Claim Missing Document
Check
Articles

KRIM EKSTRAK KULIT BUAH NAGA SUPER MERAH (HYLOCEREUS COSTARICENSIS) MENINGKATKAN KELEMBAPAN KULIT TIKUS WISTAR (RATTUS NORVEGICUS) YANG DIPAPAR SINAR ULTRAVIOLET B I Putu Dema Prasetya; I.G. Kamasan Nym. Arijana; Ni Made Linawati; I Wayan Sugiritama; I Made Sudarmaja
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 1 (2020): Vol 9 No 01(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.51 KB)

Abstract

Kulit kering dapat menurunkan kinerja proteksi tubuh terhadap efek radikal bebas dan infeksi. Kerusakan kulit bisa terjadi karena adanya sinar ultraviolet (UV), salah satu dari komponen sinar matahari yang mencapai bumi. Efek dari sinar UV yang memiliki sifat sebagai sumber radikal bebas dapat dicegah dengan antioksidan. Salah satunya yaitu krim ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricencis). Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian krim ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricencis) terhadap kelembapan kulit tikus wistar (Rattus norvegicus) yang dipapar sinar ultraviolet B. Penelitian ini menggunakan sampel sejumlah 30 ekor tikus wistar jantan yang sudah memenuhi kriteria eksklusi dan inklusi. Sampel penelitian dibagi ke dalam 5 (lima) kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 6 ekor tikus wistar jantan, yaitu kelompok kontrol (P0), kelompok plasebo (P1), kelompok krim ekstrak kulit buah naga super merah 5% (P2), 10% (P3), dan 20% (P4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian ekstrak krim ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricencis) 5% dan krim ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricencis) 10% terhadap peningkatkan kelembapan kulit tikus wistar (Rattus norvegicus) yang dipapar sinar ultraviolet B. Kata Kunci: Kelembapan Kulit, Kulit Buah Naga Super Merah, Antioksidan, Sinar Ultraviolet, Tikus Wistar
PENGARUH KRIM EKSTRAK KULIT BUAH NAGA SUPER MERAH (Hylocereus costaricencis) MENURUNKAN KADAR SEBUM PADA KULIT YANG TERPAPAR SINAR ULTRAVIOLET-B Eugenia Meidy; I G Kamasan Nyoman Arijana; Ni Made Linawati; I Wayan Sugiritama
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 2 (2021): Vol 10 No 02(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i2.P16

Abstract

ABSTRAK Kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricencis) telah diteliti dan memiliki banyak manfaat. Beberapa kandungan yang terdapat di dalamnya adalah senyawa golongan flavonoid, vitamin C, dan lainnya. Komponen tersebut telah banyak diuji dan dikatakan memiliki manfaat untuk menurunkan peroksidasi lipid. Dalam era ini, paparan sinar UV telah menginduksi macam hal negatif termasuk photo-aging melalui proses meningkatnya peroksidasi lipid. Untuk itu, tujuan penelitian ialah mengetahui apa efek dari ekstrak kulit buah naga Hylocereus costaricencis terhadap sebum pada kulit yang terpapar sinar UVB. Alat dan bahan yang diperlukan meliputi subjek penelitian yaitu 30 ekor tikus Wistar dan bahan dasar pembuatan krim serta ekstrak kulit buah naga itu sendiri. Metode penelitian menggunakan random sampling dengan menguji nilai pre-test dan post-test. Pemberian krim dilakukan menggunakan konsentrasi 5%, 10%, dan 20% terhadap lima grup yang dua diantaranya adalah grup control dan placebo. Hasil yang didapatkan adalah bahwa kadar sebum sebelum dan sesudah tes dalam tiap kelompok memiliki perbedaan signifikan dengan menurunkan kadar sebum. Akan tetapi, komparasi antar grup post-test tidak signifikan. Kesimpulannya adalah efek krim ekstrak kulit buah naga ini tidak memberikan efek proteksi terhadap sinar UVB Kata kunci: UVB, ekstrak kulit buah naga, sebum, flavonoid, photo-aging.
ROLE OF LYCOPENE IN PREVENTING PROSTATE CANCER Made Tami Budirejeki; I Wayan Sugiritama
E-Jurnal Medika Udayana vol 2 no 11 (2013):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.156 KB)

Abstract

Prostate cancer is the most common male cancer in the United States in 2003. Prostate cancer is the second cause of death after lung cancer. The possibility of a man suffering from prostate cancer is about 3 %. Increasing age is the main risk factor for this disease. Eighty percent of prostate cancer patients aged over 65 years. Prostate cancer occurs due to accumulation of DNA damage. There are various mechanisms that cause DNA damage, one of them is due to oxidative stress. Imbalance levels of free radicals and antioxidant in tissues causes oxidative stress. Antioxidants are substance that has ability to neutralize free radicals. One of the powerful antioxidant is lycopene. It is belived have ability to prevent prostate cancer. Various studies and reviews have been conducted to determine the role of lycopene in the prevention of prostate cancer. Although most studies have found an association between the consumption of foods that contain lycopene with a reduced risk of prostate cancer, but few studies have found no such relationship.
EFEK PEMBERIAN TEH KOMBINASI BUNGA EUPHORBIA MILII DAN PROPOLIS TERHADAP DIAMETER PULPA PUTIH LIMPA TIKUS WISTAR JANTAN I Dewa Gede Angga Triadi Nata; Ni Made Linawati; I Gusti Ayu Dewi Ratnayanti; I Wayan Sugiritama
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 5 (2021): Vol 10 No 05(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i5.P01

Abstract

ABSTRAK Penyakit infeksi termasuk kedalam penyebab utama kematian di seluruh dunia. Imunitas spesifik terdiri dari sel B dan sel T yang berperan penting dalam pertahanan terhadap infeksi. Senyawa-senyawa dengan efek imunomodulator dapat ditemukan pada Euphorbia milii dan propolis. Euphorbia milii mengandung senyawa saponin, tanin, dan flavonoid yang memiliki efek imunomodulator dengan meningkatkan produksi IL-2 yang merupakan sitokin penginduksi aktivitas sel NK (Natural Killer), sel B, dan sel T. Propolis mengandung senyawa benzoat, terpen, flavonoid, asam phenolat, dan CAPE (Caffeic Acid Phenetyl Esther) yang juga memiliki efek imunomodulator. Pulpa putih limpa terdiri atas nodul limfoid dan PALS (Periarteriolar Lymphoid Sheats) yang sebagian besar tersusun atas sel B dan sel T. Aktivitas imunomodulator dari Euphorbia milii dan propolis dapat dibuktikan dengan mengamati peningkatan diameter pulpa putih limpa. Rancangan penelitian ini adalah randomized post test only controlled group dengan sampel 24 ekor tikus yang dibagi kedalam 4 kelompok. Aquades diberikan kepada kelompok kontrol sedangkan teh kombinasi diberikan kepada kelompok perlakuan, lalu dilakukan terminasi dan pengukuran diameter pulpa putih. Teknik analisis data berupa One Way ANOVA dan Post Hoct dengan LSD test. Hasil pengujian menunjukan terdapat perbedaan rerata diameter pulpa putih yang signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan. Hasil penelitian menunjukan teh kombinasi bunga Euphorbia milii dan propolis dapat meningkatkan diameter pulpa putih limpa tikus wistar jantan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengamati dosis efektif. Kata kunci: Euphorbia milii, Imunomodulator, Propolis, Pulpa putih
KRIM EKSTRAK KULIT BUAH NAGA SUPER MERAH (HYLOCEREUS COSTARICENSIS) MENINGKATKAN KELEMBAPAN KULIT TIKUS WISTAR (RATTUS NORVEGICUS) YANG DIPAPAR SINAR ULTRAVIOLET B I Putu Dema Prasetya; I.G. Kamasan Nym. Arijana; Ni Made Linawati; I Wayan Sugiritama; I Made Sudarmaja
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 8 (2021): Vol 10 No 08(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i8.P14

Abstract

ABSTRAK Kulit kering dapat menurunkan kinerja proteksi tubuh terhadap efek radikal bebas dan infeksi. Kerusakan kulit bisa terjadi karena adanya sinar ultraviolet (UV), salah satu dari komponen sinar matahari yang mencapai bumi. Efek dari sinar UV yang memiliki sifat sebagai sumber radikal bebas dapat dicegah dengan antioksidan. Salah satunya yaitu krim ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricencis). Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian krim ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricencis) terhadap kelembapan kulit tikus wistar (Rattus norvegicus) yang dipapar sinar ultraviolet B. Penelitian ini menggunakan sampel sejumlah 30 ekor tikus wistar jantan yang sudah memenuhi kriteria eksklusi dan inklusi. Sampel penelitian dibagi ke dalam 5 (lima) kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 6 ekor tikus wistar jantan, yaitu kelompok kontrol (P0), kelompok plasebo (P1), kelompok krim ekstrak kulit buah naga super merah 5% (P2), 10% (P3), dan 20% (P4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian ekstrak krim ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricencis) 5% dan krim ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricencis) 10% terhadap peningkatkan kelembapan kulit tikus wistar (Rattus norvegicus) yang dipapar sinar ultraviolet B. Kata Kunci: Kelembapan Kulit, Kulit Buah Naga Super Merah, Antioksidan, Sinar Ultraviolet, Tikus Wistar
PENGARUH EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH TUNGGAL (ALLIUM SATIVUM L.) TERHADAP VIABILITAS SEL PBMC YANG TERPAPAR HIDROGEN PEROKSIDA SECARA IN VITRO Joshua Ezra Ronaldo Bayak; I. G. K. Nyoman Arijana; I. G. A. Dewi Ratnayanti; I Wayan Sugiritama
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 12 (2020): Vol 9 No 12(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i12.P11

Abstract

ABSTRAK Kematian sel merupakan salah satu akibat dari kerusakan DNA yang disebabkan oleh reactive oxygen species (ROS). Bawang putih tunggal diketahui memiliki banyak kandungan antioksidan yang berpotensi untuk mencegah kematian sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol bawang putih tunggal dapat mencegah kematian sel PBMC yang disebabkan oleh H2O2 yang merupakan ROS. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan kultur PBMC yang berjumlah 25 sumur dikelompokkan menjadi 5 kelompok, yakni P0 (normal salin), P1 (H2O2 0,3%), P2, P3, dan P4 (H2O2 0,3% dan ekstrak etanol bawang putih tunggal dengan dosis masing-masing 5%, 10%, dan 20%). Sampel kemudian diinkubasi pada suhu 37oC CO2 5% selama 1 jam dan kemudian dipanen dan dilakukan perhitungan jumlah sel. Analisis data dilakukan dengan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan jumlah sel PBMC viabel antara P1 dan P3 sebesar -145.000 (IK95% -170.970,04 – (-119.029,96)), dan antara P1 dan P4 sebesar -20.000 (IK95% -45.970,03 – 5.970,03). Dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol bawang putih tunggal dengan dosis 10% dapat mencegah kematian sel akibat paparan radikal bebas, tetapi dosis 20% menyebabkan efek toksik terhadap PBMC. Kata kunci: viabilitas sel, ROS, bawang putih tunggal, PBMC
EKSTRAK ETANOL UBI JALAR UNGU (IPOMOEA BATATAS L.) MENURUNKAN DEGENERASI LEMAK JARINGAN HATI TIKUS YANG DI OVARIEKTOMI Ni Putu Candra Paramita; I Wayan Sugiritama; Ni Made Linawati
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 1 (2019): Vol 8 No 1 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.957 KB)

Abstract

Menopause didefinisikan sebagai 1 tahun tanpa menstruasi. Wanita menopause kemungkinan berisiko mengalami Nonalcoholic Fatty Liver Disease(NAFLD). Efek menguntungkan dari antosianin telah dibuktikan dalam penelitian hewan,sehubungan dengan stres oksidatif dan steatosis hati. Ubi jalar ungu mengandung antosianin yang berfungsi sebagai antioksidan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel tikus yang sudah di ovariektomi, kemudian diberikan ekstrak etanol ubi jalar ungu pada tikus secara oral selama 30 hari. Pada hari pertama dilakukan randomisasi dibagi menjadi empat kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (P0), kelompok perlakuan pemberian ekstrak etanol ubi jalar ungu dosis 1ml (P1), dosis 2 ml (P2), dan dosis 4ml (P3). Pada hari ke-31 dilakukan terminasi untuk di ambil jaringan hati dan pembuatan preparat histologi, kemudian dilakukan pengamatan pada preparat dengan pembesaran 10x10 pada 2 lapang pandang. Dari 28 sampel hati tikus yang diperiksa, didapatkan semua sel hati tikus mengalami degenerasi lemak atau steatosis sebanyak >5% yang merupakan kunci dari penyakit hati berlemak nonalkohol (NAFLD), namun jumlahnya berbeda-beda. Rerata perlemakan kelompok kontrol negatif didapatkan hasil perlemakan paling tinggi yaitu 49,1%, kelompok perlakuan pemberian dosis 1ml, 2ml, dan 4ml didapatkan hasil 39,48%, 31,62%, dan 29,14%. Setelah diuji secara statistik didapatkan perbedaan yang signifikan (p<0,05) terhadap pengaruh pemberian ekstrak etanol ubi jalar ungu.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pemberianekstrak etanol ubi jalar ungu selama 30 hari dapat menurunkan degenerasi lemak pada hati tikus yang mengalami penyakit hati berlemak nonalkohol (NAFLD). Kata Kunci: Ekstrak etanol ubi jalar ungu, menopause, fatty liver
CORTICOSTEROID AS TREATMENT OF ALOPECIA AREATA Ni Putu Junika Putri; I Wayan Sugiritama
E-Jurnal Medika Udayana vol 2 no5(2013):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.076 KB)

Abstract

Alopecia areata is a common cause of alopecia nonscarring. Incidence alopecia areata 1-2% of the population, with the same ratio in both sexes, and occurs in all racial groups. The characteristics of alopecia areata lesions usually develop bald patch with one or more round or oval in hair bearing areas of the body, especially on the scalp. Alopecia areata is an inflammatory disease, autoimmune mediated by T lymphocytes disease Therapy for alopecia areata is to suppress immune and inflammatory processes that occur in alopecia areata. Corticosteroid therapy is one modality of therapy for alopecia areata, because it has anti-inflammatory and immunosuppressive effects. Several methods corticostreroid administration consist of intralesional injection, topical, and systemic therapies
FINASTERIDE AS A TREATMENT FOR MALE ANDROGENETIC ALOPECIA Ni Komang Tristiana Dewi; I Wyn. Sugiritama
E-Jurnal Medika Udayana vol 2 no4 (2013):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.157 KB)

Abstract

Androgenetic alopecia (AGA) is a type of alopecia non sikatrik that most often occur, especially in men. AGA is hereditary baldness and form distinctive patterns. Causes related to AGA estimated serum androgen levels, especially 5-?-dehydrotestosterone (DHT), which can lead to miniaturization of the hair follicle. Finasteride is one of drugs that proven effective in treating hair loss caused by AGA. Finasteride is a 4-azasteroid components that are competitive and specific inhibitor of the enzyme 5-?-reductase type II, an enzyme that converts testosteron into intracellular DHT. By inhibiting the enzyme 5-?-reductase type II, conversion of testosteron to DHT inhibited, thereby causing a significant decrease in serum and tissue DHT concentrations. The use of finasteride 1 mg per day proven to effectively treat AGA in men.  
Efek pemberian ekstrak ethanol ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L) terhadap ketebalan dan diferensiasi sel epitel vagina tikus betina yang mengalami ovariektomi di Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana periode Oktober-Desember 2017 Jessica Yuwono; Wayan Sugiritama; Gusti Ngurah Mayun; Wayan Juli Sumadi
E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 5 (2018): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2205.798 KB)

Abstract

Post menopause woman experiencing estrogen hormone deficiency causing vaginal atrophy leading decrease in vaginal epithelial thickness. Hormone replacement therapy (HRT) was the first choice to overcome those problems. Meanwhile, HRT has so much adverse effect in long term use such as increase risk of breast cancer, and cardiovascular disease. Phytoestrogen is an estrogen compound derived from plant particullary in purple yam, containing antosianin that could be an alternative for estrogen replacement therapy. Study design is post-test only control group with animal model using wistar mice divided into four groups intervention. Control group recieving placebo, intervention group 1 (I1) recieving 1 cc of purple yam ethanol extract, I2 and I3 recieving 2cc and 4 cc of yam ethanol extract respectively. Oovorectomy was done before intervention and intervention was done for one months. Histophatological structure of vaginal epithelial and assesment of vaginal epithelial maturation was observed. There are significant difference between the average number of parabasal cell, intermediate cell, and superficial cell in four groups intervention (p=0.000). The highest number of parabasal cell was found in control group (151.63±34.13), the highest number of intermediate cell was found in I3 group, and the highest number of superficial cell was found in I3 group. There are significant different between thickness of epithelial cell layer in four groups intervention (p=0.004) and I3 group with the thickest layer of ephitel (54.24 ± 7.782). The best maturation degree was found in I3 group with much squamous epithelium with thick layer of glicogen on the surface of epithelial layer. Meanwhile, control group was found with poor maturation, superficial epithelial layer undergoes keratinization with predominant of parabasal cell layer and only a few number of superficial squamous epithelial cell was found. Intervention of purple yam ethanol extract enhance epithelial maturation and differentiation, increase epithelial thickness in rats undergoes oovorectomy. Keywords: purple yam extract, vagina epithelial, thickness of epithelial, maturation degree, phytoestrogen.
Co-Authors Alifia Dwi Lestari Anak Agung Gede Eka Septian Utama Arcana N Ari Wibawa Ari Wibawa Aria Wibawa Arijana, I G Kamasan Nyoman Arijana, I Gusti Nyoman Kamasan Arijana, IGK Nyoman Bella Aulya Safitri Desak Ketut Ernawati Desak Putu Citra Udiyani Dewa Ayu Agus Sri Laksmi Dewi, Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewi, Ni Made Gita Kusuma Dyta Putri Aryo Eswariy Chandramogan Etik Nurhidayati Eugenia Meidy Fedik Abdul Ratam Ferbian M. Siswanto, Ferbian M. Fitrotul Imaniyah Gabrielle, Gabrielle Gayathiri Mohana Krishnan Gede Parta Kinandana Gede Wirata Gusti Ngurah Mayun Hernowo, Elliana Freya I Dewa Ayu Eka Widiari Putri I Dewa Ayu Inten Primayanti I Dewa Gede Angga Triadi Nata I Gusti Ayu Dewi Ratnayanthi I Gusti Ayu Dewi Ratnayanti I Gusti Ayu Dewi Ratnayanti I Gusti Ayu Dwita Wahyu Laksmi I Gusti Kamasan I Gusti Kamasan Arijana I Gusti Kamasan Nyoman Arijana I Gusti Ngurah Mayun I Gusti Nyoman Sri Wiryawan I Gusti Nyoman Sri Wiryawan I Made Jawi I Made Krisna Dinata I MADE MULIARTA . I Made Niko Winaya I Made Sudarmaja I Nyoman Adi Putra I Nyoman Gede Wardana I Nyoman Wande I Putu Adi Merta I Putu Adiartha Griadhi I Putu Bayu Mayura, I Putu Bayu I Putu Dema Prasetya I Wayan Juli Sumadi I. G. A. D. Ratnayanthi Ida Ayu Dewi Wiryanthini Ida Ayu Ika Wahyuniari IGN Iswarabhuwana WP Indira Vidiari Juhanna Intan Syahirah Bt Abdul Rauap Jessica Yuwono Joshua Ezra Ronaldo Bayak Kadek Ady Antara Kenjiro, Eduardo Komang Dhyanayuda P. Komang Jegek Triangga Apsari Linawati N.M Linawati, Ni M. Linawati, NM Luh Putu Ratna Sundari M Widnyana Made Dwi Indah Permatahati Gita Made Hendra Satria Nugraha Made Tami Budirejeki Mahen Isaac Pannir Chelvam Masnathasari, NM Ayu Maulidya, Maulidya Mayun G.N Melita Soares Cristovao N. M. Linawati Negara, Anak Agung Gede Angga Puspa Ni Kadek Mira Wirayani Ni Komang Tristiana Dewi Ni Luh Nopi Andayani Ni Luh Nopi Andayani, Ni Luh Nopi Ni Made Deni Purnama Ni Made Linawati Ni Made Mertaniasih Ni Made Rininta Adi Putri Ni Nyoman Mekar Sari Ni Nyoman Sri Budayanti Ni Putu Candra Paramita Ni Putu Junika Putri Ni Putu Sriwidyani Nila Wahyuni Norshazreen Nazri Nuril Hidayah Pangkahila, Elionardo Putra, I Putu Yudi Pramana Putri Miucin Raditya Pradipta Rahcmanita, Dhila Cahya Rastika, I Gede Agus Ratnayanthi, I Gusti Ayu Dewi Ratnayanti, Gusti Ayu Dewi Regina, Ni Kadek Pramesti Ruthirar Kalaichelvam Saraswati, Ni Luh Putu Gita Karunia Saraswati, Putu Ayu Sita Susilo, Yunike Trisna Damayanti Vania Lannisa Haestidyatami Widianti, I Gusti Ayu Widianti, IGA Wona, Yohana Virani Wong, Ferdinand Yogarani V.C Rajappan Zahra, Fahdia Fitrianti