Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search
Journal : Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research)

POLA PERTUMBUHAN BAYI DI DAERAH ENDEMIK MALARIA: KASUS DI DESA ROBEK, FLORES Sandjaja Sandjaja; M. Saidin
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 10 (1987)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.1992.

Abstract

Telah diteliti pola pertumbuhan bayi di daerah endemik malaria yaitu di Desa Robek, Kecamatan Rao, Kabupaten Flores, Nusa Tenggara Timur. Penelitian dilakukan dengan menimbang berat badan bayi sekali sebulan sejak dilahirkan sampai berumur 12 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun rata-rata berat badan lahir bayi-bayi di daerah itu lebih rendah dari pada baku Harvard; sampai umur 4 bulan ternyata laju pertumbuhan berat badan mereka sama seperti bayi sehat di daerah lain di Indonesia. Tetapi sesudah umur ini, laju pertambahan berat badan mereka cenderung mengarah ke pola pertumbuhan tidak sebagaimana layaknya untuk bayi-bayi sehat menurut baku Harvard. Pertambahan berat badan bayi yang mengidap penyakit malaria lebih rendah daripada yang tidak mengidap penyakit tersebut.
PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN A DOSIS TINGGI KEPADA IBU MENYUSUI TERHADAP KADAR VITAMIN A AIR SUSU IBU DAN SERUM BAYI Sukati Saidin; M. Saidin; Ance Murdiana
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 10 (1987)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.1994.

Abstract

PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN A DOSIS TINGGI KEPADA IBU MENYUSUI TERHADAP KADAR VITAMIN A AIR SUSU IBU DAN SERUM BAYI
SISTEM DISTRIBUSI TABLET BESI DALAM PENANGGULANGAN MASALAH ANEMI GIZI PADA WANITA HAMIL Sandjaja Sandjaja; Djoko Kartono; Endi Ridwan; M. Saidin; Suryana Purawisastra; Sihadi Sihadi
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 9 (1986)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.1972.

Abstract

Dalam upaya mendapatkan cara pendistibusian tablet besi untuk wanita hamil, dilakukan penelitian ujicoba dengan menggunakan empat cara distribusi. Masing-masing cara terdiri atas tiga kegiatan yang sama tetapi berbeda frekuensinya, yaitu pembagian tablet besi, penuluhan anemi gizi dan kunjungan rumah (supervisi). Pada cara (A), pembagian tablet dan penyuluhan anemi gizi dilakukan sekali seminggu dan kunjungan rumah sekali dua hari. Pada cara (B), (C) dan (D), frekuensi kegiatan, secara berturut mansing-masing sekali seminggu, sekali dua minggu dan sekali empat minggu (sebulan). Keefektifan cara distribusi ditentukan berdasarkan perbandingan masukan (frekuensi kegiatan) dan keluaran (jumlah tablet yang diminum, kenaikan kadar hemoglobin dan peningkatan pengetahuan gizi). Kegiatan distribusi dengan frekuensi sekali dua minggu (C) merupakan alternatif pilihan yang terefektif diantara keempat cara distribusi yang diujicobakan.
DAMPAK PEMBERIAN VITAMIN A DOSIS TINGGI PADA IBU MENYUSUI TERHADAP STATUS VITAMIN A ANAK Muhilal Muhilal; Dewi Permaesih; M. Saidin; Ance Murdiana; Kunkun K. Wiramihardja; Darwin Karyadi
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 8 (1985)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.1932.

Abstract

Defisiensi vitamin A merupakan masalah gizi utama. Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu menyusui mungkin dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menyampaikan vitamin A pada bayi/anak yang di susui. Kemungkinan adanya toksisitas kecil, karena vitamin A disampaikan melalui air susu ibu (ASI) sedikit demi sedikit. Sebelum menjadi program perlu diteliti kemanfaatan cara tersebut dengan melihat dampaknya pada status vitamin A bayi.Sejumlah ibu (pada permulaan penelitian sebanyak 160 orang) di lingkungan Cipedes Kotamadya Bandung, dibagi menjadi 2 kelompok secara acak. Kelompok sampel diberi vitamin A dosis tinggi (400 000 IU) sedangkan kelompok kontrol diberi plasebo. Status gizi ibu dan bayi dan kadar vitamin A ASI diteliti 3 bulan dan 6 bulan setelah intervensi. Pemeriksaan vitamin A darah pada bayi dilakukan 6 bulan setelah intervensi.Tidak ada perbedaan status gizi ibu yang bermakna antara kelompok sampel dan kelompok kontrol pada tiga kali pemeriksaan. Enam bulan setelah intervensi keadaan gizi bayi yang berumur 10-11 bulan pada kelompok sampel lebih baik "dari kelompok kontrol. Kadar vitamin A ASI kelompok sampel 3 bulan setelah intervensi naik secara bermakna,yaitu dari 23 ,2 mcg/dl menjadi 32,2 mcg/dl. "Enam bulan setelah , intervensi kadar vitamin A ASI kelompok sampel dan kelompok kontrol masing-masing 16,7 mcg/dl dan 13,5 mcg/dl. Kadar plasma vitamin A pada bayi kelompok sampel (24,2 mcg/dl) lebih tinggi secara bermakna dari kelompok kontrol ialah 18,4 mcg/dl.Pada penelitian ini diamati: (i) kadar vitamin A ASI mengalami kenaikan bermakna sampai 3 bulan setelah intervensi, (ii) status vitamin A bayi yang ibunya diberi vitamin A dosis tinggi lebih baik dari kelompok kontrol, (iii) adanya kemungkinan terjadinya kenaikan berat yang lebih baik pada bayi yang ibunya mendapat vitamin A dosis tinggi. Mengingat kemungkinan adanya efek negatif vitamin A dosis tinggi pada janin, pemberian vitamin A pada ibu menyusui seyogyanya dilakukan hanya pada masa nifas.
LEMAK TUBUH KARYAWAN INDONESIA Y. Krisdinamurtirin; M. Saidin; Sri Murni Prastowo
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 15 (1992)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2250.

Abstract

LEMAK TUBUH KARYAWAN INDONESIA
POTENSI JAMU/RAMUAN TRADISIONAL UNTUK DIGUNAKAN DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN ANEMIA GIZI M. Saidin; Alamsjhuri Alamsjhuri; Muhilal Muhilal
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 14 (1991)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2206.

Abstract

Telah dilakukan penelitian potensi jamu/ramuan tradisional untuk digunakan dalam pencegahan dan penanggulangan anemi gizi. Pengertian potensi, disini, dilihat dari kandungan zat besi dan zat penghambat absorpsi besi oleh tubuh, yaitu asam fitrat dan tanin dalam jamu. Ramuan atau jamu yang diteliti adalah yang pada kemasannya berlabel tambah darah atau salah satu khasiatnya menyembuhkan kurang darah. Pembelian contoh jamu dari warung-warung dan pasar di wilayah DIY mendapatkan 13 macam jamu jenis serbuk dari berbagai merek, satu macam dalam bentuk pil dan lima macam ramuan jamu godokan atau rebusan. Hasil analisis di laboratorium mendapatkan rata-rata kandungan besi dalam jamu serbuk berkisar 0.33 mg-13.65 mg, asam fitat 3.34 mg-67.65 mg dan tanin 57.89 mg-152.56 mg per bungkus. kandungan besi dalam godokan per 100 ml air rebusan hari pertama berkisar antara 0.19 mg-1.53 mg, asam fitat 23.95 mg-33.15 mg dan tanin 37.84-68.16 mg. Data pola penggunaan jamu dan kadar haemoglobin telah dikumpulkan dari 100 pengguna jamu (49 laki-laki dan 51 perempuan) di wilayah DIY. Sebagian besar (75%) pengguna jamu, sudah biasa menggunakan jamu satu bungkus per minggu, masing-masing 11% pengguna jamu, biasa menggunakan jamu tambah darah lebih dari satu bungkus per minggu dan satu bungkus per bulan. Rata-rata dan simpang baku kadar Hb pengguna jamu laki-laki dan perempuan masing-masing adalah 13.52 ± 1.369 g/dl dan 12.06 ± 1.219 g/dl. Sebanyak 26.5% pengguna jamu laki-laki dan 41.3% pengguna jamu perempuan menderita anemi.
PENDAYAGUNAAN KELEMBAGAAN SWADAYA MASYARAKAT (LSM) DALAM UPAYA PENINGKATAN CAKUPAN DISTRIBUSI PIL BESI M. Saidin; Sukati Sukati; Sri Martuti; Sihadi Sihadi; Kodrat Pramudho; Djoko Susanto
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 19 (1996)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2299.

Abstract

Telah dilakukan penelitian "Pendayagunaan Kelembagaan Swadaya Masyarakat (LSM) dalam Upaya Peningkatan Cakupan Distribusi Pil Besi". Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari dan mengidentifikasi lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang berpotensi untuk dilibatkan dalam upaya peningkatan cakupan distribusi pil besi. Penelitian dilakukan di tiga propinsi yaitu Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Wilayah penelitian di Jawa Barat adalah Kabupaten Cianjur, meliputi 7 desa perlakuan dan 7 desa kontrol, di NTB penelitian dilakukan di Kabupaten Lombok Barat meliputi 5 desa perlakuan dan 5 desa kontrol. Di NTT penelitian dilakukan di Kabupaten Kupang, meliputi 10 desa perlakuan dan 10 desa kontrol. Di desa perlakuan distribusi pil besi dilakukan oleh kader LSM melalui forum pengajian disamping jalur biasa (Posyandu), sedangkan di desa-desa kontrol distribusi pil besi dilakukan seperti biasanya yaitu melalui Posyandu. Petugas LSM yang terlibat di Jawa Barat adalah anggota pengurus Majelis Ulama tingkat Kecamatan, Majelis Ta'lim dan Karang Taruna. Petugas LSM di NTB adalah anggota/pengurus Fatayat NU, Muslimat Nahdlatul Wathon, Nasiyatul Aisiyah Muhamadiyah, Yayasan Pondok Pesantren Bayyinul Ulum. Di NTT petugas LSM yang terlibat adalah kader masyarakat setempat binaan PLAN International. Petugas LSM di Jawa Barat berperan sebagai motivator, sedangkan di NTB dan NTT berperan sebagai motivator dan distribusi pil besi. Setelah kegiatan berlangsung 3 bulan, di Jawa Barat terjadi kenaikan cakupan distribusi pil besi di daerah perlakuan sebesar 17.4% dan kontrol sebesar 7.6% (p>0.05). Rataan pil besi yang diminum selama 3 bulan per ibu di daerah perlakuan sebanyak 60 pil lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan daerah kontrol sebesar 44 pil. Rataan kenaikan kadar Hb di daerah perlakuan sebesar 0.6±1.438 g/dl dan di daerah kontrol sebesar 0.4±0.744 g/dl (p>0.05). Di NTB terjadi kenaikan cakupan distribusi pil besi di wilayah perlakuan sebesar 22.3% lebih tinggi secara bermakna (p<0.05) daripada di daerah kontrol sebesar 10.6%. Rataan pil besi yang diminum di daerah perlakuan sebesar 85 pil, lebih tinggi secara bermakna (p<0.05) daripada daerah kontrol (60 pil). Rataan kenaikan kadar Hb di daerah perlakuan sebesar 0.6±1.146 g/dl dan di daerah kontrol sebesar 0.3±1.130 g/dl dan secara statistik berbeda bermakna (p<0.05). Di NTT, meskipun cakupan distribusi pil besi di daerah perlakuan lebih tinggi (14.2%) daripada di daerah kontrol (6.6%), tetapi perbedaan tersebut tidak bermakna. Rataan pil besi yang diminum per ibu hamil selama 3 bulan di daerah perlakuan 52 pil dan di daerah kontrol sebesar 40 pil. Kenaikan kadar Hb di daerah perlakuan sama dengan di daerah kontrol yaitu sebesar 0.4 g/dl.
HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN DENGAN KINERJA PEKERJA WANITA Sukati S.; Y. Krisdinamurtirin; M. Saidin; Murdiana S.; Sri Martuti; Sri Murni P.
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 20 (1997)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2358.

Abstract

Berbagai usaha telah dilakukan produsen untuk meningkatkan mutu dan jumlah produk oleh perusahaan. Dalam upaya tersebut disamping aspek teknologi, hal lain yang harus diperhatikan adalah kualitas sumberdaya manusia. Salah satu usaha untuk memperoleh pekerja yang berkualitas tinggi adalah perbaikan atau pengaturan konsumsi makanan. Makanan pagi juga makan siang bagi pekerja yang sesuai dengan kecukupan akan dapat mempertahankan kebugaran tubuhnya guna menghasilkan kinerja yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan konsumsi makanan dengan kinerja pekerja. Subjek pada penelitian ini adalah pekerja wanita yang bekerja di bagian produksi (bekerja secara manual), berumur antara 19-40 tahun, masa kerja di atas 5 tahun, tidak menderita penyakit menahun dan tidak anemi. Dari jenis pekerjaan termasuk pekerja ringan dan pekerja sedang. Data utama yang dikumpulkan: 1) Antropometri, 2) Konsumsi makanan dan zat gizi (energi, protein, lemak dan hidrat arang), 3) Glukosa darah: 2 jam setelah makan pagi dan 2 jam setelah makan siang, 4) Pola kegiatan di tempat kerja, 5) Hasil produksi. Penelitian dilakukan di pabrik jamu Air Mancur Solo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: a) semua pekerja makan pagi sebelum mulai bekerja, namun rata-rata jumlah energi yang dikonsumsi kurang dari 400 Kkal, b) glukosa darah pekerja dengan makan pagi cukup (250 Kkal) tidak berbeda nyata dengan kadar glukosa pekerja dengan makan pagi <200 Kkal, c) tidak ditemukan adanya perbedaan hasil produksi pagi dan siang, d) kelompok pekerja dengan makan pagi cukup (>250 Kkal) mempunyai hasil produksi yang lebih baik daripada kelompok pekerja dengan makan pagi kurang (<200 Kkal), dan e) ada hubungan positif dan nyata antara konsumsi energi sehari dengan jumlah produksi sehari.
PENGARUH PEMBERIAN PIL BESI DENGAN PENAMBAHAN VITAMIN TERHADAP PERUBAHAN KADAR HB DAN FERITIN SERUM PADA WANITA REMAJA M. Saidin; Sukati Saidin
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 20 (1997)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2363.

Abstract

Prevalensi anemia pada wanita usia remaja di Indonesia masih cukup tinggi. Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia yang selama ini dilakukan lebih ditujukan terhadap kelompok ibu hamil. Upaya pencegahan anemia secara dini pada wanita remaja sebagai calon ibu belum banyak mendapat perhatian. Penelitian terdahulu mengungkapkan prevalensi anemia pada siswi beberapa SMA di wilayah Kabupaten Bogor (tahun 1991) berkisar antara 23.0% - 34.7%, sedangkan di Kabupaten Bandung (tahun 1996) sekisar 41.0%. Dalam rangka upaya penanggulangan masalah anemia pada kelompok wanita remaja telah dilakukan penelitian “Efektifitas Supplementasi Pil Besi Satu Kali Seminggu Dalam Penanggulangan Masalah Anemia Pada Kelompok Wanita Remaja”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh pemberian pil besi tanpa dan dengan penambahan vitamin A atau vitamin C terhadap perubahan kadar Hb dan feritin serum. Sebanyak 175 siswi Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) Majalaya dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kelompok pariwisata negeri Cimahi, Kabupaten Bandung berpartisipasi sebagai sampel, dikelompokkan menjadi 4 kelompok. Seluruh kelompok sampel pada awal penelitian lebih dahulu diberi obat cacing merek Vermos dosis tunggal 500 mg membendazol. Selanjutnya kelompok I sebanyak 49 siswi diberi minum satu pil besi (sulfas ferosus, 60 mg Fe), kelompok II sebanyak 46 siswi diberi satu pil besi ditambah vitamin A (12.000 SI), kelompok III sebanyak 40 siswi diberi satu pil besi ditambah vitamin C (150 mg) per orang per minggu. Kelompk IV (kontrol) sebanyak 40 siswi hanya mendapat obat cacing pada awal penelitian. Pil besi baru diberikan setelah waktu penelitian berakhir. Setelah intervensi berlangsung selama 13 minggu, dilakukan evaluasi. Terjadi kenaikan kadar Hb pada kelompok I, II dan III masing-masing sebesar 0.39 g/dl, 0.45 g/dl dan 0.68 g/dl, sedangkan pada kelompok IV terjadi penurunan kadar Hb sebesar 0.26 g/dl. Kenaikan kadar Hb pada kelompok I, II dan III lebih tinggi secara bermakna  daripada kelompok I (p<0.05). Hal yang serupa juga terjadi pada kenaikan nilai Ht. Terjadi kenaikan kadar feritin serum pada keempat kelompok sampel, tetapi kenaikannya tidak bermakna (p>0.05). Dari data yang ditemukan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa supplementasi satu butir pil besi (60 mg Fe) ditambah dengan vitamin C 150 mg per minggu menunjukkan pengaruh yang paling efektif menaikkan kadar Hb, tetapi belum dapat meningkatkan cadangan tubuh secara nyata.
EFEKTIVITAS SUPLEMENTASI PIL BESI DUA KALI SEMINGGU DAN SATU KALI SEHARI PADA IBU HAMIL M. Saidin; Sukati Saidin; Sri Martuti
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 20 (1997)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2364.

Abstract

Telah dilakukan penelitian ujicoba penyederhaan suplementasi pil besi dua kali seminggu pada ibu hamil dibandingkan dengan supplementasi pil besi setiap hari dengan dosis yang sama. Penelitian dilakukan di 16 desa, 8 desa di Propinsi Jawa Barat dan 8 desa di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Secara rabdom dibagi menjadi 2 wilayah penelitian yaitu 8 desa pelakuan dan 8 desa kontrol. Di wilayah perlakuan ibu hamil memperoleh supplementasi pil besi 2 x seminggu dan wilayah kontrol ibu hamil memperoleh supplementasi seperti biasa yaitu minum setiap hari. Subjek penelitian adalah ibu hamil dengan umur kehamilan 3-6 bulan. Di wilayah perlakuan diperoleh ibu hamil sebanyak 129 orang dan di wilayah kontrol diperoleh 132 orang. Dosis pil besi yang diberikan adalah pil besi fero sulfat dengan kandungan besi 60 mg dan 0.25 mg asam folat. Supplementasi pil besi diberikan selama 3 bulan (14 minggu). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) jumlah pil besi yang diminum ibu hamil di wilayah perlakuan sebanyak 22 pil dan wilayah kontrol 51 pil, 2) supplementasi pil besi dua kali seminggu dapat meningkatkan kadar Hb ibu hamil sebesar 0.4±0.628 g/dl dan dapat meningkatkan kadar Hb ibu hamil (khusus yang anemia) sebesar 0.5±0.802 g/dl 3) supplementasi pil besi setiap hari dapat meningkatkan kadar Hb ibu hamil sebesar 0.5±0.561 g/dl dan dapat meningkatkan kadar Hb ibu hamil (khusus yang anemia) sebesar 0.6±0.541 g/dl, 4) supplementasi pil besi dua kali seminggu dan setiap hari selama 14 minggu belum dapat meningkatkan cadangan besi dalam tubuh, dan 5) dilihat dari kenaikan kadar Hb ibu hamil supplementasi pil besi dua kali seminggu sama efektifnya dengan supplementasi pil besi setiap hari.