Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi Tablet Tambah Darah Pada Ibu Hamil: Factors Related to The Behavior of Consuming Blood-Added Tablets in Pregnant Women Elsha Palupi, Elsha Palupi; Ayu, Ira Marti; Heryana, Ade; Mustikawati, Intan Silviana
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN TERPADU Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan Terpadu
Publisher : Poltekes Kemenkes Tanjungpinang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53579/jitkt.v3i1.89

Abstract

Anemia is a health problem in pregnant women. Globally, there was 36,5% anemia in pregnant women (2019). Giving blood-added tablets is one of the important efforts to prevent and control anemia due to iron deficiency. Preliminary studies showed that 5 out of 15 pregnant women did not comply to consumed blood-added tablets (33.3%). The study objective was to determine the factors related to the behaviour of consuming blood-added tablets in third pregnant women at RSIA Avisena in 2022. This study has an 84 sample size and purposive sampling techniques. This study used a cross-sectional study design. The consumption of blood-added tablets is a dependent variable. The knowledge, attitudes, side effects, and husband support are independent variables. Collection data used primary data with questionnaires. Data is analyzed with bivariate analysis (the Chi-Square test). There was a relationship between knowledge (PR=3.32; 95%CI=2.03- 5.43) and there was no relationship between attitudes (PR=1.42; 95%CI=0.80-2.51) side effects (PR=1.21; 95%CI=0.78-1.88), husband support (PR=1.28; 95%CI=0.83-1.97). Hospitals should provide a leaflet explaining the tablet to increase pregnant women's knowledge. The hospital can also utilize WhatsApp groups to educate them about the benefits of Fe tablets and remind them to comply with taking Fe tablets.
FAKTOR PEKERJA YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA OPERATOR COLD DRAW PT X TAHUN 2024 Istiani, Dwi; Irfandi, Ahmad; Handayani, Rini; Heryana, Ade
Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 5 (2024): Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat
Publisher : Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelelahan mampu menurunkan daya tampung kerja dan ketahanan kerja yang ditandai oleh sensasi lelah, lambat dalam reaksi, kesulitan menentukan keputusan, dan motivasi yang menurun. Tingkat kelelahan yang tinggi menghalangi pekerja untuk bekerja, dan jika tetap dipaksa bekerja, kelelahan dapat meningkat dan mengganggu kelancaran pekerjaan serta berdampak negatif bagi kesehatan pekerja. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada operator Cold Draw PT X Tahun 2024 terdapat 75% operator mengalami kelelahan tingkat berat dan 25% operator mengalami kelelahan ringan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor pekerja yang berhubungan dengan kelelahan kerja. Penelitian ini memiliki sampel sebanyak 40 operator dengan teknik total sampling, menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data primer yang diperoleh melalui pengisian kuisioner Subjective Self Rating Test dari Industrial Fatigue Research Committee (IFRC). Berdasarkan hasil univariat kelelahan kerja pada operator yaitu proporsi tertinggi yaitu operator mengalami kelelahan kerja berat sebanyak 25 operator (62%), umur tidak berisiko yaitu 18-40 tahun sebanyak 34 operator (85%), kuantitas tidur tidak cukup sebanyak 29 operator (72%), kebiasaan olahraga ≥ 35 menit / hari (tidak berisiko) sebanyak 22 operator (55%), status gizi tidak normal sebanyak 27 operator (68%) dan lama kerja tidak memenuhi syarat sebanyak 30 operator (75%). Pada uji bivariat menggunakan uji chi square, uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kuantitas tidur dengan kelelahan kerja (p-value 0,042) dan tidak terdapat hubungan dengan kelelahan kerja yaitu umur (p-value 1,000), kebiasaan olahraga (p-value 0,870), status gizi (p-value 1,000) dan lama kerja (p-value 0,715). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kuantitas tidur dengan kelelahan kerja pada operator Cold Draw PT X Tahun 2024.
GAMBARAN PENERAPAN KELENGKAPAN RESUME MEDIS TERHADAP PENGAJUAN KLAIM JKN DI RS X TAHUN 2024 Khiko Mona Hapsari, Ryan; NABILA, ANGGUN; HERYANA, ADE; Nurmawaty, Dwi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2024): SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i3.33682

Abstract

Klaim adalah perjanjian satu dari dua pihak yang mempunyai ikatan agar haknya terpenuhi.. Berdasarkan hasil studi pendahuluan diketahui kelengkapan resume medis rawat inap pada bulan April dari total 100 (seratus) resume medis yang digunakan sebagai sampel didapatkan hasil lengkap 67% (enam puluh tujuh persen) dan tidak lengkap 33 % ( tiga puluh tiga persen). penelitian ini berujuan untuk mengetahui Gambaran Penerapan Kelengkapan Resume Medis Terhadap Pengajuan Klaim JKN di Rs X. Menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel dari 94 responden pasien rawat inap, analisis data univariat. Penelitian ini dilakukan pada Januari 2024 – Maret 2024. Hasil univariat ditemukan kelengkapan resume medis terbanyak berasal dari kelompok lengkap 72 responden (76,6%) dan kelengkapan klaim BPJS terbanyak berasal dari kelompok lengkap 72 responden (76,6%). Gambaran distribusi resume medias menunjukkan bahwa ketidak lengkapan resume medis terdapat pada uraian anamnesai pasien, riwayat penyakit dan diagnosa pasien dan Gambaran distribusi kelengkapan klaim BPJS menunjukkan bahwa ketidak lengkapan klaim BPJS terdapat pada uraian resume medis.Saran penulis saat melakukan proses koding, kode diharapkan meninjau ulang sebaik mungkin kode yang akan digunakan agar terhindar dari ketidak sesuaian dalam pemberian kode diagnosis penyakit dan tindakan sehingga tidak terjadi pengembalian berkas klaim BPJS
Empowering JPC Volunteers with Education and Assistance on Behavioral Factors to Prevent HIV/AIDS Transmission in Bandung, West Java Indonesia Puspitaloka Mahadewi, Erlina; Reza Hilmy, Mohamad; Silviana Mustikawati, Intan; Sukardi, Sukardi; Panigoro, Erwin; Heryana, Ade
International Journal Of Community Service Vol. 2 No. 4 (2022): November 2022 (Indonesia - Malaysia)
Publisher : CV. Inara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51601/ijcs.v2i4.150

Abstract

The present study reports the newest comprehensive study on pandemic era for the Infectious Disease acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), caused by the Human Immunodeficiency Virus (HIV) the number of people living with HIV/AIDS (ODHA) continues to grow, this needs to be balanced with efforts to prevent the transmission of HIV/AIDS. The JPC Foundation (Jakarta Plus Center) is one of the important entry points for the community to reach out and educate on the treatment and prevention of HIV/AIDS transmission in Bandung, West Java Indonesia. This study aims to determine the factors associated with HIV/AIDS transmission prevention behavior in HIV/AIDS sufferers in Bandung and Cirebon, West Java Indonesia who are within the reach of the JPC Foundation in 2022. This type of research was quantitative, with cross sectional, the study population was visitors to VCT clinics at shelters with a sample size of 85 respondents. The sampling technique uses accidental sampling. The research was conducted from May to November 2022 with univariate (average) and bivariate (chi-square) data analysis. Univariate results showed that HIV/AIDS prevention behavior was not good 78%, adult age> 25-49 (57.5%), secondary education 50.5%, risky work 69%, good knowledge 57%, negative motivation 62%, positive attitude 69%, negative family support 63%. Bivariate results show that there is a relationship between education (p=0.024), employment (p=0.002), OR=6.057, motivation (p=0.001), OR=7.221, family support (p=0.00) OR=7.778 with behavior prevention of HIV/AIDS transmission at the JPC Foundation shelter in Bandung. For VCT clinics to further improve counseling and education services, for volunteers and cadres who reach out to patients or families of people living with HIV/AIDS (ODHA) to provide more support and assistance, also for the community not to discriminate against ODHA because they have HIV/AIDS.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELUHAN LOW BACK PAIN PADA PEKERJA UMKM MAKANAN AYAM GORENG XY DI KECAMATAN CIBINONG KABUPATEN BOGOR TAHUN 2024 Denik, Denik; Putri, Eka Cempaka; Muda, Cut Alia Keumala; Heryana, Ade
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.42927

Abstract

Berdasarkan hasil wawancara dan data kuesioner menggunakan metode Nordic Body Map yang dilakukan di UMKM Makanan Ayam Goreng XY terhadap 5 pekerja, didapati sebanyak 100% pekerja mengalami rasa nyeri di pinggang dan bokong, 80% mengeluhkan nyeri di leher bagian atas, 60% pekerja mengalami nyeri di bahu kiri maupun kanan dan 40% mengalami nyeri betis. Tujuan: mengidentifikasi berbagai faktor yang berkontribusi terhadap keluhan nyeri punggung bawah pada UMKM di bidang makanan ayam goreng XY di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor pada tahun 2024. Pengumpulan data dilakukan melalui data primer yang diperoleh dari hasil kuesioner dan pengamatan, dengan variabel penelitian meliputi keluhan LBP, usia, kebiasaan merokok, durasi dan masa kerja. Pengumpulan informasi dilakukan dengan memanfaatkan data primer yang diperoleh melalui kuesioner dan observasi. Variabel yang diteliti mencakup keluhan LBP, usia, kebiasaan merokok, durasi kerja, dan masa bekerja. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yang menggunakan desain studi cross sectional menerapkan uji statistik chi-square. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat. Penelitian menunjukan bahwa sebanyak 23 pekerja (57,5%) tidak berisiko mengalami keluhan LBP. Hasil analisis statistik menggunakan chi square menunjukkan terdapat keterkaitan antara usia dan keluhan LBP dengan nilai p sebesar 0,001, serta antara kebiasaan merokok dan keluhan LBP dengan p-value 0,026, dan juga antara lama bekerja dengan keluhan LBP dengan p-value 0,026. Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan keluhan LBP dengan p-value 0,264. Menurut hasil penelitian, ditemukan bahwa usia, kebiasaan merokok, dan lama bekerja adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keluhan LBP pada pekerja UMKM makanan ayam goreng XY di Kecamatan Cibinong tahun 2024. Pemilik UMKM hendaknya dapat lebih memperhatikan ketiga faktor tersebut, guna meningkatkan produktivitas pekerja UMKM makanan ayam goreng XY.
Smoking Intention and Social Support toward Smoking Behavior among Male Adolescents Murti, Christinauli Eka; Ayu, Ira Marti; Shorayasari, Susi; Veronika, Erna; Nitami, Mayumi; Heryana, Ade
Jurnal Kesmas Jambi Vol. 9 No. 1 (2025): VOLUME 9 - NUMBER 1 - MARCH 2025
Publisher : Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jkmj.v9i1.42128

Abstract

The prevalence of smoking among children and adolescents in Indonesia has been reported to have significantly increased, with more male adolescents smoking than female adolescents. A preliminary study conducted at SMAN X, Tangerang Regency, found that 7 out of 20 male students (35%) reported smoking. The high prevalence of smoking among adolescent males could lead to more serious health issues in the future. This study aims to identify the factors associated with smoking behaviour among male adolescents at SMAN X Tangerang Regency in 2024. The study used a cross-sectional study with 72 sample sizes of male adolescents. The sampling technique used in this study was total sampling. The researcher collected data from April to August 2024. Primary data was collected through a questionnaire. Data were analyzed using univariate and bivariate analysis with chi-square tests. Univariate results show the highest proportions: non-smoking behaviour (69.4%), low intention to smoke (83.3%), unsupportive social environment (56.9%), and exposure to health information (61.1%). Bivariate results reveal a relationship between intention to smoke (PR=2.86, 95%CI=1.56 to 5.25) and social support (PR=4.50, 95%CI=1.86 to 10.86) with smoking behaviour. The school should continue its efforts to prohibit smoking among students by posting posters about the dangers of smoking and signs prohibiting smoking, as well as implementing a program involving the role of guardians/parents to actively monitor and educate adolescent males about the dangers of smoking so that they do not smoke.
The effect of the BLUI blanket on the reduction of bilirubin levels in neonatal jaundice: a preliminary clinical study Fadilah, Tubagus Ferdi; Adisasmita, Asri C.; Ascobat, Purwantyastuti; Siswanto, Johanes Edy; Koestoer, Raldi Artono; Susianti, Yanti; Irwan, Hermansyah; Gunarsih, Arum; Heryana, Ade
Paediatrica Indonesiana Vol. 65 No. 3 (2025): May 2025
Publisher : Indonesian Pediatric Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/pi65.3.2025.245-52

Abstract

Background Neonatal jaundice is a prevalent condition in newborns, characterized by elevated bilirubin levels. Conventional phototherapy treatments for neonatal jaundice typically require hospital admission, separation from mothers, and may interfere with breastfeeding and bonding. The Blue Light Universitas Indonesia (BLUI) LED phototherapy blanket was developed to address these limitations by providing a portable, home-based alternative that maintains mother-infant contact while delivering effective therapy. Objective To evaluate the efficacy of the Blue Light Universitas Indonesia (BLUI) LED phototherapy blanket in reducing bilirubin levels in infants with physiological jaundice. Methods A preliminary study was conducted from December 2022 to February 2023, involved 14 infants with physiological jaundice at Hermina Hospital Ciputat, Sariasih Hospital Ciputat, and the General Hospital of South Tangerang. The inclusion criteria were infants with physiological jaundice, gestational age ≥35 weeks, and birth weight ≥2,000 grams. The dependent variable was the reduction in total serum bilirubin levels, assessed by spectrophotometry. Paired sample T-test was used to compare bilirubin levels before and 24 hours after intervention with the BLUI Blanket. Results The study included 14 infants, with a mean age of 6.86 days and mean gestational age of 37.71 weeks. The BLUI Blanket demonstrated a mean bilirubin reduction of 3.11 mg/dL after 24 hours of continuous treatment, with a 19.02% decrease. The intervention was well-tolerated, with minimal adverse effects, such as maculopapular skin rash occurring in only one infant. Conclusion The BLUI Blanket is an effective and safe phototherapy device for reducing bilirubin levels in infants with physiological jaundice. This preliminary study supports further research to confirm these findings in larger populations.
Optimizing Emergency Department Length of Stay via Patient Flow Policy Heryana, Ade; Suhartika, Eka; Handayani, Putri; Azteria, Veza
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 13, No 1 (2025): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/inohim.v13i1.666

Abstract

AbstractEmergency Department Length of Stay (EDLOS) is a key indicator of hospital service quality. Extended EDLOS contributes to overcrowding, increased risk of adverse events, treatment delays, prolonged hospitalization, and higher mortality rates. This study aimed to evaluate arrival and departure policies to control EDLOS in a class B regional government hospital in West Jakarta. A quantitative approach was used to analyze 30,710 emergency visit records and 18,036 triage visit records from January to December 2022. Total sampling was applied, with bivariate binary logistic regression used to analyze arrival policy and a generalized linear model for departure policy. The results showed a median EDLOS of 4 hours and 32 minutes, with 22.7% of cases exceeding the 8-hour service standard. Arrival policies for morning shifts differ from those for day and night shifts, while departure policies remain consistent across all shifts. To prevent EDLOS exceeding 8 hours in the morning shift, priority should be given to children–adolescents, adults, and elderly patients over toddlers, psychiatric over pediatric cases, non-primary healthcare referrals over primary healthcare referrals, yellow triage over green, and female patients over males. Arrival patterns for day and night shifts were similar, except the child–adolescent category was not prioritized. Departure policy was influenced by payment method and discharge status in all shifts. The findings highlight the need for shift-based arrival and discharge policies to optimize EDLOS management in emergency care.Keyword: length of stay, hospital, emergency visit, emergency department AbstrakLama dirawat di unit gawat darurat (EDLOS) merupakan indikator utama kualitas layanan rumah sakit. Waktu tunggu yang panjang di IGD dapat menyebabkan penumpukan pasien, peningkatan risiko kejadian tidak diinginkan, keterlambatan penanganan, perpanjangan hari rawat inap, serta tingginya angka kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kebijakan kedatangan dan kepulangan pasien guna mengendalikan EDLOS di sebuah rumah sakit pemerintah daerah kelas B di Jakarta Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menganalisis 30.710 data kunjungan IGD dan 18.036 data triase dari Januari hingga Desember 2022. Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Analisis regresi logistik biner bivariate digunakan untuk mengevaluasi kebijakan kedatangan, sementara model linier general digunakan untuk kebijakan kepulangan. Hasil menunjukkan bahwa median EDLOS adalah 4 jam 32 menit, dengan 22,7% kasus melebihi standar pelayanan 8 jam. Kebijakan kedatangan pada shift pagi berbeda dengan shift siang dan malam, sedangkan kebijakan kepulangan relatif sama di semua shift. Untuk mencegah EDLOS > 8 jam pada shift pagi, prioritas diberikan kepada pasien anak-remaja, dewasa, dan lansia dibanding balita, kasus psikiatri dibanding kasus anak, rujukan non-puskesmas dibanding dari puskesmas, serta triase kuning dibanding hijau. Pasien perempuan juga diprioritaskan dibanding laki-laki. Kebijakan kedatangan pada shift siang dan malam serupa, namun tanpa prioritas pada kelompok anak-remaja. Kebijakan kepulangan dipengaruhi oleh metode pembayaran dan status akhir pasien. Hasil ini menunjukkan pentingnya perbedaan kebijakan kedatangan dan kepulangan berdasarkan shift untuk mengoptimalkan pengelolaan EDLOS di layanan gawat darurat.Kata Kunci: lama rawat inap, rumah sakit, layanan gawat darurat, unit gawat darurat
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP DI WILAYAH PUSKESMAS KRANJI KOTA BEKASI NURHASANAH, IMAS; FEBRIYANTY, DEASY; NURMAWATY, DWI; HERYANA, ADE
Journal of Nursing and Public Health Vol 13 No 1 (2025)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Imunisasi merupakan upaya kesehatan yang paling efektif dan efisien untuk mencegah beberapa penyakit berbahaya dan dapat menyelamatkan masyarakat dari kesakitan, kecacatan bahkan kematian, dan juga menimbulkan kekebalan secara aktif terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan untuk membentuk kekebalan kelompok atau herd imunity. WHO menyebutkan bahwa masih 14 juta anak tertinggal vaksinasi sedangkan untuk membentuk kekebalan kelompok dibutuhkan 95% cakupan imunisasi di masyarakat. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap berdasarkan Riskesdas 2018 sebesar 58,25%. Metode: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pemberian Imunisasi Dasar lengkap pada Bayi usia 12-23 bulan di wilayah Kerja Puskesmas Kranji Kota Bekasi Tahun 2021.Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel 84 responden. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling, dan dianalisis dengan uji Chi Square yang dilakukan pada bulan Agustus tahun 2021. Hasil dan Pembahasan: Pada hasil penelitian terdapat 60 responden dengan Imunisasi Dasar Lengkap dan 24 responden dengan Imunisasi Dasar Tidak Lengkap. Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga (P=0,005 dan PR=3,146), dan peran kader kesehatan (P=0,035 dan PR=2,308), dan tidak terdapat hubungan antara pekerjaan (P=0,529 dan PR =0,760), pendidikan P=0,721 dan PR=0,753), Pengetahuan P=0,840 dan PR=0,806), Peran petugas kesehatan (P=0,297 dan PR=1,593) dengan Imunisasi dasar Lengkap. Kesimpulan: Berdasarkan penelitian disarankan agar ada penyuluhan tentang imunisasi kepada masyarakat, melakukan sweeping kepada bayi yang memiliki jadwal imunisasi namun tidak datang untuk imunisasi, membuat komunitas pada ibu ibu agar dapat bertukar informasi tentang imunisasi.
KETIDAKPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III BERDASARKAN KARAKTERISTIK INDIVIDU Simanjuntak, Afni Hermenia Wati; Handayani, Rini; Heryana, Ade; Vionalita, Gisely
HEARTY Vol 11 No 2 (2023): AGUSTUS
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn Khaldun, Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/hearty.v11i2.7107

Abstract

Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi. Salah satu penyebabnya adalah komplikasi pada saat kehamilan. Komplikasi tersebut dapat dideteksi pada kunjungan Antenatal Care (ANC). Berdasarkan data sekunder terdapat 98 orang ibu hamil trimester III melakukan kunjungan ANC. Sebanyak 76,53% (75 orang) tidak patuh kunjungan Antenatal Care K1-K3, dengan cakupan kunjungan ANC K2 sebesar 24%, K1 sebanyak 33,33% dan K3 sebanyak 42,66%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran ketidakpatuhan kunjungan Antenatal Care K1-K3 pada ibu hamil trimester III berdasarkan karakteristik individu. Metode penelitian menggunakan desain studi Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan di BPS Siti Hawa,Amk,Am.Keb. Populasi dan sampel adalah semua ibu hamil trimester III yang tidak patuh kunjungan ANC K1-K3 sebanyak 75 ibu hamil. Teknik Pengambilan sampel menggunakan Total Sampling. Data sekunder dikumpulkan dari buku KIA dan google maps. Hasil analisis menunjukkan proporsi tertinggi ketidakpatuhan kunjungan ANC pada ibu hamil umur < 20 tahun sebanyak 35 orang (46,67%), pendidikan rendah sebanyak 39 orang (52%), tidak bekerja sebanyak 51 orang (68%), multipara sebanyak 41 orang (56,67%) dan jarak dekat sebanyak 52 orang (69,33%). Jadi, ibu hamil yang berumur <20 tahun, pendidikan rendah, IRT, paritas multipara dan jarak rumah dekat kemungkinan lebih besar tidak patuh dalam melakukan kunjungan ANC K1-K3 di trimester III.