Claim Missing Document
Check
Articles

IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU PADA INDUSTRI PENANGKAPAN IKAN (Implementation of Quality Management on Fishing Industry) Tri Wiji Nurani; Sugeng Hari Wisudo; Mohammad Imron
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 3 No. 2 (2012): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (654.963 KB) | DOI: 10.29244/jmf.3.2.103-113

Abstract

ABSTRAKThe Indonesian government has already paid high attention to the quality assurance of fishery products. It can be seen from the legislation and policies that have been established. In a Ministry of Marine Affari Regulation (Kepmen KP 01/MEN/2007) clearly stated that the quality assurance requirements and food safety of fishery products, start from the production, processing and distribution. Meanwhile, fisherman understanding of the qualityof fish product is still low. This study was conducted to assess the implementation of Kepmen KP 01/MEN/2007 in the fishing industry. Analysis of the the implementation of the quality elements refers to “The Aplication of the guidelines of PMMT based on the conception HACCP” (Dirjen Perikanan Tangkap, 1999). The results showed that the implementation of quality management system according Kepmen KP 01/MEN/2007 on fishing vessels in Palabuhanratu fishing port wasstill dificult to implement. In small vessels, factors that wascause the difficulty of implementation wasthe limited space of fishing boat and knowledge of fisherman. While in the long line and trolling, structural requirements, the feasibility of the ship and regristation of ship has already implemented, but related to hygiene and handling of fish on board have not implemented properly.Key words: fishing industry, implementation of quality management, Kepmen 01/MEN/2007, PPNPalabuhanratu-------ABSTRAKKeberpihakan pemerintah terhadap jaminan mutu pada produk hasil perikanan sudah cukup tinggi, terlihat dari peraturan perundang-undangan ataupun kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan. Pada Kepmen 01/MEN/2007 tersirat dengan jelas persyaratan jaminan mutu dan keamanan pangan produk-produk perikanan, mulai dari proses produksi, pengolahan dan distribusi. Sementara itu pemahaman mengenai mutu ikan di tingkat nelayan sebagai pelaku utama industri penangkapan ikan masih rendah. Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauhmana implementasi dari Kepmen 01/MEN/2007 pada industri penangkap ikan.Analisis kesesuaian implementasi unsur-unsur manajemen mutudilakukan dengan mengacu pada ”Pedoman Penerapan PMMT Berdasarkan Konsepsi HACCP” (Dirjen Perikanan Tangkap 1999). Hasil penelitian menyatakan bahwa penerapan atau implementasi manajemen mutu sesuai Kepmen No.01/Men/2007pada kapal penangkap ikan di PPN Palabuhanratu masih sulit untuk diimplementasikan. Pada kapal berukuran kecil, keterbatasan ruang dan keterbatasan pengetahuan ABK, menjadi faktor sulitnya implementasi, sPersyaratan struktur dan kelayakan kapal serta registrasi sudah diimplementasikan pada kapallongline dan pancing tonda, gistra.Namun terkait dengan higiene kapal dan penanganan masih belum diimplementasikan dengan baik.Kata kunci: industri penangkapan
PENGEMBANGAN ARMADA PANCING TUNA DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR (The Development of Troll Lines Using Fish Agregation Device (FADs) in Puger Waters, East Java) Ratih Purnama Sari; Tri Wiji Nurani; Sugeng Hari Wisudo; . Zulkarnain
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 5 No. 1 (2014): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.235 KB) | DOI: 10.29244/jmf.5.1.1-12

Abstract

ABSTRACTFisheries sector is undergoing a crisis in global dimensions for the last few years caused of unsustainable consumption, overfishing, as well as the increasing of pollution and climate change distribution. One of the overfishing area is South coast Java Seas) where this has the potential resources of tuna included Puger waters. Tunas are catched by troll lines around fish aggregating devices (FADs). Increasing population of FADs can effect tuna resources such as: the size and qualities decreased. The results showed that the length of catched tunas were between 40-49 cm, the weights were from 0 to 3.5 kg, and the organoleptics were dominated on 6 scale. These indicated that tunas had the unexpected sizes and exportless. The rising of FADs utilization also contributed to the increasing insidence of conflicts among fishery stakeholders. There were three kinds of conlicts in Puger, such as: latent conflict (shipping crew and TPI), felt conflict (internal shipping crew), and manifest conflict (shipping crew-institution). Development strategy formula was conducted by SWOT analysis. The important thing for government to overcome these problems were continuing in area socializing, utilization programme of coastal area for integrated and sustainable fisheries.Key words: catch composition analysis, FADs, social conflict, strategy of fisheries development-------ABSTRAKSektor perikanan sedang mengalami krisis dalam dimensi global pada beberapa tahun terakhir ini. Hal ini disebabkan karena pola konsumsi yang tidak berkesinambungan, overfishing, dan polusi serta perubahan iklim. Salah satu wilayah yang mengalami overfishing adalah Samudera Hindia Selatan Jawa dimana wilayah ini memiliki sumberdaya tuna yang potensial. Wilayah tersebut mencakup Perairan Puger, Jawa Timur. Tuna ditangkap menggunakan alat tangkap pancing dan alat bantu rumpon. Peningkatan rumpon dapat mengakibatkan sumberdaya tuna menurun yang dilihat berdasarkan komposisi ukuran dan menimbulkan konflik diantara stakeholder. Sebagai tambahan, penangkapan tuna oleh armada pancing menunjukkan kualitas tuna yang rendah akibat penanganan yang buruk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi ukuran tuna berada pada selang 40-49 cm dengan berat ikan pada selang 0-3,5 kg. Hal ini mengindikasikan bahwa tuna memiliki ukuran tidak layak tangkap dan ekspor. Terdapat tiga jenis konflik di Puger, seperti: Latent conflict (Nelayan rumpon dan TPI), felt conflict (antara nelayan rumpon), manifest conflict (nelayan rumpon dan instansi pemerintah). Perumusan strategi pengembangan dilakukan menggunakan analisis SWOT. Hal yang paling penting bagi pemerintah dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan adanya sosialisasi daerah, program pengembangan wilayah pesisir terpadu dan berkesinambungan.Kata kunci: analisis komposisi hasil tangkapan, rumpon, konflik sosial, strategi pengembanganperikanan
TROPIK LEVEL PADA DAERAH PENANGKAPAN IKAN YANG MENGGUNAKAN LIGHT FISHING DI PERAIRAN SULAWESI TENGGARA (Trophic level in Fishing Ground by Using Light Fishing in Southeast Sulawesi) Rita L. Bubun; Domu Simbolon; Tri Wiji Nurani; Sugeng H. Wisudo2
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 5 No. 1 (2014): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (924.182 KB) | DOI: 10.29244/jmf.5.1.57-76

Abstract

ABSTRACTThe Interaction biology of species in the fishing ground caused by displacement energy from one species to another species and create the structure of patterns trophic level. The objectives of this studi are to determine structure of trophic level and composition of dominant spesies in fishing ground by light fishing in waters of the east Southeast Sulawesi. The research method is survey method. Primary data are using simple random sampling of the fish entrails composition of the purse seine and “bagan apung” unit. Analysis of data using analysis trophic level to determine the patterns of trophic level in the fishing ground by using light fishing and descriptive analysis to determine the composition of species based on trophic level. The result showed: (i) The patterns of trophic level in waters of the east Southeast Sulawesi are (I) phytoplankton; (II) zooplankton; (III) shrimp and squid in TL 3,2; (IV) small pelagic fish in TL 3,7; predatory fish in TL 4.2 up; (ii) Composition of dominant spesies in the purse seine is 60% to consumer groups 5 inTL 4,2 up and bagan apung is 66% consumer groups 4 in TL 3,7.Key words: fishing ground, light fishing, trophic level-------ABSTRAKInteraksi biologi antarspesies di daerah penangkapan ikan disebabkan adanya proses pemangsaan antara satu spesies dengan spesies lainnya yang membentuk struktur dalam tropik level. Tujuan penelitian menentukan pola tropik level dan komposisi spesies dominan yang terbentuk di daerah penangkapan ikan menggunakan light fishing di perairan bagian timur Sulawesi Tenggara. Metode penelitian adalah metode survei dengan obyek penelitian hasil tangkapan ikan unit penangkapan purse seine dan bagan apung. Pengumpulan data primer melalui observasi dengan pengambilan sampel simple random sampling terhadap jenis ikan hasil tangkapan untuk identifikasi komposisi isi perut. Analisis data menggunakan analisis tropik level untuk menentukan pola tropik level dalam proses pemangsaan antara spesies di daerah penangkapan menggunakan light fishing dan analisis deskriptif untuk menentukan komposisi kelompok konsumen berdasarkan tropik level. Hasil penelitian menunjukkan: (i) Pola tropik level yang terbentuk di perairan bagian timur Sulawesi Tenggara yaitu (I) fitoplankton; (II) zooplankton; (III) udang dan cumi-cumi pada TL 3,2; (IV) ikan pelagis kecil pada TL 3,7; (V) ikan predator pada TL 4,2 atau lebih; (ii) Komposisi spesies pada purse seine 60 % didominasi spesies kelompokkonsumen 5 pada TL 4,2 atau lebih dan bagan apung 66 % didominasi spesies kelompok konsumen pada TL 3,7.Kata kunci: daerah penangkapan ikan, light fishing, tropik level
SASARAN STRATEGIS PENGEMBANGAN MODEL KLUSTER INDUSTRI PERIKANAN TANGKAP (Strategic objectives for Cluster Development Model of Capture Fisheries Industry) Tri Wiji Nurani; . Ardani; Ernani Lubis
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 5 No. 2 (2014): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.022 KB) | DOI: 10.29244/jmf.5.2.109-118

Abstract

ABSTRACTCluster model in fisheries industry base on leading commodity is a policies initiated by the Ministry of Fisheries and Marine Affairs to promote the accelerated development of marine and fisheries sector. Palabuhanratu is one of the areas designated as fisheries industry cluster development. The successful development of the program needs to be evaluated by measurable indicators. This study aims to formulate strategic goals as a measure of the success of the development model of capture fisheries industrial clusters in Palabuhanratu. SWOT analysis and balanced scorecard are used to formulate a strategy and a benchmark for the success of the program. The study states that the strategic objectives of capture fisheries industry cluster development in Palabuhanratu should be able to synergize the interests of actors and interests among sectors in order to create industries competitiveness and productiveness. Factors of successinclude8 strategic targets with 17 benchmarks are covered in 4 perspectives: customer and stakeholder perspective, financial, internal business and institutional perspective. Strategic objectives include balancing utilization and conservation, continuity of production, quality, customer satisfaction, supply chain integration, partnerships, and commitment among the actors in the development of the program.Keywords: cluster industry model, Palabuhanratu, capture fisheries, strategic objective, benchmark-------ABSTRAKModel kluster industri perikanan berbasis komoditas unggulan merupakan kebijakan yang digulirkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mendorong percepatan pembangunan sektor kelautan dan perikanan. Palabuhanratu merupakan salah satu lokasi yang ditetapkan sebagai kawasan pengembangan kluster industri perikanan tangkap. Keberhasilan pengembangan program perlu dievaluasi melalui indikator yang terukur. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sasaran strategis sebagai tolok ukur keberhasilan pengembangan model kluster industri perikanan tangkap di Palabuhanratu. Analisis SWOT dan balanced scorecard digunakan untuk merumuskan strategi dan tolok ukur keberhasilan program. Hasil penelitian menyatakan bahwa sasaran strategis pengembangan kluster industri perikanan tangkap di Palabuhanratu harus dapat mensinergikan kepentingan para pelaku dan kepentingan antar sektor untuk dapat menciptakan industri yang memiliki daya saing dan produktif. Faktor keberhasilan mencakup 8 sasaran strategis, dengan 17 tolok ukur keberhasilan yang tercakup dalam 4 perspektif yaitu perpektif pelanggan dan stakeholder, keuangan, bisnis internal dan perspektif kelembagaan. Sasaran strategis meliputi keseimbangan pemanfaatan dan konservasi, kontinuitas produksi, mutu, kepuasan pelanggan, integrasi rantai pasok, kemitraan, dan komitmen diantara para pelaku dalam pengembangan program.Kata kunci: model kluster industri, Palabuhanratu, perikanan tangkap, sasaran strategis, tolok ukur
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN PUKAT CINCIN DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) LAMPULO BANDA ACEH PROPINSI ACEH (Analysis Financial Fisheries of Purse Seine in Lampulo Fishing Port Banda Aceh Provinsi Aceh) . Neliyana; Budy Wiryawan; Eko Sri Wiyono; Tri Wiji Nurani
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 5 No. 2 (2014): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.717 KB) | DOI: 10.29244/jmf.5.2.163-169

Abstract

ABSTRACTThis research was realized in January-February 2013 at Lampulo Fishing Port Banda Aceh. Sample were selected using purposive sampling. Data used in this reseach is primary data and sekundary data. Method analyzes data used descriptive method and analysis financial. The Results of this study show that of the purse seine fisheries feasibility between the daily and weekly still qualified and feasible to continued. The calculations results of the purse seine fisheries feasibility between the daily Net Present Value (NPV) 294,909,091, IRR 12.10% and B/C 10.47. The calculations results of the purse seine fisheries feasibility between the weekly Net Present Value (NPV) Rp 2,703,945,455, IRR 12.14% and B/C 13.86.Key words: Analysis financial, lampulo, fisheries, purse seine-------ABSTRAKPenelitian ini dilaksanakan mulai Januari sampai Februari 2013 di pelabuhan perikanan pantai (PPP) Lampulo Banda Aceh. Pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Data yang diambil data primer dan sekunder. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis finansial usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha perikanan pukat cincin harian dan mingguan di Lampulo memenuhi persyaratan dan masih layak dilanjutkan. Hasil perhitungan kelayakan usaha pada usaha perikanan pukat cincin harian Net Present Value (NPV) Rp 294.909.091, IRR 12,10% dan B/C 10,47. Hasil perhitungan kelayakan usaha pada usaha perikanan pukat cincin mingguan Net Present Value (NPV) Rp 2.703.945.455, IRR 12,14% dan B/C 13,86.Kata kunci: kelayakan usaha, Lampulo, perikanan, pukat cincin
SISTEM RANTAI PASOK TUNA LOIN DI PERAIRAN MALUKU (Supply Chain System of Tuna Loin in Maluku Waters) Arinto Kuncoro Jati; Tri Wiji Nurani; Budhi H. Iskandar
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 5 No. 2 (2014): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.752 KB) | DOI: 10.29244/jmf.5.2.171-180

Abstract

ABSTRACTFishing operation pattern in Maluku waters are highly dependent on natural conditions and others supporting technical factors such as fuel supply and other operational capital which generally unstructured and unmeasureable fishing operation management pattern. One important factor in determining quality control process is supplying-chain factor, i.e. loin tuna distribution which ranging from fish hooked on the ship until the receiving product by the consumer. The objectives of this study is to describe loin tuna supply chain system in Maluku. The supply chain was analyzed by using black box diagram system approach and market integration model used to identify a valuate the relationship of each supply chain component with destined market. The results showed that there is no market integration between Japanese markets and Maluku, but there is long term cooperation between American market and Maluku.Keywords: tuna loin, supply chain,market integration, Maluku-------ABSTRAKPola penangkapan ikan tuna oleh nelayan di perairan Maluku sangat bergantung pada faktor kondisi alam dan teknis pendukung operasi penangkapan, seperti ketersediaan bahan bakar serta modal operasional. Hal ini berarti secara umum nelayan belum memiliki pola manajemen operasi penangkapan yang terstruktur dan terukur. Salah satu faktor yang sangat berperan dalam penentuan proses pengendalian mutu adalah rantai pasok (supply chain), yaitu proses distribusi barang (tuna loin) mulai dari produksi ikan di atas kapal hingga produk dikonsumsi oleh konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan menganalisa sistem rantai pasok pada produk tuna loin di Maluku. Analisis rantai pasok (supply chain) dengan pendekatan deskriptif dan model integrasi pasar digunakan untuk mengidentifikasikan sistem rantai pasok dan melihat seberapa jauh hubungan masing-masing elemen rantai pasok dengan pasar tujuan. Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi integrasi antara pasar Jepang dengan Maluku, sedangkan pasar Amerika dan Maluku terintegrasi dalam jangka panjang.Kata kunci: tuna loin, rantai pasok (supply chain), integrasi pasar, Maluku
ESTIMASI TANGKAPAN PER UNIT UPAYA BAKU DAN PROPORSI YUWANA PADA PERIKANAN TUNA DI SULAWESI TENGGARA (Estimation of Standard Catch Per Unit Effort and Juvenile Proportion of Tuna Fishery in Southeast Sulawesi) Naslina Alimina; Budy Wiryawan; Daniel R. Monintja; Tri Wiji Nurani; Am Azbas Taurusman
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 7 No. 1 (2016): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.961 KB) | DOI: 10.29244/jmf.7.1.57-68

Abstract

ABSTRACTTuna is an important fish commodity in Southeast Sulawesi. It valued as an export and interisland trade product as well as an important component of local fish consumption for coastal community around Southeast Sulawesi Waters (PSST). Indonesian fisheries management is currently adopting the concept of ecosystem approach to fisheries management (EAFM). EAFM implementation in Indonesia has continued by indicators establishment to assess the sustainability performance of fisheries. Catch per unit effort standard (Standard CPUE) and juvenile composition were implemented as indicators to assess resource sustainability. Data limitations are one of the issues in fisheries management at this time, however, management efforts remain to be implemented by utilizing the best available data. This study aimed to derived recent ten years coverage of standard CPUE and it trends as well as juvenile proportion in tuna fishery based on statistical data and field observation. Assessment results show that Standard CPUE in 2014 was 0,31 tons per trip and tends to increase in year coverage, while juvenile composition was 48,6%. Based on these results, the tuna fishery in Southeast Sulawesi is still sustainable. However, there is a need to have further control and monitoring, especially on a fishery that caught tuna under Lm. Management measure has to be selected carefully in line with social economic aspects of tuna fishery in this area.Keywords: EAFM, juvenile proportion, Standard CPUE, tuna-------ABSTRAKTuna merupakan komoditas perikanan penting di Sulawesi Tenggara baik sebagai produk ekspor, perdagangan antar pulau maupun pemenuhan kebutuhan lokal bagi masyarakat pesisir di perairan bagian selatan Sulawesi Tenggara (PSST). Untuk mempertahankan keberlanjutan perikanan tuna di daerah ini maka perlu adanya suatu upaya pengelolaan komprehensif yaitu pengelolaan perikanan dengan pendekatan ekosistem atau Ecosystem approach to Fisheries Management (EAFM). Implementasi EAFM di Indonesia terus dikembangkan dengan tersusunnya indikator penilaian kinerja pengelolaan. Tangkapan per Unit Upaya atau Catch per Unit Effort (CPUE) dan komposisi yuwana merupakan bagian dari indikator EAFM Indonesia khususnya dalam domain sumberdaya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh nilai CPUE baku dan kecenderungannya selama sepuluh tahun terakhir, dan proporsi yuwana berdasarkan data statistik perikanan yang diintegrasikan dengan data yang diperoleh melalui pengamatan, wawancara dan pengisian kuesioner dengan pemangku kepentingan terkait. Hasil penilaian menunjukkan bahwa CPUE baku tahun 2014 adalah 0,31 ton/trip dengan kecenderungan meningkat, sedangkan komposisi yuwana adalah 48,6%. Berdasarkan nilai CPUE baku dan proporsi yuwana, maka kinerja perikanan tuna Sulawesi Tenggara masih dinilai baik. Perlu adanya upaya pengendalian dan pemantauan lebih lanjut terutama pada perikanan yang menangkap yuwana tuna. Namun demikian, pemilihan tindakan pengelolaan harus dilakukan secara hati-hati dengan memperhatikan pemenuhan kebutuhan sosial ekonomi lainnya dari perikanan tuna di daerah ini.Kata kunci: EAFM, proporsi yuwana, CPUE baku, tuna
KOMPETENSI NAKHODA KAPAL RAWAI TUNA DI PALABUHANRATU DITINJAU DARI STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI) (Competency of Tuna Longliner Captain at Palabuhanratu, Viewed From Indonesian National Working Competency Standards (SKKNI)) Tri Wiji Nurani; Yasinta Anugerah; Muhammad Fedi A. Sondita
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 8 No. 1 (2017): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.916 KB) | DOI: 10.29244/jmf.8.1.13-23

Abstract

ABSTRACTIndonesian government has prepared a standard for assessing the competencies of human resources in the field of fisheries, through the formulation of Indonesian National Occupational Competency Standards (INOCS). Captain of fishing vessels has an important role to the success of fishing operations, which must be supported by adequate competencies. This research aimed to describe INOCS in the field of fishing; and to assess the competence of the Captain of longline fishing vessels according to the INOCS. Data analysis was carried out by descriptive and gap analysis method. The result of the study showed that the competency of the Captain had been formulated, included five units of competencies with twenty elements of competencies. Among them, ten elements of competencies had been achieved, while the other ten competencies still had gaps. Elements of competency that has been achieved are mostly in accordance with the level V, while the level VI had not been achieved yet.Keywords: captain, competency, gap analysis, SKKNI, tuna longlineABSTRAKPemerintah Indonesia telah mempersiapkan perangkat untuk menilai kompetensi sumberdaya manusia di bidang perikanan, melalui perumusan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Nakhoda kapal penangkap ikan tuna memiliki peran penting untuk keberhasilan operasi penangkapan ikan, yang harus didukung oleh kompetensi yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari SKKNI di bidang penangkapan ikan; dan menilai kompetensi Nakhoda sesuai SKKNI. Analisis dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan analisis kesenjangan (gap).  Hasil penelitian menyatakan bahwa unit kompetensi nakhoda telah dirumuskan dengan baik. Terdapat lima unit kompetensi dengan dua puluh elemen kompetensi.  Sepuluh elemen kompetensi telah tercapai, sementara itu sepuluh elemen kompetensi lainnya masih terdapat gap. Elemen kompetensi yang sudah tercapai sebagian besar adalah sesuai dengan jenjang V, sementara itu yang belum tercapai pada jenjang VI.Kata kunci: nakhoda, kompetensi, analisis kesenjangan, SKKNI, tuna longline
SISTEM PEMANFAATAN IKAN TUNA DI NUSA TENGGARA (Tuna Utilization System in Nusa Tenggara) Soraya Gigentika; Tri Wiji Nurani; Sugeng Hari Wisudo; John Haluan
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 8 No. 1 (2017): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.243 KB) | DOI: 10.29244/jmf.8.1.24-37

Abstract

ABSTRACTCompetition of tuna utilization in Nusa Tenggara has resulted in the inclining toward irresponsible utilization, which causes various issuess of tuna utilization system in Nusa Tenggara. The objectives of this research are to identify the issues of tuna utilization system in Nusa Tenggara and the root of  issues. Analysis data used three steps of Soft System Methodology (SSM), there were understanding of the issues situation, established issues situation, and establish the issues definition. The results showed the issues in tuna utilization system  in Nusa Tenggara are illegal installation of FADs; the depleted productivity of tuna fishing unit; inefficient fishing capacity utilization and over-input production input on tuna fishing units, fishermen catch baby tuna (undersized tuna), in optimal quality of landed tuna and conflicts related to FADs utilization.  The solution that can be performed for these problems are: 1) Strict and effective law enforcement for illegal FADs and ideal allocated number of FAD's; 2) determining of optimum allocation number for tuna fishing unit (effort) and the right time for close session; 3) determining the size of the ship which is efficient and determining the optimum amount of effort; 4) Establishing the regulations related to baby tuna fishing, developing the fishing technology which minimizes the catch of baby tuna and controlling the season and the location of the tuna fishing activities; 5) facilitating and training the fishermen and tuna fishing companies or trader for cold-chain handling; and 6) strict and effective law enforcement for fishermen trespassing the fishing area.Keywords: Nusa Tenggara, root definition, tuna utilization system, Soft System MethodologyABSTRAKPersaingan dalam pemanfaatan ikan tuna di Nusa Tenggara mengakibatkan kegiatan pemanfaatan tersebut menjadi cenderung ke arah yang tidak bertanggungjawab, sehingga muncul berbagai permasalahan pada sistem pemanfaatan ikan tuna. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi permasalahan  sistem pemanfaatan ikan tuna di Nusa Tenggara dan upaya yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Analisis data pada penelitian ini menggunakan tiga tahapan Soft System Methodology (SSM), yaitu memahami situasi permasalahan, menyusun situasi permasalahan, dan menyusun definisi permasalahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan pada sistem pemanfaatan ikan tuna di Nusa Tenggara adalah pemasangan rumpon tanpa ijin, penurunan produktivitas unit penangkapan ikan tuna, belum efisiennya pemanfaatan kapasitas dan berlebihnya input produksi pada unit penangkapan ikan tuna, penangkapan baby tuna, belum optimalnya mutu ikan tuna yang didaratkan, serta adanya konflik penggunaan rumpon. Upaya penyelesaian yang dapat dilakukan untuk permasalahan-permasalahan tersebut adalah: 1) penegakkan hukum yang tegas dan efektif untuk rumpon yang tidak berijin serta penentuan alokasi jumlah rumpon yang ideal; 2) penentuan alokasi jumlah effort optimum untuk unit penangkapan ikan tuna dan waktu yang tepat untuk close session; 3) penentuan ukuran kapal yang efisien dan jumlah effort yang optimal; 4) pembuatan regulasi terkait penangkapan baby tuna, pengembangan teknologi penangkapan yang meminimalkan hasil tangkapan baby tuna, serta pengaturan musim dan lokasi penangkapan ikan tuna; 5) penyediaan fasilitas serta pelatihan kepada nelayan dan perusahaan perikanan tuna atau pengumpul ikan tuna untuk penanganan rantai dingin; serta 6) penegakkan hukum yang tegas dan efektif untuk nelayan yang melanggar jalur penangkapan ikan.Kata kunci:  Nusa Tenggara, root definition, sistem pemanfaatan ikan  tuna, Soft System Methodology
PERAN PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN DALAM MENDUKUNG INDUSTRI TUNA (The Role of Nizam Zachman Oceanic Fishing Port to Support Tuna Industries) Roma Y.F Hutapea; Iin Solihin; Tri Wiji Nurani
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 8 No. 2 (2017): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.821 KB) | DOI: 10.29244/jmf.8.2.187-198

Abstract

ABSTRACTNizam Zachman Oceanic Fishing Port (OFP) has basic facilities, supportive facilities, and functional facilities that are needed for fishing activities in the port. The role of Nizam Zachman OFP as one of the largest tuna fishing ports in Indonesia is to support the availability of facilities required by each tuna industry stakeholders. The aimed of the research were to determine the role of Nizam Zachman OFP in providing support facilities and services in the activities of tuna fishing industries; and to determine the level of interest tuna stakeholders and level performance of Nizam Zachman OFP. Data analysis were carried out using a scoring method based on Ministry Regulation of Marine Affair and Fisheries number 8/PERMEN-KP/2012 about Fisheries Port then adapted to the conditions in the sites and analyze the level of interest and performance level with IPA (Importance Performance Analysis). The results showed that the role of Nizam Zachman OFP was good in production activities, infrastructure and public services, and there were still several service atributes performance that still have to be improved by the fishing port authority.Keywords: tuna industries, IPA, Nizam Zachman, fishing port role, scoring               ABSTRAKPelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman memiliki fasilitas pokok, fasilitas penunjang, dan fasilitas fungsional yang sangat dibutuhkan dalam setiap aktivitas perikanan di pelabuhan. Peran PPS Nizam Zachman sebagai salah satu pelabuhan perikanan tuna terbesar di Indonesia dalam menunjang ketersediaan fasilitas diperlukan oleh setiap stakeholder industri tuna. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan peran PPS Nizam Zachman dalam menyediakan fasilitas pendukung dan pelayanan dalam kegiatan industri perikanan tuna; dan menentukan tingkat kinerja PPS Nizam Zachman serta tingkat kepentingan  stakeholder tuna. Analisis data dilakukan dengan pembobotan atau scoring berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 8/PERMEN-KP/2012 tentang Kepelabuhanan Perikanan yang kemudian disesuaikan dengan kondisi di lokasi penelitian.  Selanjutnya dilakukan analisis tingkat kepentingan dan kinerja dari PPS Nizam Zachman dengan menggunakan analisis IPA (Importance Performance Analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa PPS Nizam Zachman berperan baik dalam aktivitas produksi, sarana prasarana dan pelayanan umum dan terdapat beberapa atribut pelayanan PPS Nizam Zachman yang masih harus ditingkatkan kembali kinerjanya.Kata kunci: industri tuna, IPA, Nizam Zachman, peran pelabuhan perikanan, skoring
Co-Authors . Ardani . Neliyana . Zulkarnain Achmad Poernomo Achmad Purnomo Agus Purwito Agus Suherman Agustin Ross Alvi Rahmah Am Azbas Taurusman Anggraini Sukmawati Anwar, Yanto Ardani Ardani Ari Purbayanto Arifnur, Muhammad Arinto Kuncoro Jati Armelita, Ayang Astagia, Alif Aulia Putra Bambang Murdianto Bambang Murdiyanto Bambang Murdiyanto Bambang Murdiyanto Bangun, Tri Nanda Citra Bubun, Rita L. Budhi H. Iskandar Budhi Hascaryo Iskandar Budi Wiryawan Budiarti, Tri Wahyu Budy Wiryawan Catur Sarwanto Christy Desta Pratama Cindy Septiany Huda Dadang Shafrudin Daniel R. Monintja Darmawan Darmawan Deni Achmad Soeboer Dianti, Sari Rama Domu Simbolon Eko Sri Wiyono Elvanri Anggi Widianti Elvanri Anggi Widianti Ernani Lubis Fahmi Shidiq Fajar Sidik Fis Purwangka Furqan Furqan Furqan, Imam Gilar Budi Pratama Gilar Budi Pratama Gilar Budi Pratama Gilar Budi Pratama Gina Almirani Wahyudi Gina Almirani Wahyudi Hapsari, Rianti Dyah Hapsari, Riyanti Dyah Hardiansyah, Ridwan Harlisa Sajeri Herlina Retnowati Hutapea, Roma Yuli F Iin Sholihin Iin Solihin Iin Solihin Irma Dwi Maulina Jacomina Tahapary Johannes, Stylia John Haluan John Haluan John Haluan John Haluan John Haluan John Haluan Julia Eka Astarini Khoerunnisa, Nurani Lukman Hakim, Ahmad Rendra Luky Adrianto Mahrus Mahrus, Mahrus Marina Nareswari Astarini Martani Huseini Martani Huseini Mohammad Imron Mokhamad Dahri Iskandar Mubariq Ahmad Muhammad Dahri Iskanda Muhammad Fedi A Sondita Muhammad Fedi A. Sondita Muhammad Fedi Alfiadi Sondita Muhammad Iqbal Muhammad Reza Mulyono S. Baskoro Mustaruddin Naslina Alimina Nida Mardhiyah Ramdhani Nimmi Zulbainarni Noegroho, Tegoeh Normawati K Mboto Novia Tri Rahmawati Nurani Khoerunnisa Nurani Khoerunnisa Oktariza, Wawan Posundu, Ronald S A Prihatin Ika Wahyuningrum Putri, Aprilia Syah Rahmi, Tiara Anggia Ratih Purnama Sari Retno Muninggar Rianti Dyah Hapsari Ririn Irnawati Ririn Irnawati Ririn Irnawati Ririn Irnawati Risti Endriani Arhatin Robi Komarudin Roma Y.F Hutapea Ronny I. Wahju Roza Yusfiandayani SATRIYAS ILYAS Sefitiana Wulan Sari Silvy Syukhriani Soraya Gigentika Soraya Gigentika Stylia Johannes Suci Asrina Ikhsan Sudirman Saad Sudirman Saad Sudirman Saad Sugeng H. Wisudo Sugeng Hari Wisodo Sugeng Hari Wisodo Suro Hari Wisudo T. P. Pangesti Taryono Tia Dini Pratiwi Tiara Anggia Rahmi Titien Sofiati Triono P Pangesti Triono Probo Pangesti Trisna Ningsih Trisna Ningsih Umi Muawanah Vita Rumanti Kurniawati Welem Waileruny Widianti, Elvanri Anggi Wini - Trilaksani Wisudo, Suro Hari Wudianto Yasinta Anugerah Yeni Herdiyeni Yopi Kurniawan Yopi Novita Yunistia Renofati Zahirudin Zulkarnain