p-Index From 2020 - 2025
6.653
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Jurnal Akuakultur Indonesia Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Jurnal Veteriner ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Jurnal Ilmu Lingkungan POSITRON Jurnal Perikanan dan Kelautan Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Journal of Indonesian Coral Reefs JURNAL BIOLOGI INDONESIA JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Omni-Akuatika Jurnal Biologi Tropis Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis (Journal Of Tropical Fisheries Management) LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia Indonesian Aquaculture Journal Jurnal Riset Akuakultur Indonesian Fisheries Research Journal Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Bawal : Widya Riset Perikanan Tangkap Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Buletin Ilmiah Marina : Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan JURNAL PERIKANAN TROPIS Jurnal Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan COJ (Coastal and Ocean Journal) Makara Journal of Science INDONESIAN JOURNAL OF URBAN AND ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY Return : Study of Management, Economic and Bussines Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan LIMNOTEK Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir, dan Perikanan Jurnal Rekayasan Lingkungan dan Biosistem
Claim Missing Document
Check
Articles

ASPEK REPRODUKSI IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus) DI PAPARAN BANJIRAN LUBUK LAMPAM KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR Eko Prianto; Mohammad Mukhlis Kamal; Ismudi Muchsin; Endi Setiadi Kartamihardja
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 7, No 3 (2015): (Desember 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.594 KB) | DOI: 10.15578/bawal.7.3.2015.137-146

Abstract

Ikan baung (Hemibagrus nemurus) merupakan salah satu jenis ikan ekonomis penting di perairan umum daratan Indonesia khususnya Kabupaten Ogan Komering Ilir. Ikan ini memiliki nilai ekonomis penting untuk ikan konsumsi. Pada tahun 2004 hasil tangkapan ikan baung di Sumatera Selatan berjumlah 1.684,6 ton sedangkan pada tahun 2005 berjumlah 899,5 ton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek reproduksi ikan baung di paparan banjiran. Lokasi penelitian di Lubuk Lampam Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan dimulai bulan Nopember 2012-Nopember 2013. Ikan sampel dikumpulkan dari hasil tangkapan nelayandan hasil tangkapan percobaan dengan menggunakan alat tangkap jaring insang (gill net), pancing (pole and line), bubu dan bengkirai (traps). Analisis datameliputi: nibah kelamin, tingkat kematangan gonad, indek kematangan gonad, ukuran pertama kali matang gonad, potensi reproduksi dan pola reproduksi. Sampel ikan baung berjumlah 384 ekor terdiri dari jantan dan betina masing-masing sebanyak 118 dan 266 ekor. Hasil penelitian menunjukkan nisbah kelamin ikan baung yang ditemukan dalam penelitian baung 0,44:1, yang menunjukkan nibah kelamin tidak seimbang. Nilai IKG ikan baung betina berkisar 1,8-14.3% sedangkan ikan baung 1,3-3,9%. Ukuran pertama kali (Lm) ikan yang matang gonad untuk baung jantan (232 mm) dan betina (332 mm). Rata-rata fekunditas ikan baung berjumlah 47.882+13.624 dengan pola pemijahannya adalah serempak.Baung (Hemibagrus nemurus) is one of the economically important fish species in Indonesiainland water, especially Ogan Ilir district. These fish have an important economic value as fish consumption. In 2004,production of baung in South Sumatra amount 1684.6 tons decreased to 899.5 tons in 2005. The aim of this research was to determine some aspects of reproductiveof green catfish in floodplain. The research location in a Lubuk Lampam floodplain Ogan Ogan Ilir South Sumatra began in November 2012-November 2013. Fish samples were collected by experimental fishing such gill nets, pole and line, traps. Data analysis includes sex ratio, level maturity, gonado somatic index, first maturity, reproductive potential and reproductive patterns. Green catfish samples have totally 384 specimen consist ofmales and females, 118 and 266 specimen, respectively. The results showed sex ratio of the male and female of green catfish was 0.44: 1, which shows the sex ratio isunbalanced. Gonado somatic index value of green catfish female ranged 1.8-14.3%while male was 1.3-3.9%. The size at the first maturity of the male and female of green catfish was 232 and 332 mm, repectively. Thefecundity average of green catfish range 47.882 + 13.624 and the spawning pattern of green catfish was classified into total spawner.
HUBUNGAN PANJANG-BERAT, KEBIASAAN MAKANAN, DAN REPRODUKSI IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus gibbus: Famli LUTJANIDAE) DI PERAIRAN SELATAN BANTEN Prihatiningsih Prihatiningsih; Mohammad Mukhlis Kamal; Rahmat Kurnia; Ali Suman
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 9, No 1 (2017): (April, 2017)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (639.42 KB) | DOI: 10.15578/bawal.9.1.2017.21-32

Abstract

Ikan kakap merah (L. gibbus) adalah jenis ikan demersal dari famili Lutjanidae yang bernilai ekonomis penting dan banyak tertangkap di Indonesia. Informasi tentang kebiasaan makan dan aspek reproduksi ikan kakap merah di Indonesia masih relatif sedikit. Selain itu, telah terjadi penurunan stok ikan kakap merah di Selatan Banten selama 6 tahun terakhir (2008-2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan panjang-berat, kebiasaan makan dan reproduksi ikan kakap merah.. Penelitian dilakukan selama 3 tahun (2013, 2015 dan 2016). Ikan contoh diambil dari hasil penangkapan ikan oleh para nelayan dengan alat tangkap pancing rawai dasar dan pancing ulur dengan mata pancing no 7-10 yang didaratkan di Binuangeun-Banten. Analisis fekunditas dilakukan di Laboratorium dengan metode gravimetrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan kakap merah jantan memiliki ukuran lebih panjang dibandingkan ikan betina, pola pertumbuhannya bersifat isometrik. Kebiasaan makan ikan kakap merah tergolong ikan karnivora dimana makanan utamanya adalah ikan dan kepiting (Portunidae). Nisbah kelamin jantan dan betina tidak seimbang yaitu 1: 1.53. Fekunditas berkisar 14.050–596.243 butir dengan rata-rata 170 869 butir, diameter telur berkisar 0,03–1,02 mm dan pola pemijahannya bersifat salin sebagian (partial spawner).The humpback red snapper (Lutjanus gibbus) is the family of lutjanidae which has important economic value in Indonesian capture fisheries. In addition, there has been a sharp decline on the population of  humpback red snapper in the Southern part of Banten during the last 6 years (2008-2013). This study aims to examine the growth function, food habits and reproductive biology of L. gibbus in the Southern part of  Banten Waters. Fish samples were collected for 3 years (2013, 2015 and 2016) both from fishing ground and landing places in Binuangeun-Banten, caught by handline and bottom longline. The fecundity analysis was performed in Laboratory by gravimetric method. The results showed that the average size of males of humpback red snapper was longer than females with the growth pattern was isometric. The food habits of humpback red snapper was classified as carnivorous fish in which the main food item consist of fish and crab (Portunidae). Sex ratio of males and females were unbalance by 1: 1.53. The fecundity ranges from 14.050-596.243 eggs with an average of 170.869 eggs. The humpback red snapper found as  partial spawner which eggs diameter ranged from 0,03 to 1,02 mm.
BIOLOGI REPRODUKSI IKAN BETOK (Anabas testudineus) DI PAPARAN BANJIRAN LUBUK LAMPAM,KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR Eko Prianto; Mohammad Mukhlis Kamal; Ismudi Muchsin; Endi Setiadi Kartamihardja
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 6, No 3 (2014): (Desember 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.232 KB) | DOI: 10.15578/bawal.6.3.2014.137-146

Abstract

Ikan betok (Anabas testudineus) adalah salah satu jenis ikan ekonomis penting yang dihasilkan dari perairan paparan banjiran. Penelitian yang bertujuan untuk mengkaji beberapa aspek biologi reproduksi ikan betok di paparan banjiran Lubuk Lampam, Kabupaten Ogan Komering Ilir dilakukan pada bulan Nopember 2012-Oktober 2013. Sampel ikan ditangkap setiap bulanmenggunakan alat tangkap jaring dan bengkirai.Analisis data meliputi sebaran frekuensi ukuran panjang, nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, ukuran pertamakali matang gonad, potensi reproduksi dan pola reproduksi. Jumlah sampel ikan betok yang diperoleh sebanyak 540 ekor, terdiri dari 187 ekor ikan jantan dan 353 ekor ikan betina, dengan kisaran panjang ikan betina antara 27-224 mm dan ikan jantan antara 48-243 mm. Rasio kelamin ikan jantan dan betina adalah 0,53 : 1. Tingkat kematangan gonad (TKG) ikan jantan dan betina yang paling banyak ditemui adalah TKG I dengan frekuensi tertinggi pada ukuran 116-132 mm dan 114-129 mmmasing-masing berjumlah 34 dan 33 ekor. Perkembangan tingkat kematangan gonad ikan betok dipengaruhi oleh perubahan tinggimuka air secara musiman. Indek kematangan gonad ikan jantan pada TKGIV berkisar 1,3-15,0%dan ikan betina berkisar antara 1,2 17,1%. Ukuran pertama kali matang gonad ikan betina adalah pada panjang total 160 mm dan ikan jantan pada panjang total 177 mm. Fekunditas ikan betok berkisar antara 224–182.736 butir dengan diameter telur berkisar antara 0,465-1,026 mmdengan pola pemijahan secara sebagian. Climbing perch, Anabas testudineus is a dominant commercial fish inhabit floodplain area of Lubuk Lampam, Ogan Komering Ilir Regency. A study aimed to investigate some aspects of the reproductive biology of climbing perch has been conducted at floodplain of Lubuk Lampam, Ogan Komering Ilir regency from November 2012 to October 2013. Fish sampling was conducted every month using nets and bamboo trap. The data analysis includes lenght frequency distribution, sex ratio, the gonado maturity, gonado somatic index, the size at first maturity, fecundity and reproductive patterns. Climbing perch sample amounted of 540 specimen compose of 187 males and 353 females, with the lenght frequency between 27-224 mm (female) and 48-243 mm (male). Sex ratio of the male and female of the climbing perch was 0,53 : 1. The gonado maturity of male and female are mostly at the first level with the highest frequency between 116-132 mm and 114-129 mm, equivalent to 34 and 33 specimen, respectively. The development of gonado maturity of climbing perch was influenced by seasonally of water level fluctuation. Gonado somatic index of maturity of male and female range 1.3-15.0% and 1.2 -17.1%, respectively. The size at the first maturity of the female was 160 mm lenght and of the male was 177 mm lenght. The fecundity ranges 224 to182,736 eggs with the egg diameter ranges 0.465-1.026 mm and the climbing perch was classified into partially spawner.
ANALISIS HUBUNGAN PANJANG BERAT PADA IKAN HERMAPHRODIT : KERAPU SUNU (Plectropomus leopardus) DAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) Haris Setiawan; Achmad Fahrudin; Mohammad Mukhlis Kamal
Jurnal Biologi Tropis Vol. 19 No. 2 (2019): Juli - Desember
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.563 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v19i2.1162

Abstract

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan panjang berat dua spesies ikan kerapu hermafrodit, yaitu kerapu sunu (Plectropomus leopardus) dan kerapu macan (Ephinephelus fuscoguttatus). Sebanyak 1.263 individu ikan yang terdiri dari 609 dan 654 spesies pertama dan kedua, masing-masing dikumpulkan dari perairan Wangi-Wangi dan Karang Kaledupa Taman Nasional Wakatobi selama September 2018 hingga Februari 2019. Ikan dikumpulkan secara acak yang merupakan hasil tangkapan pancing  dan tombak. Hasil  kedua spesies menunjukkan pola pertumbuhan alometrik (p <0,01 untuk keduanya) di mana nilai b masing-masing adalah 2,46 dan 2,73. Berdasarkan koefisien korelasi (R2), ditemukan bahwa variasi berat mampu menjelaskan 90% lebih panjang tubuh ikan. Berdasarkan panjang ikan saat tertangkap dan panjang pertama kali matang gonad, ditemukan bahwa betina P. leopardus sebagian besar ditangkap sebelum matang gonad (> 70%), sedangkan E. fuscoguttatus untuk kategori yang sama berada pada persentase yang lebih rendah (<50%). Langkah-langkah pengelolaan pada spesies hermafrodit dapat difokuskan pada proporsionalitas antara betina dan jantan terhadap keberhasilan reproduksi.Kata Kunci : Panjang Berat, E. fuscoguttatus, P. leopardusAbstract : The present research was aimed to explore the length-weight relationship-based growth of two hermaphrodite groupers, leopard coral grouper (Plectropomus leopardus) and tiger grouper (Ephinephelus fuscoguttatus). A total of 1,263 individual fishes comprising 609 and 654 individuals of these two species respectively, were collected from Wangi-Wangi and Kaledupa reef in Wakatobi National Park from September 2018 to February 2019. Fish were randomly sampled from catches that used hook-and-lines and spears. The results found that both species follow allometric growth patterns (p<0,01 for both) of which b values were, respectively, 2,46 and 2,73. Based on coefficient correlation (R2), it was found that weight variability is able to explain more than 90% of length. By comparing length at catch and length at first maturity, it was found that females of P. leopardus were largely caught at pre-mature stage (>70%), while for E. fuscoguttatus <50% of females were pre-mature. We suggest that management measures for hermaphrodite species should focus on the proportionality between females and males towards their reproductive success.Keywords : Length-weight relationship, E. fuscoguttatus, P. leopardus
AUTENTIKASI SPESIES IKAN KERAPU BERDASARKAN MARKA GEN MT-COI DARI PERAIRAN PEUKAN BADA, ACEH Mohammad Mukhlis Kamal; Agus Alim Hakim; Nurlisa Alias Butet; Yulia Fitrianingsih; Rika Astuti
Jurnal Biologi Tropis Vol. 19 No. 2 (2019): Juli - Desember
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.161 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v19i2.1245

Abstract

Abstrak : Variasi bentuk dan pola pewarnaan tubuh ikan kerapu (Famili Serranidae) sangat variatif, sehingga pengenalan spesies secara morfologis sering tidak akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengautentikasi ikan kerapu dengan menggunakan marka gen COI. Contoh ikan kerapu yang diamati berjumlah 29 ekor yang dikumpulkan dari tiga tempat pendaratan ikan di Perairan Peukan Bada, Propinsi Aceh. Secara karakter morfologis, ikan kerapu tersebut teridentifikasi lebih dari 8 spesies. Untuk analisis DNA, sebanyak 30 mg daging sirip dari setiap ikan contoh diambil untuk dilakukan isolasi dan ekstraksi DNA, kemudian visualisasi elektroforesis dan fragmentasi DNA gen COI dengan metode PCR-sekuensing. Setelah diekstraksi, diperoleh 20 sampel DNA yang tervisualisasi dengan baik, yang dari jumlah tersebut terdapat 16 sampel dapat diamplifikasi. Hasilnya menunjukkan terdapat 6 spesies yang terautentikasi. Kelompok pertama adalah Variola albimarginata, Cephalopholis urodeta, dan C. sexmaculata dengan tingkat kemiripan ≥ 97%. Berikutnya C. boenak, Epinephelus merra, dan Scolopsis vosmeri tingkat kemiripannya ≤ 97%. Bila dibandingkan hasil autentikasi DNA, hasil penelitian menunjukkan bahwa 13 sampel atau > 80% tidak teridentifikasi dengan benar secara morfologis. Berdasarkan jarak genetik, pohon filogeni membentuk 2 clade antara Serranidae dan Nemipteridae. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan marka gen COI sangat efektif untuk autentikasi spesies yang dapat dijadikan sebagai instrumen dalam pemanfaatan dan pengelolaan ikan kerapu.Kata kunci : kerapu, variasi morfologi, gen MT-COI, autentikasi.Abstract : The groupers (family Serranidae) show high variability both in body shapes and coloration leads to highly morphological-based misidentification. The research was aimed in autenthication of the grouper species using MT-COI gene. A total of 29 grouper fishes were collected from three fish landing sites of Peukan Bada, Aceh Province. These fishes were morphologically identified from which more than 8 species were obtained. A 30 mg of the fin meat of each sample was taken for DNA extraction, isolation, electrophoresis visualization, and DNA fragmentation of COI gene using PCR-sequenching.  There were 20 DNA samples was clearly visualized of which 16 has been proceeded for amplification. The results showed that V. albimarginata, C. urodeta, and C. sexmaculata showed ≥ 97% similarity, whereas C. boenak, E. merra, dan S. vosmeri with ≤ 97% similarity. Based on phylogenetic tree analysis there was 2 clearly different clades separating family of Serranidae and Nemipteridae. The use of MT-COI gene was effective and accurate tool in species authentication which could be used as an instrument for utilization and management of the grouper species.Keywords : groupers, morphological variation, MT-COI gene, autenthication.
LENGTH AT FIRST MATURITY, SPAWNING TIME, AND REPRODUCTIVE OUTPUT IN THE FEMALES OF HAMILTON’S ANCHOVY (THRYSSA HAMILTONII GRAY, 1835) Mohammad Mukhlis Kamal; Yunizar Ernawati; Nina Nurmalia Dewi
Jurnal Biologi Tropis Vol. 20 No. 1 (2020): Januari - April
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.317 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v20i1.1623

Abstract

Abstract: The Hamilton’s anchovy (Thryssa hamiltonii Gray, 1835) is one of main target species in Indonesian small pelagic fishery. This engraulids member is characterized by short lifespan and fast reproductive cycle. The research aims were to explore the reproduction aspects of the females Hamilton’s anchovy in terms of changes in length at first maturity, spawning seasons, and fecundity as well as egg diameter as reproductive output. Fish was collected weekly during 2009 at fish landing site at Gebang Mekar, Cirebon. The fish was length measured, after which ovaries staged for gonadal maturity stage (GMS), fecundity, and eggs diameter. Length frequency data was all linked to this reproductive aspects. The results showed that Lm was 171.5 ± 1.62 mm, comparable to annual calculation of 171.05 ± 0.01 mm, Lc largely tend to smaller than Lm which indicated to unsustainable fishing. Fish spawns monthly with fecundity range between 3,456 – 15,843 (8,261 ± 2,776 eggs), it might be categorized as high fecundity fish relative to its body size. The distribution of eggs diameter showed 2-3 modus, i.e. they are partial spawner fish. The discrepancies in reproductive ouput is suggested to be influenced by seasons which characterized by different environmental conditions. Keywords: Hamilton’s anchovy, females, length, spawning, reproductive output
Sunfish’s (Mola spp.) Habitat Characteristics on their Appearance at Dive Tourism Depths in Nusa Penida Waters, Bali Dewi SLKT; Mohammad Mukhlis Kamal; T Tarsidin; G Yulianto
Jurnal Biologi Tropis Vol. 21 No. 1 (2021): Januari - April
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v21i1.2442

Abstract

The sunfish or mola fish (Mola spp.) is one of marine tourism’ icon in Nusa Penida waters where they appear seasonally. This study was aimed to observe the habitat characteristics of mola fish at the depths of diving tourism where they are visible. The research was conducted from July to December 2019 using survey and descriptive methods to obtain information of mola fish animal linked to habitat conditions. On its appearance data on depths, temperatures, currents, and the presence of symbiotic fishes were observed directly assisted by dive center operators. By comparing the morphological characteristics shown photographically, it is assumed that mola fish in study area is composed by two species, M. alexandrini and M. mola. The highest individual record was in September and decreasing along the incoming months. Mola fish prefers calm deeper water with lower temperatures coincides with the presence of cleaning reef fishes. 
Heavy metal content of Pb and Cd in bandik grouper (Cephalopholis boenak) in Banten Bay, Indonesia Endang Juniardi; Sulistiono Sulistiono; Sigid Hariyadi; Mohammad Mukhlis Kamal
Jurnal Biologi Tropis Vol. 21 No. 3 (2021): September - Desember
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v21i3.2830

Abstract

Banten Bay is a developing area that is used by various activities such as fishing ports, industry and hotels. Many activities in the coastal areas of Serang City and Cilegon Regency have a serious impact on the quality of waters and fishery resources along Banten Bay. This study aims to analyze and determine maximum tolerance limit for bandik grouper (C. boenak) meat and gills which are safe for consumption by adults and children. The study was conducted at six stations, namely Panjang Island and Pamujaan Besar Island during the period of May, June and July 2019. Measurement of heavy metal content on meat and gills carried out using Atomic Absorption Spectrophotometric (AAS). The content of Pb and Cd in water fluctuates. The metal content of Pb and Cd in the meat and gills of bandik grouper has exceeded the quality standards set by BPOM and FAO/WHO, and is classified as polluted mild to moderate Pb bioconcentration factor values in grouper meat ranged from 6.78-72.00 and Pb bioconcentration in grouper gills 32.86-762.61. The maximum weight of grouper meat that can be tolerated for consumption for adults is 3,5 kg/week and children 1.0 kg/week.
River Order Analysis and Fish Stadia Distribution as a Basis for Protected Areas Determination of Freshwater Eel (Anguilla spp.) in Cimandiri Watershed, West Java: Analisis Orde Sungai Dan Distribusi Stadia Sebagai Dasar Penentuan Daerah Perlindungan Ikan Sidat (Anguilla spp.) Di DAS Cimandiri, Jawa Barat Agus Alim Hakim; Mohammad Mukhlis Kamal; Nurlisa Alias Butet; Ridwan Affandi
Tropical Fisheries Management Journal Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis
Publisher : Departement of Aquatic Resources Management, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5148.949 KB) | DOI: 10.29244/jppt.v3i1.29476

Abstract

Sungai merupakan habitat makhluk hidup dimana terjadi hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Sungai yang merupakan habitat ikan sidat (Anguilla spp.) harus tetap terjaga agar pertumbuhan dan perkembangan tidak terganggu serta keberadaannya tetap lestari. Ikan sidat pada stadia larva akan bermigrasi dari laut ke perairan sungai hingga hulu dan setelah dewasa akan kembali ke laut untuk memijah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis orde sungai dan mengkaji distribusi stadia ikan sebagai dasar penentuan daerah perlindungan ikan sidat (Anguilla spp.) di DAS Cimandiri, Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2014 dan April 2015 meliputi tracking sungai (pengamatan habitat sungai, pengamatan aktivitas penangkapan, dan wawancara), analisis orde sungai, dan penentuan distribusi tiap stadia ikan sidat. DAS Cimandiri memiliki panjang sebesar 69,5 km dengan komposisi sungai permanen (permanent) dan sungai periodik (intermittent) memiliki orde sungai dari 1 hingga 7. Terdapat 56 sungai permanen bagian DAS Cimandiri yang merupakan sungai dengan orde sungai 1. Sungai dengan orde sungai 1 merupakan bagian hulu yang kondisi habitat dan perairannya masih baik. Beberapa dari bagian sungai yang memiliki orde sungai 1 dapat ditetapkan sebagai daerah perlindungan ikan sidat (Anguilla spp.). Distribusi berdasarkan stadia menunjukkan bahwa ikan sidat memiliki komposisi stadia yang tercampur, tetapi glass eels terdistibusi hanya pada 5 km dari arah laut. Adanya perbedaan stadia dari setiap bagian sungai maka diperlukan pengelolaan yang berbeda pula pada masing-masing bagian sungai tersebut.
Status for Capture Fisheries in Sebangau and Katingan Rivers, Sebangau National Park Central Kalimantan: Status Perikanan Tangkap di Sungai Sebangau dan Katingan, Taman Nasional Sebangau Kalimantan Tengah Sifa Nurseptiani; Mohammad Mukhlis Kamal; Taryono Taryono
Tropical Fisheries Management Journal Vol 5 No 1 (2021): Journal of Tropical Fisheries Management
Publisher : Departement of Aquatic Resources Management, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jppt.v5i1.33767

Abstract

Sebangau dan Katingan sebagian alirannya menjadi batas terluar dari kawasan konservasi Taman Nasional Sebangau (TNS) Kalimantan Tengah. Kedua sungai mendapat pengaruh langsung dari hutan rawa gambut dan menghasilkan karakteristik perairan hitam. Sungai memiliki sumberdaya ikan yang dimanfaatkan melalui kegiatan perikanan tangkap oleh masyarakat sungai, yakni nelayan. Kegiatan penangkapan berlangsung di wilayah induk dan anak sungai sebagai wilayah komunal dan terkontrol. Wilayah penangkapan mempengaruhi kondisi perikanan tangkap, hal ini menjadi permasalahan dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah menguraikan pelaku usaha perikanan, identitas penangkapan, hasil tangkapan, dan wilayah penangkapan. Lokasi penelitian bertempat di induk dan anak Sungai Sebangau dan Katingan, berlangsung dari bulan Oktober hingga Desember 2019. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif melalui pendekatan kualitatif. Pengumpulan data primer yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi, data sekunder melalui studi dokumen dari berbagi sumber. Tahapan analisis data terdiri atas tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian yang dapat adalah usaha perikanan tangkap dilakukan oleh nelayan dengan alat tangkap tradisional. Nelayan memiliki hasil tangkapan berupa ikan konsumsi air tawar yang terdiri dari delapan jenis famili ikan per sungai. Nelayan melakukan penangkapan di bagian induk dan anak sungai. Wilayah penangkapan terdiri atas dua wilayah, yakni wilayah komunal menempati induk Sungai Sebangau dan seluruh wilayah Sungai Katingan dan wilayah terkontrol berlokasi di anak Sungai Sebangau. Wilayah komunal bersifat terbuka sedangkan wilayah terkontrol bersifat tertutup, hal ini mempengaruhi kondisi perikanan yang berlangsung di setiap wilayah.
Co-Authors . Zairion Achmad Fahrudin Achmad Fahrudin Achmad Fahrudin Achmad Fahrudin Achmad Fahrudin Aditiyawan Ahmad Agoes Mardiono Jacoeb Agus Alim Hakim Agus Atmadipoera Agus Oman Sudrajat Ahyar Pulungan Ali Mashar Ali Suman Ali Suman Ali Suman Aliati Iswantari Apriana Vinasyiam Ariane Koch-Larrouy Arif Miftahul Aziz, Arif Miftahul Arif Wibowo Arif Wibowo Ario Damar Arlita, Kriswidya Ayesha Hafizh Ayu, Inna Puspa Bambang Widigdo Beatrix M. Rehatta Beginer Subhan Booth, Hollie Bosman, Ofan Cahyanti, Wahyulia Dade Jubaedah Dade Jubaedah Darma Utama Darmawan, Aldo Dawi, Mario Raja Sani Deni Irawan, Deni Deni Radona, Deni Dewi SLKT Dewi, Nina Nurmalia Didiek Surjanto Dudi Muhammad Wildan Dwi Yuni Wulandari Efin Muttaqin Eko Prianto, Eko Elok Faiqoh Enan M Adiwilaga Endah Sri Rahayu Endang Juniardi Endi Setiadi Kartamihardja Endi Setiadi Kartamihardja Fera Permata Putri, Fera Permata Forcep Rio Indaryanto G Yulianto Gadis Sri Haryani Gadis Sri Haryani Gatot Yulianto Gilang Rusrita Aida Grin Tommy Panggabean Harahap, Wini Aafini J Haris Setiawan Helmy Akbar Hendrik Sombo Hollie Booth I Nyoman Suyasa Iis Diatin Iman Wahyudin Irin Iriana Kusmini, Irin Iriana Ismudi Muchsin Ismudi Muchsin Ismudi Muchsin Iwan Hasri Iwan Hasri, Iwan Jabbar, Meuthia Aula Jifi Abu Ammar Jojo Subagja Kadarwan Soewardi Kiagus Abdul Azis Kristanto, Anang Hari Kurniawan Kurniawan La Ode Syahlan S Sagala Larasati, Aulia Nur Larashati, Sekar Luky Adrianto Luky Adrianto Ma'mun Ansori Mala Nurilmala Mennofatria Boer Mia Setiawati Mirza Dikari Kusrini Mohamad Jakaria Muhammad Arif Nasution Muhammad Nizar Muhammad Nizar Muhammad Nizar Nabillah, Firja Hasanah NEVIATY PUTRI ZAMANI Niken Tunjung Murti Pratiwi Nugroho, Dwiyoga Nurasiah Riza Nurlisa Alias Butet Okta Simon Oktavia, Nia Otong Zenal Arifin Prakoso, Vitas Atmadi Pratiwi, Niken TM. Prihatiningsih Prihatiningsih Radityani, Fitri Afina Rahmat Kurnia Ramdayani, Kasturi RIDWAN AFFANDI Ridwan Affandi Ridwan Affandi Rika Astuti Risa Tiuria Rizsa Mustika Pertiwi Robin Robin, Robin Rohmah, Lailia Nur Ronny I. Wahju Rudhy Gustiano Rumagia, Faizal Sagala, La Ode Syahlan S Sakina, Edna Samir, Octavianto Sayaza, Mas Davino Shinta Pardede Sifa Nurseptiani Sifa Nurseptiani Sigid Hariyadi Sigid Hariyadi Singgih Afifa Putra Siti Rahmawati Stuart J Campbell Sukmaraharja Tarigan Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Syarifah Nurdawaty T Tarsidin Taryono Taryono Taryono Taryono Taryono Tatag Budiardi Thomas Hidayat Tri Hartono, Tjahjo Trie, Triyanto Triyanto Triyanto Triyanto Triyanto Triyanto, Triyanto Wahidin, Nurhalis Widoretno, Mey Ristanti Wildan, Dudi Muhammad Y. Rahmah Yanti Sinaga Yulia Fitrianingsih Yunizar Ernawati Yunizar Ernawati Yusli Wardiatno Yuspita, Ni Luh Eta