Articles
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe tpss untuk meningkatkan pemahaman relasional peserta didik kelas XI IPA di SMA Nasional Malang
Izzah Khairu Rahmah;
Rustanto Rahardi
Jurnal MIPA dan Pembelajarannya (JMIPAP) Vol. 1 No. 10 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (327.25 KB)
|
DOI: 10.17977/um067v1i10p764-771
Relational understanding is conceptual understanding that focuses on the interrelationships between concepts. The initial research conducted in the class of XI-Grade/Natural Sciences of the SMA Nasional Malang showed that students still had a low relational understanding. The results of observation of learning activities also show that learning activities do not support the relational understanding of students. Classroom action research was carried out to provide a solution to the problem by applying the TPSS type of the cooperative learning model. There are two cycles in this study, each of which consists of planning, implementation, observation, and reflection. Indicators that the research is successful are: (1) in the last cycle test, the four indicators that have been determined of the students’ relational understanding appear; and (2) the application by the observer of the TPSS type of the cooperative learning model is given the value, at least, “Good”. This study was declared successful after the second cycle. The steps of the TPSS type of the cooperative learning model are: (1) Think; (2) Pair; (3) Square; and (4) Share. Pemahaman relasional adalah pemahaman konseptual yang berfokus pada keterkaitan antar konsep. Penelitian awal yang dilaksanakan pada kelas XI IPA 1 SMA Nasional Malang menunjukkan bahwa peserta didik masih memiliki pemahaman relasional yang rendah. Hasil observasi kegiatan pembelajaran juga menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran belum mendukung pemahaman relasional peserta didik. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan untuk memberikan solusi dari masalah tersebut dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPSS. Terdapat dua siklus dalam penelitian ini yang masing-masing terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu: (1) hasil tes akhir siklus peserta didik dapat memenuhi empat indikator pemahaman relasional yang telah ditentukan; dan (2) keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TPSS berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan peserta didik oleh observer memperoleh nilai dengan kategori minimal “Baik”. Penelitian ini dinyatakan berhasil setelah dilakukan siklus kedua. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe TPSS adalah: (1) Think; (2) Pair; (3) Square; dan (4) Share.
Profile of Students’ Argumentation Ability Based On Adversity Quotient In Statistical Problem
Zuhadur Ra'is Ariyono Putra;
Rustanto Rahardi;
Sisworo Sisworo;
Hendro Permadi
Jurnal Pendidikan Matematika IKIP Veteran Semarang Vol 7 No 1 (2023): Journal of Medives : Journal of Mathematics Education IKIP Veteran Semarang
Publisher : Urogram Studi Pendidikan Matematika, Universitas IVET
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (578.118 KB)
|
DOI: 10.31331/medivesveteran.v7i1.2330
Argumentative ability can be seen from the argumentation pattern that appears. This pattern needs to be evaluated to look over the quality of the argumentation to make the right problem-solving. This evaluation can be done by recognizing the components that make up the argument. This study goals to describe students' argumentation abilities in solving statistical problem based on Adversity Quotients (AQ). This qualitative descriptive research elaborated 39 students taking a statistical methods course. Subjects were grouped into three types of Adversity Quotient based on the ARP (Adversity Response Profile) questionnaire results. Data were obtained using statistical problem tests and interviews. The outcomes showed three levels of AQ found in students, namely Camper, Toward Climber, and Climber. Camper-type students bring up the Claim-Data-Warrant pattern. Students with AQ levels towards climbers tend to have the same pattern as the Camper type. In comparison, students with the AQ Climber type have a Claim-Data-Warrants-Backing pattern. Based on the outcomes of the study, it can see that students' argumentation skills are determined by the Adversity Quotient level they have when solving statistical problems.
Struktur Argumentasi Mahasiswa dalam Pembuktian Sifat Ketertutupan Suatu Grup
M. Zainul Arifin;
Sudirman Sudirman;
Rustanto Rahardi
Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 7 No 3 (2023): Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika Volume 7 Nomor 3 Tahun 2023
Publisher : Mathematics Education Study Program
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/cendekia.v7i3.2534
Penelitian ini menerapkan Model Argumentasi Toulmin dalam mengidentifikasi struktur argumentasi pada pembuktian sifat ketertutupan suatu grup dengan pendekatan deduktif. Data diperoleh dari 30 mahasiswa yang menempuh mata kuliah pengantar teori gelanggang. Dari seluruh partisipan yang berpartisipasi, satu subjek dipilih berdasarkan jawaban lengkap dan benar untuk dianalisis lebih lanjut. Komponen-komponen model Toulmin diterapkan dalam analisis terhadap jawaban subjek yang dipilih. Hasil analisis menunjukkan bahwa subjek mampu merumuskan Claim yang jelas, menyajikan Warrant yang tepat dan Backing yang kuat, walaupun terdapat komponen argumentasi yang tersaji secara implisit, namun dapat diungkap dengan menggunakan Model Argumentasi Toulmin. Kelebihan penggunaan model argumentasi Toulmin dalam pembuktian deduktif terlihat dalam kemampuannya untuk merumuskan argumen yang terstruktur dan jelas. Model ini memungkinkan penjelasan yang sistematis dan memperkuat kepercayaan terhadap validitas pembuktian. Dengan adanya penelitian ini diharapkan memperkaya pemahaman tentang struktur argumentasi dalam pembuktian deduktif terhadap sifat ketertutupan grup dan menunjukkan potensi penggunaan Model Argumentasi Toulmin dalam mengidentifikasi argumentasi matematika.
Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan Masalah Open-Ended pada Materi Bangun Datar SMP
Nursani Indah Pratiwi;
Susiswo Susiswo;
Rustanto Rahardi
Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 7 No 3 (2023): Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika Volume 7 Nomor 3 Tahun 2023
Publisher : Mathematics Education Study Program
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/cendekia.v7i3.2616
Tujuan penelitian ini ialah mendeskripsikan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah open-ended pada materi bangun datar. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif pada metode kualitatif. Penelitian dilaksanakn di MTsN 1 Kota Malang pada kelas VII-M, dengan menyaring siswa menjadi tiga yang mewakili ketiga aspek berpikir kreatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara tes masalah open-ended bangun datar dan wawancara. Hasil penelitian menjelaskan bahwa ketiga subyek dengan mampu menyelesaikan masalah open-ended bangun datar dengan baik dan berbagai kemampuan siswa dalam memenuhi aspek berpikir kreatif yaitu fluency, flexibility, dan novelty. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses berpikir kreatif siswa berbeda-beda. Subjek TBS, AFS, dan ABW pada aspek fluency dapat memecahkan masalah dengan menghasilkan jawaban yang benar dan tepat yaitu memecah bangun menjadi beberapa bangun datar untuk menentukan luas bangun yang dibentuk oleh Bima. Aspek flexibility TBS dan AFS dapat memecahkan masalah dengan cara yang bervariasi yaitu membuat dua cara berbeda untuk menentukan luas bangun Bima. Subjek ABW tidak dapat memunculkan aspek flexibility. Aspek novelty hanya terlihat pada subjek TBS, dapat membuat kombinasi berbagai macam bangun dengan cara yang unik, berbeda, dan tidak biasa yaitu memunculkan bangun jajar genjang. Subjek AFS dan ABW tidak dapat memunculkan aspek novelty karena AFS dan ABW membuat kombinasi bangun datar yang biasa digunakan oleh siswa lainnya.
BERPIKIR RELASIONAL MAHASISWA PADA MATERI FUNGSI POLINOMIAL
Saidah Ajilatun Nahdawiyah;
Toto Nusantara;
Rustanto Rahardi
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 12, No 3 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24127/ajpm.v12i3.7177
AbstrakPenelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir relasional mahasiswa ketika menyelesaikan soal matematika pada materi fungsi polinomial berdasarkan tahap proses berpikir pada teori Mason. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tes proses berpikir relasional yang berupa soal mengenai fungsi polinomial dan wawancara. Pemilihan subjek penelitian menggunakan strategi maximal variation sampling, yaitu dengan mencari sampel kasus atau individu yang memiliki perbedaan dalam hal karakteristik. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat tiga karakteristik mahasiswa yang berbeda dalam menyelesaikan soal yang diberikan, yaitu dengan menggunakan teorema faktor, teorema sisa, dan metode subtitusi dan eliminasi. Mahasiswa yang menggunakan teorema faktor dan teorema sisa ketika menyelesaikan soal melakukan aktivitas berpikir relasional dengan mengajukan dugaan penyelesaiannya. Sedangkan mahasiswa yang menggunakan metode subtitusi dan eliminasi ketika menyelesaikan soal belum dapat berpikir relasional. Kesimpulan yang diperoleh adalah proses berpikir relasional yang dimiliki setiap mahasiswa dalam menyelesaikan soal fungsi polinomial berbeda satu sama lain, proses berpikir relasional juga dapat mempengaruhi hasil dari pengerjaan mahasiswa tersebut.AbstractThis research is a descriptive qualitative research that aims to describe students' relational thinking process in solving mathematics problems of polynomial function material based on the thought process stages of Mason's theory. The research data was harvested from written questions and interviews. The selection of research subjects used a maximal variation sampling strategy, namely by looking for samples of cases or individuals who had differences in terms of characteristics. The research results obtained are that there are three different characteristics of students in solving the given problems, namely by using the factor theorem, the remainder theorem, and the substitution and elimination methods. Students who use the factor theorem and the remainder theorem when solving problems carry out relational thinking activities in proposing their alleged solutions. Meanwhile, students who use the substitution and elimination methods when solving problems have not been able to think relationally. The conclusion obtained is that each student's relational thinking process in solving problem polynomial function problems is different from one another, the relational thinking process can also affect the results of the student's work.
LITERASI MATEMATIKA SISWA GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT DAN FIELD INDEPENDENT DALAM MENYELESAIKAN SOAL TRIGONOMETRI
Arnaningtyas Rofi'i;
I Nengah Parta;
Rustanto Rahardi
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 12, No 3 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24127/ajpm.v12i3.6837
Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti membuktikan bahwa siswa belum mampu menerapkan konsep, prosedur, fakta dan alat-alat matematika. Hal ini mengakibatkan rendahnya literasi matematika contohnya dalam menerapkan rancangan model matematika. Penelitian. ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi literasi matematika tipe gaya kognitif field independent (FD) dan field dependent (FI) pada siswa dalam menyelesaikan soal trigonometri. Subjek penelitian ini adalah 4 siswa kelas X SMA Negeri 1 Srengat terdiri dari kuat lemahnya kategori gaya kognitif field independent dan field dependent. Instrumen pada penelitian ini menggunakan lembar wawancara dan lembar tes yang terdiri dari GEFT dan tes literasi matematika. Analisis tes literasi matematika mengacu pada indikator dari tiga tahapan literasi matematika yang dikembangkan dari OECD (2021) yaitu merumuskan (formulate), menggunakan (employ), interpretasi (interprete). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) subjek FD lemah (FDL) mampu memenuhi satu tahapan literasi matematika merumuskan (formulate); (2) subjek FD kuat (FDK) mampu pada satu tahapan literasi matematika merumuskan (formulate); (3) subjek FI lemah (FIL) mampu menguasai ketiga tahapan literasi matematika dengan tahapan menggunakan (employ) konsep perbandingan trigonometri; (4) subjek FI kuat (FIK) mampu menguasai ketiga tahapan literasi matematika dengan tahapan menggunakan (employ) konsep aturan sinus dalam segitiga sebarang. A preliminary study conducted by researchers proved that students were not yet able to apply mathematical concepts, procedures, facts and tools. This results in low mathematical literacy, for example in implementing mathematical model plans. This research aims to obtain a description of mathematical literacy types of Field Independent (FD) and Field Dependent (FI) cognitive styles in students in solving trigonometry problems. The subjects of this research were 4 class X students of SMA Negeri 1 Srengat consisting of strong and weak categories of Field Independent and Field Dependent cognitive styles. The instruments in this research used interview sheets and test sheets consisting of GEFT and mathematical literacy tests. The analysis of the mathematics literacy test refers to indicators from the three stages of mathematics literacy developed by OECD (2021), namely formulating, employing, interpreting. The results of the research show that: (1) weak FD (FDL) subjects are able to fulfill one stage of formulating mathematical literacy; (2) strong FD subjects (FDK) are able to formulate at one stage of mathematical literacy; (3) weak FI (FIL) subjects are able to master the third stage of mathematical literacy with the stage of using (using) the concept of trigonometric comparisons; (4) Strong FI (FIK) subjects are able to master the third stage of mathematical literacy with the stage of using (using) the concept of the sine rule in any triangle.
Metakognisi Siswa MTs dalam Menyelesaikan Masalah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Berdasarkan Gender
Lutfika Zayyenu Zuhairini;
Rustanto Rahardi;
Santi Irawati
Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 7 No 3 (2023): Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika Volume 7 Nomor 3 Tahun 2023
Publisher : Mathematics Education Study Program
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/cendekia.v7i3.2462
The purpose of this study was to describe metacognition in solving problems of the linear equation with two variables based on gender. The research method used is descriptive qualitative. This research was conducted at MTs Plus Darul Ulum in classes VIII-B and VIII-G. Class VIII B is a class with a group of male students, and class VIII G is a class with a group of female students. Then two subjects with high abilities were selected, namely one male student and one female student. The instruments in this study were written test questions and interview guidelines. Metacognition indicators used in this study are knowledge about thinking processes and self-awareness. Based on the results of the study, male and female student subjects with high mathematical abilities in solving SPLDV problems read the problem and underlined the words that were considered important, wrote down the information contained in the problem, and were able to determine the solution plan to be used (elimination, substitution, or graphic) on the component of knowledge about thinking processes. Whereas in the self-awareness component, the two subjects were able to exemplify the variable x for father's age now and variable y for Fitri's age now, write in a mathematical model related to the two-variable linear equation (PLDV), carry out the solution process using method (substitution/ elimination/graph), and substituting the x and y values that have been obtained to find the difference between the father's age and Fitri's age. The results showed that there was no difference. Both subjects involved metacognitive activities on indicators of knowledge regarding thinking processes and self-awareness in solving SPLDV problems.
Inductive and Intuitive in Proving the Identity Element of A Group: A Structure of Argumentation
Arifin, M. Zainul;
Sudirman, Sudirman;
Rahardi, Rustanto
Jurnal Pendidikan Matematika (Kudus) Vol 7, No 1 (2024): Jurnal Pendidikan Matematika (Kudus)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21043/jpmk.v7i1.25793
This research applies the Toulmin Argumentation Model in identifying the argumentation structure and proving the identity property of a group with an inductive and intuitive approach. This research is qualitative descriptive research, and the instrument is one problem of proving the identity property of a group. Data were collected from a cohort of 30 students who enrolled in the Introduction to Ring Theory course. All participants selected one Subject based on complete and correct answers for further analysis. The results showed that the Subject used his intuition to take one element, which would then be proven as the identity element of a group. Then, the Subject used an Inductive Warrant to prove it. The Subject only takes one element that fulfils the identity property. However, the Subject states that the conclusion applies in general, which makes the argument invalid because valid arguments are based on deductive. At the same time, students at the college level should use a deductive approach to proof. By using the Toulmin Argumentation Model, the subject's ability to formulate and construct arguments in a proof can be seen as structured and clear. This model allows a systematic explanation and strengthens confidence in the validity of the evidence. This research is expected to enrich the understanding of argumentation structure in inductive proofs of group identity properties and show the potential use of the Toulmin Argumentation Model in identifying more in-depth mathematical argumentation. Penelitian ini menerapkan Model Argumentasi Toulmin dalam mengidentifikasi struktur argumentasi pada pembuktian sifat identitas suatu grup dengan pendekatan induktif dan intuitif. Penelitian ini termasuk penelitian dekriptif kualitatif, dan instrumen berupa satu soal pembuktian sifat identitas suatu grup. Data diperoleh dari 30 mahasiswa yang menempuh mata kuliah Pengantar Teori Gelanggang. Dari seluruh partisipan, satu subjek dipilih berdasarkan jawaban lengkap dan benar untuk dianalisis lebih lanjut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek menggunakan intuisinya dalam mengambil satu elemen yang kemudian akan dibuktikan sebagai elemen identitas suatu Grup. Kemudian Subjek menggunakan Warrant Induktif dalam membuktikannya. Subjek hanya mengambil satu elemen yang memenuhi sifat identitas, namun subjek menyatakan bahwa kesimpulan tersebut berlaku secara umum, yang menjadikan argumenya tidak valid. Karena argumen yang valid didasari pada deduktif. Padahal mahasiswa di tingkat perguruan tinggi seharusnya menggunakan pendekatan deduktif dalam pembuktian. Dengan menggunakan Model Argumentasi Toulmin, kemampuan Subjek dalam merumuskan mengonstruksi argumen dalam pembuktian dapat terlihat terstruktur dan jelas. Model ini memungkinkan penjelasan yang sistematis dan memperkuat kepercayaan terhadap validitas pembuktian. Penelitian ini juga menunjukkan kekuatan metode induktif dan intuitif dalam pembuktian matematika, menunjukkan bagaimana pendekatan ini dapat menghasilkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang pembuktian matematika. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pemahaman mengenai struktur argumentasi dalam pembuktian induktif sifat identitas grup dan menunjukkan potensi penggunaan Model Argumentasi Toulmin dalam mengidentifikasi argumentasi matematika yang lebih mendalam.
Pengenalan Media Manipulatif untuk Mendukung Konsep Matematika pada Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Gondang Nganjuk
Dewi Utami, Anita;
Rustanto Rahardi;
Mochammad Hafiizh;
Lucky Tri Oktaviana
Room of Civil Society Development Vol. 2 No. 2 (2023): Room of Civil Society Development
Publisher : Lembaga Riset dan Inovasi Masyarakat Madani
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (593.446 KB)
|
DOI: 10.59110/rcsd.170
Media manipulatif merupakan berbagai jenis benda yang dapat dimanipulasi untuk membantu siswa dalam memahami konsep matematis. Tujuan dari pengabdian ini adalah mengenalkan media manipulatif untuk mendukung pemahaman konsep matematis pada Siswa SMA Negeri 1 Gondang Nganjuk. Metode yang digunakan melalui empat tahap yaitu tahap pertama adalah persiapan tim dari Departemen Matematika. Tahap kedua adalah diskusi antar tim pengabdi tentang pemanfaatan media manipulatif. Tahap ketiga adalah koordinasi antara tim pengabdi dengan pihak sekolah. Tahap keempat yaitu penyampaian pemateri kepada siswa kelas XII SMA Negeri 1 Gondang Nganjuk. Pengabdian telah terlaksana dengan cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari partisipasi mitra dalam pelaksanaan kegiatan pkm sangat antusias dan aktif. Tingkat keberhasilan pkm ini didasarkan pada indikator partisipasi peserta dalam pelaksanaan kegiatan dan daya serap peserta dari materi yang diberikan yaitu: (1) partisipasi peserta sangat tinggi, telah dibuktikan dengan kehadiran siswa pada kegiatan secara penuh dan selalu aktif mengemukakan pendapat serta antusias saat pelaksanaan. (2) Daya serap peserta pkm dalam penguasaan membuat media manipulatif memiliki rata-rata baik.
Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik Berbasis REACT Materi SPLDV
Huda, Ristianur;
Rahardi, Rustanto;
Susanto, Hery
JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika) Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : Universitas PGRI Madiun
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.25273/jipm.v11i1.12757
Kesulitan penemuan konsep dan pemodelan matematis terhadap materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) sering kali dialami oleh siswa. Strategi Relating, Experiencing, Applying, Cooperating And Transferring (REACT) menjadi fokus penelitian untuk dapat diterapkan dalam pembelajaran. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ialah Research and Development (R&D) dengan menggunakan model pengembangan Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation (ADDIE). Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk lembar kegiatan peserta didik (LKPD) dan dilakukan uji produk sehingga bernilai valid, praktis dan efektif. Subjek penelitian yakni 34 siswa MTSs Nurul Yaqin kelas VIIIA dan VIIIB. Hasil penelitian menunjukkan LKPD yang dikembangkan bernilai valid dan layak untuk diuji coba berdasarkan validasi ahli dengan akumulasi skor rata-rata yakni 67% terhadap aspek validasi media, 66% terhadap aspek validasi materi. Melalui uji coba lapangan menunjukkan hasil persentase rata-rata kepraktisan yakni 79% dan efektivitas 84%. Sehingga dapat disimpulkan LKPD yang dikembangkan bernilai valid, praktis dan efektif.