Claim Missing Document
Check
Articles

IDENTIFIKASI BAHAYA PADA AKTIVITAS PATROLI LAUT OLEH PENGAWAS PERIKANAN DI JAKARTA Singgih Prihadi Aji; Budhi Hascaryo Iskandar; Fis Purwangka
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 1 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.052 KB) | DOI: 10.29244/core.1.1.47-67

Abstract

FAO (2010) menyebutkan bahwa penangkapan ikan merupakan salah satu pekerjaan yang paling berbahaya di dunia. Pengawasan terhadap penangkapan ikan di laut merupakan bagian dari pengelolaan perikanan yang juga merupakan satu pekerjaan yang memiliki potensi bahaya tinggi. Jumlah kecelakaan yang dihimpun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia antara tahun 2011-2014, terjadi 80 kejadian yang terdiri dari kecelakaan di darat, laut dan udara. Dari 80 kejadian kecelakaan, sebanyak 55 kejadian merupakan kecelakaan di laut yang melibatkan kapal-kapal dari berbagai jenis, meliputi kapal niaga, kapal kargo, kapal/perahu nelayan, kapal patroli milik pemerintah dan kapal lainnya. Penting untuk mempelajari keselamatan awak kapal untuk mengetahui bahaya dan risiko dalam patroli pengawasan SDKP di laut. Tujuan penelitian ini adalah menginventaris, mengidentifikasi dan mendeskripsikan semua kondisi atau peluang konsekuensi keselamatan kerja Pengawas Perikanan yang disebabkan oleh kesalahan manusia pada patroli pengawasan SDKP di laut menggunakan speedboat pengawasan. Metode penelitian ini adalah deskriptif numeric. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode Formal Safety Assessment. Metode tersebut dilakukan identifikasi aktifitas dengan Hierarchical Task Analysis (HTA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas yang teridentifikasi pada patroli pengawasan SDKP di laut yang dilakukan oleh pengawas perikanan di Pangkalan PSDKP Jakarta yaitu 84 aktivitas. Aktivitas utama yang teridentifikasi adalah 5 tahap, yaitu persiapan, loading, pelayaran dan pengawasan di laut, penghentian, pemeriksaan dan penahanan kapal perikanan dan kembali ke pangkalan (homebase). Pada aktivitas patroli pengawasan SDKP di laut teridentifikasi masing-masing konsekuensi kegagalan dari aktivitas yaitu kelelahan 25 %, luka ringan 14,29 %, cedera ringan 7,14%, cedera berat 38,10 %, dan fatal 15.48%. Secara umum, penyebab terjadinya kegagalan pada setiap aktifitas dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain adanya dorongan untuk menggunakan prosedur yang berbahaya, lingkungan yang buruk atau tidak mendukung dan adanya bahaya dari keterbatasan kemampuan fisik.Kata kunci:HTA, keselamatan kerja, patroli laut, pengawas perikanan
PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN NELAYAN TENTANG KESELAMATAN KERJA DI PPP MUNCAR, BANYUWANGI Mohammad Imron; Riris Nurkayah; Fis Purwangka
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 1 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.215 KB) | DOI: 10.29244/core.1.1.99-109

Abstract

Pekerjaan pada kapal penangkap ikan merupakan pekerjaan yang tergolong membahayakansehingga rawan menimbulkan kecelakaan kerja. Penyebab kecelakaan pada kapal perikanan, yaiturendahnya kesadaran awak kapal tentang keselamatan kerja pada pelayaran dan kegiatan penangkapan,rendahnya penguasaan kompetensi keselamatan pelayaran dan penangkapan ikan, kapal tidakdilengkapi peralatan keselamatan sebagaimana seharusnya. Cuaca buruk seperti gelombang besar sertakurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam penggunaan peralatan keselamatan kerja. Data yangdikumpulkan ada dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan carawawancara mendalam melalui kuesioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dengan cara melakukanpenelusuran dokumen terkait informasi mengenai pengetahuan dan keterampilan nelayan.Pengambilan data dilakukan dengan metode purposive sampling terhadap beberapa pihak yangberkepentingan dengan keselamatan kerja nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasipengetahuan dan keterampilan nelayan tentang keselamatan kerja. Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa nelayan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang minim mengenai keselamatan kerja danprosedur bekerja di kapal serta pengelolaan keselamatan kerja di PPP Muncar tidak terlaksana denganbaik.Kata kunci: keselamatan kerja, pengetahuan dan keterampilan nelayan, PPP Muncar
INTENSITAS KERJA PADA AKTIVITAS NELAYAN PURSE SEINE DI KABUPATEN SIKKA Yohanes DBR Minggo; Budhi Hascaryo Iskandar; Fis Purwangka
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 2 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (745.378 KB) | DOI: 10.29244/core.1.2.185-197

Abstract

Data kecelakaan nelayan di Kabupaten Sikka tahun 2014 hingga 2015 disebutkan telah terjadi 10 kasus kecelakaan. Nelayan di Kabupaten Sikka pada umumnya menggunakan alat tangkap purse seine. Pengoperasian alat tangkap purse seine dilakukan secara manual sehingga banyak membutuhkan tenaga dan pikiran yang berpengaruh pada tingkat kelelahan hingga berpotensi terjadinya kecelakaan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi aktivitas dan melihat intensitas kerja nelayan yang dapat berpotensi menimbulkan kecelakaan pada saat melakukan pengoperasian alat tangkap purse seine. Metode yang digunakan adalah deskriptif numerik dengan analisis Hierarchical Task Analysis (HTA). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 10 tahapan aktivitas dengan jumlah aktivitas sebanyak 62 aktivitas dengan porsi tanggung jawab terbesar adalah kepala kerja. Rangking aktivitas tertinggi terdapat pada tahap ke 5, 8, dan 4 yakni hauling, unloading hasil tangkapan dan setting. Perlu adanya perhatian khusus pada ketiga tahapan tersebut agar proses penangkapan ikan bisa dilakukan dengan baik dan aman.Kata kunci: hta, intensitas kerja, keselamatan kerja,purse seine, Sikka.
TINGKAT KETERAMPILAN DAN PENGETAHUAN NELAYAN DI KARANGANTU BANTEN Mahdi Amin; Fis Purwangka; Wazir Mawardi
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 2 No. 1 (2018): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.236 KB) | DOI: 10.29244/core.2.1.107-121

Abstract

Nelayan merupakan salah satu profesi yang sangat dibutuhkan dalam pemanfaatan potensi sumber daya ikan. Profesi tersebut memiliki karakteristik pekerjaan yang bersifat “3d’ yaitu membahayakan (dangerous), kotor (dirty), dan sulit (difficult). Maka dari itu dibutuhkan keterampilan dan pengetahuan yang memadai dalam profesi tersebut. Masalah keterampilan dan pengetahuan nelayan untuk saat ini tidak hanya menjadi perhatian pemerintah Indonesia saja, melainkan sudah menjadi perhatian dunia. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan, secara jelas telah mengatur tentang pendidikan dan pelatihan untuk pelaut kapal penangkap ikan, namun pengimplementasiaanya masih kurang. Data yang dikumpulkan ada dua jenis, data primer diperoleh dengan cara wawancara mendalam melalui kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh dengan cara melakukan penelusuran dokumen terkait informasi mengenai tingkat keterampilan dan pengetahuan nelayan kepada instansi yang berwenang. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling terhadap beberapa pihak yang terkait dengan peningkatan keterampilan dan pengetahuan nelayan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh nelayan, serta mengevaluasi kompetensi nelayan di PPN Karangantu, Banten sesuai dengan kompetensi yang seharusnya dimiliki nelayan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi nelayan di PPN Karangantu, dapat dibilang masih cukup rendah, karena hampir 80% nelayan kurang memahami tentang kompetensi apa saja yang seharusnya dimiliki. Selain itu juga, kompetensi nelayan di PPN Karangantu, masih belum sesuai dengan standar kompetensi kerja yang telah ditetapkan.Kata kunci: keterampilan dan pengetahuan, nelayan, PPN Karangantu.
IDENTIFIKASI KESELAMATAN KERJA PADA PROSES PEMBUATAN PERAHU FIBERGLASS Prori Vitaliano Latief; Budhi Hascaryo Iskandar; Fis Purwangka
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 2 No. 1 (2018): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.522 KB) | DOI: 10.29244/core.2.1.123-133

Abstract

Keselamatan kerja di setiap tempat kerja termasuk di sektor perbengkelan perlu diperhatikan untuk menekan serendah mungkin risiko kecelakaan kerja. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi secara jelas jenis bahaya pada aktivitas pembuatan perahu fiberglass. Identifikasi keselamatan kerja dilakukan dengan metode kasus melalui observasi langsung dan wawancara kepaada pembuatan perahu fiberglass.  Identifikasi keselatan kerja dilakukan untuk setiap tahapan dalam proses pembuatan perahu fiberglass. Identifikasi terhadap proses pembuatan perahu fiberglass menunjukkan bahwa tahap pembuatan konstruksi kerangka merupakan tahap yang paling berisiko. Tingkat risikonya beragam dari ringan hingga fatal yang dapat menghilangkan nyawa seseorang. Analisis keselamatan kerja menunjukkan bahwa proses pembuatan perahu fiberglass memiliki tingkat risiko yang tinggi dilihat dari sisi keselamatan kerja.Kata kunci: keselamatan kerja, perahu fiberglass, fiberglass.
INTENSITAS KERJA AKTIVITAS LAYANAN BONGKAR DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA Bastian Putrayadi Silalahi; Budhi Hascaryo Iskandar; Fis Purwangka
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 2 No. 2 (2018): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.734 KB) | DOI: 10.29244/core.2.2.173-184

Abstract

Keselamatan adalah program penting yang sangat diperlukan di dunia kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah program untuk melindungi karyawan, lingkungan dan masyarakat sekitar bahaya kecelakaan di lingkungan kerja dan kondisi yang dapat mengubah kesehatan karyawan di tempat kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kinerja aktivitas bongkar di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga dengan pekerja bongkar muat sebagai objek penelitian. Metode penelitian ini menggunakan observasi dan deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data primer dan sekunder secara langsung, untuk mencari informasi tentang tingkat bahaya dan risiko yang terjadi selama kegiatan. Dalam penelitian ini, ada 7 tahap kegiatan bongkar muat yang dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga. Pengoperasian layanan bongkar dilakukan dengan proses primer sebanyak 28 kegiatan primer dan 3 aktivitas sekunder dengan total aktivitas dari awal hingga akhir sebanyak 31 aktivitas total. Operasi kegiatan pembongkaran dari tahap awal hingga akhir membutuhkan 172 orang aktivitas dari intensitas kerja. Intensitas kerja primer tertinggi adalah pada tahap 1 (persiapan) dengan Indeks IKPi sebesar 0,2278 dari keseluruhan operasi aktivitas bongkar.Kata kunci: Aktivitas bongkar, intensitas kerja, keselamatan kerja, Sibolga.
PENGARUH TRANSPORTASI TERHADAP MUTU DAN HARGA IKAN DARI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI LEMPASING KE DAERAH KONSUMEN Andri Prastyo; Ernani Lubis; Fis Purwangka
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 2 No. 2 (2018): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.185 KB) | DOI: 10.29244/core.2.2.209-219

Abstract

Ikan merupakan suatu komoditas bahan pangan yang mudah mengalami kerusakan (perishable food) karena adanya kandungan protein dan air yang cukup tinggi, oleh karena itu diperlukan suatu penanganan secara baik dan benar untuk mencegah agar penurunan mutu ikan tidak terjadi.  Transportasi adalah suatu komponen penting yang digunakan untuk mempermudah dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari seperti mendistribusikan ikan hasil tangkapan nelayan dari pelabuhan perikanan ke daerah konsumen.  Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan sarana transportasi yang digunakan dan penanganan ikan selama transportasi oleh pedagang untuk mendistribusikan ikan hasil tangkapan dari PPP Lempasing ke daerah konsumen, melakukan penilaian kembali mutu ikan di daerah konsumen setelah dilakukan transportasi dari PPP Lempasing ke daerah konsumen, menentukan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi mutu ikan selama transportasi dari PPP Lempasing ke daerah konsumen, serta mendapatkan besaran harga ikan yang terbentuk di konsumen akhir dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode penelitian menggunakan metode studi kasus dan teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling.  Hasil penelitian menunjukan bahwa, jenis transportasi yang digunakan oleh distributor untuk mendistribusikan ikan hasil tangkapan dari PPP Lempasing ke daerah konsumen di Kota Metro yaitu mobil pick-up dengan ukuran panjang 4,195 m, lebar 1,655 m, dan tinggi 1,850 m serta memiliki kapasitas angkut barang sebesar 820 kg.  Jenis wadah yang digunakan pada saat pendistribusian oleh distributor berupa wadah fiber dengan ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm, dan tinggi 70 cm.  Berdasarkan penilaian organoleptik terhadap kenampakan insang, mata, dan penekanan otot, terjadi penurunan nilai dari masing-masing kenampakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi adanya penurunan mutu ikan yang terjadi adalah cara pemberian es dan kondisi keranjang yang digunakan. Besaran harga ikan yang terbentuk ketika sampai di tangan konsumen yaitu Rp 23.019,84/kg untuk ikan tongkol dan Rp 17.019,80/kg untuk ikan kuniran.  Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan harga ikan yaitu adanya biaya bahan baku pembelian ikan tongkol dan ikan kuniran, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead.Kata kunci: kondisi transportasi, mutu dan harga Ikan, Lempasing.
KOMPOSISI IKAN HASIL TANGKAPAN MENGGUNAKAN CANTRANG DI SELAT MADURA Fis Purwangka; Hamba Ainul Mubarok; Furqan .
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 2 No. 2 (2018): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1278.42 KB) | DOI: 10.29244/core.2.2.239-252

Abstract

Perairan Selat Madura termasuk ke dalam wilayah 11 kabupaten/kota di Jawa Timur, yaitu Kota Surabaya, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, dan Kabupaten Situbondo. Pada tahun 2013, di 11 kabupaten/kota tersebut beroperasi kurang lebih 102.350 unit penangkapan ikan dan menghasilkan lebih dari 50 jenis ikan dan udang (Laporan tahunan statistik perikanan tangkap di Jawa Timur tahun 2014). Produksi perikanan tangkap yang didaratkan di 11 kabupaten/kota sebanyak 193.358 ton (BPS Jatim). Kajian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap cantrang serta menilai indeks kekayaan jenis ikan di perairan Selat Madura. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Kapal KM Angin Sorga dengan alat tangkap cantrang. Pengumpulan koleksi ikan dilakukan dengan alat tangkap cantrang menggunakan metode swept area. Penarikan jaring dilakukan di dua stasiun. Kelimpahan individu sebaran dan indeks kekayaan spesies dihitung dengan menggunakan rumus dari Margalef (1958) yaitu: D = (S – 1)/log (N). Hasil tangkapan ikan yang terkumpul dari ke 2 stasiun seluruhnya adalah berjumlah 549 individu terdiri dari 38 spesies yang mewakili 29 famili,  dengan rincian sebagai berikut: stasiun S1 = 532 individu, terdiri dari 36 spesies yang mewakili 28 famili; stasiun S2 = 17 individu, terdiri dari 9 spesies yang mewakili 8 famili. Perhitungan nilai Indeks Kekayaan Spesies (nilai D) pada dua stasiun pengamatan memperlihatkan, stasiun S1 nilai kekayaan spesies sebesar (D) = 12,84, stasiun S2 nilai D = 6,50. Berdasarkan kriteria indeks kekayaan jenis menurut Jorgensen et al (2005), kondisi kedua stasiun termasuk dalam kategori baik.Kata kunci: Selat Madura, swept area, indeks kekayaan spesies.
PENGARUH PENGGUNAAN RUMPON PORTABLE DAN JENIS LAMPU SETTING TERHADAP HASIL TANGKAPAN BAGAN TANCAP DI PERAIRAN TELUK PALABUHANRATU, JAWA BARAT Yadudin .; M. Fedi A Sondita; Zulkarnain .; Fis Purwangka
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 2 No. 3 (2018): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (758.888 KB) | DOI: 10.29244/core.2.3.253-262

Abstract

Semakin berkembangnya teknologi, penggunaan lampu sebagai alat bantu penangkapan pada perikanan bagan di Palabuhanratu banyak mengalami perubahan, yaitu semua bagan baik bagan apung maupun bagan tancap yang sebelumnya menggunakan lampu petromaks pada saat ini sudah menggunakan lampu listrik.  Jenis lampu yang digunakan pada penelitian ini adalah light emitting diode (LED) yang memiliki keunggulan hemat energi dan memiliki umur teknis yang tahan lama.  Alat bantu lainnya yang sering digunakan pada perikanan tangkap adalah rumpon.  Rumpon sudah lama digunakan pada perikanan tangkap sebagai alat pemikat ikan.  Penggunaan rumpon pada bagan tancap bertujuan untuk mengumpulkan ikan pada siang hari sehingga pada malam hari nelayan bisa melakukan kegiatan penangkapan.  Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Membandingkan hasil tangkapan di antara dua unit bagan yang masing-masing dilengkapi dengan 4 unit rumpon portable namun dengan jenis lampu yang berbeda, yaitu lampu LED (Bagan A) dan lampu standar (bagan B). (2) Membandingkan hasil tangkapan di antara dua unit bagan yang masing-masing dilengkapi dengan lampu standar namun dengan jumlah rumpon portable yang berbeda, yaitu 4 unit rumpon (Bagan B) dan 2 unit rumpon (Bagan C).  Penelitian ini menggunakan metode experimental fishing dengan ulangan sebanyak 20 kali (trip). Uji t statistik menyimpulkan perbedaan hasil tangkapan signifikan di antara bagan A dan B untuk ikan udang rebon, layur, dan teri (α = 0,05).  Uji t statistik juga menyimpulkan perbedaan pada hasil tangkapan yang signifikan di antara  bagan B dan C untuk ikan teri, tembang, layur dan udang rebon (α = 0,05).Kata kunci: hasil tangkapan, LED (light emitting diode), rumpon portable.
IDENTIFIKASI RISIKO POSTUR KERJA PADA PERIKANAN PURSE SEINE Muhammad Iqbal; Fis Purwangka; Budy Wiryawan
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 2 No. 3 (2018): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (857.997 KB) | DOI: 10.29244/core.2.3.279-294

Abstract

Kegiatan penangkapan ikan melibatkan kapal perikanan, alat tangkap dan nelayan. Aktivitas penangkapan ikan dengan kapal purse seine di Rembang dilakukan secara manual sehingga dapat menyebabkan gangguan musculoskeletal. Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi kondisi postur kerja nelayan saat melakukan penangkapan ikan dengan alat tangkap purse seine, mengidentifikasi kondisi yang tergolong membahayakan bagi otot dan gangguan musculoskeletal yang dirasakan setelah melakukan aktivitas penangkapan. Data yang digunakan berupa sikap tubuh saat melakukan aktivitas penangkapan ikan yang diperoleh melalui observasi lapang. Data keluhan otot yang dirasakan setelah melakukan aktivitas penangkapan ikan diperoleh dari wawancara terhadap nelayan purse seine sebanyak 100 responden. Data sikap tubuh diolah menggunakan metode Ovako Working Posture Analysis System (OWAS) merupakan metode untuk menganalisa postur kerja yang dapat menyebabkan keluhan otot, meliputi pergerakan tubuh bagian punggung, bahu, tangan dan kaki, termasuk paha, lutut dan pergelangan kaki. Nordic body map merupakan metode untuk mengetahui keluhan otot yang dirasakan pada bagian tubuh. Hasil penilitian menunjukan bahwa aktivitas penangkapan ikan melibatkan sikap kerja berdiri yaitu pada aktivitas perbekalan, setting, hauling, pemasangan rumpon, bongkar muat dan sikap kerja duduk pada aktivitas sortir ikan dan perbaikan jaring. Aktivitas yang tergolong membahayakan adalah dengan mengangkat beban dalam kondisi ketika mengangkat beban melebihi bahu seperti aktivitas perbekalan dan bongkar muat. Bagian atas tubuh yang paling banyak merasakan sakit adalah lengan atas kanan dan kiri, bagian tengah adalah punggung dan bagian bawah adalah betis kiri dan kanan.Kata kunci: Aktivitas penangkapan ikan, Nordic body map, OWAS, Postur kerja
Co-Authors . Fahmi Achmad Bagus Solehudin Achmad Tan'im Makky Gemilang Adi Adi Guna santara, Adi Adi Guna Santara Adi Guna Santara, Adi Guna Adi Purwandana Adi Purwandana Adi Susanto Adi Susanto Adi Susanto Agustian, Yoppie Akhmad Solihin Al Hafidz Maulana Aldanita, Ega Alfin Yuwana Putra Alhusna, Indra Sundara Alifah Fidela Andhika Prima Prasetyo Andri Prastyo Andri Pratama Anggraini Cahyaningtias Anjaya Purwa Wiyastra Ari Purbayanto Asriani, Ayu Ayu Asriani Bastian Putrayadi Silalahi Berbudi Wibowo Budhi H. Iskandar Budhi H. Iskandar Budhi Hascaryo Budhi Hascaryo Iskandar Budi Hascaryo Iskandar Budiman, M. Syarif Budiman, Muhamad Syarif Budiman, Muhammad Syarif Budy Wiryawan Bunga Mega Aprilia Daisy Rahma Rizal Darmawan Deni Achmad Soeboer Deta Oryzae Saputra Dewa Made Juli Santika Didit Eko Setiawan Dinda Ayu Lestari Domu Simbolon Dudi Firmansyah Dwi Putra Yuwandana Dwi Putra Yuwandana Efendi Yusuf Firmansyah Yulianto Eko Sulkhani Yulianto Elvanri Anggi Widianti Ende Kasma Erlin Nur Yustikaningsih Ernani Lubis Erwiantono Etika Ariyanti Hidayat Exist Saraswati Fahmi Fahmi Fidratul Ikhsan Firman Maulana, Firman Fuah, Ricky Winrison Furqan . Gondo Puspito Hamba Ainul Mubarok Hani Dwi Wijayanti Hutagalung, Bronx Andar Ignatius Viktor Deornay Ilham Sudrajat Indah Ainun Firdaus Ismajaya . Izza Mahdiana Apriliani Januar, Januar John Haluan John Haluan Jonh Haluan Jonson Lumban Julia Eka Astarini Khobir, Muhammad Latiful M Syarif Budiman M. Fedi A Sondita M. Riyanto Mahdi Amin Marbun, Ahmad Sadiqi Meilinda, Desi Mochammad Riyanto Mohammad Imron Mugi Nurhayati Muhamad Fahariman Yudiardi Muhamad Rizki Riantoro Muhammad Arif Muhammad Fatih Khairi Muhammad Fedi Alfiadi Sondita Muhammad Hafizh Adinugorho Muhammad Imron Muhammad Iqbal Muhammad Nur Iqbal Muhammad Romli dan Suprihatin Andes Ismayana Muhammad Setiawan Mulyono S. Baskoro Muna, Zakyatul Mustaruddin Namira Septiani Novita Virlydianty Nugraha, Ridwan Maulana Nur Atika Hasibuan Nuranisah, Reghina Yasmine Nurhayati, Mugi Nurtsani Liliana Nurul Faizatil Jannah Permana, Arik Pratama, Agung Budi Prayudha, Daffa Prihatin Ika Wahyuningrum Prori Vitaliano Latief Ramadhan, Muhammad Haykal Ressa S Syahlevi Resti Sir Hartini Retno Muninggar Reza Akhmad Syahbana Ridwan Maulana Nugraha Riris Nurkayah Ronny I. Wahju Roza Yusfiandayani Ryan Suryadi Putra Sakina, Nymas Sidratus Saputra, Deta Oryzae Saraswati, Exist Sayyid Sabiq Singgih Prihadi Aji Singgih Prihadi Aji Sudirman Aditia Nugraha Sugeng H. Wisudo Sugeng Hari Wisudo Sugertiani Sulaeman Martasuganda Sulaeman Martasuganda Sunedi Sunedi Suparman Sasmita Tiaraningtyas, Dyah Ayu Tigor Wahyudi Tri Wiji Nurani Vita Rumanti Wasir Mawardi Wazir Mawardi Widianti, Elvanri Anggi Widuri Putri Branenda Yadudin . Yohanes DBR Minggo Yopi Novita Zulkarnain Zulkarnain Zulkarnain . Zulkarnain Zulkarnain Zulkarnain Zulkarnain