Claim Missing Document
Check
Articles

Inisiasi Tunas Ganda Tanaman Manggis Malinau melalui Kultur In Vitro untuk Perbanyakan Klonal Endang Gati Lestari; M. Rahmad Suhartanto; Ani Kurniawati; Suci Rahayu
Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy) Vol. 41 No. 1 (2013): Jurnal Agronomi Indonesia
Publisher : Indonesia Society of Agronomy (PERAGI) and Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB University, Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.474 KB) | DOI: 10.24831/jai.v41i1.7075

Abstract

Mangosteen (Garcinia mangostana L.) is one of the most promising tropical fruits for export. The major constraint toincrease fruit production of the spesies is the long juvenile period. Seedless, sweet and juicy variety of mangosteen had beenfound in Malinau. In vitro propagation technique offers possibility to produce sufficient number of seedlings any time. Thisresearch was aimed at obtaining the appropriate media formula to enhance shoot proliferation. This research consisted ofshoot induction and multiplication and shoot elongation. The materials were the fresh mangosteen seeds from the Malinaumangosteen trees. The explant used in the trial was seeds which were divided into four slices. The use of 8 to 16 mg BA L-1combined with 0.2 mg thidiazuron L-1 resulted in the best shoot induction of 52 shoot buds per explant at the 6th week afterplanting with the mean height of 0.3 cm. Upon subculturing in to the similar media, the number of shoot tends to increase.For multiplication, low concentration of BA (2 to 4 mg L-1) and thidiazuron 0.05 mg L-1 were applied to increase the numbersof shoots. The total shoot number obtained in the media with 0.05 thidiazuron without BA was 11.25 and in the media with 2mg BA L-1 + 0.05 mg thidiazuron L-1 was 8.7 shoot explant-1. The result showed that the best media for shoot elongation wasMS + 1 mg BA L-1 + 2 mg kinetin L-1. The length of the shoots were in the range of 0.5-0.8 cm.Keywords: BA, Garcinia mangostana, in vitro culture, shoot multiplication, thidiazuron
Optimasi Pengeringan Benih Jagung dengan Perlakuan Prapengeringan dan Suhu Udara Pengeringan Muhammad Rofiq; Mohamad Rahmad Suhartanto; Tatiek Kartika Suharsi; Abdul Qadir
Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy) Vol. 41 No. 3 (2013): Jurnal Agronomi Indonesia
Publisher : Indonesia Society of Agronomy (PERAGI) and Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB University, Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.278 KB) | DOI: 10.24831/jai.v41i3.8096

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pengeringan benih jagung melalui pengembangan rancangan sistempengeringan dan melakukan kombinasi perlakuan prapengeringan dengan suhu udara pengeringan untuk mendapatkan mutubenih yang maksimum. Prapengeringan dapat dilakukan dengan cara menghembuskan udara suhu kamar menggunakanmesin blower dan dilakukan sebelum benih jagung diberikan perlakuan udara panas. Penelitian terdiri atas 3 tahap, yaitu(1) Perancangan sistem pengeringan, (2) Optimasi pengeringan benih jagung, dan (3) Analisis ekonomi. Kegiatan pertamaterdiri atas 2 tahap, yaitu pembuatan dan pengujian mini box dryer. Optimasi pengeringan benih jagung terdiri atas 2 faktorperlakuan, yaitu prapengeringan (0, 12, 24, dan 36 jam), dan suhu udara pengeringan (40, 45, 50, dan 55 °C), menggunakanrancangan kelompok lengkap teracak dengan 3 ulangan. Analisis mutu fisik dan fisiologis dilakukan untuk mendapatkanperlakuan yang mampu menghasilkan benih dengan kualitas baik. Analisis ekonomi dilakukan untuk mengetahui perlakuanyang memiliki B/C Ratio paling tinggi. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan prapengeringan 36jam dan suhu udara pengeringan 50 °C merupakan perlakuan optimum pada pengeringan benih jagung, karena mampu menghasilkan benih dengan kualitas baik dan memiliki B/C Ratio paling tinggi.Kata kunci: mini box dryer, optimasi pengeringan benih, prapengeringan, suhu udara pengeringan
Kemunduran Benih Kedelai Akibat Pengusangan Cepat Menggunakan Alat IPB 77-1 MM dan Penyimpanan Alami Syarifa Mustika; Muhamad Rahmad Suhartanto; Abdul Qadir
Buletin Agrohorti Vol. 2 No. 1 (2014): Januari 2014
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.091 KB) | DOI: 10.29244/agrob.2.1.1-10

Abstract

Kemunduran benih ditandai dengan penurunan vigor, viabilitas, dan peningkatan asam lemak bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian penurunan viabilitas, vigor dan peningkatan asam lemak bebas benih kedelai Varietas Anjasmoro  dan Wilis antara benih yang telah diusangkan menggunakan Alat Pengusangan Cepat (APC) IPB 77-1 MM dengan penyimpanan alami dan untuk mengetahui hubungan antara viabilitas dan vigor dengan asam lemak bebas. Penelitian terdiri atas dua percobaan yaitu penyimpanan alami dan pengusangan. Penyimpanan alami terdiri atas 5 waktu penyimpanan yaitu 0, 2, 4, 6, 8 minggu dan pengusangan  terdiri atas 5 waktu pengusangan 0, 15, 30, 45, 60 menit. Hasil menunjukkan bahwa adanya kesesuaian (korelasi nyata) laju penurunan viabilitas dan vigor antara penyimpanan alami selama 8 minggu dengan pengusangan selama 60 menit, sedangkan pada asam lemak bebas tidak adanya kesesuaian (korelasi tidak nyata) antara penyimpanan alami selama 8 minggu (diasumsikan setelah penyimpanan selama 8 minggu terjadi peningkatan asam lemak bebas) dengan pengusangan selama 30 menit (Anjasmoro) dan 15 menit (Wilis). Viabilitas dan vigor dengan asam lemak bebas berkorelasi negatif, artinya semakin tinggi asam lemak bebas maka viabilitas dan vigor semakin rendah.
Pemanfaatan Alat Deteksi Bunyi untuk Menduga Kadar Air dan Viabilitas Benih Kedelai (Glycine max L. Merrill) Nurul Rostami Dewi; Muhamad Rahmad Suhartanto; Akhiruddin Maddu
Buletin Agrohorti Vol. 1 No. 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.449 KB) | DOI: 10.29244/agrob.1.4.45-50

Abstract

Deteksi cepat kadar air dan viabilitas benih sangat penting dalam teknologi benih. Pemanfaatan bunyi yang dihasilkan benih bila dipantulkan dengan benda lain adalah salah satu cara yang belum diteliti. Penelitian ini bertujuan mempelajari pemanfaatan alat deteksi bunyi untuk menduga kadar air dan viabilitas benih kedelai (Glycine max L. Merrill) dengan melihat frekuensi gelombang bunyi yang dihasilkan. Penelitian ini terdiri dari dua percobaan, percobaan pertama mempelajari pengaruh antara ukuran benih dan kadar air terhadap frekuensi bunyi yang dihasilkan dari pantulan benih. Percobaan kedua mempelajari pengaruh antara ukuran benih dan viabilitas terhadap frekuensi bunyi yang dihasilkan dari pantulan benih. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan dua faktor yaitu ukuran benih + kadar air dan ukuran benih + viabilitas. Hasil menunjukan bahwa pada percobaan pertama terdapat interaksi antara ukuran benih dan kadar air. Ukuran benih sedang memiliki korelasi yang positif antara kadar air dan ukuran benih terhadap frekuensi dan memiliki nilai korelasi (r) 0.96 yang mendekati 1 (≈1), artinya semakin tinggi kadar air maka frekuensi pantulan bunyi yang dihasilkan semakin tinggi. Percobaan kedua tidak terdapat interaksi antara ukuran benih dan viabilitas. Ukuran benih sedang memiliki nilai frekuensi tertinggi yaitu 482.36 Hz.
Pertumbuhan dan Produksi Benih Iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume) Asal Teknik Budi Daya yang Berbeda Nurul Hidayah; M. Rahmad Suhartanto; Edi Santosa
Buletin Agrohorti Vol. 6 No. 3 (2018): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.017 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v6i3.21109

Abstract

Amorphophallus muelleri merupakan tanaman asli Indonesia yang telah dimanfaatkan secara turun temurun. Permintaan benih A. muelleri terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan umbi. Ketersediaan benih untuk memenuhi produksi umbi masih terus diupayakan agar permintaan pasar tercukupi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi benih iles-iles yang berasal dari teknik budi daya yang berbeda. Benih yang digunakan yaitu benih dari hasil teknik budi daya menggunakan GA3, jenuh air, dan tanah. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktor tunggal dengan empat ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan iles-iles meliputi panjang petiol dan lebar tajuk dari benih asal ketiga teknik budi daya tidak berbeda nyata. Demikian pula komponen hasil budi daya yang meliputi diameter umbi, tinggi umbi, dan bobot basah umbi tidak berbeda nyata. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa benih hasil teknik budi daya tanah, induksi GA3, dan jenuh air pada iles-iles tidak mempengaruhi pertumbuhan dan produksi.
Manajemen Produksi Terung (Solanum melongena L.) Hidroponik dalam GH dengan Aspek Khusus Pemupukan di Belanda Heru Setiawan; Ahmad Junaedi; M. Rahmad Suhartanto
Buletin Agrohorti Vol. 7 No. 1 (2019): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.334 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v7i1.24750

Abstract

Terung (Solanum melongena L.) merupakan salah satu tanaman tropis yang dibudidayakan menggunakan rumah kaca di Belanda. Rumah kaca ini dapat mengatur faktor lingkungan tumbuh tanaman seperti suhu, kelembaban, cahaya dan kadar CO2. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mempelajari proses manajemen pemupukan di rumah kaca. Manajemen pemupukan meliputi perencanaan kebutuhan pupuk, pengorganisasian pemupukan, pelaksanaan pemupukan, dan pengawasan pemupukan. Budidaya terung di rumah kaca menggunakan soilless culture system yang menggunakan rockwool sebagai media tanamnya. Pemupukan di dalam rumah kaca menggunakan metode fertigasi. Fertigasi adalah metode pemupukan yang dilakukan bersamaan dengan irigasi. Sistem irigasi di rumah kaca yaitu irigasi tetes. Irigasi tetes memungkinkan larutan hara diberikan kepada tanaman dalam jumlah yang kecil dan terukur jumlahnya melalui drip emitter. Metode fertigasi melalui sistem irigasi tetes memberikan banyak manfaat diantaranya efisiensi penggunaan air dan pupuk, hemat tenaga kerja, mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan dan menghasilkan produksi yang berkualitas. Faktor penting dalam pembuatan larutan hara fertigasi yaitu pH, EC, dan kompatibilitas pupuk. Nilai pH dan EC larutan hara untuk tanaman terung berturut-turut yaitu 5.2-5.5 dan 1.6-3.0 mS cm-1. Kompatibilitas pupuk perlu diperhatikan untuk mencegah pengendapan yang dapat berakibat terjadinya penyumbatan pada sistem irigasi tetes. 
Pemanfaatan Alat Pengusangan Cepat Menggunakan Etanol untuk Pendugaan Vigor Daya Simpan Benih Jagung (Zea mays L.) Zulfa Fauziyyah Taini; Rahmad Suhartanto; Ahmad Zamzami
Buletin Agrohorti Vol. 7 No. 2 (2019): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (647.669 KB) | DOI: 10.29244/agrob.7.2.230-237

Abstract

Pengusangan cepat adalah pengujian vigor daya simpan benih setelah mendapatkan pengusangan fisik maupun kimia yang dapat memberikan simulasi lingkungan suboptimum yang dapat menyebabkan kemunduran benih mirip seperti kondisi sebenarnya. Penelitian ini menggunakan metode pengusangan cepat kimia pada benih jagung dengan memanfaatkan alat pengusangan cepat tipe IPB 77-1 MM. Alat pengusangan cepat (APC IPB 77-1 MM) diharapkan merupakan mesin yang akan dapat mempercepat kemunduran benih dengan memanfaat uap etanol 96%. Fungsi dari alat pengusangan cepat IPB 77-1 MM dimaksudkan agar dapat melihat kemunduran benih secara cepat yang bisa menggambarkan kemunduran mutu yang terjadi pada penyimpanan alami yang dalam penelitian ini ditunjukkan dengan menggunakan metode penyimpanan terkontrol. Penelitian ini menggunakan lima lot benih jagung dengan tingkat vigor yang berbeda hasil dari deteriorasi terkontrol pada suhu 40 °C dan RH 98%. Hasil dari pembuatan lot benih dari vigor tinggi hingga rendah: P1 (94.5% berkecambah normal), P2 (92.5% berkecambah normal), P3 (70% berkecambah normal), P4 (38% berkecambah normal), dan P5 (17% berkecambah normal). Penelitian ini terdiri dari dua percobaan, percobaan pertama adalah pengusangan cepat kimia yang terdiri atas 5 taraf waktu pengusangan yaitu 0, 25 (1x25’), 50 (2x25’), 75 (3x25’), dan 100 (4x25’) menit. Percobaan kedua adalah penyimpanan terkontrol pada kondisi suhu kamar (30-34 °C) dan RH tinggi (85-99%) yang didapatkan dari larutan garam jenuh Na2SO4 dan terdiri dari 5 taraf waktu penyimpanan yaitu 0, 10, 20, 25, dan 30 hari.. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pemanfaatan APC IPB 77-1 MM untuk pendugaan vigor daya simpan benih jagung dengan menggunakan pengusangan kimia. Hasil percobaan menunjukkan alat pengusangan cepat IPB 77-1 MM dapat digunakan untuk menduga penurunan vigor pada benih jagung. Hasil percobaan juga menunjukkan alat pengusangan cepat IPB 77-1 MM dapat menduga nilai vigor daya simpan yang sama dengan percobaan penyimpanan pada tolok ukur daya berkecambah dan potensi tumbuh maksimum sedangkan untuk tolok ukur indeks vigor dan kecepatan tumbuh belum menunjukkan konsistensi penurunan vigor.
Penyimpanan Mahkota Nanas dan Zat Pengatur Tumbuh pada Pertumbuhan Setek Basal Daun Asal Mahkota Putri Mian Hairani; Mohamad Rahmad Suhartanto; Eny Widajati
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 25 No. 2 (2020): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.483 KB) | DOI: 10.18343/jipi.25.2.278

Abstract

The availability of pineapple seedlings in the field is a problem in the development of Smooth cayenne pineapple because of limited sources of planting material compared to the other types. Effort that can be done to solve the problem is to use the method of crown leaf-bud cutting. Propagation of pineapple (Ananas comosus L) with the method of crown leaf-bud cutting is not optimum so it can be optimized; one of them is by giving the duration of storage treatment and application of plant-growth regulators. The experiment was aimed to study the effect of crown storage duration and plant growth regulators on the growth of pineapple seedlings. The experiment was arranged in a nested plot design. Duration of crown storage for 2 (control), 10, and 20 days in room conditions at a temperature of 29-35°C and humidity of 46-70% as the main plot. The subplot was combination of indole-3-butyric acid (IBA) and 6-benzylaminopurine (BAP) with the concentrations: IBA 300 ppm and BAP 400 ppm, IBA 300 ppm and BAP 600 ppm, IBA 400 ppm and BAP 400 ppm, as well as IBA 400 ppm and BAP 600 ppm. The results of the experiment showed that the leaf-bud cuttings which stored for 10 days 57.34% were survived, 57.15% were sprouted, and 51.62% were rooted, while the control that survived, sprouted, and rooted did not reach more than 30%. The content of endogenous ABA in the crown leaf-bud shoots decreased significantly after being stored for 10 and 20 days, while the contents of endogenous auxins and cytokines were not different from the controls. Application of IBA 400 ppm combined with BAP 400 and 600 ppm increased the percentages of survived and sprouted cutting 1.5-1.7 times compared to control. Keywords: auxin, cytokines, exogenous hormone, endogenous hormone, vegetative propagation
Pengendalian Colletotrichum spp. Terbawa Benih Cabai dengan Paparan Gelombang Mikro Lilih Naelun Najah; Mohamad Rahmad Suhartanto; Widodo Widodo
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 12 No 4 (2016)
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.336 KB) | DOI: 10.14692/jfi.12.4.115

Abstract

Seed treatment using microwave has been reported as an effective and efficient method to control seed borne pathogens of chili pepper.  The purpose of this research was to evaluate the effectiveness of microwave irradiation treatment to suppress seedborne Colletotrichum spp. while maintaining physiological quality of chili’s seed.  First experiment was aimed to select the best condition for seed germination, and was done in completely randomized design with three levels of water content (4.31%, 6.33%, and 8.25%).  The second experiment was aimed to determine the best condition for disease suppression, and was done in completely randomized design with different levels of microwave irradiation duration (0, 10, 20, 30, 40, and 50 seconds) using the best seed water content level from the first experiment.  Application of systemic fungicide with benomyl as active ingredient (0.5 g L-1) was done as check treatment.  Four major species of Colletotrichum was found from chili’s seed, i.e. C. acutatum, C. capsici, C. gloeosporioides, and Colletotrichum sp. with C. acutatum as the predominant species.  The best water content level for microwave treatment was 4.31%. The most effective treatment was microwave irradiation duration for 40 seconds with efficacy rate of 64.5% for controlling seedborne C. acutatum on chili pepper.
Keefektifan Perlakuan Air Panas terhadap Nematoda Ditylenchus destructor pada Umbi Bawang Putih Heri Ahmadi; Supramana Supramana; Mohamad Rahmad Suhartanto
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 15 No 1 (2019)
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (865.238 KB) | DOI: 10.14692/jfi.15.1.16

Abstract

The Effectiveness of Hot Water Treatment Against Nematode  Ditylenchus destructor on Garlic BulbsThe high importation of garlic increases the risk of entry and spread of Ditylenchus to Indonesia. The hot water treatment (HWT) has the potential to be developed as an effective and safe method for elimination Ditylenchus in garlic. The aim of the current research was to examine effectiveness of HWT application on imported garlic to eliminated Ditylenchus. The research consisted of garlic sampling, nematode identification and determination of population abundance, and HWT. Samples were taken from traditional markets. The range of HWT temperature tested was 41, 43, 45, 47, 49, 51, 53, and 55 °C for 20 minutes and control. Optimization of treatment time was carried out at 49–51 °C for 5, 10, 15, 20, 25, 30 minutes and control. The results showed that based on morphological characters the parasitic nematodes that infect imported garlic from China were D. destructor. Nematode populations are varied in the sample, the highest number was 508 nematodes per 50 g of garlic. Hot water temperature at 41–51 °C did not affect the quality of garlic, and the temperature of 49–55 °C caused 100% nematode mortality. Hot water at 49 °C for 20–30 minutes or 51 °C for 20–25 minutes effectively eliminated Ditylenchus in garlic without affecting the garlic quality. The research confirmed the presence of D. destructor in imported garlic imported from China, so it is recommended to tighten inspection at a port of entry and monitoring its potential spread in Indonesia.
Co-Authors ABDUL MUNIF Abdul Munif Abdul Qadir Agus Purwantara AGUS PURWANTARA Agus Purwantara Agus Ruhnayat AHMAD JUNAEDI Ahmad Zamzami Akhiruddin Maddu Alfarabi, Emir Aqsha Alvita Sekar Sarjani Ani Kurniawati Ari Wahyuni Arodi Agustenta Sinulingga Astryani Rosyad Aulia Hasan Widjaya Baharudin Baharudin ; BAHARUDIN BAHARUDIN Cahyani, Gesa Nur Cintaning, Anis Bias Dede J. Sudrajat Dede J. Sudrajat DEVI RUSMIN Diaguna, Ridwan Dian Latifah Dirgahani Putri Dyah - Manohara Edi Santosa Eka Maulidiya, Sherly Endah R. Palupi Endah Retno Palupi Endang Gati Lestari ENDANG MURNIATI Eny Widajati Evayusvita Rustam Evayusvita Rustam Fadillah, Arvin Muhammad Fatiani Manik Fatiani Manik Firdaus, Jonni Fitri Viva Yuningsih, Aida Fitriansyah, Muhammad Ramdhani Heri Ahmadi Heru Setiawan Heru Setiawan Husna Fatima Eprilian Karmaita, Yummama Kartika Kartika Kartika Kartika Ketty Suketi Khairani Khairani Lilih Naelun Najah Luluk Prihastuti Ekowahyuni Luluk Prihastuti Ekowahyuni Manohara, Dyah - Maryati Sari Mubarak, Farahdina Muhamad Noor Azizu, Muhamad Noor Muhamad Syukur Muhammad Abdul Rahman Hakim Muhammad Rofiq Nabila, Diah Ayu Nafisah Nafisah Neti, Natali NURUL HIDAYAH Nurul Hidayah Nurul Rostami Dewi Nurul Rostami Dewi Otih Rostiana Palupi, Endah R. Pipin Apriani Purwono Purwono, Purwono Putri Mian Hairani Putri, Lystiana Dewi Qadir, Abdul Risa Wentasari Roedhy Poerwanto Rokhani Hasbullah RUSMIN, DEVI Satriyas Ilyas Setyowati, Nur Farida Sinaga, Tamara Rudang Astari SRIANI SUJIPRIHATI Sriani Sujiprihati Suci Rahayu Supramana Surjono Hadi Sutjahjo Suryo Wiyono Suwarto Suwarto Syarifa Mustika Syarifa Mustika Taisa, Rianida Tatiek K. Suharsi Tatiek K. Suharsi Tatiek Kartika Suharsi Usman Ahmad Widodo Widodo Zulfa Fauziyyah Taini