Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Studi Pharmacovigilance Obat Herbal Di Puskesmas Kasihan II Bantul Mahdi, Nur; Perwitasari, Dyah Aryani; Kertia, Nyoman
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 13, No 1: Maret 2016
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.038 KB) | DOI: 10.12928/mf.v13i1.5744

Abstract

Kejadian Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD) dari obat-obat herbal merupakan hal yang masih jarang diteliti di Indonesia. Gaya hidup kembali ke alam menjadi cukup popular saat ini, sehingga masyarakat kembali memanfaatkan berbagai bahan alam, termasuk pengobatan dengan tumbuhan obat atau herbal. Dengan meningkatnya penggunaan obat herbal di Indonesia, maka diperlukan pemantauan keamanan pada obat-obat herbal.  Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran kausalitas kejadian ROTD serta mengetahui kualitas hidup pasien yang mendapatkan resep obat herbal. Penelitian ini menggunakan rancangan observasional deskriptif, pengambilan data secara consecutive sampling secara prospektif. Pengambilan data selama dua bulan saat penelitian berlangsung, setelah itu dianalisis kejadian ROTD dan tanpa ROTD serta dinilai kualitas hidup pasien. Instrumen yang digunakan untuk menganalisis adalah algoritma Naranjo dan kuesioner SF-36. Hasil wawancara kepada 25 subyek penelitian pada pengamatan prospektif dan retrospektif, subyek yang melaporkan adanya kejadian ROTD sebanyak 3 subyek (12%). Sebanyak 2 subyek dengan kategori possible (mungkin) dan 1 subyek dengan kategori probable (cukup mungkin). ROTD yang muncul adalah gatal-gatal, nyeri pinggang, mual, ngantuk dan dada berdebar. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat kejadian ROTD pada pasien yang diberikan terapi herbal, gambaran kausalitas kejadian ROTD adalah kategori possible dan probable. Kata kunci: pharmacovigilance, reaksi obat yang tidak dikehendaki, obat herbal.
QUALITY OF LIFE OF PATIENTS PRESCRIBED WITH HERBAL MEDICINE Dyah Aryani Perwitasari; Nur Mahdi; Mustika Muthaharah; I Nyoman Kertia
Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas (Journal of Pharmaceutical Sciences and Community) Vol 13, No 2 (2016)
Publisher : Sanata Dharma University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.34 KB) | DOI: 10.24071/jpsc.00187

Abstract

Herbal medicine has been an alternative treatment, instead of modern medicines. However, some of patients could experience adverse drug reaction (ADR) due to the use of herbal medicines. The ADR can decrease patients quality of life (QoL). Objective. This study was aimed to understand the QoL of patients prescribed with herbal medicines. Methods. Patients prescribed with herbal medicines as complementary treatment, in two Public Health Centers of Yogyakarta were recruited. The patients were prescribed with herbal medicines one year before this study was started. Naranjo algorithm was used to identify the ADR. The SF-36 questionnaire was given to the patients as the instrument to measure patients QoL. Results. There were 47 patients participated in this study. Most of the patients are female (62.5%).Ten patients experienced ADR. There are no significant differences between QoL domains in patients experienced ADR and those without ADR. However, the scores of physical function, role physical, general health, social function, role emotional, and mental health in patients without ADR are higher than those with ADR ( p0.05) . Conclusion. There are no significant differences of QoL between patients with and without ADR. In general, the QoL of patients without ADR is higher than those with ADR.
EVALUASI SEDIAAN FISIK EMULGEL MENGANDUNG MINYAK ATSIRI RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria, (Berg.) Roscoe) Nur Mahdi; Diky Mudhakir; Dolih Gozali
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 15, No 2: September 2018
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (674.893 KB) | DOI: 10.12928/mf.v15i2.12657

Abstract

Temu putih atau disebut juga kunir putih merupakan salah satu spesies dari familiZingiberaceae yang telah dikomersilkan penggunaan rimpangnya sebagai tanaman obat.Komponen terbesar dari rimpang temu putih, yaitu minyak atsiri yang mempunyai efekantiinflamasi. Penggunaan rimpang temu putih sebagai antiinflamasi di masyarakatmasih secara empiris, dengan mengoleskan air perahan rimpang temu putih pada kulit.Untuk meningkatkan efektivitas penggunaan minyak atsiri yang terkandung dalam temuputih, dilakukan formulasi emulgel yang mengandung minyak atsiri denganpenambahan PEG 8 beeswax agar didapat sediaan emulgel yang stabil, baik dan amandigunakan. Tahap penelitian yang dilakukan meliputi penyiapan bahan, determinasibahan, skrining fitokimia, destilasi menggunakan uap-air, analisis komponen kimiadengan GC-MS, serta uji kualitatif minyak atsiri dengan sediaan emulgel yangmengandung minyak atsiri, formulasi emulgel mengandung minyak atsiri denganmenggunakan emulsifying wax konsentrasi 6,5%, 7%, 7,5%, dan 8%. Evaluasi sediaanmeliputi pengamatan organoleptik, pH, viskositas, sentrifugasi, serta uji hedoniksediaan. Berdasarkan hasil evaluasi pengamatan organoleptik, pH, viskositas,sentrifugasi, serta uji hedonik sediaan menunjukkan bahwa kestabilan dalam batasrentang yang dibolehkan. Formulasi emulgel yang terbaik ditunjukkan pada formula ke-4 pada konsentrasi PEG 8 beeswax 8%.
Studi Pharmacovigilance Obat Herbal Di Puskesmas Kasihan II Bantul Nur Mahdi; Dyah Aryani Perwitasari; Nyoman Kertia
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 13, No 1: Maret 2016
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.038 KB) | DOI: 10.12928/mf.v13i1.5744

Abstract

Kejadian Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD) dari obat-obat herbal merupakan hal yang masih jarang diteliti di Indonesia. Gaya hidup kembali ke alam menjadi cukup popular saat ini, sehingga masyarakat kembali memanfaatkan berbagai bahan alam, termasuk pengobatan dengan tumbuhan obat atau herbal. Dengan meningkatnya penggunaan obat herbal di Indonesia, maka diperlukan pemantauan keamanan pada obat-obat herbal.  Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran kausalitas kejadian ROTD serta mengetahui kualitas hidup pasien yang mendapatkan resep obat herbal. Penelitian ini menggunakan rancangan observasional deskriptif, pengambilan data secara consecutive sampling secara prospektif. Pengambilan data selama dua bulan saat penelitian berlangsung, setelah itu dianalisis kejadian ROTD dan tanpa ROTD serta dinilai kualitas hidup pasien. Instrumen yang digunakan untuk menganalisis adalah algoritma Naranjo dan kuesioner SF-36. Hasil wawancara kepada 25 subyek penelitian pada pengamatan prospektif dan retrospektif, subyek yang melaporkan adanya kejadian ROTD sebanyak 3 subyek (12%). Sebanyak 2 subyek dengan kategori possible (mungkin) dan 1 subyek dengan kategori probable (cukup mungkin). ROTD yang muncul adalah gatal-gatal, nyeri pinggang, mual, ngantuk dan dada berdebar. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat kejadian ROTD pada pasien yang diberikan terapi herbal, gambaran kausalitas kejadian ROTD adalah kategori possible dan probable. Kata kunci: pharmacovigilance, reaksi obat yang tidak dikehendaki, obat herbal.
FORMULASI SEDIAAN GEL PEEL-OFF EKSTRAK BUAH LIMPASU (Baccaurea lanceolate (Miq) Mull.Arg.) SEBAGAI ANTIBAKTERI Deni Setiawan; Nur Mahdi; Muhammad Riki Shindi Praristiya
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 6 No 2 (2021): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.732 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v6i2.745

Abstract

Skin is a protective layer of the body as well as an aesthetic factor to protect from exposure foreign substances and sunlight. Some problems that may arise on the skin include premature aging and acne. The use of natural ingredients as cosmetics is increasing, one of which is the limpasu fruit peel-off gel mask. This study aims to determine the antibacterial activity of the ethanol extract of limpasu fruit extract. The formulation was made with three concentrations of ethanol extract of limpasu fruit (Baccaurea lanceolate) 4, 6 and 8 grams. The formula was tested on E.coli. The yield of limpasu fruit extract was 30.49 grams or 7.81%. Results of preliminary identification of ethanol extract containing saponins and flavonoids. The results of the antibacterial test formulas 1 to 3 had inhibition zones 12, 53; 7.94 and 9.97 mm with a positive control of tetracycline which had an average inhibition zone of 28.87 mm. The peel-off gel formulation had antibacterial activity because the average inhibition zone was more than 6 mm.
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS SABUN CAIR ANTISEPTIK DARI EKSTRAK KULIT BUAH KAPUL (Baccaurea macrocarpa) Nur Mahdi; Farhandika Putra; Nuraini Manurung
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 7 No 1 (2022): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.52 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v7i1.748

Abstract

Kapul fruit is a typical plant of Kalimantan known by the Latin name Baccaurea macrocarpa. The rind of Baccaurea macrocarpa has antibacterial potential, so it is necessary to develop it into liquid soap preparations. The purpose of this study was to formulate and test the antiseptic activity of liquid soap from the extract of Baccaurea macrocarpa rind. Kapul fruit peel extract was divided into 4 different concentrations (F0 0%, FI 1%, FII 2%, and FIII 3%) formulated in liquid soap preparations. The evaluation of liquid soap includes physical characteristics (organoleptic, homogeneity, dispersion test), pH, and antibacterial test. The results of the organoleptic test, dispersive test, pH, antibacterial test Kapul fruit rind extract showed no significant difference in the pH, dispersibility, and antibacterial test. Based on the results of the evaluation of the preparations, all formulas showed good characteristics. The formula I has a good antibacterial effect.
Formulasi Gel Hand Sanitizer dari Ekstrak Rimpang Kumala Tawar (Costus speciosus) sebagai Antiseptik Nur Mahdi; Deni Setiawan
JCPS (Journal of Current Pharmaceutical Sciences) Vol 4 No 2 (2021): March 2021
Publisher : LPPM - Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saponin yang ada pada ekstrak kumala tawar (costus speciosus) berefek sebagai antibakteri. Sediaan gel di masyarakat lebih disukai karena penggunaannya yang praktik dan efisien. Tujuan penelitian ini adalah untuk memformulasikan gel hand sanitizer ekstrak kumala tawar serta potensinya sebagai antibakteri. Ekstrak Kumala Tawar terbagi pada 4 konsentrasi yang berbeda (F0 0%, FI 1%, FII 2% dan FIII 3%) diformulasikan dalam sediaan gel hand sanitizer menggunakan basis Carbopol. Evaluasi dari gel hand sanitizer meliputi karakteristik fisik (organoleptik, homogenitas, uji daya lekat dan uji daya sebar), karakteristik kimia (pH) dan karakteristik mikrobiologi (uji antibakteri). Hasil organoleptic menunjukkan semua formula berwarna cokelat dengan tekstur semi padat dan aroma khas Kumala Tawar. semua formula homogen. Pada Uji daya lekat Formula F0, FI, FII dan FIII menunjukkan hasil (3,18; 1,05; 1,24; dan 0,86 detik), uji daya sebar (3,64; 4,68; 6,44; dan 7,02 cm), pH (7,4; 7,1; 7,2 dan 6,4), uji antibakteri Ekstrak Kumala Tawar, FI, FII dan FIII hasil daya hambat menunjukkan ( 2,7; 1,33; 1,73 dan 2,06 mm). Tidak ada perbedaan signifikan pada uji pH, daya lekat, daya sebar dan uji antibakteri. Ekstrak Kumala Tawar hingga konsentrasi 3% dapat diformulasikan dalam sediaan gel hand sanitizer menggunakan basis Carbopol. Pada formula FII dan FIII menunjukkan stabilitas, karakteristik dan mempunyai efek antibakteri yang baik
BIJAK MENGGUNAKAN ANTIBIOTIK DI DESA TUNGKARAN PANGERAN KABUPATEN TANAH BUMBU Nur Mahdi; Deni Setiawan
Jurnal Abdi Masyarakat Kita Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Abdi Masyarakat Kita
Publisher : APDFI (Asosiasi Pendidikan Diploma Farmasi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1036.572 KB) | DOI: 10.33759/asta.v1i1.96

Abstract

The current problem that occurs is the increased use of antibiotics freely and mistakenly causing antibiotics to become resistant to bacteria as well as inappropriate storage which causes the antibiotic to be damaged so that their effectiveness is lost. A Survey that started in the village of Tungkaran Pangeran, Tanah Bumbu district identified that there is a lack of public knowledge about the use of antibiotics. It also found mistakes in storing drugs, especially antibiotics. The output target of community service activities is to increase community knowledge about antibiotics from the understanding, classification, storage, and resistance of antibiotics. Besides, the public also understands the regulation of getting the right antibiotic in Indonesian. As a result of community service activities in Tungkaran Pangeran Village, Tanah Bumbu District, there has been a significant increase in community knowledge on the proper and correct use and storage of antibiotics
Pharmacovigilance of herbal medicine in two public health centers of Yogyakarta Dyah Ariani Perwitasari; Mustika Muthaharah; Nur Mahdi; I Nyoman Kertia
JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia JKKI, Vol 7, No 5, (2016)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/JKKI.Vol7.Iss5.art2

Abstract

Background : The use of herbal medicine in Indonesia is getting increase. People try to keep their health or to prevent some diseases using herbal medicines. However, the safety of herbal medicine used in community has not known yet, due to the limited data and believe that herbal medicine is safer than modern medicines. Objective : This study was aimed to understand the safety of herbal medicine used in Yogyakarta. Methods : We used retrospective data of patients who were prescribed herbal medicine by the physicians in two public health centers in Yogyakarta. We searched for the patients identity in the medical records then we did the interview and gave questionnaire to the patients at their homes. The Adverse Drug Reaction was identified using Naranjo algorithm. This study has been approved by ethical committee of Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Results : We identified 47 patients prescribed with herbal medicine as complementary treatment. There are 10 patients (21.3%) experienced ADR. The category of ADR are: probable (7 patients) and possible (3 patients). Tensigard is the most phytopharmaca cause pruritus in this study. Conclusion : Around 20% patients experienced ADR due to the herbal medicine prescription in complementary treatment. Thus, the study of pharmacovigilance is needed to be conducted in bigger sample size and cohort design to understand the safety profile of herbal medicine used.
SOSIALISASI OBAT CACING DI POSYANDU SARIGADUNG KABUPATEN TANAH BUMBU Nur Mahdi; Deni Setiawan
Jurnal Bakti untuk Negeri Vol 1 No 1 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.733 KB)

Abstract

Kecacingan termasuk salah satu penyakit tropis yang sering terabaikan di Indonesia. Dalam rangka program penanggulangan kecacingan, pemerintah menargetkan penurunan prevalensi Cacingan sampai dengan di bawah 10% (sepuluh persen) di setiap daerah kabupaten/kota. Salah satu upaya dalam penanggulangan cacingan dengan langkah promosi Kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang tanda dan gejala cacingan serta cara penularan dan pencegahannya. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di desa Sarigadung Kabupaten Tanah Bumbu tentang pencegahan cacing, dan informasi penggunaan obat terkait obat cacing. Metode penyuluhan berdasarkan ceramah, peserta terdiri dari 15 peserta dan di evaluasi melalui pre-test dan post-test. Hasil menunjukkan bahwa terdapat peningkatan perbaikan dari sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa materi yang disampaikan dapat dipahami oleh masyarakat dengan baik.