Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH PUPUK HIJAU (Crotalaria juncea L. DAN Tithonia diversifolia) DAN Trichoderma sp. PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) Nafi’, Rifqi; Widaryanto, Eko; Sumarni, Titin
Jurnal Produksi Tanaman Vol 5, No 11 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/583

Abstract

Produktivitas jagung manis di Indonesia per hektarnya masih tergolong rendah. Hal ini dikarenakan semakin sempitnya lahan subur yang diakibatkan oleh penggunaan pupuk sintetik berlebihan. Penelitian ini dimulai pada bulan Mei hingga Juli 2015 di Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Batu. Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain cangkul, gembor, arit, tali rafia, rol meter, kamera digital, gunting, ember, sprayer, penggaris dan alat tulis. Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain jagung manis varietas Talenta, benih C. juncea L. dan biomassa tanaman T. diversifolia, Trichoderma sp. Adapun pupuk yang digunakan ialah Urea sebanyak 418 kg ha-1, SP-36 100 kg ha-1, dan KCl 100 kg ha-1. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan sembilan perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali. Analisis data menggunakan uji F taraf 5%. Hasil uji F yang berbeda nyata dilanjutkan dengan Uji BNT untuk mengetahui perbedaan masing-masing perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk hijau dosis 10 t ha-1 memberikan pengaruh yang lebih baik pada tinggi tanaman, diameter batang, luas daun, indeks luas daun serta pada hasil tanaman. Penambahan Trichoderma sp. tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata dibandingkan tanpa Trichoderma sp.
PENGARUH WAKTU PEMBERIAN MULSA TERHADAP PRODUKSI WORTEL (DAUCUS CAROTA L.) Ferdian, Herman; Suryanto, Agus; Widaryanto, Eko
Jurnal Produksi Tanaman Vol 5, No 12 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/587

Abstract

Beberapa kendala dalam budidaya wortel yaitu tidak tahan terhadap genangan air maupun kekeringan. Selain itu, erosi juga dapat terjadi  pada bedengan wortel sehing-ga mempengaruhi pembentukan umbi. Kendala tersebut dapat diatasi dengan pemberian mulsa pada lahan wortel.  Mulsa yang digunakan pada penelitian adalah mulsa jerami. Pemberian mulsa yang terjadwal (pada taraf pertumbuhan dan sebelum panen) pada populasi tanaman budidaya akan memberikan efek yang nyata dalam mengendalikan gulma, sehingga dapat memaksimalkan hasil panen Tujuan dari penelitian adalah mengetahui dan mempelajari pengaruh dari waktu pembe-rian mulsa terhadap dua varietas wortel khususnya pada  hasil umbi yang diperoleh.  Penelitian dilaksanakan di Dusun Borah, Desa Wiyurejo, Kecamatan Pujon, Kabu-paten Malang pada bulan Mei hingga Agustus 2015. Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok, yang terdiri dari  2 kombinasi perlakuan, yaitu perlakuan varietas wortel dan perlakuan waktu pemberian mulsa jerami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian mulsa jerami pada waktu yang berbeda mempengaruhi  secara nyata  pada kedua varietas terhadap tinggi tanaman, luas daun, panjang umbi, diameter umbi, berat segar umbi, berat kering umbi, tingkat populasi gulma dan berat kering gulma. Pemberian mulsa tidak berpengaruh terhadap hasil umbi pada varietas New Kuroda dan Lokal, namun jika dibandikan dengan varietas Lokal, New Kuroda menunjukkan hasil yang lebih tinggi.
PENGARUH PEMBERIAN LARUTAN GIBERELIN (GA3) DAN PERBEDAAN BOBOT BONGGOL TERHADAP PERTUMBUHAN TUNAS PADA PERBANYAKAN PISANG MAS KIRANA (Musa acuminata L) Sutejo, Nur Azizah Luthfina Erry; Wicaksono, Karuniawan Puji; Widaryanto, Eko
Jurnal Produksi Tanaman Vol 5, No 12 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.789 KB) | DOI: 10.21776/594

Abstract

Berbagai kendala dalam budidaya pisang secara konvensional adalah sulit men-dapatkan bibit yang berkualitas dalam  jumlah besar, waktu yang singkat dan ber-kelanjutan. Upaya meningkatkan produksi tanaman pisang dapat dilakukan melalui perbaikan teknologi budidayanya. Pe-ningkatan kualitas bibit dilakukan melalui pengembangan bibit melalui bonggol pisang sehingga diperoleh bibit dalam jumlah banyak dan seragam. Giberellin termasuk zat pengatur tumbuh yang berguna bagi tanaman, dalam konsentrasi rendah dapat merangsang pembelahan dan pemanjangan sel. Efek giberelin tidak hanya mendorong perpanjangan batang, tetapi juga terlibat dalam proses regulasi perkembangan tumbuhan. Disintesis pada ujung batang dan akar, giberelin menghasilkan pengaruh yang cukup luas. Salah  satu efek utamanya adalah mendorong pemanjangan batang dan daun.  Penelitian dilaksanakan di Desa Srimulyo, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang pada bulan Mei hingga September 2015. Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok faktorial, yang terdiri dari  dua faktor, yaitu perlakuan per-bedaan bobot bonggol dan perlakuan konsentrasi larutan Giberelin. Hasil pe-nelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian larutan giberelin dan perbedaan bobot bonggol secara efektif dan efisien mampu meningkatkan pertumbuhan tunas tanaman pisang pada waktu munculnya tunas, jumlah tunas, tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah akar, panjang akar dan bobot bagian bawah tanah. Bobot bonggol ter-tinggi 500-650 g memberikan hasil terbaik.  Pemberian larutan giberelin dengan kon-sentrasi 150 ppm mampu me-ningkatkan pertumbuhan tanaman.
ANALISIS PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA AIR (Nasturtium officinale) PADA TINGKAT PEMBERIAN AIR YANG BERBEDA DAN DUA MACAM BAHAN TANAM Fitriyah, Nurul Lailiyatul; Azizah, Nur; Widaryanto, Eko
Jurnal Produksi Tanaman Vol 5, No 12 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.918 KB) | DOI: 10.21776/599

Abstract

Pengembangan wilayah produksi selada air perlu dilakukan guna meningkatkan produksi tanaman selada air. Perluasan wilayah produksi dapat dilakukan dengan cara penanaman tanaman selada air di polybag ataupun wadah tanam lainnya sehingga tanaman selada air dapat dibudidayakan di lahan-lahan yang awalnya bukan lahan pertanian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan tingkat pemberian air dan jenis bahan tanam yang sesuai pada proses pertumbuhan dan hasil produksi selada air dalam polybag. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan April 2016 di screenhouse STTP 2, Tanjung, Malang. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) dengan 3 ulangan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA), jika terdapat pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji lanjut BNJ 5%. Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi antara tingkat pemberian air dan perbedaan jenis bahan tanam. Interaksi tersebut memberikan pengaruh yang nyata pada berbagai variabel pengamatan antara lain panjang tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot segar dan kering tanaman, laju pertumbuhan relatif dan bobot segar total tanaman panen. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada perlakuan bahan tanam biji umumnya meningkat pada semua tingkat pemberian air kecuali pada tingkat pemberian air 125% kapasitas lapang semua variabel menunjukkan penurunan. Perlakuan bahan tanam stek menunjukkan bahwa Semakin tinggi tingkat pemberian air maka semakin tinggi pula nilai panjang tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot segar dan kering tanaman, laju pertumbuhan relatif dan bobot segar total tanaman panen.
PENGGUNAAN HERBISIDA OKSIFLUORFEN DAN PENDIMETHALIN PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) Permana, Jaka; Widaryanto, Eko; Wicaksono, Karuniawan Puji
Jurnal Produksi Tanaman Vol 6, No 4 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.003 KB) | DOI: 10.21776/680

Abstract

Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah salah satu tanaman komoditas hortikultura yang penting di Indonesia. Kebutuhan bawang merah cenderung meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukan teknik budidaya agar tidak kehilangan hasil akibat gulma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan herbisida oksifluorfen dan pendimethalin dalam pengendalian gulma serta pengaruhnya terhadap hasil tanaman bawang merah. Penelitian dilaksanakan di Desa Siman Kec. Kepung Kab. Kediri, pada bulan September sampai November 2015. Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 8 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian gulma menggunakan herbisida oksifluorfen 1,5 l ha-1 pada 15, 30, 45, 60 hari setelah tanam secara signifikan menekan pertumbuhan gulma sebesar 82,43%, 83,09%, 53,07%, 50,56% apabila dibandingkan dengan perlakuan weedy atau tanpa pengendalian gulma. Pengendalian gulma dengan aplikasi herbisida oksifluorfen 1,5 l ha-1 dan pengendalian gulma dengan aplikasi pendimethalin 1000 g ha-1 yang diaplikasikan secara pra tumbuh dapat menghasilkan panen sebesar 15,23 ton ha-1, 13,61 ton ha-1 atau meningkat sekitar 52,70%, 57,73% dibandingkan dengan perlakuan penyiangan manual.
STUDI TOLERANSI DUA TIPE TANAMAN PETUNIA (Petunia × hybrida) TERHADAP NAUNGAN Prasundari, Intan Ratri; Widaryanto, Eko; Sitawati, Sitawati
Jurnal Produksi Tanaman Vol 6, No 4 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (744.468 KB) | DOI: 10.21776/681

Abstract

Petunia (Petunia × hybrida) sebagai tanaman hias berbunga umum digunakan tanaman pot dan hamparan. Memiliki berbagai macam varian warna, pola, bentuk dan ukuran menjadi nilai tambah. Aplikasi dilapang, tidak semua tanaman hias memperoleh intensitas cahaya matahari yang seragam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tanggapan dua tipe tanaman petunia grandiflora dan multiflora pada fase vegetative dan pembungaan. Penelitian dilaksanakan di Desa Girimoyo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang pada bulan Maret - Juni 2015. Penelitian ini menggunakan rancangan petak tersarang dua faktor. Faktor pertama adalah naungan dengan empat taraf yakni 0% (N0), 25% (N25), 50% (N50), 75% (N75). Tidak terdapat interaksi antara tipe petunia dan level naungan di seluruh parameter pengamatan. Peningkatan level naungan berpengaruh pada seluruh parameter pengamatan. Fase vegetatif dibanding tanpa naungan, pemberian naungan menyebabkan pemanjangan hingga 37%, penambahan luas daun hingga 93%, peningkatan indeks klorofil hingga 75%,  penurunan jumlah daun hingga 29%. Fase generatif dibanding kontrol, naungan menyebabkan perlambatan bunga hingga 13 hari, penambahan diameter hingga 5%, penurunan jumlah bunga hingga 73%. Berdasarkan parameter jumlah bunga, petunia merespon positif pada naungan 25% dengan nilai intensitas cahaya matahari sebesar 84.000 lux dibanding tanpa naungan. Tipe tanaman berpengaruh nyata seluruh parameter kecuali jumlah daun dan saat inisiasi bunga pertama. Berdasarkan jumlah bunga, tipe multiflora memiliki jumlah bunga lebih banyak dibanding tipe grandiflora.
PENGARUH KERAPATAN GULMA TEKI (Cyperus rotundus L.) TERHADAP TANAMAN BUNCIS TEGAK (Phaseolus vulgaris L.) Nugroho, Indanus Faried; Sugito, Yogi; Widaryanto, Eko
Jurnal Produksi Tanaman Vol 6, No 4 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (667.727 KB) | DOI: 10.21776/691

Abstract

Produksi tanaman sayuran buncis tegak di Indonesia semakin meningkat. Pada tahun 2012 produksi buncis tegak di Indonesia yaitu 322.145 ton dan pada tahun 2013 meningkat hingga 327.378 ton. Adanya permintaan yang semakin banyak, maka kualitas dan kuantitas produksi tanaman buncis tegak perlu ditingkatkan.Usaha yang dilakukan salah satunya ialah melalui pengendalian gulma.Kehadiran gulma teki diantara tanaman buncis tegak dapat menyebabkan persaingan dalam memperebutkan unsur hara, air, cahaya, ruang tempat tumbuh dan CO2.Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh kompetisi antara gulma teki dengan tanaman buncis tegak melalui berbagai tingkat kepadatan gulma teki, serta mengetahui tingkat kepadatan gulma polibag-1yang paling sesuai untuk pertumbuhan dan hasil tanaman buncis tegak.Penelitian ini dilakukan di lahan perkebunan di Kecamatan Lowokwaru - Kota Malang pada bulan Maret sampai Mei 2015 dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok(RAK). Perlakuannya ialah tingkat kepadatan gulma (P) yang terdiri dari 6 taraf. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap bertambahnya kepadatan 1 gulma teki maka berat polong mengalami penurunan sebesar 0,6541 gram dan setiap bertambahnya kepadatan 1 gulma teki maka jumlah polong mengalami penurunan sebesar 0,069 buah. Tingkat kepadatan gulma yang paling sesuai untuk pertumbuhan dan hasil tanaman buncis tegak adalah 4 gulma teki polibag-1.
PERANAN BAKTERI Bradyrhizobium japonicum DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) Sativa, Nasrul Ardinan; Fajriani, Sisca; Widaryanto, Eko
Jurnal Produksi Tanaman Vol 6, No 5 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.093 KB) | DOI: 10.21776/705

Abstract

Kedelai (Glycine max L.) merupakan sumber protein nabati utama yang merupakan bahan baku industri kecap, tahu dan tempe. Produktivitas kedelai masih 1,5% dari potensi hasil kedelai lokal. Rendahnya produktivitas kedelai dise-babkan pemupukan yang tidak efisien. Pemupukan nitrogen yang dilakukan dua kali mengakibatkan kedelai kesulitan bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium dan berakibat pada rendahnya produktivitas kedelai. B. japonicum merupakan strain Rhizobium yang bersimbiosis dengan akar kedelai yang berperan dalam aktivitas penambatan nitrogen. Penelitian bertujuan mempelajari peranan bakteri B. japonicum dan nitrogen terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan, Ponorogo. Penelitian menggunakan per-cobaan faktorial yang disusun dalam Ran-cangan Acak Kelompok dengan faktor pertama adalah pemberian inokulum B. japonicum dan faktor kedua tingkat dosis pupuk nitrogen. Data analisis diuji dengan uji F dengan taraf 5% dan apabila terdapat pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji BNT dengan taraf 5%. Hasil penelitian menun-jukkan terdapat interaksi antara pemberian inokulum B. japonicum dengan tingkat dosis pemupukan nitrogen pada pengamatan jumlah bintil akar efektif pada umur 14-28 HST, sedangkan pada parameter yang lain tidak ditemukan interaksi. Pemberian ino-kulum B. japonicum berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bintil akar, jumlah bintil akar efektif, jumlah polong, jumlah polong isi, dan hasil biji, sedangkan tingkat dosis pemupukan nitro-gen berpengaruh pada jumlah binil akar dan bintil akar efektif.
PENGARUH MULSA DAN SUMBER NITROGEN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium cepa L. var. ascalonicum) Nursanti, Sri; Koesriharti, Koesriharti; Widaryanto, Eko
Jurnal Produksi Tanaman Vol 6, No 6 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.022 KB) | DOI: 10.21776/731

Abstract

Bawang Merah memiliki nilai gizi yang cukup baik serta peranannya yang sangat dibutuhkan dalam kebutuhan sehari-hari, maka tidak heran jika permintaan bawang merah terus meningkat. Produksi bawang merah saat ini masih tergolong rendah serta masih kurang efisien dalam penggunaan pupuk untuk sistem budidayanya. Sistem budidaya yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil serta mengefisienkan penggunaan pupuk adalah dengan penggunaan mulsa jerami dan pemilihan pupuk yang tepat. Penggunaan pupuk N anorganik oleh petani pada saat ini cenderung meningkat secara signifikan untuk meningkatkan kesuburan lahan dan produksi hasil pertanian serta efisiensi penggunaan pupuk tersebut dapat membantu terwujudnya pertanian yang berlanjut (Triyono et al., 2013). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016 di Desa Balonggebang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan menggunakan mulsa dan kombinasi antara pupuk NPK dan ZA memberikan hasil pertumbuhan dan hasil panen tanaman bawang merah yang lebih baik Menurut hasil analisis usaha tani, hasil yang lebih efisien adalah perlakuan yang menggunakan kombinasi antara pupuk NPK dan ZA dengan atau tanpa menggunakan mulsa, serta hasil yang paling efisien adalah perlakuan dengan menggunakan mulsa dan pupuk kombinasi antara NPK (60%), ZA (40%) dengan R/C ratio sebesar 3,3.
OPTIMALISASI WAKTU PEMBERIAN MULSA JERAMI PADA 2 VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA MUSIM PENGHUJAN Purwanto, Galih; Widaryanto, Eko; Wicaksono, Karuniawan Puji
Jurnal Produksi Tanaman Vol 6, No 7 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/789

Abstract

Teknik modifikasi iklim mikro dapat dilakukan dengan menggunakan mulsa. Aplikasi mulsa merupakan salah satu upaya menekan pertumbuhan gulma, memodifikasi keseimbangan air, suhu dan kelembaban tanah serta menciptakan kondisi yang sesuai bagi tanaman, sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik (Fithriadi, 2000). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Juni 2015 di  Desa Siman, Kepung, Kediri, Jawa Timur. Bahan yang digunakan adalah bibit bawang merah varietas Thailand dan Bauji, jerami padi, pupuk kandang 20 t ha-1, NPK 73 kg ha-1 dan pupuk untuk kocor NPK 65,5 kg ha-1, KNO3 8,2 kg ha-1, DGW 2,7 kg ha-1 dan air. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan 2 faktor yaitu waktu penggunaan mulsa jerami dan varietas bawang merah. Perlakuan tersebut diulang tiga kali dan terdiri dari  8 tanaman sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara varietas bawang merah dengan pemberian mulsa jerami pada berat umbi ha-1. Pengamatan jumlah daun, jumlah anakan, bobot basah dan kering umbi rumpun-1, bobot basah dan kering umbi ha-1 menunjukkan hasil yang lebih tinggi pada pemberian mulsa jerami 10 hst (D1) dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Sedangkan penggunaan varietas Thailand dan Bauji tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, bobot basah dan kering umbi rumpun-1 dapat dikarenakan sifat dan karakter varietas tersebut yang merupakan varietas lokal unggul dan non-lokal unggul.
Co-Authors Abadi, Iwan Jumrotul Abdillah, Alif Galih Syahrul Adi Setiawan Agus Suryanto Alif Galih Syahrul Abdillah Alivia Rachma AR, Raisa Friska Ardian Tri Wahyu Ridha’i Arif, Alfiyan Ariffin Ariffin Arifin Noor Sugiharto Aulia, David Azizah, Nur Bambang Guritno Banurea, Fathul Hidayat Bayu Sugiarto Brilliantika, Ayuma Aprily Budiyono, Budiyono Cicik Udayana David Aulia Dellia Rezha Bayu Rizqullah Dewi, Noviyanti Ambar Djumali Djumali Dwinata, Yoga Andara Ebtan S., Ringga Eka Setiyabudi, Ervina Elsharani Silalahi Etta Rostina Marthogi Sumbayak Evanita, Ely Ferdian, Herman Firda N. I. K., Yulita Fitria Yuliasmara Fitriyah, Nurul Lailiyatul Frelyta Ainus Zahro Galih Purwanto Gustiani, Lidia Firina Hamdianah, Andi Hariyani, Hariyani Hastanti, Rina Dwi Heddy, Y. B. Suwasono Heddy, Y.B.Suwasono Hisar Sitorus Huda, M. Syahrial Husni Thamrin Sebayang Ikbal, Andi Muhtadin Dwi Putra Inaiyah, Asma Jayanti, Afinta Jordy, Muhammad Ridhwan Kartika Yurlisa, Kartika Karuniawan Puji Wicaksono Karuniawan Puji Wicaksono Karuniawan Puji Wicaksono Karuniawan Puji Wicaksono Koesriharti Koesriharti Koesriharti Koesriharti Kristiningsih, Kristiningsih Kurniawan, Rizko Kurniawati, Deby Lailiyah, Wiharyanti Nur Latifa, Rio Yanuar Lidia Firina Gustiani Lutfy Ditya Cahyanti, Lutfy Ditya Mahendra, Reza Mamluah, Lukluatul Marnata, Opin Adelpho Marsal, Dito Medha Baskara Mochammad Dawam Maghfoer Mubarak, Al Fath Mubin Mufarrikha, Lilik Mukti, Dhanang Teja Mustika, Della Maya Nafi’, Rifqi Najelina, Shella Sonia Nanok Julianto Nihayati, Ellis Ninuk Herlina Nugroho, Agung Nugroho, Indanus Faried Nugroho, Pandhu Satrio Nunik Eka Diana Nur Azizah Nur Azizah Nur Edy Suminarti Nurhuda, Arista Nurkhasanah, Nurul Nursanti, Sri Nurul Aini Opin Adelpho Marnata Pakpahan, Ian Gerhat Paramyta Nila Permanasari Paramyta Nila Permanasari, Paramyta Nila Permana, Asep Deny Permana, Jaka Prasundari, Intan Ratri Purwanto, Galih Ridha’i, Ardian Tri Wahyu Rizko Kurniawan Rosa, Angela Griya Adinda Roviyanti, Fadhilah Saitama , Akbar Saitama, Akbar Saitama, Akbar salman, anisah Santoso, Mudji Sari, Dea Puspita Sativa, Nasrul Ardinan Satriyo, Taufik Adi Sebayang, Husni Thamrin Setiawan, Adi Setiawan, Wiga Tegarmas Setyono Yudo Tyasmoro Shella Sonia Najelina Shera Ameldam Sihaloho, Vianny Dhearia Silalahi, Elsharani Sisca Fajriani Sitawati Sitawati Sitorus, Hisar Sri Nursanti Sudiarso, Sudiarso Sugiarto, Bayu Sumbayak, Etta Rostina Marthogi Sunaryo Sunaryo Sunaryo, Sunaryo Susanti, Resti Amelia Sutejo, Nur Azizah Luthfina Erry Suwitnyo, Hadi Titin Sumarni Titin Sumarni Ucu Sumirat Uma Khumairoh Uma Khumairoh Warisman, Gandi Wayan Firdaus Mahmudy Wiharyanti Nur Lailiya Wulansari, Harlianti Ratna Yogi Sugito Yohana Avelia Sandy Yoseva Mega Zenita Zaini, Akbar Hidayatullah Zaini, Akbar Hidayatullah Zenita, Yoseva Mega