Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Analysis of Concentration and Purity of DNA Extraction on King Grass (Pennisetum purpuroides) and Elephant Grass (Pennisetum purpureum) Dity Asa Priyastomo; Nena Hilmia; Estria Furry Pramudyaswari; Romi Zamhir Islami
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 12 No 2 (2023): Pastura Vol. 12 No. 2 Tahun 2023
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/Pastura.2023.v12.i02.p04

Abstract

ABSTRAK Seiring dengan berkembanganya sektor peternakan, permintaan terhadap tumbuhan pakan pun ikut meningkat. Diperlukan upaya perbaikan genetik melalui teknik konvensional maupun melalui bioteknologi yang saat ini sudah berkembang pada tingkat molekuler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi dan kemurnian DNA yang dihasilkan dari ekstraksi DNA pada rumput raja (Pennisetum purpuroides) dan rumput gajah (Pennisetum purpureum) menggunakan dua buffer ektraksi DNA yaitu CTAB dan Kit DNAzol. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Peubah yang diamati adalah konsentrasi dan kemurnian DNA. Data yang dihasilkan dianalisa menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan ekstraksi DNA rumput raja dan rumput gajah yang dengan metode CTAB dan DNAzol mendapatkan hasil yang bervariasi. Ekstraksi DNA pada rumput raja dengan CTAB menghasilkan rataan konsentrasi dan kemurnian yang lebih tinggi, yaitu sebesar 729,63 ng/?l dan 1,92, dibandingkan dengan menggunakan buffer DNAzol, dengan rata-rata konsentrasi DNA sebesar 142,72 ng/?l dan 1,61. Selanjutnya ekstraksi DNA rumput gajah menggunakan buffer DNAzol menghasilkan rata-rata konsentrasi dan kemurnian DNA yang lebih baik, yaitu 242,1625 ng/?l dan 1,83, dibandingkan menggunakan Metode CTAB, yaitu sebesar 44,8 ng/?l dan 3,05. Hasil ekstraksi DNA pada rumput raja menunjukkan buffer CTAB lebih baik sementara rumput gajah menggunakan buffer DNAzol relatif lebih tinggi dan lebih murni jika dibandingkan dengan buffer CTAB Kata kunci : ekstraksi DNA, rumput gajah, rumput raja, CTAB, buffer DNAzol
KORELASI INTENSITAS CAHAYA DENGAN KARAKTERISTIK SUARA AYAM PELUNG Indrawati Yudha Asmara; Dani Garnida; Nena Hilmia
ZIRAA'AH MAJALAH ILMIAH PERTANIAN Vol 49, No 2 (2024)
Publisher : Pusat Publikasi Jurnal Universitas Islam Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/zmip.v49i2.14924

Abstract

Pelung chicken is one of the singing chickens in Indonesia. Genetic factors and environmental factors such as light intensity influence the crowing characteristics of Pelung chickens. This research aimed to determine the correlation between light intensity at different times and the characteristics of the crowing sound of Pelung chickens. The study used a survey method with purposive sampling techniques in Cianjur and Sukabumi Regencies. A total of 26 Pelung chickens were sampled to measure the duration, frequency, and volume of crowing. The data obtained were analyzed using  Pearson and Spearman rho correlation tests. The research results show that light intensity has a significantly low correlation with duration (0,0249). At the same time, the frequency and volume of crowing do not correlate with light intensity with the respective correlation values being 0,016 and 0,124.  Further research with a larger sample is needed to strengthen the research results. Another study needs to be carried out regarding the training aspect and its influence on the characteristics of the crowing sound of Pelung chickens.
PRODUKTIFITAS SAPI PERANAKAN ONGOLE PADA PEMELIHARAAN INTENSIF Nena Hilmia; Dudi Dudi; Primiani Edianingsih; Muhammad Syahid Panji Pangestu; Dikdik Nurulhadi
ZIRAA'AH MAJALAH ILMIAH PERTANIAN Vol 49, No 2 (2024)
Publisher : Pusat Publikasi Jurnal Universitas Islam Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/zmip.v49i2.14823

Abstract

Beef cattle productivity can be evaluated based on the Average  Daily Gain (ADG), feed consumption, and Feed Conversion ratio (FCR). This research aims to assess the productivity of Ongole crossbreed cattle (PO) that are reared intensively. A total of fifteen cattle were used in this study, aged 2-2.5 years. Cattle were reared intensively in individual pens for 61 days, equipped with feed and water. The feed was given a mixture of concentrate and forage in a ratio of 75: 25,  water was given ad libitum. The total dry matter requirement was calculated based on 3% of body weight. The parameters observed were Average Daily Gain (ADG), feed consumption, and Feed Conversion Ratio (FCR). The data were analyzed by descriptive analysis. The study indicated that ADG was 0.625 ± 0.136 kg, the average of feed consumption was 7.35 ± 1.67 kg and the average of FCR was 12.582 ± 5.149.
Estimated Model of Correlation Environmental Factor with Crowing Characteristics of Pelung Chickens Asmara, Indrawati Yudha; Garnida, Dani; Hilmia, Nena; Maulana, Muhammad Irfan
Jurnal Ilmu Ternak Vol 24, No 1 (2024): June
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v24i1.55804

Abstract

Indonesia has high biodiversity, one of which is the diversity of local chickens such as Pelung chicken which is included in the singing chicken category. The characteristics of Pelung chicken's crowing sound are thought to be influenced by several factors, including genetic and environmental factors. This research was conducted to determine the relation of environmental factors to the characteristics of the crowing sound. The research was conducted using a survey method with purposive sampling techniques in Bandung, Cianjur and Sukabumi Regencies. The samples used were 32 Pelung chickens. The data observed were the duration, number, and crowing volume of Pelung chicken. When measuring sound characteristics, temperature, humidity, and light intensity were also measured. The data obtained were analyzed using multiple linear regression tests. The results of the research show that the regression equation for Duration and environment is Y=-0.547+0.142χ1+0.02χ2+0.066χ3, while crowing number with environment: Y=-47.48+1.17χ1+0.007χ2+0.423χ3, and Volume with environment: Y=62.563- 0.336χ1+0.01χ2+0.031χ3 with coefficients of determination (R2) of 0.179, 0.096, and 0.023 respectively. This research found that environmental factors such as temperature, light intensity, and humidity influenced the duration and number of Pelung chickens' crowing but did not influence the volume of the crowing sound. It is suspected that other factors and genetic factors are more dominant in influencing crowing characteristics.
PENDUGAAN PRODUKSI SUSU 305 HARI SAPI FRIESIAN HOLSTEIN BERDASARKAN TEST DAY BULANAN MULAI HARI KE-10 MENGGUNAKAN MODEL KURVA ALI-SCHAEFFER di PT. UPBS (Ultra Peternakan Bandung Selatan) AZIS, AKBAR; Hilmia, Nena; Indrijani, Heni
Jurnal Produksi Ternak Terapan Vol 4, No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jptt.v4i1.42329

Abstract

Produksi susu adalah salah satu indikator keberhasilan dalam usaha peternakan sapi perah. Produksi susu akan mengalami kenaikan pada awal masa laktasi dan akan menurun secara berangsur hingga akhir masa laktasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keakuratan model kurva regresi Ali-Schaeffer dalam menduga produksi susu 305 hari berdasarkan test day bulanan mulai hari ke-10 di PT UPBS (Ultra Peternakan Bandung Selatan). Penelitian ini menggunakan objek penelitian sapi perah FH laktasi satu berjumlah 127 ekor, dengan jumlah data test day untuk laktasi satu sebanyak 1270 data dan laktasi dua berjumlah 87 ekor dengan data sebanyak 870. Hasil penelitian menunjukkan pendugaan produksi susu 305 hari menggunakan model kurva Ali-Schaeffer berdasarkan test day bulanan yang dimulai pada hari ke-10 laktasi, memiliki korelasi (r) yang tinggi untuk laktasi satu yaitu 0,960 dan laktasi dua 0,968 dan rata –rata standar error (SE) untuk laktasi satu yaitu 2,19, dan laktasi dua 2,46. Catatan bulanan test day mulai hari ke 10 dapat digunakan untuk menduga produksi susu 305 hari.
PROFIL SEL EPITEL DAN LEUKOSIT MUKOSA VAGINA SAPI PASUNDAN DARA SELAMA SIKLUS ESTRUS Bayani, Matni Syifa; Hilmia, Nena; Ramdani, Diky; Hidayat, Rahmat; Daud, Andre Rivianda; Hernaman, Iman; Widyastuti, Rini
ZIRAA'AH MAJALAH ILMIAH PERTANIAN Vol 49, No 3 (2024)
Publisher : Pusat Publikasi Jurnal Universitas Islam Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/zmip.v49i3.15829

Abstract

The estrous cycle is the period between two consecutive estrus phases regulated by reproductive hormones. A method used for determining the estrous cycle in cattle involves investigating the epithelial cells and leukocytes found in the vaginal mucosa by using vaginal smear techniques. This study aims to identify the epithelial cells and leukocytes that dominate each phase of the estrous cycle in Pasundan heifers, along with the duration of each phase. The study was conducted at the Teaching Farm Ciparanje and the Animal Reproduction Laboratory, Faculty of Animal Husbandry, Universitas Padjadjaran. The study included a sample of 17 Pasundan heifers as experimental animals. The research method applied is descriptive quantitative. The assessed parameters included the number of vaginal epithelial cells (parabasal, intermediate, and superficial), the percentage of leukocytes, and the duration of each phase of the estrous cycle. Observations were carried out for three months. The findings revealed that intermediate cells dominated the epithelial cells during the proestrus phase, superficial cells during the estrus phase, and parabasal cells during the metestrus and diestrus phases. While, the lowest leukocyte count was discovered during the estrus phase, and the greatest during the diestrus phase. Furthermore, the proestrus phase in Pasundan heifers lasted for a period of 2-4 days, the estrus phase lasted for 1-2 days, the metestrus phase lasted for 3-5 days, and the diestrus phase lasted for 11-13 days. The estrous cycle of Pasundan heifers typically lasts between 17 and 25 days.
PROFIL HEMATOLOGIS SAPI PASUNDAN BETINA (Kasus di Teaching Farm Sapi Potong Ciparanje) Husna, Afifah; Hilmia, Nena; Ramdani, Diky; Hidayat, Rahmat; Hernaman, Iman; Widyastuti, Rini; Mayasari, Novi
ZIRAA'AH MAJALAH ILMIAH PERTANIAN Vol 49, No 3 (2024)
Publisher : Pusat Publikasi Jurnal Universitas Islam Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/zmip.v49i3.15717

Abstract

Status kesehatan ternak dalam suatu lingkungan merupakan hal penting yang mendukung keberlangsungan budidayanya yang dapat dilihat melalui parameter profil hematologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil hematologis sapi pasundan betina dipelihara di Kandang Teaching Farm Ciparanje. Penentuan sampel dilakukan meggunakan teknik purposive sampling. Objek penelitian adalah sapi pasundan betina terdiri dari rentang umur 1,5 – 2 tahun sebanyak 9 ekor dan umur >2 tahun sebanyak 9 ekor. Parameter yang diukur adalah jumlah leukosit, jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, nilai hematokrit, dan indeks eritrosit. Hasil penelitian menunjukkan sapi pasundan kelompok umur 1,5-2 tahun memiliki jumlah leukosit, jumlah eritrosit relatif lebih tinggi dan kadar hemoglobin, nilai hematokrit, dan indeks eritrosit relatif lebih rendah dibandingkan kelompok umur >2 tahun. Kisaran profil hematologis penelitian ini dapat berguna sebagai nilai referensi untuk pemeliharaan sapi pasundan dalam mengevaluasi kondisi klinis yang berbeda.
Pelatihan Pembuatan Silase sebagai Alternatif Ketersediaan Hijauan di Kelompok Peternak Lentera Kirei, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran Ismiraj, Muhammad Rifqi; Mayasari, Novi; Firmansyah, Indra; Widyastuti, Rini; Hilmia, Nena; Wulansari, Asri
PAKDEMAS : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 1 (2024): Desember
Publisher : Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58222/pakdemas.v4i1.298

Abstract

Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberdayakan kelompok peternak Lentera Kirei di Pangandaran dengan mengatasi masalah kelangkaan hijauan melalui pengenalan teknik pembuatan silase. Program ini dilaksanakan dalam tiga tahap: survei awal untuk mengidentifikasi kebutuhan kelompok, pelatihan yang mengintegrasikan teori dan praktik, serta pendampingan berkelanjutan untuk memastikan keberhasilan penerapan teknologi silase. Sebanyak 30 peserta terlibat aktif dalam program ini, menunjukkan antusiasme dan komitmen yang tinggi dalam mempelajari langkah-langkah pembuatan silase, mulai dari pemilihan bahan, proses fermentasi, hingga teknik penyimpanan yang tepat. Selama pelatihan, peserta memproduksi silase dengan bimbingan tim pelaksana menggunakan bahan baku lokal yang tersedia. Pengamatan terhadap silase yang dihasilkan menunjukkan kualitas yang sesuai sebagai alternatif hijauan, berdasarkan karakteristik seperti tekstur dan aroma. Umpan balik dari peserta menyoroti relevansi dan kemudahan penerapan teknologi pembuatan silase sebagai solusi atas kelangkaan hijauan di musim kemarau. Pendekatan partisipatif dalam program ini juga meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri para peternak dalam mengadopsi teknologi tersebut. Inisiatif ini menunjukkan potensi teknologi silase dalam meningkatkan praktik pemberian pakan ternak dan mendorong keberlanjutan pertanian bagi peternak skala kecil. Keberhasilan program ini membuka peluang untuk diterapkan di komunitas peternak lain yang menghadapi tantangan serupa, sekaligus mendorong adopsi lebih luas terhadap teknik pengelolaan hijauan yang inovatif.
Kajian Pendeteksian Estrus pada Domba Menggunakan Saliva Test Roesillah, Diar; Setiawan, Rangga; Hilmia, Nena
Jurnal Produksi Ternak Terapan Vol 5, No 2 (2024): Oktober, 2024
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jptt.v5i2.53277

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan uji saliva dalam mendeteksi estrus pada domba.  Penelitian dilaksanakan di Peternakan rakyat yang berlokasi di Kampung Cihaji dan Kampung Cisitu, Tasikmalaya.  Objek penelitian ini adalah 18 ekor domba betina yang sudah dewasa kelamin dan tidak bunting.  Penelitian dilakukan dengan mengamati karakteristik estrus pada domba penelitian dan kristal yang terbentuk pada saliva domba yang mengering.  Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif untuk menentukan jumlah domba estrus dan hubungan antara karakteristik estrus dengan saliva dianalisis dengan uji korelasi Kendall Tau dan uji korelasi Jaspen’s M.  Hasil penelitian menujukkan bahwa 9 ekor domba dalam kondisi estrus.  Kristal pada saliva yang terbentuk pada domba estrus adalah kristal tanpa pola (96,61%), kristal dengan pola pakis (1,69%), kristal dengan pola cabang (1,13%), dan kristal dengan pola cemara (0,56%).  Kristal saliva yang muncul saat estrus merupakan kristal tanpa pola, sementara kristal saliva pola pakis hanya ditemukan pada 3 ekor domba estrus pada 1-2 hari sebelum waktu estrus. Selain itu, hasil penelitian menujukkan bahwa tidak ada korelasi hubungan antara saliva dengan karakteristik estrus pada domba.
X-Y Chromosom Bearing Sperm Proportion of Local Ram after Sexing with Different Combination of Bovine Serum Albumin (BSA) Concentration Solihati, Nurcholidah; Rasad, Siti Darodjah; Hilmia, Nena; Winangun, Kikin; Toha, Toha
ANIMAL PRODUCTION Vol. 25 No. 1 (2023)
Publisher : Faculty of Animal Science, Jenderal Soedirman University in associate with the Animal Scientist Society of Indonesia (ISPI) and the Indonesian Association of Nutrition and Feed Science (AINI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jap.2023.25.1.137

Abstract

The research aims to evaluate proportion of X-Y chromosom bearing sperm after sexing of local ram semen with different combination of BSA concentration. The research object was ten ejaculated semen of local ram, three years old. The research design used CRD (completely randomize design) with four treatments of BSA concentration combination on upper and bottom layer (T1: 3% & 6%, T2: 4% & 6%, T3: 5% & 10%, and T4: 6% & 12%), and 10 repetitions. Data analysis using analysis variance and Duncan’s Multiple Range Test. The result showed that combination of BSA concentration was significantly effect on proportion of X-Y chromosome bearing sperm of local ram sperm. The higher average proportion of X- and Y- chromosome bearing sperm was obtained at combination 5% (75.55±1.09% for X) at upper layer and 10% BSA (76.45±1.12% for Y) of bottom layer. The conclusion is that combination of BSA concentration significantly effect on proportion of X-Y chromosome bearing sperm, and concentration of 5% and 10% BSA at upper layer and bottom layer gave the higher proportion of X-Y chromosome bearing sperm of local ram sperm.