This study aims to examine the mathematical literacy skills of junior high school students on Moa Island by identifying the types of errors they commonly make when solving mathematical literacy problems designed with cultural relevance. The problems were developed to reflect local contexts, following an ethnomathematics-based approach that situates learning within students’ real-life experiences and community practices. This descriptive qualitative research involved 56 junior high school students from various schools on Moa Island, selected by their mathematics teachers based on academic ability. Students completed a mathematical literacy task adapted from PISA, and their written responses were analyzed for error patterns. To validate the findings, interviews were conducted with a subset of participants selected through purposive sampling to represent each type of identified error. The analysis, guided by Nolting’s Theory, revealed five categories of errors. Misread directions errors occurred most frequently, affecting 53.5 percent of students. Concept errors were found in 39.2 percent, careless errors in 25 percent, and application errors in 12.5 percent. Study errors emerged in 82 percent of students, marking them as the most common issue. The findings suggest that students’ difficulties stem largely from limited exposure to contextual problem-solving and a strong reliance on memorization over conceptual understanding. The study highlights the importance of incorporating culturally grounded, contextual problems into mathematics instruction to strengthen literacy skills. Future research is encouraged to further explore how ethnomathematics can be more effectively embedded into assessment and teaching practices. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemampuan literasi matematika siswa sekolah menengah pertama (SMP) di Pulau Moa dengan mengidentifikasi jenis-jenis kesalahan yang sering dilakukan saat menyelesaikan soal literasi matematika yang dirancang berdasarkan konteks budaya lokal. Soal dalam penelitian ini dikembangkan untuk mencerminkan situasi nyata yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa, sebagai bagian dari pendekatan berbasis etnomatematika. Penelitian ini merupakan studi kualitatif deskriptif dengan melibatkan 56 siswa SMP dari berbagai sekolah di Pulau Moa. Para siswa dipilih oleh guru matematika masing-masing berdasarkan kemampuan akademik, khususnya dalam bidang matematika. Setelah mengerjakan soal literasi matematika adaptasi dari PISA, peneliti melakukan analisis terhadap jawaban siswa. Validasi data diperoleh melalui wawancara dengan subjek terpilih menggunakan teknik purposive sampling, yakni siswa yang mewakili setiap jenis kesalahan yang teridentifikasi. Berdasarkan analisis menggunakan teori Nolting, ditemukan lima kategori kesalahan. Kesalahan membaca petunjuk (misread directions errors) terjadi pada 53,5% siswa. Kesalahan konsep (concept errors) ditemukan sebesar 39,2%, kesalahan ceroboh (careless errors) sebesar 25%, dan kesalahan penerapan (application errors) sebesar 12,5%. Kesalahan belajar (study errors) menjadi yang paling dominan, terjadi pada 82% siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan siswa sebagian besar disebabkan oleh kurangnya latihan soal kontekstual dan dominannya pendekatan hafalan dalam pembelajaran. Penelitian ini menekankan pentingnya pengintegrasian soal-soal matematika kontekstual yang berakar pada budaya lokal dalam pembelajaran untuk memperkuat keterampilan literasi matematika siswa. Penelitian lanjutan disarankan untuk mengembangkan dan mengeksplorasi lebih dalam potensi etnomatematika secara kolaboratif bersama masyarakat setempat.