIR GERMS AND DUST LEVELS Tri Cahyono; Teguh Widiyanto
Buletin Keslingmas Vol 39, No 4 (2020): Edisi Spesial Seminar Internasional Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Keme
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.874 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v39i4.6585

Abstract

Background, school education facilities, including higher education as a place and public facilities for formal education facilities in this country, should be a comfortable place to study. Besides functioning as a place of learning, schools can also be a threat of disease transmission . measurement number of bacteria in the air-conditioned classrooms Wulan R22 (2016) 12.167 CFU / m3 , Nur Latifah (2018) an average of 217.92 colony / hr / ft2 , hadita (2018) 331.6 colonies / hr / ft2 . Research question is how is the effectiveness of UVAerator in reducing the number of air germs and dust levels in the lecture hall R22 building Campus 7 Poltekkes Kemenkes Semarang ? Research objectives is to find the effectiveness of UVAerator in reducing the number of air germs and dust levels in the lecture hall. Research method included a quasi-experimental design with a non-equivalent control group pre test - post test. Data collection by measuring, observational, interview. The variables were temperature, humidity, lighting, air germ count, dust content. Analysis using pairet-t test comparisons and unpaired t test data. Result, the average number of bacteria with no air space UVAerator in the morning is ( 668,00 g / m3 ) and in the afternoon is ( 680.10 g / m3 ) the difference was not significant (p = 0.873), whereas the existing space UVAerator in the morning ( 876.50 g / m3 ) and in the afternoon ( 655.50 g / m3 ) shows significant difference (p = 0.001). The number of room air germs that do not exist and have UVAerator is significantly different (p = 0.002), the number of room air germs that are not there and without any UVAerator is not significant (p = 0.763), while the change in the number of room air germs that does not exist and exist UVAerator has a significant difference (p = 0.015). On average PM10 space dust that has no UVAerator in the morning ( 12.38 ug / m3 ) and in the afternoon ( 17.38 ug / m3 ) shows significant difference (p = 0.008), whereas the existing space UVAerator in the morning ( 11.63 g / m3 ) and day ( 14.50 µg / m3 ) shows that the difference is not significant (p = 0.127). PM10 dust in the room that does not exist and there is no UVAerator ported, the difference is not significant (p = 0.821), the PM10 dust in the room noon and there is UVAerator, the difference shows that it is not significant (p = 0.432), while the change in room PM10 without dust and there is a difference in UVAerator significant (p = 0.004). In conclusion, the effectiveness of reducing the number of air germs without UVAerator on average (4.56%), with UVAerator (-24.52%), the difference was not significant (p = 0.057). The effectiveness of reducing PM10 without UVAerator, mean (60.50%), with UVAerator (38.30%), the difference was not significant (p = 0.369). Suggestion, , It is necessary to control the sound intensity caused by UVAerator by adding aeration bubble breakers. The pump suction power is enlarged to accelerate the circulation of room air.
PERBANDINGAN EFEKTIFITAS HANDRUB ASEPTIC GEL® DAN FORMULA RW TERHADAP PENURUNAN ANGKA KUMAN PADA TANGAN DI RSUD AJIBARANG TAHUN 2016 Retno Wuryatmi; Hari Rudijanto IW; Tri Cahyono
Buletin Keslingmas Vol 35, No 4 (2016): Bulletin Keslingmas Volume 35 Nomor 4 Tahun 2016
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.777 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v35i4.3098

Abstract

Hand Hygiene merupakan salah satu upaya dalam mengatasi Infeksi Nosokomial karena tangan merupakan media transmisi pathogen tersering di rumah sakit,  Salah satu cara melaksanakan hand hygiene adalah mencuci tangan dengan handrub. Handrub yang saat ini digunakan adalah handrub aseptic gel®, yang dilihat dari sisi biaya relatif mahal. Peneliti membuat handrub baru berbasis alkohol yang memiliki nilai lebih ekonomis, tetapi efektifitasnya belum diketahui. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan pendekatan pre test and post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di ruang rawat inap di RSUD Ajibarang, Sampel diambil dengan cara purposive sampel.Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis mengunakan uji t berpasangan dan dilanjut menggunakan uji t tidak berpasangan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa angka kuman tangan sebelum memakai handrub aseptic gel® adalah 75,00 koloni/cm2 dan sesudah memakai adalah 13,25 koloni/cm2, secara statistik terdapat perbedaan yang signifikan (p = 0,029 atau p0,05). Angka kuman tangan sebelum memakai handrub formula adalah 95,25 koloni/cm2, dan sesudah memakai adalah 7,75 koloni/cm2, secara statistik terdapat perbedaan yang signifikan (p = 0,019 atau p0,05). Efektifitas handrub aseptic gel® dalam menurunkan angka kuman pada tangan sebesar 81,04 %, efektifitas handrub formula sebesar 90,17 %. Secara statistik tidak ada perbedaan efektifitas  dari kedua handrub tersebut dalam menurunkan angka kuman pada tangan di RSUD Ajibarang ( p=0,270 atau p 0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah tidak ada perbedaan yang bermakna antara efektifitas handrub aseptic gel® dengan formulaRW dalam menurunkan angka kuman di tangan. Sehingga handrub formulaRW bisa dijadikan alternatif dalam pengadaan handrub di RSUD Ajibarang yang lebih efektif dan efisien.
EFEKTIFITAS STERILISASI METODE OZON DI RUANG PERAWATAN EDELWIS DAN VK BERSALIN RSUD BANYUMAS TAHUN 2016 Fara Destiara; Tri Cahyono
Buletin Keslingmas Vol 36, No 2 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 2 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.623 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i2.2982

Abstract

Sterilisasi ozon berfungsi mensterilkan alat-alat yang tidak bersekala. Penghancuran bakteri menggunakansterilisasi ozon terjadi melalui proses oksidasi langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitaspenggunaan sterilisasi metode ozon terhadap angka kuman udara sebelum dan sesudah sterilisasi menggunakanozon di ruang perawatan RSUD Banyumas. Metode yang digunakan yaitu metode observasional analitik, denganpendekatan cross sectional yang dilakukan untuk mengetahui penurunan jumlah angka kuman pada ruangansebelum dan sesudah di sterilisasi. Populasi 2 ruang Edelwis dan 1 ruang VK Bersalin RSUD Banyumas denganjumlah 6 sampel. Hasil penelitian diketahui bahwa angka kuman di udara ruang Edelwis B3-4 sebelum disterilisasiyaitu 5.000 CFU/m3 dan setelah sterilisasi menjadi 1.000 CFU/m3, Ruang Edelwis B7-8 sebelum sterilisasi yaitu293.250CFU/m3 dan setelah sterilisasi menjadi 3.000 CFU/m3, dan Ruang VK Bersalin sebelum sterilisasi yaitu3.545.250CFU/m3 dan setelah sterilisasi menjadi 13.250CFU/m3. Presentase penurunan rata-rata 93%. Hasilanalisi diketahui tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara angka kuman udara sebelum dan sesudahsterilisasi. Hasil pengukuran suhu pada ruang perawatan rata-rata 28,66ºC, kelembaban 61%, dan pencahayaan82,66 lux.
SURVEILANS PENGAWASAN AIR BERSIH DAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT UMUM HIDAYAH PURWOKERTO Ersa Maya Asanti; Tri Cahyono; Hari Rudijanto IW
Buletin Keslingmas Vol 39, No 2 (2020): BULETIN KESLINGMAS VOL.39 NO.2 TAHUN 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.67 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v39i2.4597

Abstract

Rumah sakit sebagai sarana kesehatan tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat dan dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. Kegiatan kesehatan lingkungan rumah sakit agar terpantau secara continue maka diperlukan salah satu kegiatan yaitu surveilans. tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui surveilans pengawasan air bersih dan limbah cair di Rumah Sakit Umum Hidayah Purwokerto. Metode penelitian iniadalah observasional dengan analisis deskriptif dengan subyek pengelolaan air bersih dan limbah cair rumah sakit. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, obseravsional dan dokumen. Penyajian dilakukan dengan cara mendeskripsikan data dalam bentuk tabel, grafik dan narasi. Hasil penelitian menunjukkan tenaga pengelola air bersih dan limbah cair dari tahun 2014 sampai 2018 sudah sesuai peraturan yaitu minimal D3 Kesehatan Lingkungan, pembiayaan yang di keluarkan untuk kegiatan pengelolaan air bersih dan limbah cair belum ada pencatatan dan pelaporan yang terstruktur kepada direktur per tahunnya,pemeriksaan kualitas air bersih dan limbah cair di rumah sakit belum dilakukuan secara rutin (6 bulan) dan hasil pemeriksaan kualitasnya mengalami naik turun namun berdasarkan pemeriksaan terakhir tahun 2018 untuk parameter kimia dan fisik sudah memenuhi standar sedangkan mikrobiologi masih melebihi standar, kegiatan identifikasi, evaluasi dan publikasi belum dilaksanakan secara rutin, Skor dari formulir inspeksi kesehatan lingkungan (IKL) rumah sakit diperoleh hasil untuk air bersih adalah sebesar 87,5% dengan kategori baik sedangkan untuk limbah cair sebesar 50% dengan kategorikurang baik, Kegiatan surveilans pengawasan air bersih dan limbah cair di Rumah Sakit Umum Hidayah Purwokerto diperoleh skor 7 yang memiliki arti masuk dalam kategori baik. Simpulan dari penelitian ini adalah kegiatan surveilans pengawasan air bersih dan limbah cair di Rumah Sakit Umum Hidayah Purwokerto termasuk dalam kategori baik, penilaian diambil dari hasil ceklist penilaian kegiatan surveilans kesehatan lingkungan rumah sakit. Saran sebaiknya rumah sakit lebih rutin melakukan kegiatan identifikasi, intrepetasi dan publikasi pengelolaan air bersih dan limbah cair serta membuat pencatatan dan pelaporan oleh sanitarian rumah sakit sebagai mekanisme pelaporan kepada direktur.
EVALUASI PELAKSANAAN BASIC HOUSEKEEPING PADA RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GOMBONGTAHUN 2017 Nur Hikmawati; Tri Cahyono
Buletin Keslingmas Vol 37, No 2 (2018): BULETIN KESLINGMAS VOL 37 NO 2 TAHUN 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.944 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v37i2.3835

Abstract

AbstrakPemeriksaan angka kuman pada lantai ruang Barokah Mei 2016 sebesar 58 CFU/cm2 dan toilet ruangBarokah bau.Hasil pemeriksaan angka kuman pada handle pintu kamar observasi pada ruang rawat inapBarokah sebesar 19 CFU/cm2, pada lantai ruang rawat inap Inayah kamar nomor 21 sebesar 31CFU/cm2. Pelaksanaan dusting sudah sesuai dengan SOP, namun pelaksanaan dusting pada handle pintutidak dilakukan padasetiapshift. Pelaksanaan dry mopping dengan lobby duster di ruang Inayah sudahsesuai dengan SOP, di ruang Barokah menggunakan nylon broom. Pelaksanaan damp mopping dengankentucky mop belum sesuai dengan SOP karena petugas tidak memasang warning sign. Pelaksanaanglass cleaning pada ruang Inayah dan Barokah tidak dilakukan secara rutin. Pelaksanaan toilet cleaningbelum sesuai dengan SOP , karena petugas membiarkan chemical kurang dari lima menit. Kesimpulanpenelitian adalah pelaksanaan basic housekeeping yangsudahdilaksanakansesuaidengan standaroperational procedure yaitu : dusting, drymopping denganlobby duster danglasscleaning.
HUBUNGAN JENIS ATAP DENGAN SUHU DAN KELEMBABAN KAMAR TIDUR DI DESA KARANGMANGU RW 01 KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BENYUMAS TAHUN 2015 Prasetyo Udi Utomo; Tri Cahyono
Buletin Keslingmas Vol 35, No 2 (2016): Bulletin Keslingmas Volume 35 Nomor 2 Tahun 2016
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.918 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v35i2.3089

Abstract

Kenyaman udara dalam ruangan ditentukan berdasarkan hubungan antara suhu udara, kelembaban udara dan gerakan angin. Survey awal yang dilakukan peneliti di Rw 1 dengan sampel 15 rumah ditemukan bahwa warga dalam 10 rumah mengeluhkan suhu udara yang panas. Jenis atap yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu seng, asbes dan genteng. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui ubungan jenis atap dengan suhu dan kelembaban kamar tidur di Desa Karangmangu Rw 01 Kecamatan Baturaden Kabupaten Banyumas tahun 2015. Jenis penelitian ini termasuk penelitian observasional, analisis menggunakan uji Chi square. Hasil penelitian terhadap 30 responden diketahui bahwa pengukuran suhu terdapat 18 rumah suhunya memenuhi syarat dan 12 rumah suhunya tidak memenuhi syarat sedangkan pengukuran kelembaban terdapat 15 rumah kelembabannya memenuhi syarat dan 15 rumah kelembabannya tidak memenuhi syarat. Hasil analisis menggunakan uji Chi square yaitu terdapat hubungan antara jenis atap dengan suhu dan kelembaban. Peneliti menyarankan untuk peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian ini untuk waktu yang lebih lama.
Co-Authors , SST., M.Si, Sugeng Abdullah Agus Subagiyo Agustin Cicaningsih Amaliah, Nurul Anugrah Putradana Aprina Titis Mustika Arif Widiyanto Arif Widyanto Aris Santjaka Asep Tata Gunawan Asep Tata Gunawan Asep Tata Gunawan, Asep Tata Ashilla Nurmala Afifa Badrul Jamal Budi Utomo Chatarina Umbul Wahyuni Christian Herdinata Citra Kusumawardhani U.P Dian Nita Utami Djamaluddin Ramlan Djamaluddin Ramlan, Djamaluddin Dwi Budi Santoso Dwi Candra Ningsih Dwi Setyorini Eric Harianto Ersa Maya Asanti Fara Destiara Fauzan Ma’aruf Febri Apwanti Fidiyawati, Eni Fitri Setyaningsih Halfa Sausan Mardlia Hari Rudijanto Indro Wardono Hari Rudijanto IW Hari Rudijanto IW Hari Rudijanto IW Herni Pusparini Hidayah, Nurul Izzah Husnul Yusmianti, Siti Nur I Ketut Suada Ibnu Misbahul Munir Irfan Septia Kurniawan Ismuniar, Cici Iswan Noor Izza, Sofia Nurul Jidi, Jidi Kodrat Widodo Linda Restu Pamuji Linduajie, Binzar M. Choiroel Anwar Magdalena Sirait, Emma Juwita Mamay Maryani Marsum Marsum Maryunani Maryunani, Maryunani Mela Firdaust Meldiana, Reva Merlin Merlin, Merlin Mohamad Ilham Maulana Latif Nazwa Manurung Nur Hikmawati Nur Hilal Nur Latifah Prajawanti Olasode, Tikristini Olivia Anggraeni Yuliarti Prantasi Harmi Tjahjanti Prasetyo Udi Utomo Restutusi Ayu Waluyo Retno Wuryatmi Rina Febriani Rina Yuliana Salma Salma Siti Masitoh Siti Rahmi, Siti Sovayunanto, Riski Sukma Cantika Graha Putri Sunaryo Sunaryo Suriata, Suriata Taraegi Evani Kanigia Taraegi Evani Kanigia Tauleka, Abdul Rohim Teguh Widiyanto Teguh Widiyanto Tri Marthy Mulyasari Utomo, Nur Wardhani, Alfiana Kusuma Yudastuti, Ririh Yulianto Yulianto Yulianto Yulianto Yulianto Zaeni Budiono Zaeni Budiono