Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : Tarjih: Agribusiness Development Journal

PERENCANAAN PROGRAM KERJA PERSPEKTIF GENDER: Studi Kasus Bidang Pengolahan Hasil, Pasca Panen, Penyebaran Informasi dan Bidang Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Selatan Fadilah Nurdin; Daeva Mubarika Raisa; Mirnatul Qinayah; Ahfandi Ahmad; Sitti Bulkis; Rahmadanih
Tarjih : Agribusiness Development Journal Vol. 1 No. 02 (2021): VOLUME 1, NOMOR 02, DESEMBER 2021
Publisher : Program Studi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.243 KB) | DOI: 10.47030/tadj.v1i2.299

Abstract

Dalam kedudukan sebagai subjek pembangunan pria dan wanita mempunyai peranan yang sama dalam merencanakan, melaksanakan dan memantau hasil pembangunan, namun ternyata dalam hal pelaksanaannya masih banyak terjadi kesenjangan-kesenjangan. Gender Analisis Pathway (GAP) merupakan alat untuk mengetahui kesenjangan gender dalam program-program pembangunan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perencanaan program kerja responsif gender dan menganalisis hubungan antara perencanaan dengan indikator kesetaraan dan keadilan gender. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan lokasi penelitian di Bidang Pengolahan Hasil, Pasca Panen, Penyebaran Informasi dan Bidang Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sisi bahasa/pernyataan Kebijakan/Program/Kegiatan dan Output masih netral gender yaitu belum menunjukkan adanya keberpihakan kepada laki-laki dan perempuan, tetapi pada saat pelaksanaan kegiatan sudah terlihat laki-laki dan perempuan yang terlibat dalam kegiatan. Adanya kesenjangan dalam peran kontrol khususnya kegiatan yang melibatkan kelompok tani. Laki-laki/suami dianggap sudah mewakili posisi perempuan atau istrinya dalam berbagai kegiatan. Faktor sosial seperti perempuan kebanyakan diam di rumah menjadi ibu rumah tangga sehingga rasa malas mengikuti organisasi timbul dikalangan perempuan. Adapun faktor ekonomi ada sebagian ibu-ibu yang berdagang di rumahnya memungkinkan untuk tidak mengikuti kegiatan khususnya keterlibatan dalam kelompok tani.
Optimalisasi Penerapan Rumah Pangan Lestari dalam Penyediaan Sayuran untuk Memperkuat Ketahanan Pangan di Masa Pandemi COVID-19 Daeva Mubarika Raisa; Ahfandi Ahmad; Fadilah Nurdin; Mirnatul Qinayah; Ridha Alamsyah; Megawati
Tarjih : Agribusiness Development Journal Vol. 1 No. 02 (2021): VOLUME 1, NOMOR 02, DESEMBER 2021
Publisher : Program Studi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.641 KB) | DOI: 10.47030/tadj.v1i2.302

Abstract

Program P2KP menjadi pedoman bagi peningkatan diversifikasi konsumsi pangan berbasis kearifan lokal, kerjasama antara masyarakat dan pemerintah. Masalah kerawanan pangan yang serius akan mempengaruhi masyarakat baik di negara maju maupun negara berkembang. Pandemi COVID-19 memberikan dampak besar yang mengganggu akses pada pangan segar, bergizi dengan harga terjangkau. Optimalisasi pemanfaatan pekarangan dilakukan melalui upaya pemberdayaan masyarakat untuk mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan sebagai sumber pangan dan gizi keluarga. Penelitian ini dilakukan oleh anggota kelompok wanita tani Anggrek Desa Bulu Kamase Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai menggunakan purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini anggota KWT Anggrek yang berjumlah 35 orang, sehingga dalam penelitian ini seluruh populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. Ruang lingkup penelitian ini adalah pelaksanaan program Rumah Pangan Lestari khususnya pada jenis tanaman sayuran lahan pekarangan anggota KWT Anggrek. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif untuk mengetahui tingkat implementasi dan optimalisasi program RPL. Hasil penelitian yaitu Optimalisasi program Rumah Pangan Lestari dipengaruhi oleh intensitas penyuluhan, ketersediaan sarana produksi,serta keterlibatan anggota KWT dalam program. Semakin tinggi intensitas penyuluhan maka dapat mempengaruhi optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan masyarakat untuk memperoleh gambaran tentang manfaat pengelolaan lahan pekarangan dalam ketahanan pangan dan memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.
Sistem Pembelian Beras Divisi Purchasing di PT. Panen Mas Surya Abadi Fadilah Nurdin; Daeva Mubarika Raisa; Ahfandi Ahmad; Mirnatul Qinayah; Megawati Megawati; Putra Astaman
Tarjih : Agribusiness Development Journal Vol. 2 No. 01 (2022): VOLUME 2, NOMOR 01, JUNI 2022
Publisher : Program Studi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.008 KB) | DOI: 10.47030/tadj.v2i01.363

Abstract

Kegiatan pembelian merupakan salah satu fungsi dasar sebuah perusahaan, karena suatu perusahaan tidak akan dapat beroperasi dengan baik tanpa pengelolaan yang benar sesuai dengan prosedur. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan observasi secara langsung yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi yang lengkap. Selain observasi, penulis juga melakukan wawancara mendalam (in depth interview). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pembelian beras di PT. Panen Mas Surya Abadi dan kendala yang dihadapi oleh bagian purchasing. Adapun proses pembelian beras PT. Panen Mas Surya Abadi yaitu pembelian beras berdasarkan kebutuhan, negosiasi dengan vendor atas persetujuan manager, penjadwalan, beras datang sesuai permintaan, pemeriksaan kualitas sesuai SOP dan pembayaran.
Efisiensi Pemasaran Rumput Laut Glacillaria Sp. di Kabupaten Sinjai Megawati; Putra Astaman; Mirnatul Qinayah; Daeva Mubarika Raisa; Fadilah Nurdin; Ahmad Ahfandi
Tarjih : Agribusiness Development Journal Vol. 2 No. 01 (2022): VOLUME 2, NOMOR 01, JUNI 2022
Publisher : Program Studi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47030/tadj.v2i01.426

Abstract

Salah satu sentra pembudidayaan rumput laut di Provinsi Sulawesi Selatan adalah Kabupaten Sinjai. Berdasarkan data mengenai pendekatan nilai ekspor dan nilai produksi rumput laut diketahui terdapat margin dalam penetapan harga rumput laut ekspor di Indonesia serta terdapat adanya fluktuasi harga di tingkat petani. Oleh karena itu dinilai perlu untuk mengetahui pengaruhnya terhadap pemasaran rumput laut melalui pendekatan analisis pemasaran. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui efesiensi pemasaran rumput laut kering (Glacillaria Sp.). Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan selama bulan Juni hingga September 2021. Responden penelitian terdiri dari petani responden yang berjumlah 60 orang dan 6 orang lembaga pemasaran. Penarikan responden dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Analisis data pada penelitian ini terdiri dari pendekatan analisis saluran dan lembaga pemasaran, Selain itu juga dilakukan analisis kuantitatif melalui pendekatan nilai margin pemasaran, farmer’s share dan analisis efisiensi pemasaran. Hasil analisis margin menunjukkan bahwa saluran I memiliki nilai margin pemasaran terkecil yaitu sebesar Rp 7.400 untuk jenis Glacillaria per kilogram rumput laut kering. Pada analisis farmer’s share tertinggi yaitu sebesar 35,29 persen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saluran pemasaran I lebih efisien dibandingkan dengan saluran pemasaran ke II dank ke III yang tercermin dari margin pemasaran dan farmer’ share.
Prosedur Pengadaan Beras Pada Perum BULOG Sub-Divre Kota Parepare Nurdin, Fadilah; Raisa, Daeva Mubarika; Andreza, Aulia; Munawarah; Taslim, Andi Irga Satrawati
Tarjih : Agribusiness Development Journal Vol. 3 No. 02 (2023): VOLUME 03, NOMOR 02, DESEMBER 2023
Publisher : Program Studi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47030/tadj.v3i02.701

Abstract

Dalam kegiatan operasional Perum Bulog dari pengadaan gabah/beras, penggilingan, penyimpanan, perawatan dan penyaluran (Supply Chain Management) kepada konsumen akhir merupakan satu mata rantai proses yang tidak dapat dipisahkan. Pada setiap kegiatan dalam mata rantai proses dilakukan kontrol terhadap kualitas gabah/beras. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu menekankan objek yang ada di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pengadaan beras pada Perum Bulog Sub-Divre Kota Parepare. Adapun prosedur pengadaan yang dilakukan dimulai dari pemasok sebagai Mitra Kerja Pengadaan mengajukan pengadaan beras kepada kepala Sub-Divre Kota Parepare, dengan melakukan Kontrak Jual Beli dengan Mitra Kerja. Selanjutnya, Mitra Kerja akan mengirim beras ke gudang yang telah ditunjuk berdasarkan kontrak yang telah disetujui dan petugas di gudang Bulog akan mengecek kelayakan beras sesuai standar yang telah ditentukan oleh Perum Bulog Sub-Divre Kota Parepare. Beras yang sesuai standar, diterima oleh kepala gudang kemudian pembayaran akan dilakukan di Bank.
Kajian Empirik Pilihan Rasional dan Jaringan Nelayan Tani Di Kawasan Danau Tempe Karim, Mutemainna; Ahmad, Ahfandi; Raisa, Daeva Mubarika; Astaman, Putra; Suryanto
Tarjih : Agribusiness Development Journal Vol. 3 No. 02 (2023): VOLUME 03, NOMOR 02, DESEMBER 2023
Publisher : Program Studi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47030/tadj.v3i02.708

Abstract

This study aims to assess the rationality and social networks formed among fishermen farmers who live and run farms in tidal areas in the Tempe Lake area. The study was conducted in Tempe Lake area, covering Salo Menraleng and Laelo villages, Tempe sub-district, Wajo district from April to May 2016. The assessment method used was the Rapid Rural Appraisal method. Interviews were conducted repeatedly with 2-3 people from the community who work as farmers-fishermen, heads of farmer groups, community leaders and local agricultural extension workers. The interview was considered complete when it had reached a saturation point, i.e. there were no more things to ask. The process of forming rational choices of fishermen farmers who live and run farms in tidal areas in the Tempe Lake area is the existence of actors in this case are fishermen farmers and resources (land) where the relationship between the two is power and interests. The power here means that the landowner fishermen farmers have the right to work on anything in the natural conditions that occur in the Tempe Lake area to fulfill their interests or goals. The goal is to fulfill food needs and a source of family income. This is the reason and background they make decisions or actions in the form of farming methods, cropping patterns, selection of rice varieties and switching from secondary crops to rice. The social network formed among fishermen farmers is a sense of knowing each other, informing each other, reminding and helping in carrying out or overcoming something. Social networks will not materialize without being based on norms and mutual trust. The network of farmer group formation can be used as a means to learn to increase the productivity of their rice farming land. 
Peranan Pendapatan Usahatani Wortel Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan Raisa, Daeva Mubarika; Nurdin, Fadilah; Isma, Aam Azatil; Pratama, Ahmad Aditya; Utami, Sri Wira
Tarjih : Agribusiness Development Journal Vol. 3 No. 02 (2023): VOLUME 03, NOMOR 02, DESEMBER 2023
Publisher : Program Studi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47030/tadj.v3i02.711

Abstract

The objective of this study is to determine the magnitude of money generated from carrot farming in the research area, as well as the impact of carrot farming income on the local economy. Based on the completed analysis, carrot cultivation in Kanreapia Village, Tombolo Pao District, Gowa Regency yields an average income of IDR 80,000,000 per hectare. The respondents incurred an average of IDR 6,810,000/ha in fixed expenditures. The respondents experienced an average variable cost of IDR 7,950,000 per hectare for cultivating carrots. The primary expenses are variable costs, encompassing the expenditures on seeds, pesticides, fertilizers, and labor (including land preparation, planting, and harvesting). Among these variable costs, the biggest expense is attributed to inorganic fertilizer, amounting to IDR 2,900,000. Conversely, the most economical expenses are known as fixed costs, including the mean devaluation amount of the equipment utilized by the participants. Tractors incur the highest equipment depreciation expenses, totaling IDR 2,000,000, while sprayers and scythes have the lowest costs, totaling IDR 80,000. The respondents experienced an average production cost of IDR 14,760,000 per acre. The farmers have an average income of IDR 65,240,000 per hectare by cultivating carrots. Based on the findings of this study, the mean income per hectare earned by carrot farmers in Kanreapia Village, Tombolo Pao District, Gowa Regency is reported.
The Role of Agricultural Extension Officers in Developing Farmer Groups: A Case Study in Sinjai District Nurdin, Fadilah; Taslim, Andi Irga Satrawati; Qinayah, Mirnatul; Raisa, Daeva Mubarika
Tarjih : Agribusiness Development Journal Vol. 5 No. 01 (2025): VOLUME 05, NOMOR 01, JUNI 2025
Publisher : Program Studi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47030/tadj.v5i01.960

Abstract

This study aims to describe the role of agricultural extension officers in the development of the Pattiro Kondoe Farmer Group in Saharu Hamlet, Lamatti Riattang Village, Bulupoddo District, Sinjai Regency. Using a descriptive qualitative approach with the support of quantitative data through a Likert scale questionnaire, this study involved 18 active members of the farmer group who were purposively selected. Five main roles of extension workers were studied, including facilitator, innovator, motivator, dynamizer, and educator. The results showed that the roles of extension workers as innovators and facilitators scored the highest in the excellent category, followed by the other roles with good scores. Nevertheless, a number of barriers were found, such as limited field visits, farmers' dependence on external assistance, and low participation of certain members. These findings point to the importance of continued support for extension workers, strengthening of participatory mentoring models, and the need for more relevant agricultural technology training. This study recommends that agricultural policies in remote areas pay more attention to the sustainability of the role of extension workers in strengthening farmers' institutions independently.