Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN JENGKOL (Pithecellobium lobatum Benth) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus novergicus) Firmansyah, Gunawan; Wijaya, Hasty Martha; Palupi, Dian Arsanti; Karima, Nur Aini; Riyanto, Bagus
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 9, No 1 (2025): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v9i1.331

Abstract

Diabetes mellitus is a type of chronic disease with specific characteristics with blood glucose levels above normal. Jengkol leaves are one part of the plant that contains flavonoids, saponins and tannins that can be used as a treatment for DM. This study aims to understand the impact of administering ethanol extract of jengkol leaves (Phitecellobium lobatum Benth) on blood glucose levels in male white rats (Rattus novergicus). This study is an experimental study applying a pretest and posttest control group design. After checking glucose levels on H0, the rats were induced using alloxan monohydrate intraperitoneally. The rats were separated into 5 groups including the positive control group given metformin, the negative control group given Na-CMC, control groups 1, 2, 3 were given ethanol extract of jengkol leaves with a continuous dose of 500, 1000, 1500 mg, given orally for 14 days. The checks were carried out on H7 and H14 after being given alloxan induction. The results of the study were analyzed using the Shapiro Wilk normality test and data homogeneity test. Then continued One Way ANOVA analysis and Tukey Post Hoc test on H7 and H14 treatments. The results showed no significant difference in the positive control with the 1000 mg and 1500 mg dose groups, this indicates that both doses of jengkol leaf ethanol extract have a balanced ability with the positive control group. Ethanol extract of jengkol leaves has an effect on reducing blood glucose levels in male Wistar strain rats and the effective dose of jengkol leaf ethanol extract on blood glucose levels in male white Wistar strain rats given alloxan monohydrate is 1000 mg/KgBW.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BIJI DURIAN MONTONG (Durio zibethinus Murr) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus PADA FORMULASI SABUN CAIR Sugiarti, Lilis; Palupi, Dian Arsanti; Wijaya, Hasty Martha; Susiloningrum, Dwi; Mujoko, Bagas
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 9, No 1 (2025): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v9i1.338

Abstract

Penyakit infeksi masih banyak diderita oleh penduduk negara berkembang, termasuk Indonesia yang disebabkan karena adanya bakteri yang tumbuh seperti bakteri Staphylococcus aureus. Salah satu alternatif untuk mengatasi penyakit infeksi dilakukan dengan bahan alam yang memiliki aktivitas antibakteri. Biji buah durian montong merupakan tanaman yang memiliki kandungan senyawa aktif seperti flavonoid, tanin, dan saponin yang berfungsi sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak biji durian montong terhadap bakteri Staphylococcus aureus pada sediaan sabun cair. Metode: Ekstrak biji durian montong diformulasikan dalam bentuk sediaan sabun cair dengan variasi perbedaan konsentrasi ekstrak biji durian montong (Durio zibethinus Murr) F0 (basis), F1 (3,1%), F2 (7,1%) dan F3 (11,1%). Sediaan sabun cair diuji sifat fisik seperti uji organoleptic, uji homogenitas, uji pH, uji tinggi busa dan uji iritasi, selanjutnya dilakukan uji antibakteri untuk mengetahui diameter zona hambat pada bakteri Staphylococcus aureus dengan menggunakan metode sumuran. Hasil: penelitian menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi ekstrak biji durian montong pada sabun cair mempengaruhi uji organoleptik dan pH. Tetapi tidak mempengaruhi uji homogenitas, tinggi busa dan iritasi. Kesimpulan: semakin besar konsentrasi ekstrak biji durian montong yang diberikan pada formulasi sabun cair maka semakin besar pula diameter zona hambat yang akan dihasilkan
AKTIVITAS PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PADA EKSTRAK DAUN LIDAH MERTUA (Sansevieria trifasciata Prain) Lina, Rifda Naufa; Wijaya, Hasty Martha; Utatik
Jurnal Ilmiah Manuntung Vol 9 No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Manuntung: Sains Farmasi Dan Kesehatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51352/jim.v9i2.664

Abstract

Sansevieria trifasciata is one of the plants used as medicine, especially the leaves are used by the community as a lowering blood glucose. Flavonoid compounds contained in Sansevieria trifasciata’s leaves have antioxidant properties that protect pancreatic cells from free radicals. The purpose of this study was to determine the activity of the ethanol extract of Sansevieria trifasciata’s leaves in reducing blood glucose levels in rats. This research was conducted using the pre and post-test method with randomized control group design, using 5 treatment groups: negative control (CMC Na), positive control (Glibenclamide 0.09 mg/200 gBW) and 3 treatment groups with doses: 100, 150 and 200 mg/kgBB. All groups were induced with alloxan 150 mg/kgBW i.p for 3 consecutive days, then given treatment for 15 days. Data were analyzed statistically by ANOVA test with p <0.05 then followed by LSD test. The test results in this study showed that there was no significant difference between the positive controls at doses of 150 and 200 mg/kgBW with p>0.05. The highest activity was achieved by a dose of 200 mg/kgBW because it reduced blood glucose levels to the highest, namely 32.6 mg/dl on the 15th day.
Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Pada Kasus Diare Anak Pasien Rawat Jalan di UPT. Puskesmas X Kudus Setyoningsih, Heni; Latifah, Siti Nor; Adiningsih, Retnowati; Wijaya, Hasty Martha
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol 7 No 2 (2024)
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52216/jfsi.vol7no2p78-85

Abstract

Diarrhea is still a health problem in developing countries, including Indonesia. Diarrhea is a potential endemic disease of Extraordinary Events (KLB) accompanied by death that often occurs in Indonesia. Drug Related Problems (DRPs) are unwanted events experienced by patients and actually or potentially interfere with the desired therapeutic results. This study aims to determine Drug Related Problems (DRPs) including drug selection, drug form, dose selection, duration of treatment and drug interactions in cases of diarrhea in outpatients at UPT. X Kudus District Health Center for the period January - June 2020. Non-experimental research with observational methods conducted by collecting data retrospectively and analyzed descriptively quantitatively. The sampling technique used was total population sampling by purposive sampling with clear and complete inclusion criteria for outpatient medical records with a diagnosis of diarrhea aged 0-11 years at UPT. X Kudus District Health Center for the period January - June 2020. The results of the study obtained 79 patients who met the inclusion criteria. This study showed that the most common types of DRPs were drug interactions (12%), drug selection (10%), and dose selection (8%). The amount of drug use did not significantly affect the incidence of DRPs in the drug interaction category (P = 0.019). The results showed that there had been DRPs in pediatric diarrhea patients at UPT. X Kudus District Health Center for the period January - June 2020.
Pentingnya Penggunaan Antibiotik Yang Bijak Untuk Mencegah Resistensi Bakteri di Desa Dawe Kudus Wijaya, Hasty Martha; Setyoningsih, Heni; Yudanti, Gendis Purno; Rahmavika, Tabita; Hanifah, Siti Nur; Fitriana, Santi
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 8, No 2 (2025): Jurnal Pengabdian Kesehatan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jpk.v8i2.557

Abstract

Antibiotik merupakan obat yang digunakan untuk mengobati infeksi akibat bakteri. Antibiotik banyak beredar di masyarakat dan termasuk dalam obat yang sering diresepkan. Ketidaktepatan dalam menggunakan antibiotik dapat mengakibatkan munculnya masalah lain seperti peningkatan terjadinya efek samping dan kejadian resistensi. Banyaknya kesalahan dalam menggunakan antibiotik oleh masyarakat disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat. Tujuan dilakukan edukasi ini supaya masyarakat tidak sembarangan mengkonsumsi antibiotik untuk menghindari resistensi. Edukasi berisi tentang cara penggunaan, cara simpan, dan waktu penggunaan antibiotik setelah dibuka dari kemasannya, terutama pada sirup kering. Setelah penjelasan selesai dilanjutkan dengan tanya jawab dengan pasien. Hasil yang di dapat setelah melakukan edukasi yaitu terjadinya peningkatan pengetahuan masyarakat terkait penggunaan antibiotik secara bijak.
Toksisitas Akut Jamu Tradisional Pegel Linu Terhadap Mencit (Mus Musculus) dengan Penentuan Nilai LD50 Menggunakan Metode Thomposon-Weil: Acute Toxicity of Traditional Herbal Medicine Pegel Linu Against Mice (Mus Musculus) With Determination of LD50 Value Using Thompson-Weil Method Palupi, Dian Arsanti; Sugiarti, Lilis; Triastuti, Aning; Wijaya, Hasty Martha; Pratiwi, Yulia
Jurnal Surya Medika (JSM) Vol. 11 No. 2 (2025): Jurnal Surya Medika (JSM)
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/jsm.v11i2.10587

Abstract

Uji toksisitas akut merupakan cara untuk mendeteksi efek toksik yang muncul dalam waktu singkat setelah pemberian suatu zat dalam dosis tunggal atau dosis berulang yang diberikan dalam waktu tidak lebih dari 24 jam. Tujuan penelitian ini memberikan informasi tentang toksisitas jamu pegel linu sehingga meningkatkan keamanan penggunaannya. Metode penelitian: Sebanyak 25 ekor mencit di bagi menjadi lima kelompok. menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 ekor, yaitu kontrol negative (K1), jamu tradisional pegel linu dosis 1,3mg (K2), dosis 2,6mg (K3), dosis 5,2 mg (K4) dan dosis 10,4 mg (K5) yang diberikan per oral dengan menggunakan sonde dalam volume 1mL Dilakukan pengamatan gejala toksik yang muncul selama 14 hari, perhitungan persentase index relative organ hepar, dilakukan histopatolologi hepar untuk mengetahui kerusakan jaringan. Dihitung nilai LD50 untuk mengetahui kategori ketoksikan jamu tradisional pegel linu. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa jamu tradisional pegel linu menunjukkan gejala toksik dan penibgkatan persentase IRO. Kesimpulan jamu tradisional pegel linu menunjukkan gejala toksik, gambaran histopatologi jaringan hepar mengalami nekrosis terbanyak pada kelompok K5 dosis 10,4mg. Nilai LD50 sebesar 1,479 mg/kgBB, yang dinyatakan dalam kategori "toksik ringan". Temuan ini menyoroti pentingnya penelitian lebih lanjut terkait pengamatan histopatologi pada organ lain dan perlunya memperhatikan penggunaan jamu dalam dosis tinggi.
Cermat Mengenali Tanda Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Tipes di Desa Tumpang Krasak Rahmawaty, Annis; Setyoningsih, Heni; Lina, Rifda Naufa; Wijaya, Hasty Martha; Pratiwi, Yulia; Palupi, Dian Arsanti; Nafi'ah, Rohmatun
APMa Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2022): Juli 2022
Publisher : STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47575/apma.v2i2.309

Abstract

Demam merupakan tanda khas yang sering terjadi pada penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan tipes. Bijak dalam mengenali tanda DBD dan tipes sangat diperlukan agar dalam menanganinya tidak menimbulkan kesalahan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi berupa pelayanan kesehatan pada masyarakat agar dapat lebih cermat, benar dan tepat dalam mengenali tanda DBD dan tipes. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini dengan memberikan edukasi terkait cara membedakan terjadinya DBD dan tipes juga mensosialisasikan pola hidup bersih dan sehat serta diberikan praktek cara membuat minuman tradisional wedang jahe. Kegiatan dilakukan di Balai desa tumpang krasak kota kudus. Sampel kegiatan ini adalah warga desa tumpang krasak. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini warga tumpang krasak kota kudus menjadi lebih paham dan mengerti cara mengenali tanda DBD dan tipes, pola hidup bersih dan sehat dapat dilakukan untuk mengurangi terjadinya DBD dan tipes dilingkungan warga tumpang krasak serta adanya praktek pembuatan minuman wedang jahe dijadikan warga sebagai salah satu cara dalam menjaga kesehatan tubuh. 
Edukasi ISPA pada Musim Hujan di Masa Pandemi Bersama Yatim Piatu Desa Jepang Mejobo Kudus Lina, Rifda Naufa; Rahmawaty, Annis; Pratiwi, Yulia; Wijaya, Hasty Martha; Setyoningsih, Heni; Sugiarti, Lilis
APMa Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 1: Januari 2023
Publisher : STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47575/apma.v3i1.390

Abstract

Pada bayi, anak-anak, dan orang lanjut usia ISPA mempunyai tingkat mortalitas sangat tinggi. Kurangmya pengetahuan tentang ISPA menjadi salah satu penyebab terjadinya ISPA. Musim hujan dapat meningkatkan resiko terjadinya ISPA karena dapat menurunkan imunitas tubuh, Sehingga diperlukan edukasi ISPA pada saat musim hujan di masa pandemik untuk mencegah terjadinya ISPA. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi bagaimana cara mencegah ISPA pada musim hujan di masa pandemik. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini dengan memberikan edukasi berupa ceramah, diskusi, pretest dan posttest. Kegiatan ini dilakukan di Aula Soekusno ITEKES Cendekia Utama Kudus yang diikuti oleh Yatim Piatu di Desa Jepang Mejobo Kudussebanyak 30 anak. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatnya pengetahuan anak yatim piatu di desa jepang tentang bagaimana cara mencegah ISPA di musim hujan pada saat pandemik. Hasil pretest tentang ISPA yang paling banyak yaitu pengetahuan kurang sebanyak 16 orang (53,33%) sedangkan setelah diberikan edukasi berupa sosialisasi ISPA, terjadi peningkatan pengetahuan peserta menjadi tingkat pengetahuan baik sebanyak 13 orang (43,33%). Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat ini, mempunyai dampak dalam meningkatkan pengetahuan anak yatim piatu tentang ISPA, sehingga diharapkan dapat mengurangi kejadian ISPA pada anak yatim piatu di desa Jepang Mejobo Kudus.
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oliefera L.) SEBAGAI PENUMBUH RAMBUT PADA HEWAN UJI KELINCI JANTAN (Oryctolagus cuniculus) Wijaya, Hasty Martha; Setyaningrum, Eka; Lina, Rifda Naufa; Setyoningsih, Heni
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 8, No 2 (2024): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v8i2.293

Abstract

Kerontokan rambut merupakan salah satu   masalah yang sangat dikhawatirkan karena dapat mengakibatkan kebotakan. Penyebab kerontokan rambut dipengaruhi oleh   faktor depresi dan stres yang disebabkan oleh peningkatan aktivitas sosial, polusi udara dan air, ketidakseimbangan gizi, dan lain-lain. Ekstrak daun kelor (Moringa oliefera L.) mengandung senyawa flavonoid dan saponin yang memiliki potensi menumbuhkan rambut kelinci jantan (Oryctolagus cuniculus). Penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan penelitian The Postest Only Control Group Design. Pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oliefera L.) dengan variasi konsentrasi yaitu 5%, 10% dan 20%. Pengukuran panjang rambut dilakukan setiap tiga hari sekali pada hari ke 3,6,9,12,15,18. Pengukuran dilakukan menggunakan jangka sorong 0.02 mm. Pada hari ke 18 dilakukan pencukuran kembali bobot rambut untuk menghitung bobot rambut. Data yang dihasilkan dari uji Games-Howell menunjukan bahwa konsentrasi 10% dan 20% tidak berbeda nyata dengan kontrol positif yang artinya ekstrak daun kelor (Moringa oliefera L.) memiliki aktivitas   yang   optimal   terhadap   pertumbuhan   rambut   kelinci   jantan   (Oryctolagus cuniculus). Konsentrasi optimal yang mampu menumbuhkan rambut kelinci jantan (Oryctolagus cuniculus) terjadi pada konsentrasi 20%.