Claim Missing Document
Check
Articles

Degradation of the Stigma of Prison as a Criminal School Through Supervised Sentence as an Alternative to Imprisonment Rohmat, Rohmat; Istiqomah, Milda; Aprilianda, Nurini
IJCLS (Indonesian Journal of Criminal Law Studies) Vol 9, No 2 (2024): Indonesia J. Crim. L. Studies (November, 2024)
Publisher : Universitas Negeri Semarang (UNNES)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijcls.v9i2.50315

Abstract

With the development of penal theory, the retributive approach to punishment is increasingly seen as misaligned with the needs of society. As a result, there is a recognized need for legal provisions that reflect societal values and emphasize punishment goals that strengthen the community. Prison sentences often lead to issues such as overcrowded facilities and a failure to meet punishment goals. Additionally, many convicts tend to become recidivists after completing their sentences in correctional institutions, reinforcing the stigma of prisons as "criminal schools." The issues to be examined include: a) how are conditional sentences regulated in Law Number 1 of 1946?; and b) how is the policy of supervision sentences as an alternative to imprisonment in degrading the stigma of prison as a criminal school? The research was conducted using a normative method, with a legislative approach. The legal materials used include both primary and secondary legal materials, which were analyzed using deductive analysis techniques. Under the old Penal Code, conditional sentences did not involve immediate imprisonment; instead, the convicted person was given the opportunity to prove their ability to live as a good citizen during a specified probation period. In contrast, the National Penal Code introduces alternatives to prison sentences, such as supervision sentences. These supervision sentences in the National Penal Code serve as an extension of conditional sentences, placing greater emphasis on more intensive and structured supervision. The placement of convicts outside correctional institutions is considered the primary penal system, with the imposition of supervised sentences based on general and specific requirements. In future implementation, an ideal model for the execution of this supervisory sentence is required.
The Influence Of Islamic Parenting Patterns and Parents Religious Understanding On Children’s Spiritual Intelligence In Muslim Families In Metro City Rohmat, Rohmat; Yusuf, Muhammad; Fathurrohman, Amang; Choirudin, Choirudin
Assyfa Journal of Islamic Studies Vol. 2 No. 2 (2024): Assyfa Journal of Islamic Studies (December)
Publisher : CV. BImbingan Belajar Assyfa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61650/ajis.v2i2.628

Abstract

Islamic parenting faces significant challenges in the modern context, especially with the influence of technology that can divert children's attention from religious practices. This study aims to explore the influence of Islamic parenting and parental religious understanding on the spiritual intelligence of children in Muslim families in Metro City. The method used is quantitative, with the population being Muslim parents who have children aged 5-9 years. The sampling technique used is proportional stratified random sampling, with a total sample of 100 individuals. Data were collected through questionnaires and analyzed using multiple linear regression. The results of the study show that Islamic parenting has a significant effect on children's spiritual intelligence. This study also found that parents' religious understanding significantly contributes to the development of children's spiritual intelligence. Regression analysis results indicate that Islamic parenting and religious understanding together positively influence children's spiritual intelligence, with the regression equation ȳ = 23.576 + 0.223X1 + 0.452X2.
Implementasi Metode BCCT untuk Pengembangan Lingkungan Belajar Literasi Anak Usia Dini Cahyani, Isah; Sulistyaningsih, Lilis Siti; Sitaresmi, Nunung; Dewi, Intan Karunia; Rohmat, Rohmat; Yahya, Layyina Elwirda
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 8 No. 6 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v8i6.6052

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Metode Beyond Centers and Circle Time (BCCT) sebagai metode yang berkualitas untuk mengajarkan literasi kepada anak pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data berasal dari observasi, wawancara dengan pendidik, jawaban dari kuesioner yang diberikan kepada pengajar PAUD, dan kajian pustaka guna memperkuat hasil penelitian. Metode yang dilakukan adalah kualitatif dengan menganalisis data yang didapatkan. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa BCCT berkontribusi pada keterampilan literasi anak. Sebanyak 43 responden dari 22 lembaga PAUD di Bandung Raya secara dominan memberikan respons bahwa pengimplementasian BCCT mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan berekspresi anak, terutama mendukung literasi anak pada bidang dasar menyimak, berbicara, membaca, bahkan menulis. Dengan mengadakan pelatihan terhadap pendidik PAUD, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bekal para pendidik untuk menerapkan BCCT sebagai metode dalam menyiapkan anak memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Meskipun ditemukan beberapa kendala seperti kurangnya pemahaman guru, keterbatasan sarana dan media pembelajaran, dan dukungan orang tua maupun pemerintah, pendidik direkomendasikan untuk menjawab kendala tersebut melalui kolaborasi dan kreativitas yang memang menjadi esensi dari BCCT. 
Xenoglosofilia dalam Ragam Bahasa Tulis Generasi Z pada Komunitas Belajar Studygram: Analisis Interpretasi Fenomenologi Rohmat, Rohmat; Dadang S. Anshori; Encep Kusumah
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 11 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v11i2.5641

Abstract

Xenoglosofilia berkaitan erat dengan bahasa Indonesia sebagai identitas nasional dan bahasa asing sebagai alat komunikasi global. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, penyebab, serta implikasi xenoglosofilia dari generasi Z pada Studygram terhadap literasi bahasa. Metode yang digunakan ialah kualitatif deskriptif jenis Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) melalui analisis konten dan wawancara tertulis dengan wordcloud sebagai alat pengolahan data dan Analisis Wacana Kritis Fairclough sebagai landasan teori. Hasil analisis terhadap 300 unggahan dari 10 subjek menunjukkan xenoglosofilia dalam bentuk campur kode ke luar pada tataran kata dan frasa (nomina, verba, pronomina, adverbia, preposisi, konjungsi, adjektiva, interjeksi) serta alih kode ke luar pada klausa dan kalimat (nominal, verbal, adverbial, adjektival). Pada level tekstual, bentuk ini mencerminkan nilai eksperiental, relasional, dan ekspresif. Pada level praktik diskursif, fenomena ini dipicu oleh strategi menjangkau audiens global, efisiensi istilah, tekanan komunitas, pencitraan profesional, dan optimalisasi algoritma digital. Bahasa asing juga diposisikan sebagai simbol prestise digital yang mewakili simbol kecerdasan dan modernitas, citra profesional-akademik, strategi menarik audiens, kesan eksklusif, dan adaptasi tren global. Xenoglosofilia berimplikasi terhadap peningkatan kompetensi berbahasa asing, tetapi di sisi lain mendorong pengabaian padanan kata bahasa Indonesia. Hal ini terlihat melalui dimensi situasional (diksi dipilih demi daya tarik digital), institusional (Studygram membentuk kebiasaan linguistik baru), dan sosial (globalisasi mendorong marginalisasi bahasa dan jarak antarpenutur). Penelitian ini merekomendasikan penguatan Trigatra Bangun Bahasa secara kreatif dan kolaboratif agar bahasa Indonesia tetap adaptif dan berdaya di ruang digital.
The Necessity of Legal Protection for Geographical Indications within a Sui Generis Framework Rohmat, Rohmat; Wei, David Chuah Cee
Batulis Civil Law Review Vol 6, No 1 (2025): VOLUME 6 ISSUE 1, MARCH 2025
Publisher : Faculty of Law, Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47268/ballrev.v6i1.2449

Abstract

Introduction: Legal and political activities are inherently interconnected in the pursuit of creating fair and just products for society. This relationship exists because the process of lawmaking, as reflected in statutory regulations, is inseparable from political activity. From an intellectual property perspective, geographical elements can serve both as trademarks and as indicators of a product's regional origin. This dual function creates regulatory overlap between trademark laws and geographical indication protections.Purposes of the Research: This research was conducted to assess the urgency of establishing a sui generis law for geographical indications.Methods of the Research: This research is normatively juridical with a statutory approach and a conceptual approach.Results Main Findings of the Research: The TRIPs Agreement emphasizes that Geographical Indications (GIs) constitute a distinct intellectual property regime, separate from trademarks. The legal policy established in Law Number 20 of 2016 aims to protect both moral and economic rights while preventing violations of communally owned GIs. Substantively, sui generis protection streamlines the registration process for GIs and enhances public participation in their registration and protection, aligning with Indonesia's legal and political direction on GI regulation.
STUDI PENGOPTIMALAN PARAMETER PROSES 3D PRINTING TERHADAP KEKUATAN TARIK FILAMEN PLA+ DENGAN PENDEKATAN METODE TAGUCHI Rohmat, Rohmat; Firia Ferlania, Dianda Aryntya; Abdullah, Ishlahuddin; Rara Novika Rahmadhini; Rio Achmad Nugroho
JUSTI (Jurnal Sistem dan Teknik Industri) Vol. 5 No. 3 (2024): justi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/justicb.v5i3.9810

Abstract

Penentuan parameter yang optimal dalam proses pencetakan 3D Printing guna memperoleh kuat tarik maksimum pada hasil pencetakan objek sangat penting diketahui. Tujuan ini bisa direalisasikan dengan memanfaatkan metode Taguchi yaitu dengan menggunakan rancangan L9 orthogonal array . Rancangan ini dipilih karena efisien dalam kondisi keterbatasan biaya, waktu, dan bahan, namun tetap memberikan hasil yang representatif. Dalam penelitian ini, tiga parameter utama yang diuji adalah layer thickness, infill pattern, dan z-orientation, masing-masing pada tiga level. Hasil analisis menunjukkan bahwa kombinasi parameter optimum untuk mencapai kuat tarik maksimum adalah layer thickness sebesar 0,24 mm (level 2), infill pattern tipe triangels (level 3), dan z-orientation sebesar 0° (level 1). Uji signifikansi menunjukkan bahwa semua parameter memiliki p-value > 0,05, sehingga tidak ada yang berpengaruh signifikan secara statistik terhadap kuat tarik maksimum. Namun, parameter infill pattern memiliki p-value terkecil, yang mengindikasikan potensi pengaruh dominan diantara ketiga parameter tersebut. Model regresi yang dibangun untuk memprediksi kuat tarik maksimum menunjukkan nilai R-squared sebesar 95,99%, yang menandakan bahwa model tersebut sangat baik dalam merepresentasikan data aktual.
Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Jual Beli Ayam Hutan Hasil Buruan dengan Senapan Angin Putri, Nanda Anggelina; Rohmat, Rohmat; Nurkholidah, Susi
Yurisprudentia: Jurnal Hukum Ekonomi Vol 11, No 1 (2025): Edisi Januari–Juni
Publisher : Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/yurisprudentia.v11i1.15905

Abstract

The growing needs of humans have led to the utilization of natural resources as an economic asset, one of which is the hunting and selling of wild jungle fowl. In Islam, hunting (ash-shaid) is permitted as long as it adheres to the principles of Sharia. Islamic commercial transactions are based on the fiqh muamalah principle that all transactions are originally permissible (al-ibahah) unless there is specific evidence that prohibits them. This study aims to examine the practice of buying and selling hunted jungle fowl using air rifles in Bogatama Village, Penawartama District, Tulang Bawang Regency, and to analyze it from the perspective of Islamic economic law. The research uses a qualitative field research method, with data collected through observation, interviews, and documentation. The findings indicate several problems, such as doubts regarding the lawfulness of the hunted animal due to the hunter forgetting to recite Basmallah before shooting, or the animal dying from blunt force impact before slaughtering. These issues create elements of syubhat (doubt) and gharar (uncertainty) in the transaction, and violate the requirements for a valid Islamic sale. Therefore, such transactions are deemed invalid and should be avoided in Islamic economic practice.
ARAH KIBLAT DENGAN MATAHARI Rohmat, Rohmat
ASAS Vol. 4 No. 2 (2012): Asas, Vol. 4, No. 2, Juni 2012
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/asas.v4i2.1677

Abstract

Abstak: Shalat merupakan kewajiban bagi umat Islam yang sudah ditentukan waktu dan tata cara pelaksanaannya (syarat dan rukunnya). Salah satu syarat shanya shalat adalah menghadap kiblat, dan bagi umat Islam di Indonesia ini merupakan sesuatu yang sangat sulit. Mayoritas umat Islam di Indonesia kebanyakan berpedoman bahwa Arab Saudi ada disebelah barat serta menentukan arah barat hanya berpedoman pada posisi matahari terbenam sehingga masih banyak ditemuyi masjid yang kiblatnya arah Barat agak ke Selatan, tepat arah Barat dan agak benar kea rah Barat agak ke Utara. Posisi matahari dapat dijadikan petunjuk untuk menentukan arah kiblat jika disertai dengan pengetahuan yang dapat dipertanggung-jawabkan ilmiyah, jika tidak, maka hasilnya akan salah. Salah satunya dengan melihat posisi matahari yang sedang berkulminasi (merpas) tepat di zenith Ka’bah dan kedua dengan posisi mathari tepat berpotongan dengan azimuth ka’bah suatu tempat atau arah berlawanan. Kata kunci: Arah, Kiblat, dan Matahari
VALIDITAS KOORDINAT GEOGRAFIS (Studi Penyusunan Jadwal Waktu Shalat Menentukan Arah Kiblat Dalam Wilayah Kabupaten Pringsew) Rohmat, Rohmat; Jamhari, Said
ASAS Vol. 10 No. 01 (2018): Jurnal Asas
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/asas.v10i01.3267

Abstract

Shalat merupakan rukun Islam yang kedua setelah menyatakan keIslamannya dengan mengucapkan dua kalimat Syahadat. Shalat memeiliki syarat dan rukun yang harus terpenuhi, di antara syarat sah shalat adalah masuk waktu shalat dan menghadap kiblat. Waktu shalat dipengaruhi oleh posisi matahari pada suatu tempat, sehingga antara tempat yang satu dan yang lainnya di muka bumi ini berbeda waktunya. Begitu pula dengan arah kiblat juga di pengatruhi oleh posisi suatu tempat di muka bumi ini dari Ka’bah. Karena itu untuk mendapatkan jadwal waktu shalat dan arah kiblat yang benar sangat dipengaruhi dengan mengetahui koordinat suatau tempat. Pringsewu sebagai sebuah kabupaten memiliki wilayah yang sangat luas yang meliputi sebelas kecamatan yang memanjang dari Utara ke Selatan dari lintang 5° 11’ (LS) sampai lintang 5° 44’ (LS) dan dari Barat ke Timur dengan bujur 104° 58’ (BT) sampai bujur 105° 14’ (BT). Koordinat geografis masing-masing kecamatan di Kabupaten Pringsewu dijadikan data dalam perhitungan arah kiblat dan pembuatan jadwal waktu shalat. Dalam penyusunan jadwal waktu shalat kecamatan-kecamatan di Kabupaten Pringsewu  cukup dibuat satu jadwal waktu shalat saja yaitu dengan data koordinat geografis Kecamatan Pringsewu.Kata kunci: validitas, koordinat geografis, arah kiblat, waktu shalat.
VALIDITAS KOORDINAT GEOGRAFIS Studi Penyusunan Jadwal Waktu Shalat Menentukan Arah Kiblat Dalam Wilayah Kabupaten Lampung Selatan Rohmat, Rohmat
ASAS Vol. 10 No. 02 (2018): Jurnal Asas
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/asas.v10i02.4534

Abstract

Shalat merupakan rukun Islam yang kedua setelah menyatakan keIslamannya dengan mengucapkan dua kalimat Syahadat. Shalat memeiliki syarat dan rukun yang harus terpenuhi, di antara syarat sah shalat adalah masuk waktu shalat dan menghadap kiblat. Waktu shalat dipengaruhi oleh posisi matahari pada suatu tempat, sehingga antara tempat yang satu dan yang lainnya di muka bumi ini berbeda waktunya. Begitu pula dengan arah kiblat juga di pengatruhi oleh posisi suatu tempat di muka bumi ini dari Ka’bah. Karena itu untuk mendapatkan jadwal waktu shalat dan arah kiblat yang benar sangat dipengaruhi dengan mengetahui koordinat suatau tempat. Lampung Selatan sebagai sebuah kabupaten memiliki wilayah yang sangat luas yang meliputi tujuh belas kecamatan, dan untuk mendapatkan jadwal waktu shalat dan arah kiblat yang benar, maka dengan menggunakan alat GPS (Global Positioning Search) diperoleh  koordinat geografis kecamat-kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, dan sebagai data penyusunan jadwal waktu shalat dan arah kiblat kecamatan-kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan.