Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

KAJIAN KESUBURAN TANAH DI LAHAN PASCA PENAMBANGAN EMAS TANPA IZIN (PETI) PADA BEBERAPA PERIODE PENAMBANGAN DI KECAMATAN MANDOR KABUPATEN LANDAK PETRUS YONAL; Sulakhudin Sulakhudin; Rita Hayati
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 7, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v7i1.23603

Abstract

Lahan pasca penambangan emas tanpa izin merupakan lahan yang telah terdegradasisehingga sulit bagi lahan tersebut untuk kembali seperti kondisi semula. Tekstur tanahberpasir dan miskin unsur hara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapasifat kimia tanah dan mengkaji status kesuburan tanah. Metode yang digunakandalam penelitian ini adalah Fertility Capability Classification (FCC) dan StatusKesuburan Tanah menurut Pusat Penelitian Tanah (PPT). Hasil penelitianmenunjukkan bahwa kelas kesuburan tanah menurut metode FCC pascapenambangan emas tanpa izin 7 dan 20 tahun adalah SSeh(8%) dan hutan sekunderadalah OLeh(8%). Tanah pada pasca PETI 7 dan 20 tahun bertekstur pasir padalapisan atas dan bawah (SS), KTK sangat rendah (e), bereaksi masam (h) danbesarnya kemiringan lahan 8%. Tanah pada hutan sekunder lapisan atas berupa bahanorganik (O), lapisan bawah berlempung (L), KTK rendah/sangat rendah (e), reaksitanah masam sampai agak masam (h) dan besarnya kemiringan lahan 8%. Statuskesuburan tanah dengan metode PPT yaitu, lahan pasca PETI 7 dan 20 tahun statuskesuburan sangat rendah sedangkan hutan sekunder status kesuburan rendah. Kata kunci : Hutan sekunder, Kesuburan tanah, Mandor, Pasca PETI, Pasir
PENGARUH PEMBERIAN LUMPUR MERAH DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH PADA TANAH PMK Zulifa Fadilla; Surachman Surachman; Sulakhudin Sulakhudin
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 12, No 4
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v12i4.69459

Abstract

Tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan satu di antara komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi karena digunakan sebagai rempah dan penyedap rasa makanan. Permasalahan yang dihadapi pada lahan PMK adalah pH termasuk masam, Al-dd yang tinggi, kandungan P yang rendah, kapasitas tukar kation yang rendah (KTK) dan tanah yang miskin unsur hara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lumpur merah dan dosis pupuk NPK yang memberikan pertumbuhan dan hasil bawang merah yang terbaik pada tanah PMK. Penelitian ini dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen lapangan dalam bentuk faktorial dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor, faktor pertama adalah lumpur merah (M) yang terdiri dari 3 taraf dan faktor kedua adalah pupuk NPK (F) yang terdiri dari 3 taraf. Perlakuan seluruhnya 9 kombinasi terdiri dari 3 ulangan dan setiap kombinasi perlakuan terdapat 4 tanaman sampel, dengan demikian terdapat 108 tanaman. Faktor pertama: Lumpur Merah (M) terdiri dari 3 taraf: m1 = 1: 500 (0,016 kg/polybag) setara dengan 16 gram/polybag , m2 = 1: 750 (0,01067 kg/ polybag) setara dengan 10,67 gram/polybag, m3 = 1: 1000 (0,008 kg/polybag) setara dengan 8 gram/polybag. Faktor kedua: Pupuk NPK (F) terdiri dari 3 taraf: f1 = 0,0008 kg/tanaman setara denga 0,8 gram/tanaman, f2 = 0,0012 kg/tanaman setara dengan 1,2 gram/tanaman, f3 = 0,0016 kg/tanaman setara dengan 1,6 gram/tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian lumpur merah dan NPK  terjadi interaksi pada variabel jumlah anakan minggu ke 4 dan minggu ke 6 sedangkan pada variabel jumlah daun, tinggi tanaman, jumlah umbi, berat basah dan berat kering angin berpengaruh tidak nyata. Perlakuan terbaik terdapat pada pemberian lumpur merah 8 g/tanaman dan NPK 1,6 g/tanaman.
PEMETAAN SEBARAN STATUS UNSUR HARA N, P, DAN K TANAH PADA LAHAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT RAKYAT KECAMATAN SANDAI KABUPATEN KETAPANG Hakim, Muhamad Amarul; Krisnohadi, Ari; Sulakhudin, Sulakhudin
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 13, No 3
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v13i3.77974

Abstract

Kelapa sawit merupakan komoditi pertanian subsektor perkebunan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai unsur hara yang ada di lokasi Penelitian. Kelapa sawit diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kelapa sawit khususnya di lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan di Desa Merimbang Jaya untuk mengetahui sebaran status unsur hara N, P, dan K tanah pada kebun kelapa sawit dan memberikan saran pemupukan yang diperlukan. Penelitian berlangsung selama 5 bulan mulai dari survey lokasi penelitian, pengambilan sampel, analisis di laboratorium, analisis kriteria unsur hara, dan pembuatan peta sebaran status unsur hara N, P dan K mengunakan ArcGIS metode Kriging. Hasil analisis menunjukkan bahwa kandungan N-total tanah pada kedalaman 0-30 cm rendah, sedangkan pada kedalaman 30-60 cm ada yang rendah dan ada yang sedang. Kandungan P-tersedia tanah pada kedalaman 0-30 cm bervariasi dari sedang hingga sangat tinggi, sedangkan pada kedalaman 30-60 cm ada yang rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Kandungan K-dd tanah pada kedalaman 0-30 cm mayoritas sangat rendah, sementara pada kedalaman 30-60 cm mayoritas sangat rendah. Saran pemupukan yang diberikan untuk tanaman kelapa sawit meliputi pemakaian pupuk Urea sebanyak 1,49 kg/pohon, pupuk SP-36 antara 0,15-1,23 kg/pohon, dan pupuk MOP 1,89-4,5 kg/pohon.
STUDI KETERSEDIAAN UNSUR HARA N, P, K DAN PERTUMBUHAN TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG KAMBING DAN ABU BOILER PADA TANAH GAMBUT Ramadhan, Gina Suci; Sulakhudin, Sulakhudin; Junaidi, Junaidi
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 13, No 3
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v13i3.81170

Abstract

Tanah gambut adalah tanah yang memiliki potensi cukup besar untuk dimanfaatkan sebagai lahan budidaya pertanian. Tanah gambut sebagai lahan budidaya pertanian menghadapi permasalahan seperti, pH tanah yang rendah, kapasitas tukar kation yang tinggi, kejenuhan basa rendah, kandungan unsur makro dan mikro yang rendah, sehingga kurang optimal bagi budidaya tanaman bawang merah. Upaya untuk mengatasi permasalahan dilakukan untuk meningkatkan pH tanah dan ketersediaan unsur hara N, P, K di tanah gambut yaitu dengan cara pemberian pupuk kandang kambing dan abu boiler. Penelitian merupakan percobaan faktorial yang disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Percobaan terdiri dari 2 faktor yaitu pupuk kandang kambing (P) dan abu boiler (B). Faktor pertama yaitu pupuk kandang kambing sebanyak 3 taraf perlakuan P0 (0 g/polybag), P1 (240 g/polybag), P2 (480 g/polybag) dan faktor kedua abu boiler sebanyak 3 taraf perlakuan B0 (0 g/polybag), B1 (842 g/polybag), B2 (1.148 g/polybag) sehingga total kombinasi perlakuan sebanyak 9 dan diulang 3 kali sehingga terdapat 27 unit percobaan. Pengaruh perlakuan terhadap parameter pengamatan dianalisis dengan analisis ragam (ANOVA) uji F. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk kandang kambing dan abu boiler secara interaksi tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter. Pemberian pupuk kandang kambing secara tunggal pada tanah gambut menunjukkan adanya pengaruh nyata terhadap parameter C-organik, N-total, P-tersedia, K-dd dan tinggi tanaman bawang merah. Pemberian abu boiler secara tunggal pada tanah gambut menunjukkan adanya pengaruh nyata terhadap parameter P-tersedia, K-dd dan jumlah daun tanaman bawang merah.Kata Kunci: Abu boiler, ketersediaan hara, pupuk kandang kambing, tanah gambut, tanaman bawang merah.
IDENTIFIKASI SIFAT KIMIA TANAH PADA AREAL PENAMBANGAN KAOLIN DI DESA PAWANGI KECAMATAN CAPKALA KABUPATEN BENGKAYANG Mahendra, Dimas; Sulakhudin, Sulakhudin; Chandra, Tino Orciny
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 13, No 4
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v13i4.69959

Abstract

Kaolin merupakan bahan tambang alam yang termasuk dalam jenis tanah lempung (clay) dimana mineral penyusun utamanya adalah kaolinit. Tanah lempung jenis kaolin berwarna putih atau putih keabu-abuan. Di alam kaolin berasal dari dekomposisi feldspar, sebagai bahan tambang, kaolin bercampur  dengan oksida lainnya seperti magnesium oksida, kalsium oksida, kalium oksida dan lain-lain. Kegiatan penambangan tersebut dilakukan oleh perusahaan bersama dengan masyarakat dan menggunakan cara-cara penambangan mekanisasi yaitu eksavator. Penambangan yang dilakukan juga mengakibatkan lingkungan menjadi rusak apabila aktivitas penambangan telah berakhir. Akibatnya lahan-lahan bekas tambang seringkali menjadi kawasan yang gersang lahan menjadi lahan yang tidak produktif lagi dan menjadi miskin vegetasi, sehingga tumbuhan tidak dapat berkembang dengan baik karena rendah nya unsur hara, maka perlu di analisis lebih lanjut untuk mengetahui status kesuburan dan sifat kimia pada lahan pasca tambang kaolin. Penelitian akan dilakukan di Desa Pawangi Kecamatan Capkala Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat, di lokasi tersebut terdapat beberapa lahan bekas pertambangan kaolin yang di biarkan secara terlantar. Setelah penambangan kaolin berakhir, lahan tersebut tidak lagi diperdulikan dan dibiarkan begitu saja, sehingga tanah tersebut menjadi rusak.
ANALISIS BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH ULTISOL PADA LAHAN KELAPA SAWIT DI DESA KELOMPU KECAMATAN KEMBAYAN KABUPATEN SANGGAU Anindita, Marta; Sulakhudin, Sulakhudin; Agustine, Leony
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 13, No 4
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v13i4.71088

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Desa Kelompu, Kecamatan Kembayan, Kabupaten Sanggau, di area seluas sekitar 20 hektar, berlangsung selama enam bulan dari April hingga Juli 2023. Bahan yang digunakan meliputi bahan kimia untuk menganalisis sifat kimia dan fisik tanah, serta sampel tanah yang diambil langsung dari lapangan untuk dianalisis di laboratorium. Alat-alat yang digunakan mencakup peta topografi, Munsell Soil Colour Chart, kunci taksonomi tanah, bor tanah, dan lain-lain. Pengambilan contoh tanah menggunakan metode sistem grid, dengan pengamatan profil tanah di setiap titik, menghasilkan empat profil tanah. Sampel tanah diambil pada kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm untuk analisis sifat kimia. Analisis di laboratorium meliputi pengukuran pH tanah, kandungan C-organik, N-total, P-tersedia, dan lain-lain. Berdasarkan penelitian, lahan kelapa sawit di tanah Ultisol di semua lokasi memiliki karakteristik kimia tanah yang serupa dengan kadar nutrisi rendah, terbukti dari hasil analisis sampel tanah. Praktik pengelolaan lahan yang kurang optimal, seperti pemupukan yang tidak seimbang, berdampak negatif pada sifat kimia tanah. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rekomendasi pemupukan yang diberikan masih lebih tinggi dari saran optimal, terutama untuk unsur hara K dalam bentuk KCl.Kata Kunci: karakteristik kimia tanah, kelapa sawit rakyat, rekomendasi pupuk
STATUS UNSUR HARA TANAMAN KELAPA SAWIT ( ELAEIS GUINEESIS JACQ) MENGHASILKAN PADA TANAH ULTISOL DI DESA SEMUNTAI KECAMATAN MUKOK KABUPATEN SANGGAU Juliawati, Ragil; Sulakhudin, Sulakhudin; Manurung, Rinto
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 14, No 2
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v14i2.90863

Abstract

Tanah merupakan faktor utama dalam mendukung pertumbuhan tanaman karena menyediakan air dan unsur hara esensial seperti N, P, K dan Mg. Ultisol salah satu jenis tanah yang umum di Indonesia, banyak dimanfaatkan dalam perkebunan kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketersediaan hara N, P, K, dan Mg pada tanah Ultisol guna mendukung produktivitas kelapa sawit secara berkelanjutan. Pengamatan dilakukan di lahan seluas 2 Ha dengan metode diagonal, 15 titik pengamatan berjarak 25 meter. Sampel tanah diambil dari kedalaman 0-30 cm dan dikompositkan menjadi 3 sampel, sampel daun diambil dari pelepah ke-17 dan juga dikompositkan. Hasil penelitian menunjukkan kandungan unsur hara bervariasi dengan fosfor tertinggi pada TM 3 (5,92%) dan kadar kalium yang rendah di semua titik. Analisis daun menunjukkan kandungan nitrogen 3,39-3,45%, fosfor 0,44-0,47%, kalium 1,00-1,43%, dan magnesium 0,34-0,39%. rekomendasikan pemupukan menggunakan urea 2,15 kg/ha, SP-36 1,65 kg/ha, dan KCl 3,22 kg/ha. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu optimalisasi pengelolaan perkebunan kelapa sawit pada tanah Ultisol secara berkelanjutan.
STATUS UNSUR HARA TANAMAN KELAPA SAWIT (ELAEIS GUINEENSIS JACQ) BELUM MENGHASILKAN PADA TANAH ULTISOL DI DESA SEMUNTAI, KECAMATAN MUKOK, KABUPATEN SANGGAU Fauziah, Fauziah; Sulakhudin, Sulakhudin; Manurung, Rinto
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 14, No 2
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v14i2.90864

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Desa Semuntai, Kecamatan Mukok, Kabupaten Sanggau, dengan tujuan untuk menganalisis korelasi antara kandungan unsur hara tanah, kadar unsur hara dalam jaringan tanaman, dan pertumbuhan kelapa sawit belum menghasilkan serta memberikan rekomendasi pemupukan. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode diagonal pada kedalaman tanah 0–30 cm dan pelepah ke-9 daun tanaman. Analisis dilakukan terhadap parameter kimia tanah (pH, KTK, C-organik, N-total, P-tersedia, K-dd, Mg-dd), kimia daun (N, P, K, Mg), serta pertumbuhan tanaman (tinggi, panjang pelepah, lebar dan panjang daun). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah memiliki pH masam, kapasitas tukar kation sedang, serta kandungan C-organik dan nitrogen total sedang. Fosfor, kalium, dan magnesium dalam tanah tergolong sangat rendah. Sebaliknya, unsur hara daun menunjukkan kandungan nitrogen dan fosfor tinggi, serta kalium dan magnesium dalam kategori optimum. Korelasi antara unsur hara tanah dan jaringan tanaman dianalisis untuk memahami hubungan antar variabel dan menyusun rekomendasi pemupukan yang tepat.
PENGARUH PERBANDINGAN UNSUR HARA N, P DAN K DALAM PUPUK ORGANIK GRANUL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI Sulakhudin Sulakhudin
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 1 (2024): Edisi APRIL
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i1.4483

Abstract

Red Yellow Podsolid (RYP) Soil has several properties that are less supportive for the growth and high yields of mustard greens (Brassica Juncea L). Soil properties such as nutrient content, organic matter and cation exchange capacity are very low. This research aims to examine the effect of adding N, P and K elements in granular organic fertilizer on the growth and yield of curly mustard greens in the RYP soil. The treatment  consisted of five treatments and was repeated five times so that there were 25 experimental units. The details of the treatment are as follows: Control (without applying fertilizer), Giving organic granule fertilizer, Giving organic granule fertilizer with a ratio of NPK (10 : 5 : 5), Giving organic granule fertilizer with a ratio of NPK (5 : 10 : 5), Giving organic fertilizer granules with NPK ratio (5 : 5 : 10). Providing N, P and K fertilizer at higher phosphorus doses was able to increase the growth of mustard plants by observing stem diameter by 38.84%, root fresh weight by 5.71% and plant fresh weight by 37.21%.Keywords: curly mustard greens, granulated organic fertilizer, RYP soil INTISARI            Tanah Podsolid Merah Kuning mempunyai beberapa sifat yang kurang mendukung untuk pertumbuhan dan hasil tanaman sawi (Brassica Juncea L) yang tinggi. Sifat tanah seperti bersifat masam, kandungan unsur hara dan bahan organik dan kapasitas tukar kation juga sangat rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan unsur N, P dan K dalam pupuk organik granul pada pertumbuhan dan hasil tanaman Sawi Keriting di tanah PMK. Perlakuan terdiri dari lima perlakuan dan diulang sebanyak lima kali sehingga ada 25 unit percobaan. Rincian perlakuannya sebagai berikut: Kontrol (tanpa pemberian pupuk), Pemberian pupuk organik granul, Pemberian pupuk organik granul dengan perbandingan NPK (10 : 5 : 5), Pemberian pupuk organik granul dengan perbandingan NPK (5 : 10 : 5), Pemberian pupuk organik granul dengan perbandingan NPK (5 : 5 : 10). Pemberian pupuk N, P dan K pada dosis fosfor yang lebih tinggi mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman sawi pada pengamatan diameter batang sebesar 38,84%, bobot segar akar sebesar 5,71% dan bobot segar tanaman sebesar 37,21%. Kata kunci : pupuk organik granul, sawi kriting, tanah PMK
IDENTIFIKASI SIFAT KIMIA TANAH ULTISOL LAHAN KELAPA SAWIT DI DESA KELOMPU KECAMATAN KEMBAYAN KABUPATEN SANGGAU Leony Agustine; Sulakhudin Sulakhudin; Marta Anindita
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 1 (2024): Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i1.4275

Abstract

Oil palm plantations managed by farmers in Kelompu Village, which is located on Ultisol land, are facing a decline in production due to low nutrient availability. The main limiting factor affecting soil productivity is the low availability of nutrients in the soil. One of the soil properties that greatly determines nutrient availability and plant productivity is the chemical characteristics of the soil. The research aims to study the chemical properties of soil on smallholder oil palm plantations in Kelompu Village. The research was conducted in Kelompu Village, Kembayan District, Sanggau Regency, with an area of around 20 hectares. There are four types of land based on farmer ownership and management. The survey and soil sampling method uses a grid system method. Soil samples were taken at a depth of 0-30 cm and 30-60 cm in a composite manner for analysis of soil chemical properties. Whole soil samples were also taken using a ring sampler at a depth of 0-30 cm. Soil analysis in the laboratory includes measuring soil pH, organic C content, total N, available P, K-dd, soil cation exchange capacity, soil base saturation and bulk density. Oil palm fields in Ultisol soil at all locations have similar soil chemical characteristics, with a tendency to have low nutrient levels. This was proven through analysis of soil samples which showed low levels of essential nutrient elements. In addition, limited management and land management practices, such as unbalanced fertilization, impact soil chemical properties and the availability of nutrients in the soil.Keywords: Ultisol Soil, Chemical Properties, Palm Oil INTISARIPerkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh petani di Desa Kelompu, yang berada di tanah Ultisol, menghadapi penurunan produksi akibat rendahnya ketersediaan unsur hara. Faktor pembatas utama yang mempengaruhi produktivitas tanah adalah rendahnya ketersediaan hara di dalam tanah. Satu di antara sifat tanah yang sangat menentukan ketersediaan hara dan produktivitas tanaman adalah karakteristik kimia tanah. Penelitian bertujuan untuk mempelajari sifat kimia tanah pada lahan perkebunan kelapa sawit rakyat di Desa Kelompu. Penelitian dilakukan di Desa Kelompu, Kecamatan Kembayan, Kabupaten Sanggau, dengan luas areal sekitar 20 hektar. Terdapat empat jenis lahan berdasarkan kepemilikan dan pengelolaan petani. Metode survey dan pengambilan contoh tanah menggunakan metode sistem grid. Sampel tanah diambil pada kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm secara komposit untuk analisis sifat kimia tanah. Sampel tanah utuh juga diambil menggunakan ring sampler pada kedalaman 0-30 cm. Analisis tanah di laboratorium meliputi pengukuran pH tanah, kandungan C-organik, N-total, P-tersedia, K-dd, kapasitas tukar kation tanah, kejenuhan basa tanah dan bobot isi. Lahan kelapa sawit di tanah Ultisol pada semua lokasi memiliki karakteristik kimia tanah yang serupa, dengan kecenderungan memiliki kadar nutrisi yang rendah. Hal ini terbukti melalui analisis sampel tanah yang menunjukkan rendahnya kandungan unsur hara esensial. Selain itu, praktik manajemen dan pengelolaan lahan yang terbatas, seperti pemupukan yang tidak seimbang, berdampak pada sifat kimia tanah dan ketersediaan nutrisi dalam tanah. Kata kunci: Tanah Ultisol, Sifat Kimia, Kelapa Sawit