Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Preliminary Study: Macroalgae Species in Tanggetada Village Waters, Kolaka Regency, Southeast Sulawesi: Asriani, Nenni; Tasanbaramo, Ilham Antariksa; Pariakan, Arman; Gazali, Muhammad
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 12 No. 2 (2024): ISSUE JULY-DECEMBER 2024
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v12i2.57617

Abstract

Information on macroalgae species and their distribution in the coastal areas of Kolaka Regency is extremely limited. This research is a preliminary study of macroalgae species found along the coast of Kolaka Regency, conducted in the waters of Tanggetada Village. The research applied the belt transect method and 1 x 1 m quadrats using a 50 m long line transect with a placement interval of each quadrat of 5 m, which was repeated 3 times with a distance of 50 m between line transects. The results showed that 20 species of macroalgae, namely Caulerpa verticillata, Caulerpa racemosa, Dyctiosphaeria versluysii, Dyctiosphaeria cavernosa, Udotea sp., Halimeda opuntia, Halimeda macroloba, Halimeda sp., Boodlea composita, Gelidiella acerosa, Hormophysa triquetra, Sargassum sp., Lobophora variegata, Padina minor, Liagora sp., Avrainvillea obscura, Gracillaria coronopifolia, Valonia aegagropila, Acanthophora spicifera, and Dictyota dichotoma, come from 3 group, namely 11 species from the Chlorophyta, 5 species from the Rhodophyta, and 4 species from the Phaeophyta. Water conditions in Tanggetada village still support macroalgae growth. Further research with a wider scale is needed in the observation area to reach the coral reef area and an overview of the ecological index of macroalgae in the Tanggetada village. Keywords: Macroalgae Divisi; Macroalgae Species; Tanggetada; Water conditions Abstrak Informasi yang tersedia mengenai spesies makroalga dan distribusinya di wilayah pesisir Kabupaten Kolaka masih sangat terbatas. Penelitian ini merupakan studi pendahuluan mengenai spesies makroalga yang ditemukan di sepanjang pesisir Kabupaten Kolaka, yang dilakukan di perairan Desa Tanggetada. Penelitian dilaksanakan menggunakan metode belt transect dan kuadrat 1 x 1 m menggunakan transek garis sepanjang 50 m dengan interval penempatan setiap kuadrat sebesar 5 m yang diulangi sebanyak 3 kali ulangan dengan jarak antar transek garis sebesar 50 m. Hasil penelitian menemukan 20 jenis makroalga yaitu Caulerpa verticillata, Caulerpa racemosa, Dyctiosphaeria versluysii, Dyctiosphaeria cavernosa, Udotea sp., Halimeda opuntia, Halimeda macroloba, Halimeda sp., Boodlea composita, Gelidiella acerosa, Hormophysa triquetra, Sargassum sp., Lobophora variegata, Padina minor, Liagora sp., Avrainvillea obscura, Gracillaria coronopifolia, Valonia aegagropila, Acanthophora spicifera dan Dictyota dichotoma yang berasal dari dari 3 kelompok yakni 11 jenis dari Chlorophyta, 5 jenis dari Rhodophyta dan 4 jenis dari Phaeophyta. Nilai rata-rata kondisi perairan Desa Tanggetada masih termasuk dalam kisaran nilai optimum untuk mendukung pertumbuhan makroalga. Namun demikian, penelitian ini masih membutuhkan penelitian lanjutan dengan skala area pengamatan yang lebih luas hingga mencapai daerah terumbu karang untuk menggambarkan indeks ekologi makroalga yang berada di Pesisir Tanggetada. Kata kunci : Divisi Makroalga; Jenis Makroalga; Kondisi perairan;Tanggetada
Komposisi dan Kelimpahan Makrozoobentos pada habitat padang lamun di Desa Wakambangura, Buton Tengah Tasabaramo, Ilham Antariksa; Riska, Riska; Pariakan, Arman; Adimu, Hasan Eldin
Samakia : Jurnal Ilmu Perikanan Vol 15 No 1 (2024): Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan
Publisher : Faculty of Science and Technology University Ibrahimy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35316/jsapi.v15i1.3958

Abstract

The role of seagrass beds as permanent habitat for marine biota, including macrozoobenthos. Macrozoobenthos are sessile biota that live at the bottom or in sediment and attach to plants. The aim of this research is to determine the composition and abundance of macrozoobenthos in Wakambangura Village waters. The macrozoobenthos collection method uses a 100 m line transect towards the sea using a shovel with a cross-sectional area of 30x40 cm. The research locations are spread across 3 stations, Station 1 Weta Beach, Station 2 Mbelabela Beach and Station 3 residential areas. As a result of the research, 24 macrozoobenthos species were found consisting of 5 classes, namely 15 species from the Gastropoda class, 5 species from the Bivalvia class, 1 Asteroides species, 1 Ophiuroidea species and 2 species from the Crustacea class. The Gastropoda class dominates with a macrozoobenthos composition value of 70.59%. The highest abundance of macrozoobenthos was found at station 2 with an abundance value of 292 Ind/m2, then the lowest abundance was found at station 3 with an abundance value of 108 Ind/m2. The highest species abundance was found in the species Cerithium rostratum with an abundance of 108 Ind/m2.
AKSI BERSIH PANTAI GUNA MENINGKATKAN KEPEDULIAN MASYARAKAT PESISIR PANTAI NAMBO DALAM MENJAGA KEBERSIHAN Indrayani, Indrayani; Tadjudah, Muslim; Arami, Hasnia; Alimina, Naslina; Mustafa, Ahmad; Abdullah, Abdullah; Kamri, Syamsul; Sudarno, Sudarno; Irsan, La Ode Muhammad; Pariakan, Arman
Bina Bahari Vol 3, No 2 (2024): JUNI 2024
Publisher : Program Studi Ilmu Kelautan, FMIPA Universitas Tanjungp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/binabahari.v3i2.73

Abstract

Kawasan pesisir pantaiĀ  merupakan suatu tempat yang bisa dijadikan tempat untuk melepas penat dari rutinitas kegiatan harian, salah satu objek wisata yang bisa dikunjungi adalah pantai. dari hasil kegiatan yang di lakukan yaitu pengabdian terhadap masyarakat, dimana wisata yang di pilih yaitu Pesisir Pantai Nambo dan kawasan rumah penduduk sekitarnya. Tujuannya yaitu untuk melakukan kegiatan bersih pantai dimana metode yang di lakukan yaitu dengan cara sosialisasi kepada masyarakat setempat. Kemudian dapat dilihat dari hasil kegiatan ternyata pembersihan disekitar pesisir Pantai tidak mudah karena banyaknya sampah-sampah yang dapat berasal dari mana saja. Banyaknya pengujung juga tidak hanya berdampak positif bagi tempat wisata tetapi terdapat pula dampak negatif yaitu, banyak sampah-sampah plastik yang di temukan di pesisir pantai. Terdapat beberapa pihak yang terlibat dalam kegiatan ini yaitu pihak dosen dan mahasiswa. Dari hasil kegiatan ini ternyata dapat memberikan dampak bagi masyarakat peisisr Pantai Nambo yaitu mereka tergerak untuk berpartisipasi dalam menjaga linkungan pesisir agar tetap bersih.
Genetic Diversity of Flying Fish (Exocoetidae) in Southeast Sulawesi, Indonesia Indrayani, Indrayani; Ambardini, Sri; Pariakan, Arman; Nur, Indriyani
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 31 No. 4 (2024): July 2024
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4308/hjb.31.4.744-749

Abstract

Flying fish (Exocoetidae) is a pelagic fishery commodity that holds economic value among the people of eastern Indonesia. Flying fish are advantageous as they are abundant in Indonesian sea waters, making them an affordable source of omega-3, which is beneficial for human health. However, the high demand for flying fish has resulted in overfishing, which poses a risk of reducing their natural population. Proper management of this commodity is necessary to minimize these risks. Effective management requires adequate information, including genetic diversity data. This study aims to determine the genetic diversity of flying fish in Southeast Sulawesi, specifically in the Banda Sea and Bone Bay populations. Tissue samples were collected from flying fish in the two populations during the study in March 2022. The results show that the genetic diversity values of flying fish in Bone Bay and the Banda Sea were 0.984 and 1.00, respectively, while the nucleotide diversity values were 0.021 and 0.018. High genetic diversity values and nucleotide diversity values were found between the two populations, with values of 0.990 and 0.020, respectively. Based on phylogenetic analysis, the two populations in Southeast Sulawesi are genetically similar.
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Melalui Hilirisasi dan Pemodelan Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berkelanjutan Di Desa Hakatotubu Kecamatan Pomala Kabupaten Kolaka Muis; Purbaningsih, Yuli; Arman Pariakan; Asni; Nuridah; Muhamad Nur Tanzis; Aminah; Rahmat F; Niar; Mariani; Nasiruddin; Agus Kurnia; Wa Ode Salma; Nurmaladewi; Syefira Salsabila; Farit Rezal
Jurnal Pengabdian Multidisiplin Vol. 4 No. 3 (2024): Jurnal Pengabdian Multidisiplin
Publisher : Kuras Institute & Scidac Plus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51214/002024041136000

Abstract

Desa Hakatutobu merupakan mitra sasaran yang terletak dikawasan pesisir Teluk Bone. Penduduknya didominasi suku Bajo 70%, yang bermata pencaharian 80% adalah nelayan. Potensi sumberdaya alam dan potensi sosial ekonomi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, salah satu potensi sumber daya alam yaitu berada pada daerah peisisir. Potensi ekonomi produktif yang dimiliki adalah berada di pesisir, setiap harinya, 275 kepala keluarga menggantungkan hidupnya pada sumber daya alam yang ada di pesisir, baik dari hasil tangkapan maupun budidaya. Namun ada beberapa permasalahan nelayan dan petani tambak yakni mengalami kelesuan terhadap budidaya ikan dan penangkapan ikan karena kebutuhan pakan ikan, udang dan biaya operasional penangkapan ikan cukup mahal. Dampak dari hal tersebut berdampak pada perekonomian masyarakat. Kegiatan perekonomian masyarakat yang tidak stabil menimbulkan pendapatan masyarakat dibawah garis kemiskinan. Tujuan pelaksanakan kegiatan Kosabangsa tahun 2024 adalah peningkatan ekonomi Masyarakat pada Kelompok Nelayan Bunga Karang Mandiri dan Kelompok PKK Desa Hakatutobu yakni pada aspek produksi, pemasaran, kesehatan, dan ekonomi, melalui peningkatan pengetahuan, kapasitas, hilirisasi yakni melakukan diversifikasi olahan ikan dan pemasaran melalui digital marketing, pengolahan limbah rumah tangga menjadi pakan ikan dan kesehatan masyarakat serta pemodelan pengelolaan sumberdaya perikanan berkelanjutan. Metode pelaksanaan pemberdayaan Kosabangsa menggunakan metode pelatihan penyampaian materi dan praktik terkait teknologi, pendampingan penerapan serta eavaluasi dilakukan secara langsung dengan jenis pendekatan kelompok. Evaluasi pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat ini akan dilakukan dalam bentuk kegiatan monitoring dan pendampingan, untuk melihat keberlanjutan dan keberhasilan kegiatan penerapan teknologi dan inovasi.
Meningkatkan Nilai Tambah Komoditas Ikan Laut Non Ekonomi Menjadi Makanan Pempek Palembang Khas Sulawesi Tenggara Bahtiar; Muhammad Purnama; La Ode Muhammad Junaidin Sirza; Salwiyah; Arman Pariakan; Haslianti; Yustika Intan Permata Hati; Ermayanti Ishak
Room of Civil Society Development Vol. 1 No. 6 (2022): Room of Civil Society Development
Publisher : Lembaga Riset dan Inovasi Masyarakat Madani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59110/rcsd.53

Abstract

Diversifikasi komoditas perikanan non ekonomi merupakan inovasi penting di bidang pengolahan hasil perikanan yang secara signifikan dapat meningkatkan pendapatan keluarga nelayan. Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal 23-25 Agustus 2019 di Desa Puasana, Kecamatan Moramo Utara, Kabupaten Konawe Selatan. Pelaksanaan Program Pengabdian kepada Masyarakat yang bertajuk Pengolahan Hasil Perikanan (Mpek Mpek Ikan Laut Non Ekonomis) ini memiliki beberapa tujuan yaitu: 1) Mendukung program pembangunan desa pesisir, dan 2) Meningkatkan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga nelayan dalam mengolah hasil laut menjadi bahan pangan varian baru. Cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan memanfaatkan teknologi yaitu pembekalan pengetahuan tentang teknik pembuatan masakan ikan yang higienis dan ramah lingkungan, selain itu juga diberikan pelatihan tentang cara pengemasan produk yang benar dan cara memasarkannya. dia. Dengan beberapa metode yang diperkenalkan diharapkan mampu memberikan kontribusi sosial yaitu membuka wawasan dan cara berpikir ibu-ibu rumah tangga nelayan untuk memanfaatkan bahan baku hasil laut seefektif mungkin dan menciptakan lapangan pekerjaan di Desa Puasana dan kemampuan ibu rumah tangga nelayan untuk berwirausaha secara mandiri yang pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian rumah tangga dan membantu pembangunan desa pesisir.