Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Infobesitas Terhadap Partisipasi Politik Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Rachman, Naufal Rizkia; Suryadi, Karim; Tanshzil, Sri Wahyuni
AURELIA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 4, No 2 (2025): July 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/aurelia.v4i2.6849

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh infobesitas terhadap partisipasi politik mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Infobesitas, sebagai kondisi kelebihan informasi yang kompleks dan tidak selalu relevan, diduga memengaruhi tingkat dan kualitas keterlibatan mahasiswa dalam aktivitas politik, baik electoral maupun non-electoral. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Sampel terdiri atas 400 mahasiswa aktif dari berbagai fakultas di UPI yang dipilih melalui teknik stratified random sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner daring yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data dilakukan menggunakan uji korelasi Spearman dan regresi linier sederhana dengan bantuan software SPSS versi 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara infobesitas dan partisipasi politik mahasiswa. Nilai korelasi Spearman sebesar 0,815 (p 0,01) menunjukkan hubungan yang kuat, sementara hasil regresi menunjukkan bahwa infobesitas berkontribusi sebesar 75,2% terhadap variasi partisipasi politik mahasiswa (R² = 0,752). Meskipun demikian, temuan deskriptif menunjukkan bahwa infobesitas juga berpotensi menurunkan kualitas partisipasi, ditandai dengan kebingungan informasi dan ketergantungan terhadap narasi viral. Oleh karena itu, penting untuk membekali mahasiswa dengan literasi digital dan kemampuan berpikir kritis agar mampu berpartisipasi secara reflektif dalam kehidupan politik.
Strategi Komunikasi Pariwisata Halal Studi Kasus Implementasi Halal Hotel di Indonesia dan Thailand Rachmiatie, Atie; Fitria, Rahma; Suryadi, Karim; Ceha, Rahmat
Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol. 4 No. 1 (2020): Amwaluna : Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/amwaluna.v4i1.8083

Abstract

Indonesia menempati rangking pertama pada sepuluh destinasi favorit untuk liburan, dengan indeks 78 pada GMTI 2019. Pemerintah gencar mencanangkan pengembangan pariwisata halal. Namun perkembangan Hotel Halal di Indonesia tidak semarak di Thailand, yang diduga ada permasalahan komunikasi antara pemerintah dengan industri.Tujuan penelitian ini untuk mengkaji strategi komunikasi yang efektif dalam menyosialisasikan konsep hotel halal.Metode kualitatif menggunakan pendekatan studi kasus, dan teknik purposive sampling, pada pengelola hotel Halal di Bandung dan Bangkok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi dari pemerintah penting dalam memperkuat persepsi tentang product value dan benefit dari pariwisata halal. Latar belakang ada hotel halal karena faktor intrinsic yaitu agama dari pemilik dan exstrinsic yaitu, permintaan wisatawan dan biaya. Perbedaan perkembangan hotel halal, di Bangkok minat wisatawan muslim sangat tinggi, sehingga inisiatif datang dari pengusaha,sedangkan di Bandung, standar dasar halal dianggap sudah menyatu dalam kehidupan masyarakat, sehingga tidak urgent untuk menerapkan “branding” hotel halal. Untuk itu Model strategi komunikasi pariwisata efektif diperlukan pemerintah dalam pengembangan wisata halal.
Transformative Citizenship Education: Strengthening Civic Engagement to Empower People with Disabilities Nanggala, Agil; Suryadi, Karim; Darmawan, Cecep; Saepudin, Epin
JISPO Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol. 15 No. 1 (2025): JISPO Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Publisher : Faculty of SociaI and Political Sciences (FISIP), Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jispo.v15i1.45598

Abstract

Disability in Indonesia and globally remains closely associated with systemic discrimination, as legal protections alone have not been sufficient to dismantle stigma rooted in ableism, isolation, and exclusion. Citizenship education, when integrated with disability studies, offers a constructive framework for promoting inclusivity and civic participation in line with the social model of disability, which challenges the medical and charity models that perpetuate marginalization. This study aims to analyse how disability studies can be integrated into non-formal citizenship education to strengthen civic engagement that empowers people with disabilities and reflects transformative citizenship and civic empowerment. This research used a qualitative descriptive method with purposive and snowball sampling. Data were collected through interviews and observations with people with disabilities and their families, philanthropic communities, election officials, disability service units in higher education, and experts in citizenship education, health, public policy, and Pancasila studies. The findings show that empowerment initiatives—such as philanthropic programs, service learning, and inclusive election practices—are present but remain fragmented, ceremonial, and constrained by weak inter-sectoral collaboration. Nonetheless, the integration of service learning and pentahelix collaboration strengthens civic competence, youth leadership, and inclusive participation in communities. This study concludes that Indonesia’s Pancasila citizenship model provides a strong normative foundation for embedding disability empowerment in citizenship education. Its contribution lies in expanding citizenship education theory through disability perspectives while offering practical strategies for cross-sectoral collaboration. The implication is the need for sustainable policies and civic practices to transform legal guarantees into inclusive social justice.  Disabilitas di Indonesia maupun global masih terkait dengan diskriminasi sistemik, karena perlindungan hukum belum cukup untuk menghapus stigma yang berakar pada ableisme, isolasi, dan eksklusi. Pendidikan kewarganegaraan yang terintegrasi dengan kajian disabilitas menawarkan kerangka untuk memperkuat inklusivitas dan partisipasi kewargaan sesuai model sosial disabilitas, yang menolak model medis dan amal yang sering melanggengkan marginalisasi. Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana kajian disabilitas dapat diintegrasikan ke dalam pendidikan kewarganegaraan non-formal untuk memperkuat keterlibatan kewargaan yang memberdayakan penyandang disabilitas serta merefleksikan kewargaan transformatif. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik purposive dan snowball sampling. Data diperoleh melalui wawancara dan observasi terhadap penyandang disabilitas dan keluarga, komunitas filantropi, penyelenggara pemilu, unit layanan disabilitas di perguruan tinggi, serta para ahli pendidikan kewarganegaraan, kesehatan, kebijakan publik, dan Pancasila. Hasil menunjukkan bahwa inisiatif pemberdayaan—seperti program filantropi, service learning, dan praktik pemilu inklusif—sudah ada, namun masih terfragmentasi, seremonial, dan terkendala lemahnya kolaborasi lintas sektor. Meski demikian, integrasi service learning dan kolaborasi pentahelix terbukti memperkuat kompetensi kewargaan, kepemimpinan pemuda, dan partisipasi inklusif di masyarakat. Kesimpulannya, model kewarganegaraan Pancasila memberi dasar normatif kuat untuk mengintegrasikan pemberdayaan disabilitas dalam pendidikan kewarganegaraan. Kontribusi penelitian ini adalah memperluas teori pendidikan kewarganegaraan melalui perspektif disabilitas serta menawarkan strategi praktis kolaborasi lintas sektor. Implikasinya, diperlukan kebijakan berkelanjutan dan praktik kewargaan kolaboratif untuk mewujudkan keadilan sosial yang inklusif.