Claim Missing Document
Check
Articles

EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA GARAM RAKYAT (PUGAR) TAHUN 2014 TERHADAP TINGKAT KEBERDAYAAN PETANI GARAM RAKYAT DI KECAMATAN KALIORI Rizki Putri Amanda; Imam Buchori
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 4, No 4 (2015): November 2015
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (883.002 KB)

Abstract

Upaya peningkatan kapasitas pelaku usaha garam rakyat yang ada di Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang didukung dengan adanya program pemberdayaan masyarakat yaitu Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR). Prinsip program ini adalah masyarakat yang merencanakan kegiatan untuk mengoptimalkan hasil dengan menggunakan sumberdaya wilayah. Pelaksanaan Program PUGAR 2014 telah dievaluasi. Hasil dari evaluasi yang dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Rembang lebih menekankan pada hasil produksi, dan kurang memperhatikan hasil dari proses pemberdayaan terhadap petani garam rakyat.Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas program PUGAR 2014 terhadap  tingkat keberdayaan petani garam rakyat di Kecamatan Kaliori. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah petani garam rakyat di Kecamatan Kaliori yang menerima program PUGAR 2014. Pengambilan sampel menggunakan probability samplingdengan teknikcluster random sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, skoring, pembobotan, dan korelasi. Penentuan tingkat efektivitas program dan tingkat keberdayaan petani garam menggunakan skala likert.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program PUGAR tahun 2014 di Kecamatan Kaliori dinilai cukup berhasil oleh petani garam rakyat, sedangkan keberdayaan petani garam rakyat penerima program tersebut dinilai berdaya. Selanjutnya, hasil analisis korelasi menunjukkan adanya korelasi positif antara efektivitas dengan tingkat keberdayaanatau mempunyai hubungan searah, namun cenderung rendah. Melihat hasil tersebut, maka diusulkan agar sebelum melanjutkan program PUGAR dengan sistem yang baru,pemerintah dapat memperbaiki hal-hal teknis maupun non-teknis terkait pelaksanaan program, supaya tujuan programyaitu peningkatan keberdayaan petani garam rakyat dapat tercapai.
KAJIAN KEMBALI TERHADAP RISIKO TSUNAMI DI KOTA BANDA ACEH Dara Zaiyana; Imam Buchori
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 3, No 4 (2014): November 2014
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.457 KB)

Abstract

Kota Banda Aceh merupakan salah satu wilayah yang berpotensi terkena tsunami. Tragedi gempa bumi Samudra Hindia pada 26 Desember 2004 merupakan gempa terbesar dalam kurun waktu 40 tahun terakhir. Ketinggian gelombang muka air laut saat tsunami mencapai daratan (run up height) terukur setinggi 20 meter, genangan (inundation) bisa menghempas daratan sejauh 8 kilometer jauhnya dari pinggir pantai sehingga 50% dari semua bangunan rusak akibat terkena gelombang tsunami. Selama hampir 10 tahun setelah kejadian gempa dan tsunami tersebut, Kota Banda Aceh telah pulih kembali dalam menjalankan peran pentingnya dalam tatanan aspek kehidupan masyarakat Aceh sebagai ibukota Provinsi Aceh, bahkan pembangunan yang telah dilakukan relatif lebih maju jika dibandingkan dengan pembangunan sebelum masa tsunami. Pemerintah Kota Banda Aceh juga telah melakukan berbagai macam upaya mitigasi bencana salah satunya yaitu dengan adanya peta risiko bencana tsunami. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat risiko bencana tsunami di Kota Banda Aceh melalui peninjauan kembali dengan menggunakan data dan informasi terbaru dengan menggunakan Sistem Infromasi Geografis (SIG) kemudian mengidentifikasikan wilayah-wilayah mana saja yang berada pada kelas kerentanan rendah, sedang dan tinggi. Penelitian ini dilakukan melalui metode pendekatan kuantitatif. Pengolahan data yang dilakukan untuk mendapatkan risiko tsunami yaitu melalui skoring dan overlay dua komponen, yaitu bahaya (hazard) dan kerentanan (vulnerability). Melalui analisis dan pemodelan SIG analisis bahaya tsunami diklasifikasikan ke dalam 2 zona yaitu tinggi dan rendah. Analisis kerentanan diklasifikasi menjadi 3 zona yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Hasil overlay dan klasifikasi penilaian tingkat kerentanan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Kota Banda Aceh sebagian besar termasuk dalam kategori tingkat kerentanan sedang sebesar 41%. Hal ini disebabkan karena sebagian besar lahan yang akan terdampak tsunami jauh dari pinggir pantai dan untuk analisis risiko secara keseluruhan Kota Banda Aceh memiliki tingkat risiko tsunami yang rendah dengan persentase sebanyak 18%, risiko tsunami yang sedang sebanyak 42% dan risiko tsunami tinggi sebanyak 40%.
Model Simulasi Aktivitas Pergerakan Penduduk Berbasis Agen (Studi Kasus: Provinsi DKI Jakarta) Mohammad Bugy Ardhytio Yusuf; Imam Buchori
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 7, No 2 (2018): Mei 2018
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1230.554 KB)

Abstract

Tantangan urbanisasi abad-21 kedepan semakin beragam. Urbanisasi mengubah gaya hidup penduduk. Hal ini membuat perencana perlu untuk terus memperbarui pendekatan yang digunakan. Struktur ruang merupakan salah satu komponen penting penyusunan rencana spasial di Indonesia (UU No. 26 Tahun 2007). Sayangnya, penelitian-penelitian dan praktik analisis struktur ruang yang ada belum menggunakan pendekatan sistem kompleks. Padahal, sistem kompleks merupakan salah satu pendekatan yang cukup sesuai bagi ilmu-ilmu sosial di abad ke-21. Penelitian ini berusaha membangun sebuah model pergerakan penduduk menggunakan permodelan berbasis agen. Model dirancang untuk memenuhi kebutuhan pada skala kota (1:25.000) dan skala temporal satu hari di DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DKI Jakarta merupakan kota monosentris, jika ditinjau sebatas wilayah administrasinya. Model yang dibangun cukup valid.
Mitigasi yang Diinisiasi Masyarakat Akibat Abrasi di Kawasan Pesisir Kota Semarang Hanandi Prabowo; Imam Buchori
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 7, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1512.552 KB)

Abstract

Coastal area is one area that is prone to the hazard. Coastal areas are vulnerable to environmental changes either due to natural processes or human activities. In carrying out various activities, humans make changes to the environment and natural resources that will affect the environment in coastal areas. Utilization of less ecological principles can reduce the quality of the environment so that it continues with the occurrence of damage to the coastal ecosystems. Abrasion or coastal erosion is considered as hazard to coastal development. The impact of coastal erosion in Semarang city such as mangrove damage, land cover which turn into the sea, and decreased of pond, which would certainly will impact on the economy of coastal communities.Community mitigation efforts in anticipating coastal erosion hazard have been done both with physical development and non-physical efforts in the coastal areas by government and community.This study aims to examine the structural and non-structural forms of mitigation initiated by communities on the affected areas by coastal erosion in Semarang City and the factors that influence it. This research uses quantitative descriptive analysis and logistic regression in the analysis process. Methods of data collection using observations and questionnaires with household observation unit. Observations were made to determine the forms of mitigation conducted by the community then logistic regression analysis was conducted to determine the factors that influence the mitigation.Respondents are people in coastal areas affected by abrasion.The results show there are six forms of mitigation. There are four forms structural mitigation initiated by the community such as construction of seawall, setting-up bamboo spears, construction of breakwater, and mangrove planting. Then there are two forms of non-structural mitigation such as mangrove coastal ecotourism and empowerment of human resources and coastal area management. Based on the logistic regression analysis it is found that the factors which influence community to initiate mitigation are income level, education level, duration of living, and kinship relationship.
Kepuasan Pengunjung Terhadap Taman Arena Remaja Sebagai Sarana Rekreasi di Kota Jambi Rahmat Tri Insani; Imam Buchori
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 9, No 2 (2020): Mei 2020
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (953.943 KB)

Abstract

Green Open Space (RTH) is an elongated area / path and / or group, the use of which is more open, a place to grow plants, both those that grow naturally and are intentionally planted. One form of public space can be in the form of Green Open Space, namely parks. In urban areas located in the city of Jambi, the Arena Youth Park is a newly renovated park and there are additional tourist facilities for residents' recreational facilities managed by the Jambi City Government. However, to support the Arena Youth Park as a recreational facility, it is necessary to know the level of community satisfaction related to the Arena Youth Park as a recreational facility for the citizens of Jambi City. The purpose of the study was to determine the level of visitor satisfaction with the youth park as a recreational facility in the city of Jambi. In this study there are 2 methods, namely Customer Satisfaction Indexs and Imporance Performance Analysis. The purpose of the Customer Satisfaction Index (CSI) method is to find out the level of consumer satisfaction in the context of this study, namely park visitors to all the attributes in the Taman Arena Remaja while the Importance performance Analysis (IPA) method aims to determine the priority of improvements to the attributes used in the study. The results of the study using the Customer Satisfaction Index (CSI) method showed that visitors to the Arena Arena Remaja were quite satisfied with the condition of the facilities in the park with a CSI calculation of 68.44% or nearly neutral. While the results of the IPA method are in the form of a Cartesian quadrant where the attributes that must be corrected immediately by the Regional Government in quadrant I with attribute 3 (three) improvement of toilet / wc facilities and attribute 10 (ten) conditions of park lighting facilities. The conclusion of this study is that visitors to Taman Remaja Remaja were quite satisfied with the facilities in the park as a means of family recreation
PEMBANGUNAN MODEL KERUANGAN UNTUK IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN EROSI DI WILAYAH PESISIR (STUDI KASUS: KABUPATEN KULON PROGO) Rakyan Paksi Nagara; Imam Buchori
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 4 (2013): November 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1340.691 KB)

Abstract

Erosi dapat menyebabkan degradasi lingkungan yang merugikan antara lain penurunan kesuburan tanah yang dapat mengurangi produktifitas, bencana kekeringan dan tanah longsor dan kekeringan. Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Kulon Progo, seluas 26.093,395 ha atau 45,48% merupakan kawasan rawan kekeringan dan terdapat lebih dari 306 kk yang mengalami kasus kekeringan pada tahun 2012. Sedangkan untuk bencana tanah longsor, seluas 15.726,40 ha atau 27,40% merupakan kawasan rawan longsor dan terjadi 166 kali kasus tanah longsor pada tahun 2012. Dengan adanya latar belakang tersebut, maka studi ini akan membuat mitigasi bencana yang dapat memprediksi persebaran kawasan rawan erosi dengan menggunakan pemodelan. Model yang dikembangkan adalah model matematis RUSLE yang dibuat ke dalam bentuk spasial, dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis. Model tersebut menghasilkan nilai laju erosi pada Kabupaten Kulon Progo adalah 0,456-200,825 ton/ha/tahun. Nilai tersebut terbagi menjadi empat tingkat kerawanan yaitu sangat ringan, ringan, sedang, dan berat. Seluas 36.784,804 ha atau 64,11% merupakan kawasan dengan tingkat erosi ringan dan seluas 1,440 atau 0,0025% merupakan kawasan dengan tingkat erosi berat. Kemudian dilakukan validasi model melalui survey lapangan, dengan hasil kevalidan 89,47%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa permodelan cukup baik dalam menghitung besarnya laju erosi secara spasial. Untuk pengembangan kedepannya perlu adanya updating data seperti data penggunaan lahan yang sifatnya dinamis. Selain itu, penggunaan data DEM dengan perkembangan teknologi yang baru memiliki tingkat resolusi lebih tajam dapat menunjukkan data kelerengan yang lebih detail untuk kedepannya.         
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBEDAKAN BENTUK MITIGASI ROB MASYARAKAT DI KAWASAN PESISIR SEMARANG Subadi Subadi; Imam Buchori
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 4 (2013): November 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1097.996 KB)

Abstract

Kawasan pesisir kota semarang dalam perkembangannya telah mengalami beberapa perubahan kualitas lingkungan terkait dengan adanya bencana rob yang terjadi. Hal ini memaksa Setiap individu, komunitas maupun unit sosial yang lebih besar mengembangkan kapasitas sistem penyesuaian dalam merespon ancaman dengan melakukan mitigasi secara mandiri  yaitu secara struktural diantaranya Self helping dan perbaikan prasarana maupun secara non-struktural meliputi flood proofing, mengganti kerusakan, perubahan mata pencaharian, dan melakukan perubahan aktivitas sosial masyarakat. Pada umumnya tingkat kesiapan masyarakat menghadapi rob di kawasan pesisir kota Semarang berbeda-beda, hal ini terjadi akibat rerata kemampuan ekonomi masyarakat sangat rendah dan penduduk sudah terbiasa dengan genangan rob. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang membedakan terhadap bentuk tindakan mitigasi yang dilakukan oleh masyarakat pesisir terkait dengan adanya rob yang melanda di kawasan pesisir semarang dimana bencana rob  yang terjadi telah menimbulkan kerugian yang besar berupa rusaknya daerah pemukiman, pertambakan, dan prasarana dasar kawasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif, dengan teknik analisi diskriminan untuk mencari hubungan antara bentuk mitigasi sebagai dependent method dengan independent method yang meliputi karakteristik masyarakat, karakteristik lingkungan kawasan permukiman dan  juga karakteristik genangan akan rob itu sendiri sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang dominan terhadap perbedaan bentuk mitigasi tersebut. Dari hasil analisis diskriminan yang dilakukan diketahui tingkat signifikan dari masing-masing variabel yaitu; tingkat pendapatan(X1) sebesar 0,176, lokasi mata pencaharian(X2) sebesar 0,025, status kepemilikan rumah(X3) sebesar 0,082, ketersediaan sarana dan prasarana(X4) sebesar 1,000. ketinggian genangan(X5) sebesar 0,013 dan dampak genangan(X6) sebesar 0,146. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa dua variabel yang membedakan bentuk analisis masyarakat tersebut dengan nilai signifikan kurang dari 0,05 yaitu lokasi mata pencaharian dan ketinggian genangan rob yakni masing-masing sebesar 0,025 dan 0,013. Sehingga diketahui bahwa ada perbedaan antara kelompok responden yang mengambil keputusan melakukan mitigasi secara struktur dan kelompok yang mengambil keputusan melakukan mitigasi secara non struktur, yang dipengaruhi oleh lokasi pekerjaan, dan tinggi genangan.
Evaluasi Kinerja Mobil Penumpang Trayek Cabang yang Menghubungkan Kawasan PinggiranDengan Pusat Kota Semarang Agung Laksono Jati; Imam Buchori
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 3, No 4 (2014): November 2014
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.949 KB)

Abstract

Dewasa ini perkembangan transportasi di Indonesia sangatlah pesat dalam melayani perkembangan ekonomi dan melayani kepentingan masyarakat.Kebutuhan masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari atau melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain (origin – destination Travel), maka disediakannya berbagai pilihan moda transportasi yang efektif dan efisien dalam meningkatkan mobilitas masyarakat baik transportasi darat, laut maupun udara. Hal ini juga terjadi pada kota-kota di Indonesia salah satunya Kota Semarang yang merupakan pusat pemerintahan, pendidikan, perdagangan dan jasa, industri, dan pelayanan bagi Provinsi Jawa Tengah. Untuk memenuhi kegiatan tersebut pemerintah Kota Semarang menyediakan transportasi perkotaan yang dibagi menjadi lima koridor utama yang menghubungkan titik-titik permukiman menuju pusat kota. Adapun Research Question dalam penelitian iniyaitu untuk mengetahui apakah angkutan umum yang disediakan oleh pemerintah sudah berjalan optimal dan mampu memikat masyarakat untuk menggunakan moda transportasi. Penelitian ini bermanfaat bagi pemerintah untuk memberi tahu seberapa besar tingkat pelayanan transportasi umum,agar pemerintah berperan lebih baik dalam mengatur dan menyediakan angkutan umum perkotaan. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut maka dilakukan analisis deskriptif kuantitatif berdasarkan data hasil survey statis dan dinamis terhadap kinerja angkutan umum di pinggiran kota semarang.
PERILAKU PERJALANAN RUMAH TANGGA PENGGUNA SEPEDA MOTOR YANG TINGGAL DI DAERAH PINGGIRAN KOTA SEMARANG (Studi Kasus: Perumnas Banyumanik Kecamatan Banyumanik) Ikfi Maryama Ulfa; Okto Risdianto Manullang; Imam Buchori
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.384 KB)

Abstract

Fenomena urban sprawl menyebabkan adanya pola guna lahan yang terpencar, sedangkan sarana transportasi tidak mampu menjawab kebutuhan akan pergerakan penduduk secara keseluruhan. Penduduk semakin banyak tinggal di pinggiran kota, sedangkan lokasi aktivitas tetap berada di pusat kota menciptakan adanya variasi perilaku perjalanan yang dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari pelaku perjalanan itu sendiri, maupun oleh faktor spasial tempat tinggal dan rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana perilaku perjalanan dalam penggunaan sepeda motor untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga yang tinggal di daerah pinggiran Kota Semarang. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dan alat analisis berupa regresi linear berganda. Hasil studi menunjukkan bahwa dari keseluruhan variabel, jarak lokasi tinggal ke lokasi kerja merupakan variabel bebas yang paling sering mempengaruhi perilaku pejalanan suami istri, yang merupakan pelaku utama kegiatan produksi dan konsumsi yang berperan besar dalam munculnya keputusan-keputusan rumah tangga yang diambil. Artinya bahwa kepemilikan dan penggunaan sepeda motor oleh rumah tangga dilatarbelakangi oleh tujuan utama mengoptimalkan pergerakan rumah tangga dalam mencari penghasilan bagi keluarga. Penambahan unit motor akan dilakukan untuk lebih mengoptimalkan pergerakan pasangan suami dan istri seiring dengan penambahan penghasilan yang dimiliki oleh rumah tangga.
KESESUAIAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH TERHADAP RESIKO BENCANA ROB DAN GENANGAN DI WILAYAH PESISIR KOTA SEMARANG Vicky Rasyiid Maulana; Imam Buchori
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 5, No 1 (2016): Januari 2016
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1533.652 KB)

Abstract

Floods and puddle disaster are one of the natural disaster or natural phenomenon that potentially caused devastation consequences, happened in certain condition, time and location. Floods and puddle disaster in the coast of semarang is a phenomenon that happened once a year. It influenced by the instruction of sea water, land subsidence, poor drainage and the factor of high rain fall during rainy season. As in a solution to cope with floods and puddle disaster-prone area, the government of semarang has made a plan for disaster-prone area that listed in RTRW in Semarang. The purpose of this research is to learn how suitable is the layout plan of floods and puddle disaster risk in the coastal area of semarang. This research uses quantitative approach with data analysis method in the form of scoring analysis, quantitative descriptive and spatial analysis. In determining of this RTRW suitability is carried on in several stages of analysis which is one of them are tidal flood disaster prone analysis and inundation hazard, vulnerability of physical condition and risk of tidal flood and puddle on coast of Semarang City. Disaster prone analysis is the study of research measured by topography level, rainfall, soil type and land used. Vulnerability analysis of physical conditions are the research study measured by road levels, drainage, watershed and river density, soil deflation and building solidity. Whereas, risk analysis of tidal flood disaster and puddle are the result of disaster prone analysis with vulnerability of physical condition on coast of Semarang City. The result of this research is obtained that around 84% of land area used on coast of Semarang City (12894,09 Ha) suitable with RTRW . Land area used is one of way to minimize risk of rob disaster and inundation.  Whereas, 16% of land area used on coast of Semarang City is not suitable due to it doesn’t have effort to minimize risk of disaster tidal flood and puddle. Therefore, Concluded that the most potential rob area are industrial areas, transportation service areas, educational areas, Economic areas, sport and recreation and open green spaces of all.
Co-Authors Agung Dwi Astuti, Setyani Agung Laksono Jati Agung Sugiri Agus Sugianto Ainurrohman, Ahmad Miftah Aji Prasetyo, Aji Aliyani Firdaus, Safir Aliyani Firdaus, Safira Arif Sudarmanto, Arif Aripratiwi, Ratna Anggraini Arlina, Agustin Mila Arsiadi Wisnu Hapsoro Atik Munggiarti Dara Zaiyana Denny Maulana Ardiansyah Dian Permata Sari Dinilla Husna Djoko Indrosaptono Eko Ihsanto Elina, Riskiana Erma Fitria Rini Fadilah Ilham, Igo Faizah, Nuraimmatul Gilang Rizki Ramadhan Hanandi Prabowo Hidayat, Ahmad Agus Hidayat, Moh. Helmi Holi Bina Wijaya Ikfi Maryama Ulfa Indah Saraswati Indraya Kusyuniadi Jannah, Binti Shofiatul Joesron Alie Syahbana Joko Susilo Junjunan, Mochammad Ilyas Kareza Ahmad Katrina Doris Meliana, Katrina Doris Kusuma, I Made Bagus Nara Lalu Akhmad Farhan Lating, Ade Irma Suryani Mahyeda, Afden Mailendra, Mailendra Marsista Buana Putri, Marsista Buana Maryono Maryono Mohamad Bagir Mohammad Bugy Ardhytio Yusuf Mohammad Dliyaul Muflihin Mohammad Rafli Muhammad Nur Sadewo Muhammad Rizki Ashari Murtanti Jani Rahayu Murtanti Jani Rahayu Mussadun Mussadun Mussadun Mussadun Musyary, Muhammad Daffa Ni Made Dwi Sulistia Budhiari, Ni Made Dwi Sulistia Ningtias, Novia Siswari Nur Hanifah Nurhidayati, Ely Nurpermas, Siti Okto Risdianto Manullang Permata MS, Ayu Putri Pramitasari, Angrenggani Priono, Lina Ambarwati Putri Aqidah, Liza Rahardian, Andiri Rahayu, Hastanti Agustin Rahmat Tri Insani Rakyan Paksi Nagara Retno Widjajanti Rima Mustika Rina Kurniati Rizkhi Rizkhi Rizki Putri Amanda Romaisyah, Luqita Roosna Maryani Octaviana Adjam Rosnaeni Rosnaeni, Rosnaeni Rufia Andisetyana Putri Rufia Andisetyana Putri Sa’diah, Rohmatus Sahrizal, Achmad Badri Andry Salsabila, Unik Hanifah Sam'ani Intakoris Sejati, Anang Wahyu Setiowati, Catur Silviani Junita Subadi Subadi Sudarno Sudarno Sugiono Soetomo Sugiono Soetomo Sukamto Sukamto Susanto, Febry Fabian Suzanna Ratih Sari Vicky Rasyiid Maulana Wakhidah Kurniawati Yudi Basuki Zahra Ratu Aziza Zaim, Zaflis