Sisilya Saman
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura

Published : 62 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS DEIKSIS PERSONA DAN PERAN SEMANTIS DALAM KUMPULAN CERPEN KLOP KARYA PUTU WIJAYA (F11409045), Revelino; Saman, Sisilya; Amir, Amriani
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 3, No 4 (2014): April 2014
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aimed to describe the types, forms, functions, and semantic role deixsis persona contained in a collection of short stories "KLOP" by Putu Wijaya. Form of descriptive qualitative research method, this research data is deixis persona. The data source of this study is three short stories in a collection of short stories "KLOP. Data collection techniques in this study using the documentation, this is a research instrument recorded data containingcertain deixis and semantic roles. Based on the data analysis of the results showed that the short story "The General" has 6 types and 26 forms deixis persona, 5 deixis enklitis function, semantic roles and 5, the short story "Y2K" has 6 types and 32 forms deiksis persona, 5 deixsis enklitis function, and 5 roles semantically, and the short story "Soempah Pemoeda" has 5 types and 22 forms deixis persona, 2 enklitis deixis functions and semantic roles 5. The results of this study are expected to be useful for the reader to add insight into the use of semantic deixis persona and role in the story. Keywords: Deixis Persona, Semantic Role, KLOP. Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan jenis-jenis, bentuk-bentuk, fungsi, serta peran semantis deiksis persona yang terdapat dalam kumpulan cerpen KLOP karya Putu Wijaya. Bentuk penelitian kualitatif dengan metode deskriptif, Data penelitian ini adalah deiksis persona.Sumber datapenelitian ini adalah tiga cerpen dalam kumpulan cerpen KLOP.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, Instrumen penelitian ini adalah mencatat data-data yang mengandung deiksis tertentu dan peran semantis.Berdasarkan analisis data diperoleh hasil bahwa cerpen Jenderal memiliki 6 jenis dan 26 bentuk deiksis persona, 5 fungsi deiksis enklitis, dan 5 peran semantis, cerpen Y2K memiliki 6 jenis dan 32 bentuk deiksis persona, 5 fungsi deiksis enklitis, dan 5 peran semantis, dan cerpen Soempah Pemoeda memiliki 5 jenis dan 22 bentuk deiksis persona, 2 fungsi deiksis enklitis, dan 5 peran semantis.Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pembaca untuk menambah wawasan tentangpenggunaan deiksis persona dan peran semantis dalam cerpen. Kata kunci: Deiksis Persona, Peran Semantis, KLOP
LEKSIKON BUDAYA DALAM TRADISI ANTAR AJONG PADA MASYARAKAT MELAYU SAMBAS Kurnia, Sri; Saman, Sisilya; Syahran, Agus
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 7, No 9 (2018): September 2018
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractThe antar ajong tradition found in Sambas Malay society is one among the richness of the Sambas community in a culture. The purpose of cultural lexicon research in inter ajong tradition is to know the form, the lexical meaning, the cultural meaning, and the supplement of the text of Indonesian language learning Curriculum 2013. The method used in this research is descriptive method and using ethnolinguistic approach. Sources of data studied in the form of speech from informants containing cultural lexicon contained in antar ajong tradition in the form of words and phrases. Techniques used in this study, namely interviews, proficient, and record. Data collection tool in the form of recorder, camera, and stationery. Based on the research conducted, the data collected was gathered by 106 cultural lexicons in antar ajong tradition in Sambas Malay society. Cultural lexicon in inter ajong tradition in this research consists of three forms, the word in the form of monomorfemis and polymorphism and phrase. The lingual unit of monomorphism is 80 words. The lingual unit in the form of polymorphism is 7 words. The lingual unit of the phrase is 25 words. The term has a lexical meaning totaling 82 words and which has a cultural meaning amounting to 106, while the cultural meaning in the form of spells is 4, prohibited abstinence is 7, oral literature and cultural lexicon data contained in the tradition of antar ajong total 106.  Keywords: lexicon, antar ajong tradition, Malay Sambas 
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK DISKUSI DAN SEMINAR DENGAN TGT Sudaryanti, .; Saman, Sisilya; ., Martono
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 3, No 12 (2014): Desember 2014
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan dan hasil pembelajaran menyimak diskusi dan seminar dengan Teams Games Tournament pada siswa kelas XI IPS MAS Mujahidin Pontianak tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian tindakan yang dirancang dalam tiga siklus. Alur penelitian meliputi perancanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflekting).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa menyimak diskusi dan seminar dengan metode Teams Games Tournament pada siswa kelas XI IPS MAS Mujahidin Pontianak tahun pelajaran 2013/2014 berhasil meningkatkan keterampilan siswa. Hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut; pencapaian daya serap siswa sebelum mendapat tindakan sebesar 68% dengan ketuntasan klasikal 55 %  meningkat menjadi  71%  dengan ketuntasan 68% di siklus I. Pada siklus II daya serap 83% dengan ketuntasan 81% selanjutnya di siklus III daya serap 89 dengan ketuntasan 90%. Dengan demikian metode Teams Games Tournament dapat meningkatkan keterampilan menyimak diskusi dan seminar pada siswa kelas XI IPS MAS Mujahidin Pontianak Kata kunci :  TGT, menyimak diskusi, seminar.  Abstract: This study aims to decribe how the learning plan, implementation and result of discussion and seminar by using  Teams Games Tournament on twelfth graders social 2013/2014 school years. The research used qualitative approach by action research method which designed in three cycles. The study consist of planning, acting, observing, and reflecting. The result  research to listen to discussion and seminar by using  Teams Games Tournament on twelfth graders social 2013/2014 school year succesfully improve the skill of students. The results of the study are the following learning outcomes; absorption student achievement before getting action by 68% with classical completeness 55% increased to 71% with 68% completeness in the first cycle. In the second cycle absorption of 83% with 81% completeness further further in the third cycle absorption of 89% with 90% completeness. Thus the Teams Games Tournament method in improving listening skill discussion and seminar in twelfth grader in MAS Mujahidin Pontianak. Key Word :  TGT, Listening discussion and seminar. 1
RELASI SEMANTIK VERBA DALAM BAHASA MELAYU DIALEK SEKADAU Risanti, Nini; Saman, Sisilya; Amir, Amriani
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 2, No 9 (2013): September 2013
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan relasi semantik sinonim, antonim, polisemi, homonim, dan hiponim verba dalam BMDS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah kata-kata yang mengandung relasi semantik verba dalam BMDS. Sumber data dalam penelitian ini adalah BMDS yang dituturkan oleh penutur asli BMDS. Berdasarkan hasil analisis data daapt disimpulkan bahwa dalam BMDS terdapat relasi semantik verba yang terdiri atas 30 jenis verba sinonim BMDS yang bersifat total dan komplet, 8 jenis yang bersifat komplet tetapi tidak total, 6 jenis sinonim total tetapi tidak komplet, 2 jenis sinonim tidak total dan tidak komplet. Relasi antonim ditemukan 21 jenis verba, polisemi verba ditemukan 14 jenis, homonim verba BMDS ditemukan 20 verba, dan hiponim ditemukan 12 jenis. Kata kunci: relasi semantik, verba BMDS Abstract: This study aimed to describe the semantic relation synonyms, antonyms, homonyms, and polysemy in verbs hiponim BMDS.The method of research used is descriptive method in qualitative research.The data of this research are words containing Semantic verb relations in BMDS. The source of data in this research is BMDS which are spoken by the native speaker of Malay language in Sekadau Dialect.Based on the data analysis, it is concluded that there are Semantic verb relations in BMDS. They are: 30 types of total and complete synonymous verb, 8 types of complete but not total synonymous verb, 6 types of total but incomplete synonymous verb, and 2 types of not total and incomplete synonymous verb. There are also found 21 antonymous verb, 14 typespolysemy verb, 20 homonym verb, and 12 types of hyponym verb. Key words: semantic relations, BMDS verbs.
FUNGSI SEMANTIK KOSAKATA ETNOBOTANI MELAYU SUKADANA Jupitasari, Mellisa; Saman, Sisilya; Syahrani, Agus
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 3, No 4 (2014): April 2014
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan fungsi semantik kosakata etnobotani khususnya pada pemanfaatan tumbuhan obat-obatan pada masyarakat Melayu di Kecamatan Sukadana. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan menggunakan pendekatan kajian semantik leksikal untuk menganalisis fungsi semantik dari kosakata etnobotani Melayu Sukadana. Penelitian ini dilakukan pada empat desa di Kecamatan Sukadana yaitu Desa Benawai Agung, Desa Sutera, Desa Pangkalan Buton, dan Desa Harapan Mulia. Sumber data dalam penelitian ini diambil dari penutur bahasa Melayu di Kecamatan Sukadana yang mengetahui mengenai kosakata etnobotani Melayu Sukadana yang khususnya dimanfaatkan dalam pengobatan. Penelitian ini berhasil menghimpun 161 kosakata tumbuhan etnobotani Melayu Sukadana. Hasil penelitian dengan kekhasan lokal kedaerahan ini diharapkan dapat terinventarisasi dan terdokumentasi dengan baik sehingga dapat bermanfaat terutama dalam pengayaaan bahan bantu ajar di sekolah dalam mengajarkan muatan lokal bahasa daerah. Kata Kunci: Fungsi Semantik, Kosakata Etnobotani, Melayu Sukadana. Abstrack: This research aims to describe semantic function of ethnobotanic vocabularies, especially on the usage of medical plants in malay society in Sukadana. This research use qualitative descriptive method and lexical semantic approach to analyze semantic function of Sukadana Malay ethnobotanic vocabulary. This research was done in four villages in Sukadana, i.e. Benawai Agung village, Sutera village, Pangkalan Buton village, and Harapan Mulia village. The source of data is native speakers of Malay in Sukadana who know about Sukadana Malay ethnobotanic vocabularies which are used in medical treatment. This research manages to collect 161 Sukadana Malay ethnobotanic vocabularies. The result of this research which contains local uniqueness is hoped to be inventoried and documented well so that it will be useful especially in enriching learning material in local language teaching. Key word: Function of Semantic, Ethnobotanic Vocabulary, Sukadana Malay
IDIOM BAHASA MELAYU DIALEK SANGGAU Trisna, Ina; Saman, Sisilya; Simanjuntak, Hotma
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 2, No 3 (2013): Maret 2013
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum adanya penelitian yang komprehensif dalam mendeskripsikan Idiom Bahasa Melayu Dialek Sanggau. Bahasa Melayu Sanggau merupakan bahasa yang dipergunakan oleh masyakat Melayu khususnya di Kabupaten Sanggau. Hal yang diteliti dari bahasa ini adalah idiom. Permasalahan yang diteliti adalah bentuk, makna klasifikasi idiom. Dalam Penelitian ini menggunakan metode deskriptif berbentuk kualitataif. Sumber data dalam penelitian ini adalah informan dan cerita rakyat yang telah dibukukan. Data dalam penelitian ini adalah ungkapan BMDS. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara dan studi dekumenter yang diunakan untuk menjaring ungkapan yang terdapat didalam cerita rakyat yang telah tertulis, sedangkan alat pengumpulan data yaitu pedoman wawancara dan kartu pencatat yang digunakan untuk menjaring ungkapan didalam cerita yang telah dibukukan, data dianalisis sesuai dengan masalah; dan data disimpulkan. Kata Kunci: idiom, Melayu Dialek Sanggau Astract: The background of this research is there is no comprehensive research yet in describing idiom in Sanggau Dialect of Malayan Language. Sanggau Malayan languange is the language used by Malayan peole especially in Sanggau regency. The element researched from this language is the idiom. The problem in this research is the form, idiom classification meaning. The method in this research is qualitatif descriptive method. The sources of data in this research are informant and folklor books. The data in this research is diom Sanggau dialect of Malayan language expressions. The techniques of collecting data in this researchare interview and decomentary study that used for sorting expressions in foklore books, while the tools of data collecting are interview guide and note card that used for sorting expressions in foklore books, the data anayzed based on the problem, and conclusion. Keywords:Idom, Sanggau Dialect of Malayan.
REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM MASYARAKAT DAYAK KANAYATN Devi, Septiana Anjela; Saman, Sisilya; Salem, Laurensius
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 2, No 3 (2013): Maret 2013
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Judul penelitian adalah Realisasi Kesantunan Berbahasa dalam Masyarakat Dayak Kanayatn di Desa Saham, Kec. Sengah Temila, Kab. Landak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah realisasi kesantunan berbahasa dalam MDK di Desa Saham, Kec. Sengah Temila, Kab. Landak. Bentuk penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik langsung yaitu dengan teknik observasi, teknik catat dan teknik rekam. Data dalam penelitian ini yaitu kalimat yang mengandung Realisasi Kesantunan Berbahasa yang digunakan oleh masyarakat di desa Saham, dan cerita rakyat yang ada di desa Saham. Sumber data yaitu segala bentuk tuturan masyarakat yang ada di desa Saham. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang ada di desa Saham, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak masih banyak menggunakan bahasa yang tidak sepantasnya diucapakan , seperti kata binatang, bodoh, sial setan, dan gila. Masyarakat di desa Saham juga melanggar prinsip kesantunan berbahasa Leech dan prinsip kerjasama Grace yaitu maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim pemufaktan, dan maksim kesimpatisan. Adapun saran penelitian ini adalah agar masyarakat santun dalam bertutur, jangan menggunakan bahasa yang kasar karena dapat meyakiti hati mitra tutur. Kata kunci : Realisasi, Kesantunan, Berbahasa Abstract: The title of this study is The Make Use of Language Politennes by Dayak Kanayatn People. This research was intended to find out the realization of the make use of language politeness in Saham village, Sub district of Sengah Temila, Landak Regency. The research was conducted by using qualitative method and well explained descriptively. The data were collected exclusively from observation, audiovisual recorded and written report. The data was focused to the make use of language politeness provided by all societies of Saham village both in daily activities and folklore. Based on the research investigation, the researcher found that there would be a conclusion that states too many inappropriate expressions used by the villagers over Saham societies such as beast, fool, nuts, idiot, and imp. Another finding showed us that the villagers broke the principal politeness of language Leech and Grace such as prudence maxim, generosity maxim, achievement maxim, simplicity maxim, conciliation maxim, and sympathy maxim. Therefore, the conclusions said that they should be a change in a way of villager to make a good and polite accepted language and avoid any other impoliteness expression of language. Key words: realization, politeness, language
PEMAKNAAN KATA-KATA MANTRA SEMBODOH (PENAKLUK) MASYARAKAT MELAYU BANJARSARI KECAMATAN KENDAWANGAN KAKABUPATEN KETAPANG: KAJIAN SEMIOTIK Rapika, .; Saman, Sisilya; Syahrani, Agus
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 4, No 4 (2015): April 2015
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengklasifikasikan dan mendeskripsikan kata-kata dalam Mantra Sembodoh (penakluk) masyarakat Melayu Banjarsari Kecamatan Kendawangan Kabupaten Ketapang. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif berbentuk kualitatif, dengan pendekatan semiotik. Sumber data  adalah kata-kata dan kalimat-kalimat dalam mantra sembodoh (penakluk), sedangkan datany adalah mantra sembodoh (penakluk) yang diucapkan oleh kedua informan yaitu Ibu Nuraya dan Ibu Muliati. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan perekaman. Alat pengumpul data penelitian ini adalah alat perekam dan pedoman wawancara. Berdasarkan hasil analisis data, bahwa pada pembacaan semiotika tingkat pertama (heuristik) yaitu menghasilkan sebuah heterogen yang tidak gramatikal, terkoyak-koyak dan tidak padu. Seolah-olah tidak ada kesinambungan baris demi baris atau bait demi bait dalam puisi tersebut, sedangkan pembacaan semiotika  tingkat kedua (hermeneutik) ini diperoleh sebuah makna secara keseluruhan antara kata-perkata, kalimat-perkalimat, serta menunjukan citraan visual dan lariknya terikat rima.   Kata kunci: semiotik, heuristik, hermeneutik, dan kata-kata mantra Abstract: This research purposed to classificating and descripting the words in Sembodoh Spell (conqueror) the people of Banjarsari Malay Kendawangan Subdistrict Ketapang District. The method used is descriptive method and qualitative form, with the semiotic approach. The data source is Sembodoh spell (conqueror) that said by two informant, they are Mrs. Nuraya and Mrs. Muliati. The data collecting technique using interview technique and recording. The data collecting instrument are video and sound recorder and interview guide. Based on data analyze result, the research result shows that at first level semiotic reading (heuristic), that is a heterogeneity that ungrammatical, ripped, unsolid. Looks like has no connection line by line or bait by bait in the poetry. While the second level semiotic reading (hermeneutic) gained all meanings and solid in words by words, sentence by sentence, and shows visual image and the line tied to the rhyme.   Keywords: Semiotic, heuristic, hermeneutic, and spell words
VERBA BAHASA DAYAK BAKATI DIALEK SEJAJAH Hermanto, Florensius; Saman, Sisilya; Hanye, Paternus
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 3, No 11 (2014): Nopember 2014
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Penelitian dilakukan sebagai bentuk untuk mengenalkan Bahasa Dayak Bakati kepada masyarakat luas. Penelitian ini mengggunakan metode deskripsi. Metode deskripsi merupakan suatu cara penelitian yang dilakukan dengan mencatat dan menganalisis bahasa pada suatu masa tertentu dan bersifat sejaman. Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian yaitu 1) Ciri-ciri Verba BDBDS berfungsi sebagai predikat utama, mengandung makna perbuatan (aksi), proses atau keadaan, Verba dapat mengalami perubahan genus dari aktif ke pasif, dan dapat digunakan untuk kalimat perintah, verba dapat mengalami perubahan genus dari aktif ke pasif. verba dapat digunakan untuk kalimat perintah. 2) Bentuk-bentuk verba BDBDS yaitu verba asal, verba turunan, dan verba turunan majemuk. 3) Fungsi-fungsi BDBDS diantaranya verba berfungsi sebagai predikat, objek, subjek, keterangan,  pelengkap. 4) Makna Verba BDBDS di antaranya verba berafiks me-, verba berafiks be-, verba berafiks te-, verba bersufiks –an. verba bersufiks –i, verba berafiks ke-an, verba berafiks be-an.   Kata kunci : Verba, Ciri-ciri, Bentuk, Makna.   Abstract: This research is made as form to introduce Bakati language to society. which have in the words or the sentences is as the explanation that can found in affixs, suffixs, of complication of the words. This research use description method that a way of research do use notes and analyze the language in one of period or one of era. The form of this research is qualitative. Qualitative research is the research that focus to the word, not the number. The result of research are 1) The verb characters of BDBDS that have funtion as the first predicate, contain action, process or condition, the verb can exchange of genus from active to passive. The verb can use in command sentence. 2) The forms of BDBDS are original verb, generate, and compound. 3) The functions of BDBDS are as predicate, object, subject, adverb and compliment. 4) The meanings of BDBDS are the affixs verbs me-, be-, te-, suffix –an, -i, affixs ke-an, be-an.   Keywords: Verbs, Characters, forms, meanings
PERISTILAHAN KERAJINAN TANGAN TRADISIONAL ANYAMAN MASYARAKAT DAYAK JANGKANG Erliani, Yusta; Patriantoro, Patriantoro; Saman, Sisilya
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 7, No 9 (2018): September 2018
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Abstrack The terminology of traditional woven handicrafts is a language communication component that contains the meaning and use of words in language. Traditional woven handicrafts are activities related to handicrafts in the form of plaits that still use traditional methods in their manufacture, ranging from materials and tools to motifs.  This is the reason why researchers choose the traditional handicrafts of the woven Javanese Dayak. so that woven handicrafts are maintained.  Jangkang Dayak is one of the Dayak sub-groups who live in the Jangkang Subdistrict, Sanggau District, which is a residential area of the Jangkang Dayak indigenous people.  This study includes the terminology of traditional woven handicrafts, term forms, lexical meanings, cultural meanings, and text-based Indonesian language learning models for 2013 curriculum education units.The method used in this research is descriptive method with qualitative research forms. The techniques used in this study are observation, interview techniques, recording and recording techniques, and drawing / object designation techniques.  While the tools used are questionnaires, stationery, recording tools, pictures / photographs, and field notebooks.               Keywords: Terminology, handicraft, cultural meaning, and lexical meaning.