p-Index From 2020 - 2025
6.776
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Al-Tahrir: Jurnal Pemikiran Islam EDUKASIA Analisa Jurnal Pendidikan Islam MUSLIM HERITAGE: JURNAL DIALOG ISLAM DENGAN REALITAS Justicia Islamica : Jurnal Kajian Hukum dan Sosial Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis ATTARBIYAH: Journal of Islamic Culture and Education SYAMIL: Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education) Martabat: Jurnal Perempuan dan Anak ASALIBUNA Al Mi’yar: Jurnal Ilmiah Pembelajaran Bahasa Arab dan Kebahasaaraban Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS) Khatulistiwa: Journal of Islamic Studies MUWAZAH: Jurnal Kajian Gender Perdikan: Journal of Community Engagement Refleksi: Jurnal Filsafat dan Pemikiran Islam Bestuurskunde: Journal of Governmental Studies Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA) SYAMIL: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (JOURNAL OF ISLAMIC EDUCATION) Cendekia: Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan Al-Ijtima: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Asalibuna Analisa: Journal of Social Science and Religion Murabby: Jurnal Pendidikan Islam Altifani : Jurnal Pengabdian Masyarakat Ushuluddin, Adab, dan Dakwah Tadris: Jurnal Pendidikan Islam Journal of Islamic History and Manuscript Muslim Heritage AML/CFT Journal The Journal of Anti Money Laundering and Countering the Financing of Terrorism Journal of Islamic Education Digital Muslim Review Al'Adalah Journal of Religious Policy Suhuf: International Journal of Islamic Studies Al-Ijtimā: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Domus Legalis Cogitatio Al-A'raf: Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat Al-Hayat: Journal of Islamic Education IJoReSCo
Claim Missing Document
Check
Articles

Applying Participatory Observation in Islamic Education to Improve Students’ Character Ahmad Munjin Nasih; Achmad Sultoni; Titis Thoriquttyas; Achmad Yani; Supian Ramli; Mardan Umar
Jurnal Pendidikan Islam Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : The Faculty of Tarbiyah and Teacher Training associated with PSPII

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jpi.v6i2.9756

Abstract

This study aims to describe the effectiveness of the Participatory Observation learning model and students’ responses to the learning model used in PAI (Pendidikan Agama Islam/Islamic Education). It used qualitative and quantitative methods with a pre-test and post-test nonrandomized group pre-experiment design. The 125 participants who were taken from three public universities, were asked to fill out questionnaires and written interviews. The data were analysed using paired t-test and qualitative descriptive analysis. The results showed that first experiment got a t-score of 6,798 with a significance of 0,000; t-table score at 51 degrees of freedom and a significant degree of 0.05 in the form of 2.032. Second experiment obtained a t-score of 5.991 with a significance of 0.000; the t-table score at 54 degrees of freedom and 0.05 degrees of significance was 2.046. Third experiment achieved a t-score of 6.424 with a significance of 0.000; the t-table score at 20 degrees of freedom and 0.05 degrees of significance was 2.054. When compared, t-score> t-table or significance score <0.05, which means that the mean score between pre-test and post-test is significantly different. This means that the Participatory Observation learning model can improve students' religious and social character in learning PAI. This result is in line with the respondents' recognition that they have experienced changes in their character in a positive direction. Students stated that the Participatory Observation learning model was fun and very useful, so that it could be used in PAI learning to improve students’ character.
PEMUDA, ELIT AGAMA ISLAM DAN POLITIK: Preferensi Gus dan Lora Dalam Kontestasi Politik Titis Thoriquttyas
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1028.576 KB) | DOI: 10.17977/um021v3i2p88-97

Abstract

Penelitian ini berfokus pada deskripsi tokoh elit muda Islam (Gus dan Lora) dan keterlibatannya dalam kontestasi politik. Keterlibatan tersebut tidak serta merta dianggap bahwa mereka aktif dalam dunia politik, namun hal yang harus diingat bahwa karisma yang dimiliki Gus dan Lora mampu berperan dalam memberikan pilihan alternatif politik bagi santri-santrinya.Penelitian ini akan membidik asparagus (aspirasi para Lora dan Gus), komunitas non-formal Gus dan Lora yang terdapat di Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan pada beberapa kota di Jawa Timur dengan melibatkan beberapa Gus dan Lora. Realitas Sosial yang dialami oleh responden dapat dikaji dimensinya menggunakan metode penelitian yang bersifat kualitatif. Adapun hasil penelitian ini adalah adanya tiga tipologi umum mengenai preferensi Gus dan Lora dalam hal politik. Sederhananya, dimensi karisma yang bersumber dari legitimasi secara sosial dan teologi mampu memberikan peluang besar bagi Gus dan Lora untuk berpartisipasi dalam dunia politik. Lebih lagi posisi Gus dan Lora sebagai tokoh elit muda Islam mampu mempengaruhi pilihan politik bagi santri-santri khusunya yang berasal dari generasi milenial.   
Menggali Narasi, Melestarikan Tradisi: Warisan Konsep Water Preservation Pada Makam Sunan Muria Titis Thoriquttyas; Nurul Ahsin
Refleksi: Jurnal Filsafat dan Pemikiran Keislaman Vol 22, No 1 (2022)
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ref.2022.2201-06

Abstract

This study examines the legacy of Sunan Muria's thoughts on conserving water sourced from the sign and symbol around the graves The existence of water plays an important role in the religious studies. Islam, Christianity, Judaism, Hinduism and Buddhism use water as an important component in every religious ritual. Therefore, one of the contemporary issues in Islamic studies that has attracted the attention of scholars is water conservation. Based on initial observations, researchers found a water jar that is sacred by the local community. Social, religious, and cultural narratives about sacred concepts are the main points of this research. In addition, based on extensive field research, various interviews and literature studies on related topics, the researcher explores the complexity of the heritage of water conservation thought in Sunan Muria's perspective through the identification of signs and symbols on their tombs from the concepts of eco-theology; bi'ah al-hudry.
Citra Perempuan di Lembaran Buku Pendidikan Islam: Analisis Gender Pada Gambar Ilustrasinya Titis Thoriquttyas
Muwazah Vol 10 No 1 (2018)
Publisher : UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/muwazah.v10i1.919

Abstract

This study aims to find out and analyze illustrations and mapping of material and illustration pictures of the Book Teaching of Fiqih, Al-Qur'an Hadith and Akidah Akhlak in class X MA 2013 curriculum in a gender perspective. The analysis uses two aspects: Macro aspects with an indicator of Marginalization, Subordination, Stereotype, Double Burden and Violence and Micro aspects with an indicator of Access, Participation, Control and Benefits. The results of the study show that, the illustrations in the three textbooks based on the macro and micro aspects provide space restrictions for women. The mapping of the tendency is still dominated by men, but on the other hand, the position of women and the rubrics that display both get a fairly high percentage
Tashmim Ibtikar Tadris al-Lughah al-‘Arabiyah Bi Wasilah Android: Tahtwir 14 Maudlu’ Li Maddah al-Tarkib al-Mukatstsaf al-Ibtidaiy Bi Qismi al-Adab al-‘Arabiy Kulliyah al-Adab Jamiah Malang al-Hukumiyah Moh Fauzan; Titis Thoriquttyas; Mohammad Wahib Dariyadi
Asalibuna Vol 4, No 1 (2020): Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/asa.v4i1.2165

Abstract

Munculnya era baru yaitu era industri 4.0 menjadi tantangan dan peluang dalam segala aspek kehidupan dan termasuk di dalamnya yaitu dunia pendidikan. Saat ini buku yang terbesar peredarannya masih didominasi oleh buku cetak, hal ini tentu menjadi peluang untuk memunculkan buku non cetak sebagai solusi menghadai era revolusi industri 4.0. Salah satu buku non cetak yang bisa dibuat yaitu bahan cetak berbasis aplikasi Android. Sebagai matakuliah yang wajib diambil oleh mahasiswa Jurusan Sastra Arab, Universitas Negeri Malang, yaitu Tarkib Mukatstsaf Ibtida’i. Seiring munculnya era revolusi industri 4.0 perlu adanya terobosan baru dalam matakuliah ini. Orientasi penelitian ini bertujuan untuk menawarkan desain bahan ajar Tarkib Mukatstsaf Ibtida’i berbasis android. Hasil dari penelitian ini berupa analisis Rencana Perkuliahan Semester (RPS) yang berupa penyusunan materi bahan ajar yaitu aplikasi android dan desain bahan ajar yang terdiri dari 14 materi yang telah dibahas. Desain bahan ajar tersebut terdiri atas tema, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, dan soal-soal latihan.Munculnya era baru yaitu era industri 4.0 menjadi tantangan dan peluang dalam segala aspek kehidupan dan termasuk di dalamnya yaitu dunia pendidikan. Saat ini buku yang terbesar peredarannya masih didominasi oleh buku cetak, hal ini tentu menjadi peluang untuk memunculkan buku non cetak sebagai solusi menghadai era revolusi industri 4.0. Salah satu buku non cetak yang bisa dibuat yaitu bahan cetak berbasis aplikasi Android. Sebagai matakuliah yang wajib diambil oleh mahasiswa Jurusan Sastra Arab, Universitas Negeri Malang, yaitu Tarkib Mukatstsaf Ibtida’i. Seiring munculnya era revolusi industri 4.0 perlu adanya terobosan baru dalam matakuliah ini. Orientasi penelitian ini bertujuan untuk menawarkan desain bahan ajar Tarkib Mukatstsaf Ibtida’i berbasis android. Hasil dari penelitian ini berupa analisis Rencana Perkuliahan Semester (RPS) yang berupa penyusunan materi bahan ajar yaitu aplikasi android dan desain bahan ajar yang terdiri dari 14 materi yang telah dibahas. Desain bahan ajar tersebut terdiri atas tema, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, dan soal-soal latihan.
Integrasi sekolah berbasis peace culture education: program, refleksi, dan implikasi Yusuf Hanafi; Faris Khoirul Anam; Achmad Sultoni; Titis Thoriquttyas; Muhammad Saefi; Tsania Nur Diyana; M. Alifudin Ikhsan
Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS) Vol 5, No 1 (2022): Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS)
Publisher : University of Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jipemas.v5i1.13127

Abstract

Tulisan ini mencoba menjelaskan program edukasi sekolah berbasis peace education (PE) yang diprakarsai oleh tim pengabdian kepada masyarakat Universitas Negeri Malang dengan mitra majelis Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Sub Rayon 33 Wagir Kabupaten Malang. Secara rinci, kegiatan ini dilaksanakan dengan pendekatan partisipatif yang bertujuan menanamkan nilai-nilai perdamaian dan semangat hidup berdampingan antar umat beragama, khususnya diantara sekolah yang beragam corak keagamaanya di Kecamatan Wagir. Program edukasi berbasis PE dilaksanakan melalui rangkaian kegiatan seminar, focus group discussion (FGD), hingga pelaksanaan langsung kepada siswa dalam pembelajaran di kelas. Program ini dilakukan dalam dua sesi utama, yakni kegiatan seminar dengan pembahasan tentang moderasi beragama dan FGD dengan fokus pada implementasinya. Dari kegiatan ini, dihasilkan sejumlah poin penting yang dapat dilakukan di sekolah dan kelas yakni membangun atmosfer atau budaya sekolah yang mendukung dengan mengapresiasi budaya yang berbeda, melakukan resolusi konflik, mendorong  partisipasi aktif dan kolaboratif, membangun sikap toleransi, dan membuat nilai-nilai agama menjadi pegangan kepala sekolah, guru, dan siswa dalam menjalankan tugas di sekolah. 
Pemetaan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Desa Tanggaran, Kabupaten Trenggalek: Studi Pendahuluan Muhammad Nabil Khasbulloh; Titis Thoriquttyas; Sukron Syaham
PERDIKAN (Journal of Community Engagement) Vol. 2 No. 2 (2020)
Publisher : IAIN Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/pjce.v2i2.3953

Abstract

Health is one of the factors that make progress in an area. Handling a health problem in the form of basic health services in each area, as implemented in the Tanggaran village, is one of the village government's actualizations and responsibilities to deal with health problems, such as stunting and sanitation. This study focuses on examining basic health services in Tanggaran Village, Trenggalek Regency. Researchers used the PRA (participatory rural appraisal) method. Besides, data was obtained from a survey on community-related to basic health services with approximately 242 respondents from 3 hamlets. The survey results prove that there are still people in the Tanggaran village who have basic health services problems. The problems that occur do not only come from the village government, but people who are less aware of the importance of a healthy environment. For example, public access to information on health insurance is still limited at health service locations, minimal public service complaints, and community participation in a clean and healthy environment is still low.(Kesehatan termasuk salah satu faktor yang menjadikan kemajuan di suatu daerah. Penanganan terhadap suatu masalah kesehatan berbentuk pelayanan kesehatan dasar pada setiap daerah, seperti yang terlaksana pada Desa Tanggaran merupakan salah satu aktualisasi dan tanggung jawab pemerintah desa untuk menangani masalah kesehatan, seperti stunting dan sanitasi. Penelitian ini berfokus mengkaji tentang pelayanan kesehatan dasar di Desa Tanggaran, Kabupaten Trenggalek. Peneliti menggunakan metode PRA (participatory rural appraisal) atau pemahaman partisipasi kondisi pedesaan. Selain itu data diperoleh dari hasil survei pada layanan kesehatan dasar masyarakat dengan kurang lebih 242 responden dari 3 dusun yang dijadikan fokus. Dari hasil survei membuktikan bahwa masih ada warga masyarakat di Desa Tanggaran yang memiliki masalah layanan kesehatan dasar. Masalah yang terjadi tersebut tidak hanya berasal dari pemerintah desa, akan tetapi masyarakat yang kurang menyadari tentang pentingnya lingkungan sehat. Seperti, akses masyarakat terhadap informasi jaminan kesehatan masih terbatas di lokasi layanan kesehatan, minimnya pengaduan pelayanan publik, dan partisipasi masyarakat terhadap lingkungan hidup bersih dan sehat masih rendah).
Amplifying the Religious Moderation from Pesantren: A Sketch of Pesantren’s Experience in Kediri, East Java Titis Thoriquttyas; Farida Hanun
Analisa: Journal of Social Science and Religion Vol 5, No 02 (2020): Analisa Journal of Social Science and Religion
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.793 KB) | DOI: 10.18784/analisa.v5i02.1147

Abstract

One of the issues which has been attracted by Muslim scholars is the religious moderation mainstreaming. Pesantren, as the oldest and indigenous educational institution in Indonesia, is inseparable from such issue. This study examines the development of moderation a basic idea of pesantren. This paper is divided into three parts. First is introducing the articulation of moderation in pesantren from various perspectives. Second is discussing the idea of Arkoun and al Jabiri’s ideas and its relation on moderation and pesantren. Third is elaborating the moderation of pesantren from its curriculum’s and extracurricular activities. This paper concerned on how Islamic moderation has shaped and disseminated through the learning process in pesantren?. Furthermore, this research was conducted at five pesantren in Kediri, East Java by considering their typologies and management. By using the interview method, literature study and in-depth observation, this research has produced data related to the research theme. Then, the results of research are to explore the complexity and continuity of Islamic moderation in pesantren and to prove that moderation mainstreaming in the grassroot is not static but flexible and dynamic as well as being fluid and multi-dimensional through the learning process and the extracurricular activities. 
Rekonsiliasi Sisi “Sakralitas” dan “Profanitas”: Antara Pendidikan Islam dan Revolusi Industri 4.0 Titis Thoriquttyas; Nurul Ahsin; M Nabil Khasbulloh
Murabby: Jurnal Pendidikan Islam Vol 4, No 1 (2021): Murabby Vol. 4 No. 1 April 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/mrb.v4i1.2412

Abstract

Abstrak: Dinamika pendidikan Islam dan revolusi industri 4.0 seringkali dipandang sebagai masalah yang kompleks. Dengan demikian, Pendidikan Islam sebagaimana ditafsirkan oleh Az-Zarnuji melalui magnum opusnya yang berjudul Ta'lim Muta'allim dapat mewakili dimensi sakral dan dinamika Pendidikan Islam dalam konteks Revolusi Industri 4.0 dapat direpresentasikan sebagai identitas profan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara teoritis model perpaduan Pendidikan Islam antara yang profan dan yang sakral untuk menarik titik konvergen di antara keduanya. Kajian ini membahas bahwa Pendidikan Islam memiliki respon yang unik dalam menyelesaikan revolusi industri 4.0 dengan mengedepankan prinsip tarbiyah untuk mencegah “konflik” dan mengimplementasikannya dengan pendekatan interdisipliner yaitu open mindedness oleh teknologi, media dan modernitas. Studi ini juga memberikan bacaan alternatif kontekstual antara Pendidikan Islam dan Revolusi Industri 4.0.Kata kunci: pendidikan Islam, revolusi industri 4.0, sakral dan profan. Abstract: Islamic Education and the 4.0 Industrial Revolution is seemed like a complex matter. Thus, Islamic Education as interpreted by Az-Zarnuji’ideas through his magnum opus entitled Ta’lim Muta’allim could be represent the sacred dimension and the dynamic of Islamic Education in the context of the 4.0 Industrial Revolution could be represent as the identity of profane. This study uncovers the description on the integrated vision of Islamic Education between the profane and the sacred to draws the convergent point. This study focusses on the Islamic Education has a unique response in resolving the 4.0 industrial revolution by emphasizing the spirit of tarbiyah to prevent “conflicts” and optimizing through interdisciplinary approach which open mindedness by the technology, media and the modernity. This study also gives the contextual alternative reading on the intersection between Islamic Education and the 4.0 Industrial Revolution.Keywords: Islamic education, sacral, profane, revolution industry 4.0
Pendampingan Literasi Akademik dan Non Akademik Berbasis Daring Bagi Mahasiswa Baru di Kota Kediri Titis Thoriquttyas; Nurul Ahsin
Altifani : Jurnal Pengabdian Masyarakat Ushuluddin, Adab, dan Dakwah Vol. 2 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.161 KB) | DOI: 10.32939/altifani.v2i1.1255

Abstract

In the scope of higher education, one concrete example of the concept for Learning from Home (LFH) is the Introduction to Campus Life for New Students (PKKMB) which is carried out online. Psychologically, new students have a high level of vulnerability to anxiety and worry in starting to understand the learning process in the university. Based on the fact above, the assistant designs community service activities based on mentoring to increase literacy related to campus life for new students who live in Kediri. There were 46 students participating in the activity using google meet media in its implementation. Activities are designed based on research with a focus on two things, namely 1). mapping research on barriers faced by new students; 2) mentoring new students to improve academic and non-academic literacy when entering tertiary level. The findings of mentoring activities, namely, from 46 participants, there were at least four main obstacles and challenges, namely 1) the emergence of anxiety and worry about learning patterns in tertiary institutions (27%); 2) pessimism regarding the sustainability of online learning models (19%); 3) feelings of fear and confusion in following the PKKMB material and insight into the academic / non-academic atmosphere on each campus (46%); 4) concerns about the post-Covid pandemic learning process have subsided and the implementation of offline lectures (8%).