Claim Missing Document
Check
Articles

Penggunaan Frekuensi 2,4 GHz dalam Keperluan Internet Wireless Studi Kasus Yogyakarta Sri Ariyanti
Buletin Pos dan Telekomunikasi Vol. 9 No. 2 (2011): June 2011
Publisher : Centre for Research and Development on Resources, Equipment, and Operations of Posts and I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17933/bpostel.2011.090206

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi penggunaan frekuensi 2.4 GHz dalam keperluan internet wireless di daerah Yogyakarta, mengetahui kendala yang dihadapi penyelenggara internet wireless (ISP) dalam memanfaatkan frekuensi 2.4 GHz dan mengetahui tanggapan pengguna internet wireless agar frekuensi 2.4 GHz dapat dimanfaatkan secara maksimal. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan datanya dengan melakukan in-depth interview kepada Balai monitoring frekuensi dan penyelenggara internet wireless yang menggunakan frekuensi 2.4 GHz. Berdasarkan hasil penelitian kondisi penggunaan frekuensi 2.4 GHz pada daerah Yogyakarta masih belum sesuai dengan peraturan yang ditetapkan dalam KM No.2 tahun 2005. Kendala yang dihadapi ISP dalam menggunakan frekuensi 2.4 GHz yaitu banyaknya interferensi yang terjadi. Agar frekuensi 2.4 GHz dapat dimanfaatkan secara maksimal maka peralatan yang digunakan harus disertifikasi terlebih dahulu, dilakukan pengawasan terhadap daya pancar dan penggunaannya mempunyai skill di bidang jaringan internet wireless.
Analisis kinerja penggunaan modulasi QPSK, 8PSK, 16QAM pada satelit Telkom-1 Sri Ariyanti; Budi Agus Purwanto
Buletin Pos dan Telekomunikasi Vol. 11 No. 1 (2013): March 2013
Publisher : Centre for Research and Development on Resources, Equipment, and Operations of Posts and I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17933/bpostel.2013.110104

Abstract

Pemilihan teknik modulasi menjadi salah satu hal penting yang harus dipertimbangkan karena teknik modulasi yang digunakan sangat berpengaruh besar pada alokasi power, alokasi bandwidth dan kapasitas transponder satelit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan modulasi yang digunakan satelit Telkom-1 ditinjau dari segi daya dan lebar pita, mengetahui pengaruh pemilihan teknik modulasi terhadap besarnya kapasitas transponder satelit dan mengetahui parameter yang menentukan besar kecilnya kapasitas transponder satelit. Metode penelitian dengan studi literature.  Data penelitian merupakan data sekunder yang diperoleh dari PT. Telkom. Kajian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif deskriptif. Analisis kelayakan pemanfaatan modulasi hanya ditinjau dari segi kapasitas power dan kapasitas bandwidth. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modulasi yang paling layak digunakan satelit Telkom-1 untuk layanan IDR adalah modulasi QPSK dengan diameter antena penerima 3 meter, sedangkan modulasi yang paling buruk digunakan satelit telkom-1 adalah modulasi 16qam. Dilihat dari sisi power, semakin tinggi orde modulasi, semakin kecil kapasitas transponder satelit. Dilihat dari sisi bandwidth, semakin tinggi orde modulasi, semakin besar kapasitas transponder. Parameter yang menentukan besar kecilnya kapasitas transponder satelit adalah EIRPSATELIT, bandwidth, Forward Error Correction (FEC), Figure of Merit stasiun bumi penerima (G/T)SBRX dan diameter antena.
Evaluasi Pemanfaatan Frekuensi 2.4 GHz Dalam Penyelenggaraan Internet Wireless Sri Ariyanti; Luhur Pidekso Arif
Buletin Pos dan Telekomunikasi Vol. 9 No. 3 (2011): September 2011
Publisher : Centre for Research and Development on Resources, Equipment, and Operations of Posts and I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17933/bpostel.2011.090303

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan frekuensi 2.4 GHz sudah sesuai dengan peraturan yang ditetapkan dalam KM No. 2 tahun 2005 dan tanggapan penyelenggara internet wireless agar frekuensi 2.4 GHz dapat dimanfaatkan secara maksimal. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan datanya dengan melakukan indepth interview terhadap Internet Services Provider (ISP) yang memanfaatkan frekuensi 2.4 GHz, Balai Monitor Frekuensi, Direktorat Pengendalian Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika dan Direktorat Standardisasi Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika. Berdasarkan hasil interview di lapangan, penggunaan frekuensi 2.4 GHz belum sesuai dengan persyaratan teknis yang ditetapkan dalam KM No.2 tahun 2005. Agar frekuensi 2.4 GHz dapat digunakan secara maksimal maka penggunaan frekuensi 2.4 GHz bebas namun tidak sebebas-bebasnya, adanya pengawasan daya pancar, peralatan yang digunakan disertifikasi terlebih dahulu, optimisasi perangkat, penggunaan frekuensi 2.4 GHz untuk lastmile saja dan perlu dipikirkan pengaturan Frequency Reuse.
Analisis Kelayakan Implementasi Teknologi LTE 1.8 GHz Bagi Operator Seluler di Indonesia [Feasibility Analysis of LTE 1.8 GHz for Mobile Operators in Indonesia] Sri Ariyanti; Doan Perdana
Buletin Pos dan Telekomunikasi Vol. 13 No. 1 (2015): June 2015
Publisher : Centre for Research and Development on Resources, Equipment, and Operations of Posts and I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17933/bpostel.2015.130105

Abstract

Peningkatan kebutuhan layanan data mendorong operator telekomunikasi berusaha mengimplementasikan jaringan akses broadband yang lebih handal.  Teknologi LTE merupakan salah satu teknologi dengan kecepatan mencapai tiga kali dibanding teknologi HSDPA, sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan data mobile. Refarming frekuensi 1.8 GHz  untuk penerapan teknologi LTE memberikan efisiensi karena tidak perlu membayar BHP lagi untuk menyewa frekuensi baru. Teknologi 2G GSM selama ini juga semakin ditinggalkan, masyarakat di daerah perkotaan cenderung lebih banyak menggunakan layanan data.  Sebelum diterapkannya teknologi LTE pada frekuensi 1.8 GHz perlu adanya kajian untuk mengetahui kelayakan teknologi LTE pada frekuensi 1.8 GHz. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan cost-benefit analysis implementasi LTE pada frekuensi 1.8 GHz.  Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitataif yang didukung dengan data kuantitatif.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa minimal bandiwdth yang diperlukan agar implementasi LTE layak digunakan adalah 15 MHz.  Meskipun tanpa Global Frequency Returning, penggunaan bandwidth 10 MHz tidak layak digunakan untuk implementasi LTE.      *****The incresing of data demand drives mobile operators to implement more reliable broadband access network. LTE technology has downlink peak rate up to three times than HSDPA,  hence it may fulfill the mobile data user requirement. Frequency 1.8 GHz refarming can be implemented to provide efficiency because They do not need to pay licence fee for leasing new frequency. GSM technology will be abandoned since it is not growing anymore. Besides that, dense urban users tend to use data mobile.  Before implementing LTE technology  on 1.8 GHz frequency, It is necessary to analysis the feasibility such technology. This research used qualitative method supported by quantitative  approach.  The result of this research showed that minimum bandwidth to implement 1.8 GHz LTE is 15 MHz.  Even without Global Frequency Returning, using bandwidth 10 MHz is not feasible.
Wireless Gigabit untuk komunikasi pitalebar [Broadband communication in Wireless Gigabit] Awangga Febian Surya Admaja; Sri Ariyanti
Buletin Pos dan Telekomunikasi Vol. 14 No. 2 (2016): December 2016
Publisher : Centre for Research and Development on Resources, Equipment, and Operations of Posts and I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17933/bpostel.2016.140201

Abstract

Pertumbuhan trafik data yang semakin meningkat menyebabkan kebutuhan komunikasi pitalebar menjadi semakin tinggi, hal tersebut dapat diatasi dengan penggunaan pita 60 GHz sebagai jaringan wireless gigabit. Kajian ini bertujuan untuk melihat bagaimana potensi penggunaan pita 60 GHz di Indonesia dengan melakukan wawancara terhadap regulator dan operator seluler, serta melihat kondisi regulasi dalam negeri dan ketentuan internasional. Hasil kajian menunjukkan bahwa pita 60 GHz memiliki potensi penggunaan dengan skema perizinan yang disesuaikan dengan kondisi penerapan. Kanal yang memiliki alokasi peruntukannya paling sedikit dalam tasfri berdasarkan ketentuan ITU adalah kanal 2 dan 3 sedangkan pada kanal 4 di rentang 63,72-65,88 GHz pengalokasian paling sedikit hanya ada di pita 64-65 GHz.*****The increasing growth of data traffic led to higher demand for broadband communications. This demand problem can be overcome by the use of the 60 GHz band as gigabit wireless networking spectrum. This study aims to see the potential use of the 60 GHz band in Indonesia, through in-depth interviews with regulators and by looking at the regulatory conditions domestically and internationally. The results show that the 60 GHz band has the potential use as long as the licensing scheme is adapted to the application conditions. Channels having the fewest allocation for wireless gigabit based on tasfri are channel 2 and 3, while channel 4, in the range of  63.72-65.88 GHz, has the least allocated spectrum on 64-65 GHz band.
Pengaruh Pengetahuan Terhadap TV Digital Terestrial (DTT) dan Penggunaan Media terhadap Minat dalam Membeli Perangkat Penerima Siaran DTT Diah Yuniarti; Sri Ariyanti
Buletin Pos dan Telekomunikasi Volume 19 Issue 2 (2021)
Publisher : Centre for Research and Development on Resources, Equipment, and Operations of Posts and I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17933/bpostel.2021.190205

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara pengetahuan terhadap digital terrestrial television (DTT) dan penggunaan media terhadap minat dalam menggunakan perangkat penerima DTT. Pengumpulan data dilakukan melalui survey kepada masyarakat yang memiliki TV namun belum memiliki perangkat penerima siaran DTT seperti set-top box (STB) ataupun televisi digital (DTV). Survey dilakukan di 12 kota besar di Indonesia. Data survey dianalisis dengan menggunakan SEM-PLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator penggunaan media tidak berpengaruh signifikan terhadap minat masyarakat dalam membeli perangkat penerima DTT. Di sisi lain, pemahaman masyarakat terhadap DTT berpengaruh signifikan terhadap minat membeli perangkat penerima DTT.
The effect of a structured physical exercise program on the psychological well-being of the elderly in nursing homes Ariyanti, Sri; Cahyono, Didik; Sima, Yenny; Pannyiwi, Rahmat; Masdarwati, Masdarwati
Journal of Midwifery and Nursing Vol. 6 No. 2 (2024): May: Health Science
Publisher : Institute Of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/jmn.v6i2.5154

Abstract

Structured physical exercise programs can have a significant influence on the psychological well-being of older people in nursing homes. Research shows that by designing an exercise program tailored to individual health conditions and needs, such as in consultation with a fitness professional or physiotherapist, older adults can reap multiple benefits, including improved mental health, enhanced emotional well-being and improved sleep. These programs can also help to increase the independence of older adults and reduce the risk of depression and other mental illnesses. However, the implementation of structured physical exercise programs in nursing homes can face challenges such as limited resources, individual health challenges, and lack of knowledge and awareness about the benefits of physical activity. Overcoming this requires a holistic approach that involves various parties, including nursing home staff, fitness experts, and the families of the elderly. With tailored program development and careful supervision, physical exercise programs can be an effective tool in improving the physical and psychological well-being of older adults in nursing homes.
PENGALAMAN PERAWATAN KELUARGA DALAM MENCEGAH KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA ANAK DI PUSKESMAS SANGGAU LEDO KABUPATEN BENGKAYANG: Family Treatment Experience in Preventing Asthma Repeat in Children at The Sanggau Ledo Health Center, Bengkayang District Wahyuni, Tri; Kardiatun, Tutur; Ariyanti, Sri; Khairillah, Yuyun Nisaul; Sutikanti; Sukartina
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 9 No. 3 (2023): JIKep | Oktober 2023
Publisher : UPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikep.v9i5.1487

Abstract

Pendahuluan: Asma dapat terjadi karena adanya suatu peradangan kronis di saluran pernafasan akibat adanya penyempitan saluran pernafasan karena adanya suatu inflamasi eosinofilik yang berlebih. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengalaman Perawatan Keluarga Dalam Mencegah Kekambuhan Penyakit Asma Pada Anak. Metode: Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif studi fenomenologi dan wawancara mendalam Jumlah partisipan dalam penelitian ini yaitu 10 partisipan. Hasil: penelitian ini mendapatkan 4 tema yaitu pengalaman pengetahuan, pengalaman respon fisik, pengalaman psikologis dan pengalaman penatalaksanaan. Simpulan: Pencegahan kekambuhan asma pada anak memberikan pemahaman pada keluarga tentang penyakit asma,  respon fisik agar tidak sering terjadi kekambuhan dengan cara membatasi aktivitas fisik yang berat, jika dilakukan maka ada jeda waktu untuk istirahat hingga kondisi siap untuk beraktivitas kembali. Respon psikologis menerima dengan ikhlas keadaan tubuh apabila asma dikarenakan factor keturunan. Serta menghindari fatkor pencetus. Penatalaksanaan persiapan obat yang biasa di gunakan dan terapi.
Gambaran Kejadian Burnout Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso Pontianak Juniarsi, Tya; Bhakti, Wida Kuswida; Sutrisno, Sutrisno; Wahyuni, Tri; Ariyanti, Sri
Jurnal Indragiri Penelitian Multidisiplin Vol. 3 No. 3 (2023): Jurnal Indragiri Penelitian Multidisiplin
Publisher : Indra Institute Research & Publication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58707/jipm.v3i3.549

Abstract

Burnout is a collection of symptoms that arise due to the use of energy exceeding one's resources resulting in the appearance of physical, emotional and mental exhaustion. Context about burnout appears in public services such as nurses, social workers, service companies, the education sector, and others related to services that involve interpersonal relationships which cause the appearance of the three signs burnout. Experienced nurse burnout will tend to be cynical towards other people and patients, feel tired all day long, feel unable to do work and even start to be reluctant to work. In severe conditions there will be a desire to stop working. If the nurse experiences burnout , of course, will hinder performance and be inconsistent with the vision and mission of the hospital in improving the quality of nursing services. Burnout It has a huge impact on the human immune system. Excessive stress will have an impact on increasing hormones cortisol which can cause prolonged stress, even lead to depression. Purpose : Obtain in-depth information about the description of the incident burnout executive nurse in the inpatient room of the Dokter Soedarso Pontianak Regional General Hospital. Research methods : This type of research is descriptive quantitative. Sampling technique using engineering purposive sampling and proportional stratified random sampling with the number of respondents as many as 155 people spread across 13 inpatient rooms. The data analysis used was univariate and bivariate using the correlation test Spearman's rho. Research result : there were 76 respondents (49%) experienced burnout low category, 56 respondents (36.1%) experienced burnout moderate category, and 23 respondents (14.8%) experienced burnout high category. There is a relationship between age and level burnout ( p-value = 0.032), there is a relationship between gender and level burnout ( p-value = 0.005), there is no relationship between education level and level burnout ( p-value = 0.224), and there is no relationship between length of service and level burnout ( p-value = 0.099). Conclusion : as a whole the implementing nurses in the inpatient room of the Dokter Soedarso Pontianak Hospital experienced burnout , more than 50% of them are in the medium and high categories. Of the four variable characteristics of the respondents, which have a significant relationship with the level burnout are age and gender.
Sosialisasi Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue (DBD) pada Anak di TK Islam Al-Adaby 2 Pontianak Timur Wahyuni, Tri; Kardiatun, Tutur; Ariyanti, Sri
IKHLAS: Jurnal Pengabdian Dosen dan Mahasiswa Vol. 3 No. 1 (2024): IKHLAS: Jurnal Pengabdian Dosen dan Mahasiswa
Publisher : Indra Institute Research & Publication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58707/ikhlas.v3i1.972

Abstract

DBD (Dengue Hemorrhagic Fever) is an infectious disease caused by the Aedes aegypti mosquito. DHF cases in the Pontianak area are also quite high, although they have decreased compared to previous years. Various efforts have been made to control dengue fever, until now it can be said that dengue fever is still an epidemic in Indonesia, including the city of Pontianak. The aim of this program is to socialize to the community at Al-Adaby Islamic Kindergarten about how to prevent and eradicate dengue fever in the environment. Method used in the form of interactive counseling, demonstration and evaluation. The appropriate method for preventing dengue fever is by eradicating mosquito nests (PSN) through 3 M (Draining, Covering, Burying) and sowing larvicide and spreading fish in water reservoirs, and other activities that can prevent/eradicate Aedes mosquitoes from breeding. It is hoped that the community will be able to understand the dengue epidemic and how to control and eradicate dengue fever
Co-Authors Abdullah Abdullah Airin Putri Aprilia Ali Imran Almumtahanah, Almumtahanah Amelyadi, Amelyadi Aminuyati Anggeraeni, Anggeraeni Annisa Rahmawati Arfah, Andi Armatella Makdalena Arnes Yuli Vandika Aryadi, Anggi Auliya Apriyanti Awaliah, Nur Rahmah Awangga Febian Surya Admaja Ayu Diana Meilantika Ayu Romantika B. Tamas Arbania Efendi Bhakti, Wida Kuswida Budi Agus Purwanto cahyono, didik Caswita Caswita Cau Kim Jiu Devi Novianti, Devi Diah Yuniarti Djaswadi Dasuki Doan Perdana Dwi Ariani, Desti Dwi Nurfajriyah Dwi Rahayu, Indah Elsyana Fadhilah Elva Nur Setyani Erlando, Zeri Fahreza, Hafidz Irman Farhan Pramudia Febriyanti, Adinda Gita Fitriani Gusti Nadhif Khalil Farras Halmar, Halbina Famung Hapis, Hapis Harfika, Meiana Hidayah hidayah Hidayah, Hidayah Hoda, Ferdinandus Suban Indri Erwhani Irwan Hadi Islaeli, Islaeli Januardi Juniarsi, Tya K, Hairuddin Kaharuddin, Riski Muhammad Akbar Kalista Islami Putri Kardiatun, Tutur Kawuryan, Uji Khairillah, Yuyun Nisaul Kuswida Bhakti, Wida Lestari Makmuriana Lidia Hastuti Lucky Amanda Luhur Pidekso Arif Lukita, Yenni M. Agus Jabir M. Coesamin Mardiyani, Ridha Masdarwati, Masdarwati Minduri, Cinta Mirna Husnanida Mora, Mora Muhammad Abizar Al Gifari Muhammad Yusron Maulana El-Yunusi Mulat, Trimaya Cahya Nabila Nabila Natila Chantika Soedirman Ningsih, Warti Nursinah, A. Pannyiwi, Rahmat Pella, Yosin Herloheti Pramudia, Farhan Putri, Kalista Islami Putri, Nur Ahlam Nadia R Siti Rukayah RACHMAT RAMLI Radiah Ilham Rahmat Rahmat Randika, Rendi Rasyid, Djusmadi Rikayati Rina, Maria Feri Rizki Andita Noviar Safira, Annisa Safrina Ramadhani Santoso Sapnita, Sapnita Sima, Yenny Sipahutar, Pongky Siti Masdah SITI SAODAH Sufiana Sukartina Surtikanti SURTIKANTI SURTIKANTI Surtikanti Surtikanti Sutikanti SUTRISNO Sutrisno, Sutrisno Syifa Putri Ramadhanti Tri Wahyuni tri wahyuni Tubalawony, Fransina Tutur Kardiatun Usman Usman Wahidyanti Rahayu Hastutiningtyas Wahyuni, Ria Wien Fitrian R. Wuriani, Wuriani Yulis, Dian Meiliani Yuniar Fadila Yunita Kristina