Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search
Journal : Jurnal Kewarganegaraan

Model Blended Learning: Cross-Sectional Efektivitas di Masa Post-Pandemi Covid-19 Suriaman Suriaman; Amisbah Ramly; Fazli Rachman; Sukmawati Sukmawati; Hendri Yawan; Iyan Nurdiyan Haris
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (795.236 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i2.3321

Abstract

AbstrakKasus pandemi covid-19 mulai menurun pada tahun 2021 yang membuat beberapa institusi pendidikan mengeluarkan kebijakan akademik kepada dosennya untuk melaksanakan proses perkuliahan bisa dilakukan dengan menggunakan model blended learning. Di masa post-pandemi covid-19, perguruan tinggi bisa menggabungkan metode pembelajaran campuran antara tatap muka secara langsung maupun secara daring dalam satu semester perkuliahan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar efektivitas pembelajaran dengan model blended learning di masa post-pandemi covid-19 pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Sembilanbelas November Kolaka pada tahun akademik 2021/2022. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui metode survei dengan jenis cross-sectional. Responden pada penelitian ini sebanyak 34 mahasiswa yang tersebar di 4 angkatan yang masih aktif dengan teknik penarikan sampel quota sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 2,9% sangat setuju, 73,5% setuju, 17,6% cukup setuju, dan 5,9% kurang setuju jika model blended learning dari segi efektivitasnya pada proses perkuliahan membuat mahasiswa merasa puas selama pembelajaran berlangsung.Kata Kunci: Model Blended Learning, Post-Pandemi Covid-19, Mahasiswa AbstractThe cases of the covid-19 pandemic began to decline in 2021, which made some educational institutions have issued academic policies to their lecturers to implement a blended learning model in the learning process. In the post-covid-19 period, universities can implement the hybrid learning by blending the face-to-face learning and online learning in one semester but needs to follow the health protocols of Covid-19. The purpose of this study was to find out how effective the blended learning model during the post-covid-19 pandemic for the students of the Pancasila and Citizenship Education Study Program at Universitas Sembilanbelas November Kolaka in the 2021/2022 academic year. This research used quantitative approach and a survey through method with a cross-sectional type. Respondents in this study were 34 active students spread over 4 batches who were using quota sampling technique.  The results showed that 2,9% of respondents strongly agree, 73,5% of respondents agree, 17,6% of respondents quite agree, and 5,9% of respondents disagree if the implementation of blended learning model related to its effectiveness made the students fell satisfied during the learning process.Keywords: blended-learning model, post pandemic of covid-19, students
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) di SMA Negeri 1 Watubangga Jasrudin; Dede Sopiandy; Suriaman; Nurrahman
Jurnal Kewarganegaraan Vol 7 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v7i2.5532

Abstract

Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keadaan atau kondisi terhadap hasil belajar siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Watubangga yang masih kurang optimal, karena kualitas proses dan hasil pembelajaran PPKn yang dilaksanakan masih kurang dari kriteria ketuntasan minimum. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) di SMA Negeri 1 Watubangga. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri atas prasiklus, siklus I dan siklus II dengan menggunakan metode statistik deskriptif terhadap 35 siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Watubangga. Instrumen penelitian ini berupa tes. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, tes, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada prasiklus di kelas X IPS SMA Negeri 1 Watubangga berada pada nilai rata-rata 66. Pada siklus I terjadi peningkatan hasil belajar dengan perolehan nilai rata-rata 72,34 dan ketuntasan secara klasikal sebesar 17%. Hasil tindakan siklus I, selanjutnya dilakukan perbaikan pada siklus II, sehingga nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 76,09 dan ketuntasan secara klasikal sebesar 81% dengan intensitas peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn di kelas X IPS SMA Negeri 1 Watubangga dari siklus I ke siklus II sebesar 3,85% dan peningkatan hasil belajar siswa dianggap telah berhasil dengan diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Kata Kunci: Numbered Head Together, hasil belajar, PPKn Abstract This research was motivated by the circumstances or conditions for the learning outcomes of class X IPS students at SMA Negeri 1 Watubangga which are still not optimal, because the quality of the process and learning outcomes of the PPKn carried out are still less than the minimum completeness criteria. The purpose of this study was to describe the increase in student learning outcomes through the Numbered Head Together (NHT) learning model at SMA Negeri 1 Watubangga. This type of research is classroom action research consisting of pre-cycle, cycle I and cycle II using descriptive statistical methods on 35 students of class X IPS SMA Negeri 1 Watubangga. The research instrument is in the form of a test. Data collection techniques are carried out by observation, tests, and documentation. The results showed that the pre-cycle in class X IPS SMA Negeri 1 Watubangga was at an average score of 66. In the first cycle there was an increase in learning outcomes with an average score of 72.34 and classical completeness of 17%. The results of the actions of cycle I, then carried out improvements in cycle II, so that the average value of students increased to 76.09 and classical completeness was 83% with the intensity of increasing student learning outcomes in PPKn subjects in class X IPS SMA Negeri 1 Watubangga from cycle I to cycle II of 3.85% and an increase in student learning outcomes is considered successful with the implementation of the Numbered Head Together (NHT) learning model. Keywords: Numbered Head Together, learning outcomes, PPKn
Analisis Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan di Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta Mitra Permatasari; T Heru Nurgiansah; Aim Abdulkarim; Suriaman; Ryan Prayogi
Jurnal Kewarganegaraan Vol 7 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v7i2.5681

Abstract

Abstrak Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk menganalisis penerapan Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan di Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta. Penulisan ini menggunakan pendekatan Literatur Review dengan sumber data dari beberapa artikel ilmiah dan menggunakan analisis SWOT yang menganalisis tentang Kekuatan (Strengths), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunities), dan Ancaman (Threats). Hasil analisis menyatakan bahwa Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan di Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta telah dilaksanakan berdasarkan menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah, outcome, kesepakatan konsursium dan juga visi misi dari Universitas. Kata Kunci: Kurikulum, Pendidikan Kewarganegaraan, Merdeka Belajar-Kurikulum Merdeka
Kajian Perbandingan Civic Education di Eropa dan Indonesia Ryan Prayogi; Kokom Komalasari; Sapriya; T Heru Nurgiansah; Suriaman
Jurnal Kewarganegaraan Vol 7 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v7i2.5706

Abstract

Abstrak Penelitian ini mengkaji tentang perbandingan Pendidikan kewarganegaraan di Kawasan eropa baik belanda dan inggris dengan Pendidikan kewarganegaraan di Indonesia. Secara umum bahwa Pendidikan kewarganegaraan dimasing-masing negara memiliki kesamaan dan terdapat perbedaan secara signifikan. Oleh sebab itu penulis ingin menyajikan sejauh mana secara konsep Pendidikan kewarganegegaraan di negara tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi literatur dengan Langkah-langkah: memilih tema, mencari sumber informasi, menentukan arah penelitian, mengumpulkan sumber data, menyajikan data, dan membuat bahan untuk dilakukan perbandingan dan kombinasi analisis yang dilakukan, serta melakukan evaluasi dari literatur yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan baik di Belanda, Inggris dan Indonesia memiliki kesamaan untuk menekankan pengetahuan kewarganegaraan, karakter kewarganegaraan, keterampilan kewarganegaraan dan kewarganegaraan aktif baik dalam bentuk praktik menjadi warga negara yang baik (to be good citizens). Secara umum, kurikulum kewarganegaraan mencakup berbagai topik yang luas dan sangat komprehensif, membahas prinsip-prinsip dasar masyarakat demokratis, isu-isu masyarakat kontemporer seperti keragaman budaya dan pembangunan berkelanjutan, serta dimensi dunia internasional. Kata Kunci: Pendidikan Kewarganegaraan, Kawasan Eropa, Indonesia
Model Konseptual Pendidikan Kewarganegaraan Berdasarkan Landasan Filosofis: Konteks Sekolah Menengah di Indonesia Suriaman; Sapriya; T Heru Nurgiansah; Ryan Prayogi; Heny Mulyani; Zindan Baynal Hubi
Jurnal Kewarganegaraan Vol 7 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v7i2.5819

Abstract

Abstrak Artikel ini membahas tentang model pendidikan kewarganegaraan di sekolah menengah berlandaskan kepada dasar filosofisnya sehingga menjadi acuan dalam pengembangan disiplin keilmuan PKn. Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk membentuk warga negara yang bertanggung jawab, peduli terhadap masyarakat, memiliki pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara, serta mampu berpartisipasi aktif dalam kehidupan demokratis. Model konseptual pendidikan kewarganegaraan yang dijelaskan dalam artikel ini didasarkan pada landasan filosofis yang kuat. Landasan filosofis ini meliputi prinsip-prinsip moral, etika, dan nilai-nilai dasar yang diperlukan untuk membentuk warga negara yang baik. Model ini juga mencakup komponen-komponen seperti kurikulum, metode pengajaran, dan evaluasi pembelajaran. Dalam konteks sekolah menengah, pendidikan kewarganegaraan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang sistem politik, hukum, dan pemerintahan negara. Selain itu, pendidikan kewarganegaraan juga dapat membantu siswa memahami perbedaan budaya, agama, dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Pendidikan kewarganegaraan di sekolah menengah juga dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial, seperti kerjasama, komunikasi, dan kepemimpinan. Melalui pendidikan kewarganegaraan, siswa diajarkan tentang pentingnya menghormati perbedaan, memahami perspektif orang lain, dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan masyarakat. Dalam artikel ini, model konseptual pendidikan kewarganegaraan berdasarkan landasan filosofis dijelaskan secara rinci dengan tujuan untuk memberikan panduan bagi pengembangan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang efektif di sekolah menengah. Kata Kunci: Pendidikan Kewarganegaraan, Landasan Filosofis, Sekolah Menengah
Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) dalam Bidang Pendidikan di Desa Langkumapo Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna Samiruddin; Amisbah Ramly; Abdul Syaban; Jasrudin; Suriaman; Rahmiati
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 4 (2022): Desember 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v6i4.4623

Abstract

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk menjelaskan implementasi program keluarga harapan bidang pendidikan di Desa Langkumpo Kecamatan Napabalano kabupaten Muna, 2) untuk mendeskripsikan kendala dalam pelaksanaan program keluarga harapan di Desa Langkumapo dan 3) untuk mendeskripsikan upaya yang dilakukan dalam menanggulangi kendala Implementasi program keluarga harapan bidang pendidikan di Desa Langkumapo. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif bersifat deskriptif dan subjek penelitian terdiri dari 23 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa Implementasi PKH bidang pendidikan Desa Langkumapo dilihat dari enam variabel keberhasilan implementasi yaitu, Pertama standar dan sasaran kebijakan Kedua, sumber daya. Ketiga, komunikasi organisasi pelaksana. Keempat, karakteristik agen pelaksana. Kelima, sikap para pelaksana dan Keenam lingkungan sosial, ekonomi dan politik sudah terlaksana dengan baik. Kendala pelaksanaan implementasi PKH bidang pendidikan yaitu, 1) kendala administrasi, 2) penyaluran dana bantuan terjadi kemacetan, 3) kecemburuan sosial. Sedangkan upaya yang dilakukan yaitu; upaya yang dilakukan pemerintah dan upaya yang dilakukan penerima PKH. Kata kunci: Implementasi, Program Keluarga Harapan, Pendidikan Abstract The aims of this study were 1) to explain the implementation of the family hope program in the field of education in Langkumpo Village, Napabalano District, Muna Regency, 2) to describe the obstacles in implementing the family hope program in Langkumapo Village, and 3) to describe the efforts made in overcoming obstacles to program implementation family of hope in the field of education in Langkumapo Village. This research method used a qualitative descriptive approach and the research subjects consisted of 23 people. The results showed that the implementation of PKH in Langkumapo Village's education sector was seen from the six variables of successful implementation, namely, first, standards and policy objectives. Second, resources. Third, the communication of implementing organizations. Fourth, the characteristics of implementing agents. Fifth, the attitude of the executors, and Sixth, the social, economic, and political environment has been well implemented. Obstacles to the implementation of PKH in the education sector, namely, 1) administrative constraints, 2) traffic jams in the distribution of aid funds, and 3) social jealousy. While the efforts made are; the efforts made by the government and the efforts made by PKH beneficiaries. Keywords: Implementation, Hope Family Program, Education
Model Blended Learning: Cross-Sectional Efektivitas di Masa Post-Pandemi Covid-19 Suriaman, Suriaman; Ramly, Amisbah; Rachman, Fazli; Sukmawati, Sukmawati; Yawan, Hendri; Haris, Iyan Nurdiyan
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v6i2.3321

Abstract

AbstrakKasus pandemi covid-19 mulai menurun pada tahun 2021 yang membuat beberapa institusi pendidikan mengeluarkan kebijakan akademik kepada dosennya untuk melaksanakan proses perkuliahan bisa dilakukan dengan menggunakan model blended learning. Di masa post-pandemi covid-19, perguruan tinggi bisa menggabungkan metode pembelajaran campuran antara tatap muka secara langsung maupun secara daring dalam satu semester perkuliahan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar efektivitas pembelajaran dengan model blended learning di masa post-pandemi covid-19 pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Sembilanbelas November Kolaka pada tahun akademik 2021/2022. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui metode survei dengan jenis cross-sectional. Responden pada penelitian ini sebanyak 34 mahasiswa yang tersebar di 4 angkatan yang masih aktif dengan teknik penarikan sampel quota sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 2,9% sangat setuju, 73,5% setuju, 17,6% cukup setuju, dan 5,9% kurang setuju jika model blended learning dari segi efektivitasnya pada proses perkuliahan membuat mahasiswa merasa puas selama pembelajaran berlangsung.Kata Kunci: Model Blended Learning, Post-Pandemi Covid-19, Mahasiswa AbstractThe cases of the covid-19 pandemic began to decline in 2021, which made some educational institutions have issued academic policies to their lecturers to implement a blended learning model in the learning process. In the post-covid-19 period, universities can implement the hybrid learning by blending the face-to-face learning and online learning in one semester but needs to follow the health protocols of Covid-19. The purpose of this study was to find out how effective the blended learning model during the post-covid-19 pandemic for the students of the Pancasila and Citizenship Education Study Program at Universitas Sembilanbelas November Kolaka in the 2021/2022 academic year. This research used quantitative approach and a survey through method with a cross-sectional type. Respondents in this study were 34 active students spread over 4 batches who were using quota sampling technique.  The results showed that 2,9% of respondents strongly agree, 73,5% of respondents agree, 17,6% of respondents quite agree, and 5,9% of respondents disagree if the implementation of blended learning model related to its effectiveness made the students fell satisfied during the learning process.Keywords: blended-learning model, post pandemic of covid-19, students
Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) dalam Bidang Pendidikan di Desa Langkumapo Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna Samiruddin; Amisbah Ramly; Abdul Syaban; Jasrudin; Suriaman; Rahmiati
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 4 (2022): Desember 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v6i4.4623

Abstract

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk menjelaskan implementasi program keluarga harapan bidang pendidikan di Desa Langkumpo Kecamatan Napabalano kabupaten Muna, 2) untuk mendeskripsikan kendala dalam pelaksanaan program keluarga harapan di Desa Langkumapo dan 3) untuk mendeskripsikan upaya yang dilakukan dalam menanggulangi kendala Implementasi program keluarga harapan bidang pendidikan di Desa Langkumapo. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif bersifat deskriptif dan subjek penelitian terdiri dari 23 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa Implementasi PKH bidang pendidikan Desa Langkumapo dilihat dari enam variabel keberhasilan implementasi yaitu, Pertama standar dan sasaran kebijakan Kedua, sumber daya. Ketiga, komunikasi organisasi pelaksana. Keempat, karakteristik agen pelaksana. Kelima, sikap para pelaksana dan Keenam lingkungan sosial, ekonomi dan politik sudah terlaksana dengan baik. Kendala pelaksanaan implementasi PKH bidang pendidikan yaitu, 1) kendala administrasi, 2) penyaluran dana bantuan terjadi kemacetan, 3) kecemburuan sosial. Sedangkan upaya yang dilakukan yaitu; upaya yang dilakukan pemerintah dan upaya yang dilakukan penerima PKH. Kata kunci: Implementasi, Program Keluarga Harapan, Pendidikan Abstract The aims of this study were 1) to explain the implementation of the family hope program in the field of education in Langkumpo Village, Napabalano District, Muna Regency, 2) to describe the obstacles in implementing the family hope program in Langkumapo Village, and 3) to describe the efforts made in overcoming obstacles to program implementation family of hope in the field of education in Langkumapo Village. This research method used a qualitative descriptive approach and the research subjects consisted of 23 people. The results showed that the implementation of PKH in Langkumapo Village's education sector was seen from the six variables of successful implementation, namely, first, standards and policy objectives. Second, resources. Third, the communication of implementing organizations. Fourth, the characteristics of implementing agents. Fifth, the attitude of the executors, and Sixth, the social, economic, and political environment has been well implemented. Obstacles to the implementation of PKH in the education sector, namely, 1) administrative constraints, 2) traffic jams in the distribution of aid funds, and 3) social jealousy. While the efforts made are; the efforts made by the government and the efforts made by PKH beneficiaries. Keywords: Implementation, Hope Family Program, Education
Model Konseptual Pendidikan Kewarganegaraan Berdasarkan Landasan Filosofis: Konteks Sekolah Menengah di Indonesia Suriaman; Sapriya; T Heru Nurgiansah; Ryan Prayogi; Heny Mulyani; Zindan Baynal Hubi
Jurnal Kewarganegaraan Vol 7 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v7i2.5819

Abstract

Abstrak Artikel ini membahas tentang model pendidikan kewarganegaraan di sekolah menengah berlandaskan kepada dasar filosofisnya sehingga menjadi acuan dalam pengembangan disiplin keilmuan PKn. Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk membentuk warga negara yang bertanggung jawab, peduli terhadap masyarakat, memiliki pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara, serta mampu berpartisipasi aktif dalam kehidupan demokratis. Model konseptual pendidikan kewarganegaraan yang dijelaskan dalam artikel ini didasarkan pada landasan filosofis yang kuat. Landasan filosofis ini meliputi prinsip-prinsip moral, etika, dan nilai-nilai dasar yang diperlukan untuk membentuk warga negara yang baik. Model ini juga mencakup komponen-komponen seperti kurikulum, metode pengajaran, dan evaluasi pembelajaran. Dalam konteks sekolah menengah, pendidikan kewarganegaraan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang sistem politik, hukum, dan pemerintahan negara. Selain itu, pendidikan kewarganegaraan juga dapat membantu siswa memahami perbedaan budaya, agama, dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Pendidikan kewarganegaraan di sekolah menengah juga dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial, seperti kerjasama, komunikasi, dan kepemimpinan. Melalui pendidikan kewarganegaraan, siswa diajarkan tentang pentingnya menghormati perbedaan, memahami perspektif orang lain, dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan masyarakat. Dalam artikel ini, model konseptual pendidikan kewarganegaraan berdasarkan landasan filosofis dijelaskan secara rinci dengan tujuan untuk memberikan panduan bagi pengembangan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang efektif di sekolah menengah. Kata Kunci: Pendidikan Kewarganegaraan, Landasan Filosofis, Sekolah Menengah