MARTHA ARDIARIA
Department Of Nutrition Science, Faculty Of Medicine, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto No.13, Tembalang, Semarang 50275

Published : 62 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Asupan Mikronutrien dan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Kota Semarang Martha Ardiaria
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 5, No 1 (2017): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.154 KB) | DOI: 10.14710/jnh.5.1.2017.12-17

Abstract

Kesehatan ibu hamil yang merupakan indikator ke-5 dalam Millennium Development Goals (MDG) yang dicanangkan oleh WHO belum tercapai karena masih terdapat 37,1% ibu hamil yang mengalami anemia di Indonesia 1. Suplementasi besi dianggap sebagai salah satu cara terbaik untuk mengatasi anemia pada ibu hamil, dan di Indonesia diberikan dalam bentuk tablet yang mengandung 60 mg besi dan 0,25 mg asam folat selama 90 hari.Persentase tertinggi cakupan ibu  hamil  mendapat 90 tablet  Fe di Provinsi di Indonesia pada tahun 2014 terdapat di Provinsi Bali (95%), DKI Jakarta (94,8%), dan Jawa Tengah (92,5%), sedangkan cakupan terendah terdapat di Provinsi Papua Barat (38,3%), Papua (49,1%), dan Banten (61,4%) 4. Persentase di Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 sebesar 92,5% sudah mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2013 (90,74%), dengan cakupan tertinggi dicapai Kabupaten Banyumas (98,77%) dan terendah Kabupaten Rembang (86%).Pemberian suplementasi besi sudah dicanangkan oleh pemerintah sebagai salah satu  cara  menanggulangi  anemia  pada  ibu  hamil,  namun  pada  kenyataannya  belum terlihat adanya hasil yang signifikan terhadap suplementasi besi pada ibu hamil yang bisa dilihat dari prevalensi anemia yang masih tinggi pada hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013.Kata kunci: anemia, ibu hamil, mikronutrien
PERBEDAAN ASUPAN ENERGI, MAKRONUTRIEN, STATUS GIZI, DAN VO2 MAKS ANTARA ATLET SEPAK BOLA ASRAMA DAN NON ASRAMA [The Differences of Energy, Macronutrient Intake, Nutritional Status, and VO2 Max between Boarding and Non-Boarding Football Athletes] Ayu Alfitasari; Fillah Fithra Dieny; Martha Ardiaria; A. Fahmi Arif Tsani
Media Gizi Indonesia Vol. 14 No. 1 (2019): JURNAL MEDIA GIZI INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.499 KB) | DOI: 10.20473/mgi.v14i1.14-26

Abstract

Football athletes require high-quality physical fitness that affects achievement. Nutritional status was the outcome of dietary intake and can influence physical fitness. Athletes who boarded have an organized eating arrangement, so the dietary intake is more assured. The objective of this study was to analyze the differences of energy, macronutrients intake, nutritional status, and V2 max between boarding and nonboarding football athletes aged 13 - 18 years. A cross-sectional study was done in 32 people who divided into two groups (boarding and non-boarding football athletes).The collected datas included food intake using 6x24 hoursfood recalls, height using microtoise, weight using digital scales, BMI for Age using WHO Anthro Plus, body fat percentage using Bioelectrical Impedance Analysis, VO2 max using Cooper Test 2.4 km. Nutrient values were analyzed using NutriSurvey. Statistical analysis using Independent TTest. There were significant differences between energy and macronutrient intake (p=0.001), body fat percentage (p=0.004), and VO2 max score (p=0.001) of boarding and non-boarding athletes. Energy and macronutrient intake of boarding and non-boarding athletes were still in the deficient category; however, the average nutritional intake of boarding athletes were still higher than non-boarding athletes. Most nutritional status of athletes based on BMI/Age were in normal category (87.5% in boarding athletes and 62.5% in non-boarding athletes). There was no over in non-boarding athlete. However, there were 12.5% of boarding athletes in the over fat category. 25% of non-boarding athletes were in the under fat category, while in boarding athletes, none of athlete in under fat category. 62.5% boarding athletes had VO2 max score at a very good level, while 87.5% of non boarding athletes were in enough category. There were significant differences between energy and macronutrient intake, body fat percentage, and VO2 max score between boarding and non-boarding football athletes.
HUBUNGAN BODY IMAGE DENGAN PERILAKU MAKAN DAN KEBIASAAN OLAHRAGA PADA WANITA DEWASA MUDA USIA 18-22 TAHUN (STUDI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO) Zsa-Zsa Ayu Laksmi; Martha Ardiaria; Deny Yudi Fitranti
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.409 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20706

Abstract

Latar Belakang Perilaku makan dan kebiasaan olahraga seseorang dipengaruhi oleh body image. Individu yang memiliki body image tidak puas cenderung berpikir bagaimana menjadi ideal yang menyebabkan individu menjadi tidak perhatian terhadap pemilihan konsumsi makanan yang sehat dan membatasi asupan makan. Demi mencapai kondisi tubuh ideal, individu juga melakukan olahraga dan tidak jarang olahraga yang dilakukan justru berlebihan serta tidak diimbangi dengan asupan makanan yang seimbang.Tujuan Menganalisis hubungan antara body image dengan perilaku makan dan kebiasaan olahraga pada wanita dewasa muda usia 18-22 tahun.Metode Penelitian observasional dengan rancangan belah lintang dilaksanakan di Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (n=64). Body image responden diperoleh dari Body Shape Questionnaire, perilaku makan dari kuesioner Eating Attitudes Test 26, dan kebiasaan olahraga diperoleh dari frekuensi olahraga dalam seminggu. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji Chi-Square.Hasil Terdapat hubungan yang bermakna antara body image dengan perilaku makan (p=0,001) dan kebiasaan olahraga (p=0,019). Responden yang memiliki body image tidak puas mempunyai kecenderungan 27,6 kali untuk berperilaku makan abnormal dan 4,3 kali untuk berolahraga dengan frekuensi lebih sering dibandingkan dengan responden yang memiliki body image puas.Kesimpulan Terdapat hubungan antara body image dengan perilaku makan dan kebiasaan olahraga pada wanita dewasa muda usia 18-22 tahun.
HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PAHA DAN LINGKAR PANGGUL DENGAN SINDROMA METABOLIK Prabu Giusta Nugraha; Aryu Candra; Etisa Adi Murbawani; Martha Ardiaria
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 4 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.252 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i4.25368

Abstract

Latar belakang : Sindroma metabolik merupakan salah satu penyakit yang mulai meningkat angka kejadianya. Pada indonesia prevalensi sindroma metabolik berkisar antara 47,40% untuk usia 50-60 tahun. Sindroma Metabolik dapat didiagnosis ketika seseorang memiliki tiga atau lebih dari lima komponen, Komponen tersebut yaitu: obesitas sentral, peningkatan kadar TG,  menurunnya kadar kolesterol HDL, tekanan darah tinggi dan peningkatan konsentrasi glukosa puasa. Penelitian ini mencari salah satu upaya metode skrining untuk mendeteksi yaitu dengan pengukuran antropometri lingkar paha dan lingkar panggul. Tujuan : Mengetahui hubungan antara lingkar paha dan lingkar panggul dengan sindrom metabolik. Metode : Penelitian ini adalah penelitian studi observasional analitik dengan pendekatan crossectional yang dilakukan di posyandu Tandang Ijen Kelurahan Jomblang Kota Semarang. Subjek penelitian adalah dewasa usia 50-70 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Uji hipotesis menggunakan uji Mann-Whitney.. Hasil : Dari 72 sampel yang diambil didapatkan 57 orang yang  mengalami sindroma metabolik. Uji Mann-whitney didapatkan nilai p= 0.013 (p<0.05) pada lingkar paha dan p= 0.066 (p<0.05) pada lingkar panggul. Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara lingkar paha dengan sindroma metabolik sedangkan tidak terdapat hubungan yang signifikan pada lingkar panggul dengan sindroma metabolik.Kata Kunci : Lingkar Paha, Lingkar Panggul, Sindroma metabolik
PERAN MAKRONUTRIEN DALAM SARAPAN TERHADAP PERFORMA KOGNITIF REMAJA Helena Ayatasya Kusuma Cantika; Martha Ardiaria; Ahmad Syauqy
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.86 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18579

Abstract

Latar Belakang: Sarapan adalah kegiatan mengkonsumsi makanan pada pagi hari yang menunjang 20-25% dari kebutuhan energi total dalam sehari.  Sarapan diketahui berkontribusi positif terhadap kualitas diet, perilaku, kognitif, dan performa akademik pada anak usia sekolah.  Saat ini, tingkat mutu gizi sarapan di Indonesia masih belum mencukupi kebutuhan dan tingkat ketersediaan biologis bagi tubuh.  Asupan zat gizi yang buruk pada anak usia sekolah akan mempengaruhi konsentrasi dan prestasi belajar karena adanya hambatan pada pertumbuhan otak dan tingkat kecerdasan.Tujuan: Menganalisis peran komposisi makronutrien dalam sarapan terhadap performa kognitif pada remajaMetode: Penelitian observasional analitik menggunakan metode belah lintang. Subjek penelitian adalah 83 siswa/siswi kelas X SMA Negeri 3 Semarang.  Data diperoleh melalui formulir Food Record 3x24 jam dan tes performa kognitif  yang terdiri dari Digit Symbol Test  dan Tes Kemampuan Ruang dan Bidang yang divalidasi oleh tim JAPSI dari Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat.  Analisis bivariat diuji dengan uji statistik chi-square. Hasil: Dari 83 subjek didapatkan mayoritas subjek penelitian tidak memiliki rerata asupan energi, karbohidrat, dan lemak yang adekuat dalam sarapan yang dikonsumsi (< 20% AKG Harian untuk masing-masing zat gizi).  Sebanyak 51 orang subjek (61.4%) memiliki rerata asupan protein yang adekuat dalam sarapan yang dikonsumsi.  Tidak didapatkan hubungan bermakna antara asupan energi (p=0,710), karbohidrat (p=0,948), protein (p=0,068), dan lemak (p=0,105) dalam sarapan terhadap performa kognitif.Kesimpulan: Tidak didapatkan hubungan bermakna antara asupan energi, karbohidrat, protein, dan lemak dalam sarapan terhadap performa kognitif.
HUBUNGAN LINGKAR LEHER DAN LINGKAR PERGELANGAN TANGAN DENGAN SINDROM METABOLIK Muhammad Ryan Radifan Gustisiya; Aryu Candra; Etisa Adi Murbawani; Martha Ardiaria
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 4 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.209 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i4.25352

Abstract

Latar belakang : Prevalensi sindrom metabolik dapat dikatakan cukup tinggi,  mengingat banyaknya komplikasi dan berbahayanya komplikasi yang ditimbulkan oleh sindrom metabolik, sangat berguna untuk mengetahui metode-metode skrining untuk mendeteksi sindrom metabolik, salah satunya dengan pengukuran antropometri lingkar pergelangan tangan dan lingkar leher. Tujuan :Mengetahui hubungan antara lingkar leher dan lingkar pergelangan tangan dengan sindrom metabolik. Metode : Penelitian ini adalah penelitian studi observasional analitik dengan pendekatan crossectional yang dilakukan di posyandu Tandang Ijen Kelurahan Jomblang Kota Semarang. Subjek penelitian adalah dewasa usia 50-70 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Uji hipotesis menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil : Hasil penelitian dengan uji mann-whitney menunjukan hasil yang signifikan dengan p=0,000 pada lingkar pergelangan tangan dan p=0,003 pada lingkar leher. Kesimpulan : Terdapat hubungan antara Lingkar Leher dan Lingkar Pergelangan Tangan dengan Sindrom Metabolik.Kata Kunci : Lingkar Leher, Lingkar Pergelangan Tangan, Sindrom Metabolik.
Effect of Zinc and Iron Supplementation on Appetite, Nutritional Status and Intelligence Quotient in Young Children Aryu Candra Kusumastuti; Martha Ardiaria; Meita Hendrianingtyas
The Indonesian Biomedical Journal Vol 10, No 2 (2018)
Publisher : The Prodia Education and Research Institute (PERI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18585/inabj.v10i2.365

Abstract

BACKGROUND: Lack of appetite in young children leads to growing incidences of physical and mental growth disorders. Supplementation of certain micronutrients can increase appetite and improve nutritional status. This study aims to analyze the effects of zinc and iron supplementation on appetite, nutritional status and intelligence quotient (IQ) in young children.METHODS: An experimental study withrandomized control group pre/post-test design was conducted in Semarang, Indonesia. A total of 68 children were divided into four groups. The first group was the control group, which was given a placebo; the second group was given a zinc supplement at 10 mg/day; the third group was given an iron supplement at 7.5 mg/day; andthe fourth group was given zinc and iron for three months. Appetite was assessed based on eating frequency and energy intake. Nutritional status was assessed by weight per age (W/A) and height per age (H/A) z score. IQ score was assessed based on Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI).RESULTS: Before intervention, low zinc intake was observed in 27.7% of the subjects and low iron intake was observed in 58.5% of them. After intervention, appetite in the second and fourth groups increased. W/A z score increased in the second and third groups. IQ score increased in the third group. No significant effect on H/A z score was observed in all groups.CONCLUSION: Supplementation of zinc and iron for three months had a positive effect on appetite, body weight and IQ score but no significant effect on body height.KEYWORDS: appetite, zinc, iron, growth
Musa balbisiana and Musa paradisiaca Starches Increase SCFA and Caspase-3 as well as Decrease β-glucuronidase and MDA of Mouse Model for Colon Cancer Diana Nur Afifah; Fauzia Purnamasari; Luthfiatul Khusna; Noviasti Rahma Utami; Aida Fitri Nazillah; Syafira Noor Pratiwi; Fillah Fithra Dieny; Aryu Candra; Ayu Rahadiyanti; Rachma Purwanti; Enny Probosari; Martha Ardiaria; Nyoman Suci Widiastiti; Ferry Sandra
The Indonesian Biomedical Journal Vol 13, No 1 (2021)
Publisher : The Prodia Education and Research Institute (PERI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18585/inabj.v13i1.1320

Abstract

BACKGROUND: Administration of resistant starch (RS) influences the diversity and the composition of microbiota as well as inhibits the growth of cancer cell. Banana as a potential source of RS has been reported. Although Musa paradisiaca has been reported to induce apoptosis in colon cancer cells, Musa balbisiana, which has low glycemic index and suitable for particular patients, has not been investigated yet.METHODS: Starches of M. balbisiana and M. paradisiaca were prepared and mixed with other components to make 3 types of mouse pellets. Mouse model for colon cancer was prepared and fed with different types of mouse pellets. Blood was collected and processed for measuring β-glucuronidase and malondialdehyde (MDA) with Enzyme-linked Immunosorbent Assay (ELISA) method. Resected ceca were incised to collect the inner part for short-chain fatty acid (SCFA) measurement with gas chromatography analysis. Resected colas were fixed and processed for immunohistochemistry to detect Caspase-3.RESULTS: Colon-cancer-mice fed with the M. balbisiana and M. paradisiaca starches-contained pellets had significant higher concentrations of total SCFA (p=0.003), acetic acid (p=0.000), propionic acid (p=0.000) and butyric acid (p=0.000); lower concentration of β-glucuronidase (p<0.001); higher Caspase-3 score (p=0.040); and lower MDA concentration (p<0.001) than colon-cancer-mice fed with standard pellet (control).CONCLUSION: M. balbisiana and M. paradisiaca starches could be suggested as potential anti-colon cancer RS. Further research should be carried out to disclose the starches mechanisms in colon cancer cell.KEYWORDS: Musa balbisiana, Musa paradisiaca, colon cancer, resistant starch, Caspase-3, SCFA, β-glucuronidase, malondialdehyde
PENGARUH PEMBERIAN TEH ROSELA UNGU (HIBISCUS SABDARIFFA LINN) TERHADAP PROFIL LIPID PADA TIKUS HIPERKOLESTEROLEMI Enny Probosari; Etisa Adi Murbawani; Aryu Candra; Martha Ardiaria
IJCNP : INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN Vol 5 No 1 (2022): IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)
Publisher : Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54773/ijcnp.v5i1.94

Abstract

Latar Belakang : Dislipidemia merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskular yang menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia. Bunga rosela sebagai tanaman herbal yang popular di masyarakat Indonesia mengandung bahan aktif yang dapat memperbaiki profil lipid. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian seduhan kelopak rosela terhadap profil lipid tikus wistar yang diberi pakan tinggi lemak. Metode : Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan design pre-post test dengan kelompok kontrol, menggunakan 24 ekor tikus wistar jantan usia 3 bulan, dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol diberi pakan standar dan minum ad libitum, kelompok perlakuan P1 diberi pakan standar dan seduhan rosela dosis 1340 mg/KgBB/hari, kelompok perlakuan P2 diberi pakan standar dan seduhan rosela dosis 2700 mg/KgBB/hari, kelompok perlakuan P3 diberi pakan standar dan seduhan rosela dosis 4020 mg/KgBB/ hari selama 30 hari. Pada awal dan akhir perlakuan diambil serum darah untuk mengetahui kadar trigliserida, kolesterol total, HDL, dan LDL. Hasil: Pemberian rosela pada ketiga kelompok perlakuan mengalami penurunan kadar trigliserid, kadar LDL, Peningkatan kadar kolesterol, dan kadar HDL secara bervariasi. Kelompok P3 menunjukan penurunan kadar trigliserid sebesar -61,00±45,41 (p<0,05) lebih baik dibanding kelompok lain. Kelompok P2 menunjukan peningkatan kadar HDL sebesar 10,20±9,89 (p>0,05) lebih baik dibanding kelompok lain. Kelompok P2 menunjukan penurunan LDL sebesar -5,50±7,06 (p>0,05) dibanding kelompok lain. Kesimpulan: Pemberian teh rosela dengan dosis 4020 mg/KgBB/hari selama 30 hari mampu menurunkan kadar trigliserida secara signifikan (p<0,05) pada tikus hiperkolesterolemi. Kata Kunci : Profil lipid, Rosela, Tikus Wistar
POLA ASUH AKTIVITAS FISIK TERHADAP RISIKO KEJADIAN GIZI LEBIH PADA ANAK PRASEKOLAH DI KECAMATAN NGESREP DAN TEMBALANG, SEMARANG Nadya Diena Rahmah; Martha Ardiaria; Fillah Fithra Dieny
GIZI INDONESIA Vol 42, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v42i1.363

Abstract

The preschool period is identified as a critical period for the development of childhood overweight. Physical activity and food intake are factors that affect nutritional status. Physical activity of preschool children is affected by parents through physical activity parenting. The objective of this study was to analyze the impact of physical activity parenting practice among overweight preschool children. This research was a case-control study with preschool children as the subjects. The total subject was 40 and divided into case and control groups. Case group were selected based on z-score and matched with sex in control group. Nutritional status was measured based on weight-for-height z-score (WHZ). Physical activity level was measured using the Preschool-Age Physical Activity Questionnaire (Pre-PAQ). Physical activity parenting practice was identified using the Preschooler Physical Activity Parenting Practice Questionnaire (PPAPP-Q). Food intake history was obtained using Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQFFQ). Data were analyzed using Chi-square, Fisher's Exact, and Logistic Regression. Result showed that physical activity parenting practice (p=0,011) and physical activity (p=0,004) were risk factor of overweight among preschool children. Children with inactive physical activity were 7.66 times more likely to become overweight. Children with parents applied parenting practices discourage toward physical activity were 6.16 times more likely to become overweight. Children need to always be active at least 120 minutes a day. Parents recommend to apply physical activity parenting to encourage them to be more active physically.
Co-Authors A. Fahmi Arif Tsani Adriyan Pramono Ahmad Syauqy Ahmad Syauqy Aida Fitri Nazillah Aini, Chanifatunnisa Nurul Ajeng, Dhea Alfadila, Tsania Izza Amelia, Annisa Eka Andini, Arie Nisfu Annisa, Wahyu Ilmi Arini, Prettika Juhan Armelinda, Nyoman Putri Ari Aryu Candra Astika Widy Utomo, Astika Widy Ayu Alfitasari Ayu Rahadiyanti Azalia, Fawnia Binar Panunggal Denny Nugroho Sugianto Deny Yudi Fitranti Deny Yudi Fitranti Dewi, Luthfia Dewi, Suci Noviya Dhea Aghestya Diana Nur Afifah, Diana Nur Ebigail Daeli Elvina R, Devi Enny Probosari Erin Ratna Kustanti Etika Ratna Noer Etisa Adi Murbawani Faadlilah, Nourah Faradina, Amelia Fathin, Annisa Nur Fauzia Purnamasari Fauziyah, Syifa Nala Febriandina, Kharisma Dwi Ferry Sandra Fillah Fithra Dieny Fillah Fithra Dieny Fitriyono Ayustaningwarno Galuh Hardaningsih, Galuh Hagnyonowati Hagnyonowati Handayani, Endah Nur Hartanti Sandi Wijayanti Hastuti, Vivilia Niken Helena Ayatasya Kusuma Cantika Henny, Via Anugrah Hertanto Wahyu Subagio I Dewa Gede Angga Pramana Irmayanti, Lusi Khikmaturrohman, Sya’bani Isnaen Kurniawati, Dewi Marfu’ah Lone, Vicka Frantya Luthfiatul Khusna Maharani, Mutiara Irma Mardiana, Zahra Aulia Marisa, Agnia Marsa, Firdaus Shadiqa Masha, Tania Meisyahputri, Bike Meita Hendrianingtyas Mohammad Sulchan Monikasari, Monikasari Muhammad Ryan Radifan Gustisiya Muhammad Sulchan Mursid Tri Susilo Nadya Diena Rahmah Niken Puruhita Ninik Rustanti Nissa, Choirun Noviasti Rahma Utami Nurmasari Widyastuti Nuryanto Nuryanto Nyoman Suci Widiastiti Prabu Giusta Nugraha Putri, Radhesia Iriani Rachma Purwanti Rachmawati, Rizki Khoirur Rahadiayanti, Ayu Rahma, Fadilla Rahmah, Nadya Diena Rani Puspita Resti, Nina Retno Tri Wulandari Ria Purnawian Sulistiani Ria Purnawian Sulistiani, Ria Purnawian Rizkita, Maura Sania Rosmalinda, Yusie Septiana, Wayan Chitra Setyarsih, Liani SIGIT ADIANTO Sitanggang, Golda Sharon Syafira Noor Pratiwi Tjahjono, Kusmiyati DK Widyanti, Alfreda Sabrina Yanti Ernalia Yuliana, Amanda Rambu Zsa-Zsa Ayu Laksmi Zulfa, Fairuz