cover
Contact Name
Zulkarnain
Contact Email
dzul9787@gmail.com
Phone
+6287832631987
Journal Mail Official
selaparang.ummat@gmail.com
Editorial Address
Jl. KH. Ahmad Dahlan No.1, Pagesangan, Kec. Mataram, Kota Mataram, Nusa Tenggara Bar. 83115
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan
ISSN : 26145251     EISSN : 2614526X     DOI : https://doi.org/10.31764/jpmb.v5i1.6393
SELAPARANG : Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan merupakan jurnal yang mendiseminasikan setiap pemikiran dan ide gagasan atas hasil penelitian dan pemanfaatan teknologi untuk diimplementasikan kepada masyarakat mencakup ; (1). Bidang ilmu pengetahuan ; MIPA (Matematika, Fisika, Kimia, Biologi), Terapan, Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Kesehatan, (2). Pelatihan dan peningkatan hasil pendidikan dan (3). Pengembangan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi).
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 2,469 Documents
Pengembangan pupuk organik berbasis kotoran kuda melalui pemberdayaan masyarakat di lingkungan bromo Hariyati, Yuli; Jadmiko, Mochammad Wildan; Sudarko, Sudarko; Winarso, Sugeng; Yunita, Vina; Savitri, Dyah Ayu; Pradana, Ankardiansyah Pandu
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 5 (2025): September (In Progress)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i5.33872

Abstract

AbstrakDesa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo, menghadapi permasalahan keterbatasan akses pupuk anorganik dan tingginya limbah kotoran kuda akibat dominasi pertanian hortikultura dan pariwisata berbasis kuda. Permasalahan ini menyebabkan penurunan kualitas tanah serta pencemaran lingkungan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan meningkatkan kapasitas petani dalam mengelola limbah kotoran kuda menjadi pupuk organik sebagai solusi pertanian berkelanjutan. Mitra sasaran adalah kelompok tani dari tiga dusun di Desa Ngadisari, dengan jumlah peserta sebanyak 15 orang. Metode yang digunakan meliputi sosialisasi manfaat pupuk organik, edukasi teknik produksi berbasis praktik (experiential learning), demonstrasi lapangan, serta monitoring dan evaluasi melalui kuisioner pre-post pelatihan. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pada motivasi, pengetahuan, dan keterampilan peserta dalam pembuatan pupuk organik, yang terkonfirmasi secara statistik melalui paired t-test (p < 0,001) dan effect size yang sangat besar. Korelasi antar variabel hasil evaluasi juga menunjukkan hubungan positif yang kuat antara pengetahuan dan keterampilan setelah pelatihan (r = 0,94). Secara kualitatif, peserta menunjukkan perubahan perilaku yang positif, kesiapan mengadopsi teknologi baru, serta tumbuhnya rasa percaya diri dan kemandirian dalam pengelolaan limbah organik. Program ini membuktikan bahwa model pelatihan partisipatif berbasis kebutuhan lokal efektif untuk mendukung transformasi sistem pertanian berkelanjutan dan dapat direplikasi di komunitas lain dengan permasalahan serupa. Kata kunci: agroekosistem; difusi inovasi; experiential learning; petani hortikultura; sirkular ekonomi. AbstractNgadisari Village, located in Sukapura District, Probolinggo, faces challenges related to limited access to inorganic fertilizers and the accumulation of horse manure waste, stemming from the predominance of horticultural agriculture and horse-based tourism. These issues have led to declining soil quality and environmental pollution. This community engagement program aimed to enhance farmers’ capacity to convert horse manure waste into organic fertilizer as a sustainable agricultural solution. The target partners were farmer groups from three hamlets in Ngadisari Village, with a total of 15 participants involved. The methods employed included socialization of the benefits of organic fertilizer, hands-on training in production techniques (experiential learning), field demonstrations, as well as monitoring and evaluation using pre- and post-training questionnaires. The results showed marked improvements in participants’ motivation, knowledge, and skills in producing organic fertilizer, as statistically confirmed by paired t-tests (p < 0.001) and a large effect size. Correlation analysis also revealed a strong positive relationship between knowledge and skills following the training (r = 0.94). Qualitatively, participants demonstrated positive behavioral changes, readiness to adopt new technologies, and increased confidence and independence in managing organic waste. This program demonstrates that a participatory training model tailored to local needs is effective in supporting the transformation toward sustainable agricultural systems and can be replicated in other communities facing similar challenges. Keywords: agroecosystem; diffusion of innovation; experiential learning; horticultural farmers; circular economy.
Edukasi ecoprint dengan teknik pounding berbasis kearifan lokal, sebagai pewarnaan ramah lingkungan di Mamala, Maluku Tengah Trisnantari, Tamaratritania Citta; Rachmah, Alif Nur Laili; Rahanra, Geraldi; Taipabu, Muhammad Ikhsan; Badaruddin, Sabrianah; Rumpakwakra, Ervina; Jaya, Gede Wiratma; Nggolaon, Delpina; Alzagladi, Safina Utari
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 5 (2025): September (In Progress)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i5.34077

Abstract

Abstrak Penggunaan pewarna sintetis dalam industri tekstil dapat menimbulkan risiko pencemaran lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia. Oleh karena itu, ecoprint hadir sebagai alternatif pewarnaan ramah lingkungan yang memanfaatkan warna alami dari tumbuhan. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini bertujuan memberikan edukasi tentang bahaya pewarna sintetis, memperkenalkan ecoprint dengan teknik pounding, serta memanfaatkan kearifan lokal berupa tumbuhan sekitar sebagai pewarna alami. Mitra kegiatan ini adalah SMAS Muhammadiyah Mamala, Maluku Tengah, dengan peserta sebanyak 32 orang (30 siswa dan 2 guru). Metode pelaksanaan mencakup ceramah, diskusi, demonstrasi, dan praktik langsung pembuatan ecoprint pada tas katun menggunakan daun lokal seperti pakis dan pepaya jepang. Evaluasi dilakukan melalui pre-test dan post-test serta observasi selama kegiatan berlangsung. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan pemahaman peserta terhadap dampak pewarna sintetis dan prinsip ecoprint. Sebanyak 30 peserta menyatakan ingin kembali mencoba praktik ecoprint. Secara umum, peserta menunjukkan antusiasme tinggi dan mampu menghasilkan motif ecoprint yang unik. Meskipun terdapat kendala seperti keterbatasan alat dan hasil cetakan yang kurang jelas, kegiatan berjalan lancar dan memberi dampak positif terhadap peningkatan kesadaran lingkungan serta keterampilan kreatif peserta. Edukasi ecoprint ini berpotensi dikembangkan sebagai bagian dari kewirausahaan berbasis sekolah dengan pendekatan edukatif dan berkelanjutan. Kata kunci: ecoprint; teknik pounding; edukasi lingkungan; kearifan lokal; pewarna alami. Abstract The use of synthetic dyes in the textile industry poses significant risks to both environmental and human helath. As a sustainable alternative, ecoprint utilizes natural pigments from plant materials to create textile patterns without generating hazardous chemical waste. This community service program aimed to raise awareness about the environmental hazards of synthetic dyes, introduce the pounding technique in ecoprinting, and promote the use of local plant resources as natural dyes rooted in local wisdom. The activity was carried out at SMAS Muhammadiyah Mamala, Central Maluku, involving 32 participants (30 students and 2 teachers). The program combined educational lectures, discussions, demonstrations, and hands-on workshops in which participants applied the pounding technique to cotton tote bags using local foliage such as ferns and Japanese papaya leaves. Evaluation through pre- and post-tests, along with direct observation, indicated a significant improvement in participants’ understanding of eco-friendly dyeing practices. Most participants expressed strong interest in continuing ecoprinting activities. Despite minor challenges—such as limited tools and difficulties in achieving sharp prints—the program was successfully implemented. It fostered environmental awareness, creativity, and practical skills among students. This initiative demonstrates strong potential to be further developed into a school-based entrepreneurship model with ecological and educational value. Keywords: ecoprint; pounding technique; environmental education; local wisdom; natural dyes.
Pelatihan dasar pemrograman untuk membangkitkan minat siswa pada dunia pemrograman di SMA Kartini Batam Nasution, Nadia Widari; Candra, Joni Eka; Farasalsabila, Fidya; Reza, Widya; Kurnia, Okki; Simatupang, Devid Trinaldo
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 5 (2025): September (In Progress)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i5.33988

Abstract

AbstrakTuntutan global menuntut dunia pendidikan untuk selalu dan senantiasa menyesuaikan perkembangan teknologi terhadap usaha dalam peningkatan mutu pendidikan. SMA Kartini Batam adalah sekolah menengah atas swasta di Batam, Kepulauan Riau. Dengan visi dan misi yang jelas, SMA Kartini di Yayasan Keluarga Batam bertujuan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang dinamis, iklusif, dan mendukung pengembangan karakter positif. Pemrograman Dasar adalah salah satu mata pelajaran dasar dalam bidang Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK). Pada pembelajaran sekarang ini sangat penting memiliki pengetahuan TIK. Namun, SMA Kartini Batam belum terbiasa menggunakan bahasa pemrograman Python untuk pemrograman. Oleh karena itu, dasar pemrograman penting dipelajari khususnya siswa/i jurusan teknik informatika dan komputer. Menerapkan dasar pemrograman di sekolah dapat membantu meningkatkan minat siswa dalam bidang teknologi seperti pembuatan aplikasi, game dan website. Dengan adanya pelatihan dasar pemrograman bagi siswa/i SMA Kartini Batam sebagai landasan yang penting untuk mempelajari bahasa pemrograman dan mengembangkan keterampilan pemrograman. Python merupakan bahasa pemrograman yang populer dan mudah dipelajari. Python banyak digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, data science, dan machine learning. Menerapkan dasar pemrograman di sekolah juga dapat membantu meningkatkan minat siswa dalam bidang teknologi seperti pembuatan aplikasi, game dan website. Kata kunci: teknologi; dasar pemrograman; python; minat siswa; mutu pendidikan. AbstractGlobal demands require the world of education to always and continuously adapt to technological developments in efforts to improve the quality of education. SMA Kartini Batam is a private high school in Batam, Riau Islands. With a clear vision and mission, SMA Kartini at the Batam Family Foundation aims to create a dynamic, inclusive learning environment and support positive character development. Basic Programming is one of the basic subjects in the field of Technology, Information, and Communication (ICT). In today's learning, it is very important to have knowledge of ICT. However, SMA Kartini Batam is not yet accustomed to using the Python programming language for programming. Therefore, basic programming is important to learn, especially for students majoring in informatics and computer engineering. Implementing basic programming in schools can help increase student interest in technology fields such as application, game and website development. With basic programming training for SMA Kartini Batam students as an important foundation for learning programming languages and developing programming skills. Python is a popular and easy-to-learn programming language. Python is widely used in software development, data science, and machine learning. Implementing basic programming in schools can also help increase student interest in technology fields such as application, game and website development. Keywords: technology; basic progamming; python; student interests; quality of education.
Peningkatan literasi kesehatan reproduksi dan pencegahan infeksi Menular Seksual (IMS) pada remaja melalui program edukasi terintegrasi Anggreiny, Anggreiny; Evita, Mayasari; Magdalena, Simatupang Maria
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 5 (2025): September (In Progress)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i5.34114

Abstract

AbstrakInfeksi Menular Seksual (IMS) masih menjadi tantangan kesehatan masyarakat dengan prevalensi cukup tinggi pada remaja di Sumatera Utara. Rendahnya literasi kesehatan reproduksi menyebabkan remaja rentan terhadap perilaku berisiko. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan meningkatkan pemahaman siswa sekolah menengah terkait kesehatan reproduksi dan pencegahan IMS melalui pendekatan edukatif terintegrasi. Program dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Medan (SMAN 2 Medan) dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Medan (SMKN 6 Medan) dengan melibatkan siswa, guru, serta orang tua. Tahapan kegiatan meliputi asesmen kebutuhan, penyuluhan interaktif, pemutaran video dan poster edukasi, pembagian buku panduan, pembentukan peer group melalui OSIS dan UKS sebagai Duta Anti-IMS, serta forum diskusi kelompok terarah (FGD). Evaluasi dilakukan menggunakan pre-test dan post-test. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada pengetahuan siswa. Nilai rata-rata pre-test sebesar 56.8 ± 12.4 meningkat menjadi 82.5 ± 10.7 pada post-test (p < 0,001). Sebanyak 72% siswa yang sebelumnya berada pada kategori pengetahuan cukup berubah menjadi kategori baik setelah intervensi. Selain itu, keterlibatan aktif siswa dalam diskusi dan pembentukan peer group memperkuat peran sekolah sebagai pusat promosi kesehatan reproduksi. Luaran tambahan berupa media edukasi cetak, video, publikasi ilmiah ber-ISSN, serta buku ajar sekolah turut mendukung keberlanjutan program. Temuan ini menegaskan bahwa pendekatan partisipatif di sekolah efektif meningkatkan literasi kesehatan reproduksi remaja serta mendukung pencapaian SDGs poin 3. Kata kunci: kesehatan reproduksi; infeksi menular seksual; remaja; edukasi kesehatan; peer group; pengabdian masyarakat. Abstract Sexually Transmitted Infections (STIs) remain a public health challenge with a relatively high prevalence among adolescents in North Sumatra. Low reproductive health literacy makes adolescents more vulnerable to risky behaviors. This community service program aimed to improve secondary school students’ understanding of reproductive health and STI prevention through an integrated educational approach. The program was conducted at State Senior High School 2 Medan (SMAN 2 Medan) and State Vocational High School 6 Medan (SMKN 6 Medan), involving students, teachers, and parents. The stages of the program included needs assessment, interactive health education, presentation of educational videos and posters, distribution of handbooks, peer group formation through OSIS and UKS as Anti-STI Ambassadors, and focus group discussions (FGDs). Evaluation was carried out using pre-test and post-test questionnaires. The results indicated a significant improvement in students’ knowledge. The mean pre-test score of 56.8 ± 12.4 increased to 82.5 ± 10.7 in the post-test (p < 0.001). Furthermore, 72% of students who initially had only moderate knowledge shifted to the good knowledge category after the intervention. Active participation in discussions and peer group formation also strengthened the role of schools as centers for reproductive health promotion. Additional outputs included printed educational materials, videos, ISSN-accredited scientific publications, and a school handbook, all of which supported program sustainability. These findings highlight that participatory school-based approaches are effective in enhancing adolescent reproductive health literacy and contribute to achieving SDG 3. Keywords: reproductive health; sexually transmitted infections; adolescents; health education; community service.
Edukasi orang tua melalui seminar parenting tentang self-help dan life skills anak berkebutuhan khusus Shaliha, Siti; Zikriyani, Hikmah
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 5 (2025): September (In Progress)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i5.33349

Abstract

AbstrakAnak berkebutuhan khusus (ABK) sering kali menghadapi hambatan dalam mengembangkan keterampilan bantu diri (self-help skills) dan keterampilan hidup (life skills) yang penting bagi kemandirian dan integrasi sosial mereka. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan kapasitas orang tua dalam melatih kedua keterampilan tersebut pada anak mereka. Kegiatan ini dilakukan melalui seminar parenting, diskusi kelompok, dan penyebaran kuesioner kepada para orang tua ABK. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua telah menyadari pentingnya keterampilan bantu diri sebagai fondasi utama, dan memahami bahwa keterampilan hidup merupakan kelanjutan dari kemampuan dasar yang harus dilatih secara konsisten. Diskusi kelompok juga memperlihatkan praktik-praktik efektif yang digunakan orang tua, seperti pelabelan barang, penggunaan alat bantu visual, dan manajemen perilaku. Kegiatan ini berhasil menciptakan ruang berbagi antar orang tua serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya peran keluarga dalam membentuk kemandirian anak ABK. Hasil ini menegaskan perlunya penguatan dukungan berkelanjutan melalui pelatihan lanjutan dan kolaborasi lintas profesi guna memperluas dampak jangka panjang kegiatan serupa. Kata kunci: anak berkebutuhan khusus; keterampilan bantu diri; keterampilan hidup; kemandirian; peran orang tua. AbstractThis community service activity aims to increase parental awareness and competence in teaching self-help skills and life skills to children with special needs. These skills are essential for children with special needs to gain independence and interact with their environment. The method used in this program includes seminars and questionnaires distributed to parents. The data collected from the questionnaires and seminar notes were analyzed qualitatively. The results show that parents understand the importance of self-help skills—such as eating, bathing, and dressing—as the foundation for more complex life skills, including social interaction, communication, and understanding social norms. Several parents shared practical strategies and aspirations regarding their children's future abilities. Through this activity, parents also gained insight into how consistent training and motivation play a key role in developing these skills. The outcomes of the community service indicate a positive change in parents’ perspectives and readiness to support their children. This program demonstrates the importance of providing structured and sustainable support for families with children with special needs. Keywords: children with special needs; independence; life skills; parental role; self-help skills.
Penerapan mesin irigasi dan pengolah tanah otomatis berbasis sensor untuk efisiensi air bagi petani bawang di Desa Kalirejo, Probolinggo Munarko, Hadi; Saputro, Wiliandi; Issafira, Radissa Dzaky
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 5 (2025): September (In Progress)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i5.34102

Abstract

Abstrak Kebutuhan petani bawang merah terhadap mesin pembuat saluran irigasi dan pengolahan tanah perlu diupayakan untuk meningkatkan produktivitas kerja dan efisiensi penggunaan air. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk menerapkan teknologi tepat guna mesin irigasi dan pengolah tanah otomatis berbasis sensor melalui program pengabdian kepada masyarakat di Desa Kalirejo, Kecamatan Dlingu, Kabupaten Probolinggo. Kegiatan dilakukan selama bulan Juni hingga Juli 2025 melalui tahapan persiapan, pelatihan, uji coba peralatan, serta evaluasi keberhasilan. Pada tahap persiapan, dilakukan survei dan wawancara dengan mitra untuk mengidentifikasi kendala yang dihadapi, kemudian dirancang dan difabrikasi mesin sesuai kebutuhan. Selanjutnya, mitra diberikan pelatihan teknis mengenai cara penggunaan dan  perawatan untuk mendukung keberlanjutan pemanfaatan mesin. Uji coba lapangan dilakukan secara langsung di lahan pertanian bawang bersama petani setempat. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa penggunaan mesin ini mampu meningkatkan efisiensi distribusi air irigasi serta mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manual. Evaluasi yang dilakukan melalui wawancara dengan mitra menunjukkan bahwa program ini bermanfaat secara nyata bagi petani lokal dan berpotensi meningkatkan keberlanjutan sistem pertanian di Desa Kalirejo. Kata kunci: Desa Kalirejo; mesin irigasi; pelatihan; sensor. Abstract The demand of shallot farmers for irrigation channel construction and soil cultivation machinery needs to be addressed in order to enhance work productivity and improve water use efficiency. This article describes a community service program conducted in Kalirejo Village, Dlingu District, Probolinggo Regency, through the application of an irrigation and soil cultivation machine equipped with sensor-based automation. The activities were carried out from June to July 2025 through several stages, including preparation, training, equipment trials, and evaluation of outcomes. During the preparation stage, surveys and interviews with farmer partners were conducted to identify existing challenges, followed by the design and fabrication of a machine tailored to their specific needs. Subsequently, the farmers received technical training on machine operation and maintenance to ensure sustainable utilization. Field trials were conducted directly in shallot farming areas in collaboration with local farmers. The results demonstrated that the application of this machine improved the efficiency of irrigation water distribution and reduced reliance on manual labor. Evaluations carried out through interviews with the farmer partners indicated that the program provided tangible benefits for the local community and has the potential to strengthen the sustainability of the agricultural system in Kalirejo Village Keywords: Kalirejo Village; irrigation machine; training; sensor.
Inovasi pengharum ruangan sustainable: pelatihan lilin aromaterapi dan soy wax sachet di Rusunawa Rorotan Siska, Siska; Bariroh, Tahyatul; Fatmawati, Sofia; Rindita, Rindita; Riyanti, Hurip Budi; Yati, Kori
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 5 (2025): September (In Progress)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i5.30886

Abstract

Abstrak Aromaterapi merupakan terapi pelengkap yang memanfaatkan minyak atsiri dari tanaman beraroma yang mudah menguap dan memberikan efek relaksasi serta manfaat kesehatan. Rusunawa Rorotan memiliki unit hunian terbatas sekitar 30 m², sehingga warga memerlukan kegiatan yang dapat menghilangkan kejenuhan sekaligus meningkatkan keterampilan. Tujuan utama kegiatan ini meliputi peningkatan pemahaman, penerapan gaya hiudp berkelanjutan, pengembangan keterampilan kreatif, penciptaan peluang ekonomi mikro, serta peningkatan kesejahteraan psikologis melalui stimulus olfaktori dan visual. Kegiatan meliputi registrasi, penyampaian materi, praktik pembuatan produk, serta evaluasi melalui pre dan post test. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan peserta, terlihat dari nilai rata-rata pre-test dan post-test yang berturut-turut mencapai 65,8 dan 82,57, serta respons positif peserta terhadap produk yang mudah dibuat (100%), bentuk produk menarik (74%), dan  memiliki aroma wangi (67%) yang berdampak pada peningkatan mood.  Kesimpulan dari kegiatan ini, secara keseluruhan pelatihan aromaterapi tidak hanya mengurangi kejenuhan di lingkungan padat, tetapi juga mendorong transformasi kearifan lokal menjadi solusi kreatif dna berkelanjutan secara ekonomi bagi warga Rusunawa Rorotan.    Kata kunci: aromaterapi; dekoratif; essential oil; sustainable. Abstract Aromatherapy is a complementary therapy that utilizes essential oils from aromatic plants, which are volatile and provide relaxation and helath benefits. Rusunawa Rorotan has limited living units of approximately and health benefits. Rusunawa Rorotan has limited living units of approximately 30 m², residents face challenges related to psychological well-being and limited opportunities for skill development. This community-based training program aimed to enhance participants’ understanding of sustainable lifestyles, promote the practical application of aromatherapy, foster creative skills, generate microeconomic opportunities, and improve psychological well-being through olfactory and visual stimuli. The program consisted of registration, theoretical sessions, hands-on product-making workshops, and evaluation via pre- and post-tests. Results indicated a significant improvement in participants’ knowledge, with average pre-test and post-test scores rising from 65.8 to 82.57, respectively. Furthermore, participant feedback revealed that 100% found the products easy to make, 74% appreciated the attractive design, and 67% noted pleasant aromas that positively influenced mood. In conclusion, the aromatherapy training effectively alleviated mental fatigue in a densely populated environment and successfully transformed local traditional knowledge into innovative, sustainable, and economically viable solutions for the community of Rusunawa Rorotan. Keywords: aromatherahy; decorative; essential oil; sustainable.
Pemberdayaan petugas rekam medis terkait perancangan UI/UX SIMKLINIK bagian kodefikasi klinis Aini, Nita Dwi Nur; Maulana, Moh.
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 5 (2025): September (In Progress)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i5.33981

Abstract

Abstrak Kegiatan pengabdian masyarakat ini berfokus untuk memberdayakan petugas rekam medis terkait perancangan UI/UX SIMKLINIK bagian kodefikasi klinis. SIMKLINIK merupakan sistem informasi manajemen klinik yang digunakan untuk manajemen data pasien. Adapun tujuan dari dilakukannya kegiatan pengabdian ini yaitu meningkatkan pengetahuan peserta dalam perancangan UI/UX. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di salah satu klinik yang berlokasi di Kepanjen Kabupaten Malang. Kegiatan ini dilakukan selama tiga hari dengan peserta yaitu petugas rekam medis yang berjumlah tiga orang. Metode pemberdayaan dilakukan dengan metode ceramah dan demonstrasi. Kegiatan ini diawali dengan penyuluhan yang berkaitan dengan konsep desain dan desain UI/UX SIMKLINIK bagian kodefikasi klinis, kemudian dilanjutkan praktik perancangan UI/UX SIMKLINIK bagian kodefikasi klinis. Sebelum dan setelah pelaksanaan kegiatan, dilakukan tes pada peserta yang digunakan sebagai salah satu alat untuk evaluasi dalam kegiatan ini. Adapun rata-rata nilai pretest sebelum kegiatan dilaksanakan yaitu 40.00 dan nilai postest setelah dilaksanakan kegiatan yaitu 80.00, sehingga peningkatan persentasenya adalah 100%. Peningkatan pengetahuan peserta dalam kegiatan ini dapat membantu petugas dalam memahami desain yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna supaya pekerjaan berjalan cepat dan tepat. Kata kunci: perancangan; SIMKLINIK; UI/UX. Abstract This community service activity focuses on empowering medical record officers related to UI/UX design for SIMKLINIK clinical codification. SIMKLINIK is a clinical management information system used for patient data management. The purpose of this community service activity is to increase participants' knowledge in designing UI/UX. This community service activity was carried out at a clinic located in Kepanjen, Malang Regency. This activity was carried out for three days with three medical record officers as participants. The empowerment method was carried out using lectures and coercion methods. This activity began with counseling related to the design concept and UI/UX design for SIMKLINIK clinical codification, then continued with UI/UX design practice for SIMKLINIK clinical codification. Before and after the implementation of the activity, tests were conducted on participants which were used as one of the tools for evaluation in this activity. The average pretest score before the activity was carried out was 40.00 and the posttest score after the activity was carried out was 83.00, so the percentage increase was 107%. Increasing the knowledge of participants in this activity can help officers understand designs that suit the needs and desires of users so that work runs quickly and accurately. Keywords: design; SIMKLINIK; UI/UX.
Pemberdayaan caregiver informal: perawatan umum lansia didasarkan sebagai upaya mempertahankan kemandirian lansia Handini, Febrina Secsaria; Sakti, Ifa Pannya; Sulistyono, Sulistyono
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 5 (2025): September (In Progress)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i5.33561

Abstract

Abstrak Lanjut usia termasuk dalam kelompok yang rentan akibat berbagai perubahan yang mereka alami. Perubahan tersebut dapat menimbulkan beragam masalah kesehatan, sehingga lansia membutuhkan dukungan khususnya oleh caregiver informal dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari baik secara fisik maupun mental. Di lokasi tempat kegiatan dilaksanakan, terdapat masalah utama berupa kurangnya pengawasan dan pendampingan oleh caregiver terhadap lansia, yang mana minimnya keterlibatan caregiver informal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan mengenai perawatan pada lansia, kurangnya keterampilan praktis dalam merawat, serta ketidaktahuan tentang pentingnya perawatan berkelanjutan. Tujuan kegiatan PkM ini adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan caregiver informal dalam melakukan perawatan umum pada lansia yang didasarkan pada program perawatan jangka panjang (PJP). Kegiatan yang dilakukan dalam PkM ini yaitu memberikan edukasi dan pelatihan, topik edukasi yang diberikan adalah konsep perubahan pada lansia, konsep PJP dan perawatan umum pada lansia, sedangkan kegiatan pelatihan yang diberikan adalah ketrampilan untuk meningkatkan kemandirian lansia yang meliputi latihan pernafasan, latihan fisik aktif dan pasif. Metode pemberdayaan yang digunakan dalam kegiatan PkM ini adalah metode ceramah, diskusi dan demonstrasi. Hasil pengabdian masyarakat ini menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai yang signifikan antara Pre-Test dan Post-Test yaitu sebesar 85% caregiver memiliki pegetahuan yang baik,  dan semua peserta memiliki keterampilan baik dengan nilai rata-rata yaitu 80,4. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan kelurahan dan puskesmas setempat dapat mengambil peran aktif dalam penguatan peran caregiver informal, melalui integrasi program ini ke dalam program kesehatan lansia di wilayah RW 04. Kata kunci: caregiver informal; perawatan umum lansia; kemandirian lansia. Abstract The elderly are a vulnerable group due to the various changes they experience. These changes can lead to various health problems, so the elderly need support, especially from informal caregivers, to meet their daily needs, both physically and mentally. At the location where the activity was carried out, a major problem was the lack of supervision and support from caregivers for the elderly. This minimal involvement of informal caregivers was due to limited knowledge about elderly care, a lack of practical skills in care, and a lack of awareness of the importance of ongoing care. The purpose of this Community Service Program (PKM) is to improve the knowledge and skills of informal caregivers in providing general care for the elderly based on the long-term care program (PJP). The activities carried out in this PkM include providing education and training, the educational topics provided are the concept of change in the elderly, the concept of PJP and general care for the elderly, while the training activities provided are skills to increase the independence of the elderly which include breathing exercises, active and passive physical exercises. The methods used in this Community Service activity are lectures, discussions, and demonstrations. The results of this activity show an increase in knowledge, indicated by a significant increase in scores between the Pre-Test and Post-Test, namely 85% of caregivers have a good understanding, and all participants have good skills with an average score of 80.4. Through this community service activity, it is hoped that the local sub-district and community health center can take an active role in strengthening the role of informal caregivers, through the integration of this program into the elderly health program in the RW 04 area. Keywords: informal caregiver; general elderly care; elderly independence.
Pelatihan caregiver informal dalam pemenuhan Aktivitas Instrumental Kehidupan Sehari-Hari (AIKS) lansia : pengelolaan obat Setyobudi, Yustina Emi; Ati, Maria Prieska Putri Panglipur
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 5 (2025): September (In Progress)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i5.33364

Abstract

Abstrak Rendahnya pemenuhan Aktivitas Instrumental Kehidupan Sehari-hari (AIKS), khususnya dalam hal pengelolaan obat pada lansia, berhubungan erat dengan keterbatasan pengetahuan dan keterampilan caregiver informal. Banyak lansia dengan kondisi kronis seperti Diabetes Mellitus dan Hipertensi hanya mengonsumsi obat saat muncul keluhan dan melakukan pembelian obat secara mandiri tanpa pengawasan tenaga kesehatan, sehingga meningkatkan risiko komplikasi dan pengobatan yang tidak tepat. Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan caregiver informal dalam pengelolaan obat lansia sebagai bagian dari AIKS. Kegiatan dilaksanakan dalam tiga sesi pelatihan pada bulan Juni 2025 dengan melibatkan 20 caregiver informal. Materi yang diberikan mencakup edukasi tentang konsep AIKS dan penggunaan obat secara tepat bagi lansia, serta pelatihan praktik pengelolaan obat. Metode pembelajaran yang digunakan meliputi ceramah interaktif, diskusi kelompok, dan demonstrasi langsung. Evaluasi dilakukan sebelum dan sesudah pelatihan dengan menggunakan skala pengetahuan (0–10) dan instrumen keterampilan (skor maksimal 36). Hasil menunjukkan peningkatan rata-rata skor pengetahuan 2,3 poin serta peningkatan keterampilan 8,35 poin. Peserta menunjukkan respon positif terhadap pendekatan pembelajaran yang partisipatif dan berbasis praktik. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan caregiver informal dalam pengelolaan obat lansia diharapkan mendukung pemenuhan AIKS yang lebih optimal, menurunkan risiko pengobatan mandiri yang tidak aman, serta meningkatkan kualitas hidup lansia dengan penyakit kronis. Disarankan adanya pendampingan berkelanjutan dan pengembangan modul lanjutan terkait perawatan lansia. Kata kunci: caregiver informal; lansia; AIKS; pengelolaan obat. Abstract The low fulfillment of Instrumental Activities of Daily Living (IADL), particularly medication management among the elderly, is closely associated with the limited knowledge and skills of informal caregivers. Many older adults with chronic conditions such as Diabetes Mellitus and Hypertension tend to take medications only when symptoms appear and often self-medicate without proper supervision from healthcare professionals. This community engagement program aimed to improve the capacity of informal caregivers in managing elderly medications as a component of IADL. The program was implemented over three sessions in June 2025, involving 20 informal caregivers. The training included educational sessions on the concept of IADL and appropriate medication use for the elderly, followed by hands-on practice in medication management. Learning methods involved interactive lectures, group discussions, and live demonstrations. Pre- and post-training evaluations using a 0–10 knowledge scale and a skills assessment (maximum score of 36) revealed an increase in participants’ average knowledge score from 4.85 to 7.15 and skills score from 21.10 to 29.45. Participants expressed positive responses and reported satisfaction with the participatory and practical learning process. This program significantly improved the knowledge and practical competence of informal caregivers in elderly medication management. Such improvements are expected to contribute to better fulfillment of IADL, reduce risks associated with unsupervised self-medication, and support the health and independence of older adults with chronic diseases. Ongoing mentorship and additional training modules on elderly care are recommended to sustain and expand the impact of this initiative. Keywords: informal caregiver; elderly; IADL; medication management.