Penelitian ini bertujuan untuk memetakan potensi kekeringan di Kabupaten Samosir dan menentukan sistem pertanian yang sesuai berdasarkan kondisi biofisik wilayah. Analisis dilakukan menggunakan pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan mengolah tiga parameter utama, yaitu curah hujan, kemiringan lereng, dan jenis tanah. Data ketiga parameter tersebut diklasifikasikan dan dioverlay untuk menghasilkan peta zonasi potensi kekeringan. Hasil penelitian menunjukkan adanya tiga tingkat kerawanan, yaitu sangat rawan, rawan, dan tidak rawan kekeringan. Zona sangat rawan dan rawan umumnya berada di kawasan perbukitan tengah dan barat yang memiliki curah hujan rendah, lereng curam, serta tanah bertekstur kasar sehingga daya simpan air sangat terbatas. Zona kerawanan sedang tersebar pada wilayah dengan curah hujan menengah dan topografi yang tidak terlalu terjal. Sementara itu, zona tidak rawan berada di wilayah yang memiliki curah hujan tinggi, tanah subur, dan kemiringan landai. Berdasarkan hasil zonasi, rekomendasi sistem pertanian disusun mengacu pada teori Widodo (2014). Zona sangat rawan–rawan direkomendasikan untuk sistem ladang dan tegal pekarangan, zona sedang untuk sistem ladang campuran dan tegal pekarangan intensif, sedangkan zona tidak rawan cocok untuk sistem sawah dan perkebunan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam perencanaan pertanian adaptif untuk meningkatkan ketahanan pangan dan meminimalkan dampak kekeringan di Kabupaten Samosir