Claim Missing Document
Check
Articles

Analysis Of Factors Of Diabetes Mellitus Type 2 Incidence Setiawan, Henri; Putri, Devita Febriani; Amirus, Khoidar
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 11, No 7 (2025): Volume 11, Nomor 7 Juli 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v11i7.21041

Abstract

Latar Belakang: Prevalensi DM tipe 2 terus mengalami peningkatan setiap tahun. Menurut WHO jumlah penderita di Indonesia akan menglami peningkatan dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi 21,3 juta ditahun 2030. Provinsi Lampung tahun 2021 belum mencapai target yang telah ditetapkan dalam penurunan kasus DM. Pada tahun 2020 capaian sebesar 68,32%. Puskesmas Gedong Air pada tahun 2022 kejadian DM sebanyak 1768 penderita dan tahun 2023 sebanyak 1126 penderita. Tujuan penelitian untuk Analisis Faktor Kejadian Diabetes Melitus TIPE 2 Di Wilayah Puskesmas Gedong Air Bandar Lampung.Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Populasi seluruh masyarakat yang berobat yang berusia ≥ 25 tahun sampai usia ≤ 40 tahun pada bulan mei- juni tahun 2024. Sampel berjumlah 180 orang dengan teknik purposive sampling. Analisis data dengan univariat, bivariat (chi-square), dan multivariat (regresi logistic berganda).Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa Responden yang mengalami diabetes mellitus tipe 2 sebanyak 67.7%, yang memiliki aktifitas fisik sedang sebanyak 63.3%, yang memiliki pola makan baik sebanyak 59.6%, yang menderita obesitas sebanyak 56.9% dan tidak menderita obesitas sebanyak 43.1% serta yang menderita hipertensi sebanyak 47.9% dan tidak hipertensi 52.1%. Terdapat hubungan pola makan (p-value 0.010), aktivitas fisik (p-value 0.026), obesitas (p-value 0.000) hipertensi (p-value 0.000) dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2. Variabel yang paling mendominan kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 yaitu variable obesitas (p-value 0.000) OR 5.366.Saran: Diharapkan masyarakat menerapkan gaya hidup yang lebih baik dengan memperbaiki pola makan dan meningkatkan aktivitas fisik. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Pola Makan, Aktifitas Fisik, Hipertensi, Obesitas ABSTRACT Background: The prevalence of type 2 DM continues to increase every year. According to WHO, the number of sufferers in Indonesia will increase from 8.4 million in 2000 to 21.3 million in 2030. Lampung Province in 2021 has not reached the target that has been set in reducing DM cases. In 2020 the achievement was 68.32%. In 2022, the Gedong Air Health Center had 1768 DM sufferers and in 2023 there were 1126 sufferers. The purpose of the study was to Analyze Factors for the Incidence of Type 2 Diabetes Mellitus in the Gedong Air Health Center Area, Bandar Lampung.Method: Quantitative research type with a cross-sectional design. The population of all people who seek treatment aged ≥ 25 years to ≤ 40 years in May-June 2024. The sample was 180 people with a purposive sampling technique. Data analysis with univariate, bivariate (chi-square), and multivariate (multiple logistic regression).Results: This study shows that respondents who experience type 2 diabetes mellitus are 67.7%, who have moderate physical activity are 63.3%, who have a good diet are 59.6%, who suffer from obesity are 56.9% and do not suffer from obesity are 43.1% and who suffer from hypertension are 47.9% and do not have hypertension 52.1%. There is a relationship between diet (p-value 0.010), physical activity (p-value 0.026), obesity (p-value 0.000) hypertension (p-value 0.000) with the incidence of type 2 diabetes mellitus. The most dominant variable in the incidence of Type 2 Diabetes Mellitus is the obesity variable (p-value 0.000) OR 5.366.Suggestion: It is expected that the community will implement a better lifestyle by improving diet and increasing physical activity Keywords: Diabetes Mellitus, Diet, Physical Activity, Hypertension, Obesity. 
Activities Of DUKU (Lansium Domesticum Corr.) Bark Extract Against Aedes Aegypti Egg Stage Putri, Devita Febriani; Triwahyuni, Tusy; Saragih, Jovani Ruth Nadia; Handayani, Esy Tri; Monica, Meisy; Buldani, Aang
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 10, No 6 (2024): Volume 10,No.6 Juni 2024
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v10i6.15526

Abstract

Latar Belakang: Strategi pengendalian dari segi vektor masih penting dan efektif dalam mengendalikan kasus dengue. Penggunaan insektisida kimiawi menjadi metode pengendalian vektor dengue dengan cepat di daerah outbreak kasus, namun dapat menimbulkan resistensi terhadap vektor nyamuk dengue. Penggunaan insektisida biologi menjadi alternatif dalam mengatasinya. Lansium domesticum Corr. atau duku merupakan tanaman yang tumbuh di wilayah tropis dan terbukti mengandung senyawa metabolit sekunder yang berpotensi sebagai insektisida. Stadium telur merupakan stadium ketahanan nyamuk dalam kondisi iklim yang tidak memungkinkan untuk berkembang biak. Pengendalian vektor dilakukan dengan memotong siklus hidup nyamuk lebih awal dengan pemberantasan dimulai dari stadium telur maka penyebaran nyamuk Aedes aegypti menjadi lebih sedikit dan menurunkan penyebaran virus dengue.Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aktivitas ekstrak kulit duku (Lansium domesticum Corr.) terhadap telur Aedes aegypti.Metode : Jenis penelitian adalah penelitian eksperimental dengan pendekatan true experiment. Rancangan penelitian adalah Rancang Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 7 konsentrasi perlakuan dan pengulangan 4 kali.  Waktu penelitian pada bulan Oktober 2022. Penelitian dibagi menjadi 2 yaitu tahap ekstraksi dan tahap bioassay. Sample penelitian adalah telur nyamuk Ae. aegypti hasil rearing  Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Baturaja, Sumatera Selatan. Tehnik pengambilan sample menggunakan purposive sampling, dengan kriteria pemilihan telur berdasarkan morfologi telur Ae. aegypti  yang fertil.Hasil penelitian :  Berdasarkan pengamatan 24 jam, rerata telur yang tidak menetas tertinggi pada perlakuan ekstrak kulit duku terdapat pada konsentrasi 500 ppm (95%) sedangkan terendah pada konsentrasi 4000 ppm (20%), dan pada perlakuan kontrol tidak ada telur yang menetas. Hasil analisis  perbedaan rerata telur  nyamuk Ae. aegypti yang tidak menetas pada aktivitas ekstrak kulit duku, selama pengamatan 24 jam didapatkan hasil paling tidak, terdapat perbedaan rerata telur yang tidak menetas pada 2 konsentrasi pada data pengamatan 24 jam (p = 0,006). Pengamatan 48 jam rerata telur tidak menetas pada aktivitas ekstrak kulit duku tertinggi terdapat konsentrasi 500 ppm (66%)  sedangkan terendah pada konsentrasi 2000 ppm (11%) pada perlakuan kontrol (99%). Tidak ada  perbedaan rerata telur  nyamuk Ae. aegypti yang tidak menetas pada konsentrasi aktivitas ekstrak kulit duku, selama pengamatan 48 jam (p =  0,14). Pada pengamatan 72 jam rerata telur yang tidak menetas tertinggi diperoleh pada konsentrasi 500 (63%) sedangkan terendah pada konsentrasi 2000 ppm (9%) dan perlakuan kontrol (97%). Analisis  perbedaan rerata telur  nyamuk Ae. aegypti yang tidak menetas pada aktivitas ekstrak kulit duku, selama pengamatan 72 jam menunjukkan paling tidak, terdapat perbedaan rerata telur yang tidak menetas pada 2 konsentrasi pada data pengamatan 72 jam ( p= 0,000).Kesimpulan :  Diketahui ekstrak kulit duku (Lansium domesticum Corr.) memiliki aktivitas yang berpengaruh terhadap penetasan telur Aedes aegypti sebagai pemacu penetasan telur lebih cepat. Ekstrak kulit duku (L. domesticum Corr.) yang digunakan dalam penelitian ini mengandung senyawa flavonoid dan tanin. Pada perlakuan konsentrasi 500 ppm ekstrak kulit duku (L. domesticum Corr.) memiliki daya tetas yang rendah dibanding konsentrasi lain.Saran :  Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor lain yang mempengaruhi daya tetas telur seperti pH, suhu, kelembaban, cahaya, kandungan oksigen, dan bahan organik lain. Serta studi lebih lanjut yang membandingkan ekstrak kulit duku sebagai ovisida dan atraktan (zat penarik) yang dapat diaplikasikan pada produk ovitrap. Kata kunci :  Lancium domesticum Corr., Ekstrak kulit duku, Telur Aedes aegypti  ABSTRACT Background: Vector control strategies remain crucial and effective in managing dengue cases.The use of chemical insecticides still serves as a rapid method for controlling dengue vectors in areas experiencing outbreaks, However, it can cause resistance to the dengue mosquito vector. The use of biological insecticides is an alternative to overcome this. Lansium domesticum Corr. or duku is a plant that grows in tropical regions and has been proven to contain secondary metabolite compounds that have the potential to act as insecticides. The egg stage is the resistance stage for mosquitoes in climatic conditions that do not allow them to reproduce. Implementing vector control measures to interrupt the mosquito life cycle at the egg stage can mitigate the proliferation of Aedes aegypti mosquitoes and reduce the transmission of the dengue virusPurpose: The purpose of research to to investigate the efficacy of duku bark extract against Aedes aegypti eggs.Methods: This research constitutes experimental research employing a true experiment approach. The research design adopted was a Completely Randomized Design (CRD), comprising 7 treatment concentrations and each treatment was replicated 4 times. The research was conducted in October 2022 and comprised two stages: the extraction stage and the bioassay stage. The research samples consisted of Ae. aegypti larvae obtained from the Agency for Health Research and Development, Baturaja in South Sumatra. The purposive sampling technique was employed, selecting eggs based on the morphology of Aedes aegypti to ensure fertility.Results: Based on 24 hour observations, the highest average of eggs that did not hatch in the duku bark extract treatment was at a concentration of 500 ppm (95%) while the lowest was at a concentration of 4000 ppm (20%), and in the control treatment no eggs hatched. The results of the analysis of differences in the mean eggs of Ae. aegypti that did not hatch in the activity of duku bark extract, during 24 hour observation the results showed that there was at least a difference in the mean eggs that did not hatch at 2 concentrations in the 24 hour observation data (p = 0.006). The 48 hour observation that the average egg did not hatch was in the highest concentration of duku bark extract at a concentration of 500 ppm (66%) while the lowest was at a concentration of 2000 ppm (11%) in the control treatment (99%). There was no difference in the average of Ae. aegypti mosquito eggs. that did not hatch at the activity concentration of duku bark extract, during 48 hours of observation (p = 0.14). In the 72 hour observation, the highest average of unhatched eggs was obtained at a concentration of 500 (63%) while the lowest was at a concentration of 2000 ppm (9%) and control treatment (97%). Analysis of differences in mean mosquito eggs of Ae. aegypti that did not hatch in the activity of duku bark extract, during 72 hours of observation showed that at least there was a difference in the mean eggs that did not hatch at 2 concentrations in the 72 hour observation data (p= 0.000).Conclusion: Based on the research findings, it was concluded that duku (Lansium domesticum Corr.) bark extract possesses activity that accelerates the hatching of Ae. aegypti eggs. The duku bark extract used in this research contains flavonoid and tannin compounds. Notably, at treatment concentrations of 500 ppm, duku (Lansium domesticum Corr.) bark extract exhibited lower hatchability compared to other concentrations.Suggestion : Further research is warranted to explore additional factors influencing egg hatchability, such as pH, temperature, humidity, light, oxygen content, and other organic materials. Moreover, future research should investigate the potential of duku bark extract as an ovicide and attractant for ovitrap products. Keywords : Lancium domesticum Corr., Duku bark extract, Aedes aegypti eggs 
Knowledge, Community Behavior, And Environmental Factors In Relation To The Incidence Of Dengue Hemorrhagic Fever Putri, Devita Febriani; Triwahyuni, Tusy; Rahmadhany, Tommy Dias; Nusri, T Marwan
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 10, No 1 (2024): Volume 10, No 1 Januari 2024
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v10i1.6676

Abstract

Latar Belakang :   Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit tular vektor yang terkenal di Indonesia dengan tingkat endemisitas yang tinggi. Strategi dengan metode berbasis pemberdayaan serta melibatkan masyarakat secara berkelanjutan, merupakan cara efektif untuk mengendalikan DBD. Pemahaman masyarakat tentang kejadian DBD, perilaku cara menanganinya dan pencegahan kontak dengan vektor DBD serta faktor lingkungan antara lain perilaku menggantung pakaian, ketersediaan tutup pada kontainer, serta ketersediaan kawat kassa memberikan pengaruh signifikan dalam pengendalian DBD.  Hasil pre survey awal di Puskesmas Panongan Kabupaten Tangerang didapatkan informasi masih terbatasnya masyarakat lokal memahami faktor – faktor tersebut.Tujuan : Mengetahui pengaruh pengetahuan, perilaku (memakai lotion anti nyamuk, memakai kelambu) dan faktor lingkungan ( Menggantung pakaian, ketersediaan kawat kassa, dan Ketersediaan tutup kontainer) terhadap kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Panongan,Kabupaten Tangerang, Banten.Metode :  Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif obsevasional dengan rancangan penelitian cross sectional.   Jumlah   sampel penelitian  80 responden penelitian  dengan pengambilan sampel menggunakan cluster sampling, yang terdiri dari dua kelompok desa yaitu Desa Mekar Bakti dan Desa Ciakar. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner dan lembar observasi.Hasil penelitian :  Karakteristik responden penelitian, dari 80 orang, mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 54 orang (67,5%), berusia 21- 30 tahun sebanyak 32 orang (40%), memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta 44 orang (55%), dengan lulusan SMA sebanyak 52 orang (62%). Responden yang memiliki pengetahuan baik tentang DBD di wilayah Puskesmas Panongan Kabupaten Tangerang sebanyak 59 orang (73,75%), perilaku baik memakai lotion anti nyamuk sebanyak 41 orang (51.3%), perilaku pemakaian kelambu baik sebanyak 51 orang (63.8%), perilaku baik menggantung pakaian sebanyak  51 orang (65%).  Hasil observasi menyatakan 55 orang responden (68.8%) memiliki rumah dalam kondisi baik dengan tersedianya kawat kassa dan 67 orang (83.8%) memiliki tutup pada kontainer pada setiap rumahnya. Kesimpulan :  Diketahui distribusi kejadian DBD di wilayah Puskesmas Panongan sebanyak 65 kasus (81,25%). Perilaku menggantung pakaian berhubungan dengan kejadian DBD  di wilayah Puskesmas Panongan Tangerang dengan nilai p value = 0,035 dan nilai OR sebesar 3,632, sedangkan pengetahuan, perilaku memakai lotion anti nyamuk, perilaku memakai kelambu, serta faktor lingkungan ketersedian kawat kassa dan tutup kontainer pada rumah warga, tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian DBD.Saran :  Penyuluhan dan upaya promotif dari instansi kesehatan pemerintah lebih ditingkatkan dan diperjelas dalam metode penyampaian serta meninjau kembali upaya penanggulangan dan pemberantasan DBD pada peningkatan peran masyarakat melalui kegiatan pemberdayaan. Bagi masyarakat, Gerakan PSN lebih ditingkatkan lagi dengan kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar guna memutus rantai penularan DBD. Kata kunci :  Demam Berdarah Dengue, Pengetahuan, Faktor Lingkungan, Perilaku Masyarakat ABSTRACT    Background: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) stands out as a prominent vector-borne disease in Indonesia, characterized by a high level of endemicity. A strategy grounded in empowerment and continuous community involvement proves to be an effective approach for the control of dengue fever. Public comprehension of the prevalence of dengue fever, the adoption of appropriate behaviors to manage it, and the prevention of contact with dengue vectors, as well as environmental factors such as hanging clothes, the availability of lids on containers, and the availability of wire mesh wield a substantial impact on the control measures for dengue fever. The findings of pre-survey conducted at Puskesmas Panongan in Tangerang, limited understanding of these factors among local communities.Purpose: The purpose of research to ascertain the impact of knowledge, behavior, and environmental factors on the incidence of dengue fever within the working area of Puskesmas Panongan in Tangerang, Banten.Methods: The research conducted adopted a quantitative observational with the research design was cross-sectional. The total research sample was 80 respondents with the sampling technique used was cluster sampling which included two groups of villages, namely Mekar Bakti Village and Ciakar Village. The research instrument used a questionnaire and observation sheet.Results: Characteristics of research respondents, it is evident that out of the total sample of 80 respondents within the working area of Puskesmas Panongan in Tangerang, Banten, 54 respondents or 67.5% are females, and 32 respondents fall within the age range of 21-30 years (40%). Among those, 44 respondents (55%) are employed as private employees, and 52 respondents (62%) have high school degrees. Notably, 59 respondents (73.75%) demonstrated good knowledge about dengue fever, 41 respondents (51.3%) demonstrated good behavior in using anti-mosquito lotion, 51 respondents (63.8%) demonstrated good behavior in using mosquito nets, and 51 respondents (65%) demonstrated good behavior in hanging clothes. The observational findings further revealed that 55 respondents (68.8%) resided in houses with wire mesh, indicating good living conditions, and 67 respondents (83.8%) had lids on containers within their houses.Conclusion: Based on the study results, it is evident that the distribution of dengue fever cases in the woking area of Puskesmas Panongan is 65 cases (81.25%). The behavior in hanging clothes is found to be related to the incidence of dengue fever within the working area of Puskesmas Panongan in Tangerang, Banten with a p value = 0.035 and an OR value of 3.632. However, knowledge, the behavior of using anti-mosquito lotion, the behavior of using mosquito nets, as well as environmental factors such as the availability of wire mesh and container lids in residents' houses, did not exhibit a significant relationship with the incidence of dengue fever.Suggestion : Counseling and promotional efforts from government health agencies should be improved in delivery methods. Further clarity is needed in reviewing efforts to control and eradicate dengue fever, emphasizing the importance of increasing the community's role through empowerment activities. For the community, the PSN Movement is strengthened by engaging in community service to clean the surrounding environment, aiming to break the chain of dengue transmissio Keywords: Dengue Hemorrhagic Fever, Knowledge, Environmental Factors, Community Behavior.  
TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PEMILIHAN PENGOBATAN MALARIA PADA MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HANURA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2023 Monica, Meisy; Triwahyuni, Tusy; Sani, Nopi; Putri, Devita Febriani
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 1 (2025): Volume 12 Nomor 1
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i1.19411

Abstract

Secara global menurut World Health Organization (WHO) menyebutkan terdapat 229 juta kasus malaria pada tahun 2019 dalam 87 negara endemis malaria. Terdapat 29 negara menyumbang 94% kasus malaria di seluruh dunia. Pengobatan malaria sejalan dengan pedoman WHO yang merekomendasikan peralihan pengobatan malaria ke penggunaan Artemisinin-Based Combination Therapy (ACT) di seluruh dunia. Tingkat pengetahuan yang lebih tinggi cenderung memiliki perilaku pencegahan yang lebih baik dibandingkan dengan individu dengan tingkat pengetahuan yang lebih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara pengetahuan dan perilaku pemilihan pengobatan malaria pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Hanura Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang menggunakan kuesioner dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling pada jumlah populasi sebesar 2052 dengan jumlah sampel sebesar 53. Hasil uji statistik korelasi spearman (P = 0,340 <0,05) menunjukan adanya korelasi yang signifikan antara pengetahuan dan perilaku pemilihan pengobatan malaria di wilayah kerja Puskesmas Hanura.
IDENTIFIKASI MULTI DRUG RESISTANT ORGANISMs (MDROs ) DAN POLA SENSITIVITAS ANTIBIOTIK DI RUANGAN INTENSIVE CARE RSUD DR.H ABDUL MOELOEK PERIODE JANUARI SAMPAI MARET TAHUN 2023 Kurniawan, Azzahra Reziani; Hidayat, Hidayat; Rimawati, Veronica Ela; Putri, Devita Febriani
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 5 (2024): Volume 11 Nomor 5
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i5.15092

Abstract

Multidrug-resistant organisms(MDROs) adalah mikroorganisme terutama bakteri yang mengalami resistensi terhadap beberapa antibiotik sekaligus. MDROs ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penggunaan antibiotik dengan dosis yang tidak tepat, diagnosis yang kurang akurat, dan juga ketidak cocokan terhadap jenis bakteri yang menyebabkan infeksi. Unit Perawatan Intensif adalah ruangan di rumah sakit yang dirancang  dan dilengkapi secara khusus untuk perawatan dan  pemantauan pasien dengan penyakit yang mengancam jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui MDROs dan pola sensitivitas terhadap antibiotik di ruangan Intensive care RSUD DR.H Abdul Moeloek periode Januari-Maret 2023. Penelitian ini merupakan penelitian deskritif. Sampel  penelitian di ambil dari hasil pemeriksaan kultur bakteri berbagai spesimen dan uji resistensi terhadap antibiotik dalam bentuk rekam medis periode januari-maret tahun 2023 di  ruangan intensive care RSUD DR.H Abdul Moeloek. Hasil penelitian dari 122 sampel MDROs tertinggi di ruangan Intensive care yaitu di ruangan ICU. Jenis bakteri tertinggi yaitu Acinetobacter baumanii (23,4%), sedangkan di ruangann NICU di temukan bakteri tertinggi yaitu Burkholderia cepacia (22%), dan di ruangan PICU didapatkan bakteri tertinggi yaitu Enterobacter sp (40%). Pola sensitivitas tertinggi didapatkan di ruangan ICU yaitu Tigecyclin (67,6%). Ruangan NICU terhadap Ciproploxacin (69,2%), dan ruangan PICU terhadap Meropenem (70%).
Pengetahuan Dan Perilaku Tentang Pemakaian Dan Pemeliharaan Kelambu Celup Berinsektisida Di Wilayah Kerja Puskesmas Hanura Kabupaten Pesawaran Buldani, Aang; Triwahuni, Tusy; Pebriani, Upik; Putri, Devita Febriani
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 5 (2025): Volume 12 Nomor 5
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i5.20449

Abstract

Malaria menduduki peringkat ke-6 setelah penyakit diare dan stroke berdasarkan penyebab utama kematian di negara-negara berpendapatan rendah. Malaria masih menjadi salah satu prioritas dalam pengendaliannya, strategi yang direkomendasikan oleh WHO dalam upaya eliminasi malaria salah satunya yaitu dengan pengendalian vektor berupa penggunaan kelambu berinsektisida. Penanggulangan malaria oleh pemerintah untuk mecapai program eliminasi adalah dengan pemakaian kelambu berinsektisida yang didistribusikan kepada penduduk yang berada di daerah endemis malaria. Kelambu yang dibagikan adalah jenis kelambu tahan lama (Long Lasting Insectisidal Nets/LLINs) yang sangat efektif digunakan selama minimal 3 tahun. Kelambu yang digunakan adalah kelambu yang tahan minimal 20 kali pencucian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara pengetahuan dan perilaku tentang pemakaian dan pemeliharaan kelambu celup berinsektisida di wilayah kerja Puskesmas Hanura Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang menggunakan kuesioner dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling pada jumlah populasi sebesar 2052 dengan jumlah sampel sebesar 53. Hasil uji statistik korelasi Spearman (P = 0,756 > 5%) menunjukan tidak adanya korelasi yang signifikan antara pengetahuan dan perilaku tentang pemakaian dan pemeliharaan kelambu celup berinsektisida di wilayah kerja Puskesmas Hanura.
Hubungan Antara Diet Tinggi Natrium dan Kalium Terhadap Jenis Kelamin Anak Laki-Laki pada Keluarga di Wilayah Kua Rajabasa Dan Kedaton Kusmiati, Reva; Dalfian, Dalfian; Hatta, Muhammad; Putri, Devita Febriani
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 5 (2023): Volume 3 Nomor 5 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.53 KB) | DOI: 10.33024/mahesa.v3i5.10376

Abstract

ABSTRACT The desired sex of the child is influenced by diet selection and nutritional strategies.. Modifying nutritional needs and nutrient intake during pregnancy is done for 9-12 weeks before sex on the child sex pregnancy program. Determine the relationship between a diet high in sodium and potassium on the sex of the boy in families in the KUA Rajabasa and Kedaton areas in 2022. This type of research is quantitative research in the form of an analytic survey with a cross sectional approach with purposive sampling technique. In the results of the chi-square test of the relationship between high sodium and potassium diets for the sex of boys, the p-value result was 0.695 (P>0.05). It is known that there is no significant relationship between a diet high in sodium and potassium to the sex of boys in the working area of KUA Rajabasa and Kedaton. Keywords: Diet, Gender  ABSTRAK Pada diet jenis kelamin anak yang diinginkan, dipengaruhi pemilihan diet dan strategi nutrisi. Memodifikasi kebutuhan nutrisi dan asupan nutrisi selama kehamilan dilakukan selama 9-12 minggu sebelum berhubungan sex pada program kehamilan jenis kelamin anak. Mengetahui hubungan antara diet tinggi natrium dan kalium terhadap jenis kelamin anak laki-laki tersebut pada keluarga di wilayah KUA Rajabasa dan Kedaton Tahun 2022. Jenis penelitian yaitu penelitian kuantitatif berupa survei analitik dengan pendekatan cross sectional dengan teknik purposive sampling. Pada hasil uji chi-square hubungan diet tinggi natrium dan kalium untuk jenis kelamin anak laki-laki, didapatkan bahwa hasil p-value sebesar 0,695 (P>0.05). Diketahui tidak ada hubungan yang signifikan antara diet tinggi natrium dan kalium terhadap jenis kelamin anak laki-laki di wilayah kerja KUA Rajabasa dan Kedaton. Kata Kunci: Diet, Jenis Kelamin
Pengaruh Penularan Transvenereal Virus Dengue Serotipe-3 Terhadap Viabilitas Telur Aedes aegypti Berdasarkan Variasi Lama Penyimpanan Triwahyuni, Tusy; Maria Puji Lestari, Sri; Putri, Devita Febriani
Biospecies Vol. 13 No. 2 (2020): Juli 2020
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/biospecies.v13i2.7991

Abstract

Abstract Infectious male Aedes aegypti mosquitoes can transmit dengue virus (DENV) to transvenereal non-infectious female mosquitoes. Infectious female mosquitoes will reduce DENV to the egg stage and propagate to the adult mosquito stage. Egg stage is a stage of viability / resistance of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) vector. The study aims to determine the effect of transvenereal transmission on egg viability resulting from parental Ae. aegyptifemale mosquitoe with DENV-3 infection, with variations in egg storage time. This type of experimental research with purposive sampling. Egg samples were obtained from the Ae. aegypti female parental mosquito detected positive DENV-3 by PCR testing. Egg samples were stored for 14, 30, 60 and 120 days. Analysis to determine differences in viability in eggs derived from infectious female mosquitoes compared to controls using an independent T-test. Analysis to determine the viability of eggs derived from parental infectious female mosquitoes based on variations in storage time using ANOVA. The results of the study stated that there was no significant difference (P = 0.794) between the average eggs that succeeded in becoming imago (viable eggs) derived from parental infectious female mosquitoes compared to controls. The analysis also stated that there was no significant difference (P = 0.18) between the average viable eggs derived from parental infectious female mosquitoes both storage duration for 14, 30, 60, or 90 days. Keywords: Aedes aegypti, dengue serotype 3, storage time, transvenereal transmission, egg viability.
Perbandingan Kasus Demam Berdarah Dengue Sebelum Dan Saat Pandemi Covid-19 Di Wilayah Endemis Kota Bandar Lampung Putri, Devita Febriani; Triwahyuni, Tusy; Utami, Deviani; Fitriani, Dita; Ayati, Tri
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 11 (2025): Volume 12 Nomor 11
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i11.23568

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan vector borne disease yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus infeksius virus dengue. Peningkatan curah hujan, suhu dan kelembaban menciptakan lingkungan ideal bagi perkembang biakan nyamuk vektor dan meningkatkan transmisi virus dengue. Terdapat fenomena  peningkatan kasus DBD  ditengah pandemi COVID-19 dan kecenderungan peningkatan kasus DBD  terjadi  saat musim hujan. Wilayah kerja puskesmas kota Bandar Lampung yang mengalami peningkatan kasus DBD di masa pandemi COVID-19 adalah Puskesmas Sukarame dan Puskesmas Rawat Inap Sukabumi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbandingan kasus DBD sebelum dan saat pandemi COVID-19 di wilayah endemis Kota Bandar Lampung. Jenis penelitian deskriptif komparatif. Tehnik pengambilan sampel adalah total sampling dengan jenis data sekunder berupa data kasus DBD perbulan di Puskesmas Sukarame dan Puskesmas Rawat inap Sukabumi Bandar Lampung dengan rentang waktu tahun 2019 (sebelum pandemi COVID-19) dan tahun 2020 (saat pandemi COVID-19 ). Data curah hujan diperoleh dari pendataan bulanan tahun 2019 – 2020 dari BMKG Bandar Lampung Provinsi Lampung. Analisis data  menggunakan uji paired T-test. Hasil analisis menyatakan tidak ada perbedaan kasus DBD sebelum dan saat pandemi COVID-19 , baik Puskesmas Sukarame dan Puskesmas Rawat Inap Sukabumi. Puncak kasus DBD sebelum pandemi COVID-19 (tahun 2019) di wilayah kerja Puskesmas Sukarame terjadi pada bulan Februari, sedangkan di wilayah kerja Puskesmas Sukabumi pada bulan Januari. Puncak kasus DBD saat pandemi COVID-19 (tahun 2020) kedua Puskesmas berada bulan Februari. Puncak kasus DBD pada kedua Puskesmas tersebut, linier dengan curah hujan cenderung tinggi. Sehingga menjadi warning system dalam mencegah  peningkatan dan perluasan kasus DBD. 
Co-Authors Agelia Nabilah Azra Agusni, Muhammad Yosa Akmal Taher Anggunan, Anggunan Arivo, Debi Astri Pinilih Astri Pinilih aswan jhonet Ayati, Tri Barinda, Mayla Fikhansa Betseba Natalia Pangaribuan Buldani, Aang Citra Prawesti Kurnia Dalfian, Dalfian Debi Arivo Delvira Auriani Fauziah Den Raza Anggara Detty, Ade Utia Devi Ayu Wulandari Dewi Rahayu Dhani Risandy Dharmawan, Akhmad Kheru Diah Ismunarti Dina Dwi Nuryani Dina Dwi Nuryani Eggy Lasmawati Ekasari, Fitri Eksa, Dwi Robbiardy Enggari Setia Putri Enggari Setia Putri Fadilah, Dwi Noor Fauzi, Ade Umar Aulia Febriyani, Arti Ferdinand Anem Pigome Festy Ladyani Mustofa Firdaus, Hafiz Ikhsan Firmansyah Firmansyah Fitriani, Dita Fitriyani, Fadila Dwinda Fonda Octarianingsih Shariff Handayani, Esy Tri Hasbie, Neno Fitriyani Henri Setiawan Hermawan, Dessy Hernowo Anggoro Wasono Hernowo Anggoro Wasono Hetti Rusmini Hidayat Hidayat Hidayat Hidayat Husna, Ismalia Ihsanul Karim Iskandar, Fryiska Fauziah Ismalia Husna Ismalia Husna Ismalia Husna Ismalia Husna Jovita Mutiara Saragih Kencana, Guntur Batara Khoidar Amirus Kukuh Bangsawan Kurniati, Mala Kurniati, Mala Kurniawan, Azzahra Reziani Kusmiati, Reva Mandala, Zulhafis Maria Puji Lestari, Sri Mei Ardiyandyah, Fajar Karel Miya Medina Monica, Meisy Muhamad Iqbal Akhmalbih Muhamad Yasir Muhammad Hatta Muhammad Yasir Muhammad Yusuf Ramadhan Nadia Saragih, Jovani Ruth Naura Shabrina Alfino Ni Gusti Ayu Dewi Rismasari Nia Triswanti Nina Herlina Nindi Destiani Nur Hikmah Nurhaida Widiani nurmalasari, yesi Nurmarisah Nurmarisah Nusri, T Marwan Pebriani, Upik Rahmadhany, Tommy Dias Rakhmi Rafie Ranowo Usi Angelina Renaldy Firdaus Reny Yustika Reva Kusmiati Rimawati, Veronica Ela Rita Agustina Rita Agustina Rolin Soraya Safitri, Devi Nilam Laila Salma Aulia Rahma Sandayanti, Vira Sandrawati, Sandrawati Sani, Nopi Saragih, Jovani Ruth Nadia Selvia Anggraeni, Selvia Siagian, Ellys Tahnia Sitti, Ummiyati Rahmah Sri Maria Puji Lestari Sugeng, Mardihusodo Juwono Teuku Marwan Nusri Tri Ayati Triswanti, Nia Triwahuni, Tusy Tusy Tri Wahyuni Tusy Triwahyuni Utami, Deviani Vionita Vionita Vivi Diah Permatasari Wicaksono, Naufal Irsyad Widya Asmara Yulyani, Vera Zihan Aulia Nugraha Zulfian Zulfian