Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISA HUBUNGAN VARIASI PENGGUNAAN TANAH (LAND USE) DAN NILAI TANAH (STUDI KASUS : KOTA BLITAR) Puspita, Ruri; Yuwono, Yuwono
GEOID Vol. 5 No. 1 (2009)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Land use suatu daerah (perkotaan) biasanya bervariasi, yang variasinya bergantung pada aksesibilitas. Variasi land use umumnya bergerak dari land use produktif (kota) ke land use konsumtif (pedesaan). Semakin tinggi produktifitas/efisiensi ekonomi suatu land use maka akan semakin tinggi nilai tanah di lokasi tersebut, demikian sebaliknya. Dengan memperlihatkan overlay beberapa peta yaitu peta Zone Nilai Tanah (ZNT), peta land use dan peta jaringan infrastruktur maka akan didapat pola hubungan antara variasi land use dan nilai tanah. Dimana hasil yang didapat adalah pada tahun 2000 hubungan antara variasi land use dan nilai tanah di Kota Blitar adalah kuat yaitu sebesar 0,601. Polanya yaitu Y = -7,4882X4 + 80,407 X3 – 275,71X2 + 355,83X -112,8 dengan R-square (R2) = 0,563. Sedangkan untuk tahun 2005 nilai korelasinya adalah kuat yaitu sebesar 0,613 dan polanya yaitu Y = -11,632X4 + 118,94X3 – 370,67 X2 + 397 X – 37,818 dengan R-square (R2) = 0,528. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tanah di Kota Blitar diantaranya adalah variasi land use, lokasi, aksesibilitas yang tinggi dan tersedianya sarana dan prasarana jaringan infrastruktur.
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN PADA PELAKSANAAN LANDREFORM DI INDONESIA (Studi Kasus : Desa Pangkah Kulon, Gresik) Pebriadi , Ali; Yuwono, Yuwono; Rudianto, Roedy
GEOID Vol. 6 No. 2 (2011)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebijakan pemerintah mengenai pembagian tanah untuk mengatasi masalah kemiskinan adalah Landreform. Pada tahun 1999 Kantor Pertanahan Gresik telah melaksanakan program Landreform di Desa Pangkah Kulon, Gresik kemudian hasilnya dibagikan kepada penerima yang berhak. Dalam program Landreform terdapat kegiatan mengenai pengukuran dan pemetaan. Studi dalam tugas akhir ini tujuannya adalah untuk mengetahui mekanisme secara teknis dalam kegiatan Landreform yaitu pengukuran, pemetaan serta evaluasinya. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah mengidentifikasi dan mengetahui mekanisme pengukuran dan pemetaan pada kegiatan Landreform di Desa Pangkah Kulon, yang dilaksanakan Kantor Pertanahan Gresik. Kemudian membuat peta bidang digital serta melakukan transformasi koordinat UTM ke TM 3 menggunakan Software Arcview Gis 3.3. Hasil studi ini berupa penjelasan pelaksanaan teknis dalam program Landreform serta membuat informasi sederhana peta dasar pendaftaran tanah mengenai pemilik tanah, luas dan nomer identifikasi bangunan ( NIB ). Kesimpulan studi tugas akhir ini, dari program Landreform tanah yang dibagikan Kantor Pertanahan Gresik kepada masyarakat petani di Desa Pangkah Kulon berupa tanah oloran dengan luas keseluruhan 73.38 Ha. Pengukuran bidang tanah menggunakan metode terrestrial secara polar dengan unsur sudut dan jarak. Serta peta pendaftaran tanah yang dijadikan sebagai keperluan pembukuan tanah.
STUDI PENGGUNAAN MAGNETOMETER DALAM PEMBUATAN PETA SEBARAN LOGAM UNTUK MENDUKUNG PEMASANGAN PIPA BAWAH LAUT Umam, Syukron Khotibul; Yuwono, Yuwono; Subarsyah, Subarsyah
GEOID Vol. 7 No. 1 (2011)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Magnetometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya suatu benda logam dengan cara mendeteksi anomali magnetiknya. Pengolahan data survei magnetik menggunakan alat magnetometer dengan memanfaatkan ukuran anomali magnetik, sehingga dapat menyediakan informasi spasial berupa peta sebaran benda logam untuk menunjang pemasangan pipa bawah laut di Selat Sunda. Pengambilan data dilakukan terhadap 13 lintasan regional pada area seluas 27 km x 500 m dengan spasi antar lintasan lebih kurang 40 m. Proses akuisisi data dilakukan dengan menggunakan alat SeaSPY Magnetometer. Pengolahan data diawali dengan koreksi IGRF untuk mendapatkan anomali medan magnet total. Kemudian dilakukan proses griding dengan spasi 3 meter untuk memperapat data dan hasilnya adalah digunakan untuk proses derivative vertikal dan horizontal untuk mencari nilai gradiennya. Kemudian, terakhir dilakukan proses analisis sinyal. Hasil interpretasi kualitatif menunjukkan adanya anomali dipole magnetik pada kilometer point ke-138 yang disinyalir sebagai anomali dari jalur pipa yang membentang dari arah barat daya ke timur laut, dengan rentang intensitas magnetik sebesar -216.945 nT hingga +110.593 nT. Hasil yang didapatkan dari analisis sinyal merubah sifat dipolar anomali magnetik menjadi monopolar yang menyebabkan rentang intensitas magnetik berubah antara 0 sampai dengan 42.253 yang tergambar dalam peta sebaran benda logam.
PENGGUNAAN DAN EVALUASI METODA GRAPHIC INDEX MAPPING DALAM PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN PATI Hillman, Ben Proyogo; Supadiningsih, Chatarina Nurjati; Yuwono, Yuwono
GEOID Vol. 7 No. 1 (2011)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam proses pencatatan tanah memperlukan survey dan pemetaan, dimana hasilnya dapat berupa data dan informasi yang berbentuk peta ataupun sistem informasi sebagai basis data tentang pertanahan yang akurat dalam mendukung peran dan fungsi Badan Pertanahan Nasional. Akan tetapi, pada kenyataannya sistem pengarsipan di Kantor Pertanahan masih terdapat suatu kekurangan, sehingga bagi masyarakat pengguna jasa Kantor Pertanahan masih mengalami kesulitan mendapatkan informasi tentang status tanah yang ada. Maka dikembangkanlah suatu metoda baru yaitu Graphic Index Mapping ( GIM ). Graphic Index Mapping (GIM) merupakan suatu metode pemetaan digital dalam melokasikan bidang tanah yang telah terdaftar pada peta dasar pendaftaran agar diketahui posisi relatif bidang tersebut dengan keadaan sekitarnya dan bertujuan untuk mempermudah dalam penyajian data pencatatan tanah. Data hasil proses GIM, dimana hasil utamanya berupa peta tematik, dipergunakan dalam penyusunan Sistem Informasi Pendaftaran Tanah ( SIPT ). Dari hasil pembuatan SIPT, di Desa Puri terdapat sebanyak 1820 bidang tanah dengan kriteria 1241 bidang tanah yang belum memiliki sertifikat Tanah dan sebanyak 579 bidang tanah telah memiliki sertifikat tanah dan di Desa Winong terdapat sebanyak 2220 bidang tanah dengan kriteria 1508 bidang tanah yang belum memiliki sertifikat Tanah dan sebanyak 712 bidang tanah telah memiliki sertifikat tanah. Dengan penggunaan GIM pada penyusunan SIPT, didapatkan suatu tampilan peta yang lebih sistematis dan lengkap mengenai informasi bidang tanah dibandingkan dengan metoda pemetaan digital pada umumnya . Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan GIM lebih sesuai dalam penyajian data spasial terutama dalam pemetaan bidang-bidang tanah.
APLIKASI SISTEM INFORMASI PERTANAHAN BERDASARKAN JENIS-JENIS HAK ATAS TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KOTA SURABAYA II (STUDI KASUS KELURAHAN GENTENG, KECAMATAN GENTENG, SURABAYA) Baary , Ery Abdul; Yuwono, Yuwono; Doyo, Budi
GEOID Vol. 8 No. 1 (2012)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Kantor Pertanahan Kota Surabaya II, sistem informasi pertanahan belum diterapkan, jadi untuk melaksanakan tugasnya hanya menggunakan sebatas peta digital, maka dari itu perlu adanya sistem informasi pertanahan yang terpadu dan mutakhir untuk mendukung dan mengoptimalkan pengelolaan sistem informasi pertanahan di Kota Surabaya II.Pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan sistem informasi pertanahan berdasarkan jenis hak atas tanah dengan menggunakan peta digital Kelurahan Genteng, Kecamatan Genteng, Surabaya skala 1:1000, citra Quickbird 2010, database mengenai bidang tanah dan data hasil survey. Pengolahan data menggunakan software utama Autodesk Land Dekstop 2009, ArcGIS 9.3. Pembuatan program aplikasi menggunakan software Visual Basic 6.0 yang dilengkapi dengan software tambahan MapObject 2.2.Dari hasil pembuatan Sistem informasi pertanahan di Kelurahan Genteng, Program ini mampu mengidentifikasi informasi bidang tanah mengenai jenis hak atas tanah yang meliputi 224 bidang tanah yang terdiri dari 132 bidang tanah atas hak guna bangunan, 89 bidang tanah atas hak milik, dan 3 bidang tanah atas hak pakai, serta dilengkapi dengan buku panduan sehingga dapat digunakan untuk membantu dalam pengambilan kebijakan dalam rencana pelaksanaan program inventarisasi penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah.
STUDI KELAYAKAN LOKASI RENCANA PELETAKAN JACK-UP DRILLING RIG MENGGUNAKAN HASIL PENCITRAAN SIDE SCAN SONAR Mandasari, Sindi; Yuwono, Yuwono
GEOID Vol. 8 No. 2 (2013)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sumber daya minyak bumi yang tersebar di beberapa wilayah perairan di negara kita ini mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi. Dibutuhkan sebuah perencanaan detil untuk meletakkan media eksplorasi (jack-up drilling rig) untuk memanfaatkan sumber daya minyak bumi. Oleh sebab itu, untuk mengetahui kelayakan lokasi peletakan jack-up drilling rig diperlukan suatu survai agar tidak membahayakan rig tersebut ketika memasuki lokasi pengeboran. Dalam hal ini dibutuhkan suatu gambaran dari dasar laut sehingga perlu dilakukan survai perencanaan yang mencakup pemetaan kedalaman laut serta kenampakan permukaan dasar laut. Penelitian ini menggunakan hasil pencitraan side scan sonar yang didukung oleh data batimetri, data pasut dan data GPS untuk mengetahui kondisi dari permukaan dasar laut. Dari hasil survai tersebut didapatkan informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kelayakan lokasi rencana peletakkan jack-up drilling rig agar tidak membahayakan rig tersebut ketika masuk dan dioperasikan.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa lokasi rencana peletakan jack-up drilling rig masih dapat dikatakan layak dimana permukaan dasar laut daerah penelitian tersebut sebagian besar didominasi dengan tanah lempung atau lanau. Pada daerah penelitian terdapat cukup banyak jack-up footprint dan ditemukan banyak goresan pada permukaan dasar laut, pipa bawah laut, serta sedimen yang cukup keras (coarse sediment). Jack-up drilling rig hendaknya masuk melalui sisi timur dari platform.
PEMETAAN POTENSI PANAS BUMI (GEOTHERMAL) UNTUK MENDUKUNG PROGRAM ENERGI NASIONAL JAWA TIMUR (STUDI KASUS : G. LAMONGAN, KAB. PROBOLINGGO) Permadi , Kukuh Danu; Yuwono, Yuwono
GEOID Vol. 8 No. 2 (2013)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kondisi geologi Indonesia yang terletak pada tiga pertemuan lempeng tektonik memberikan kontribusi nyata akan ketersediaan energi panas bumi di Indonesia. Manifestasi panas bumi yang berjumlah tidak kurang dari 244 lokasi, dari potensi tersebut baru 4% yang telah dikembangkan. Selain itu dengan adanya MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) tahun 2011 diharapkan bisa digunakan sebagai rencana jangka panjang.Pemantauan hasil yang terbaik diperlukan dalam melakukan analisa untuk pengamatan daerah potensi panas bumi. Analisa tersebut menggunakan citra satelit Landsat 7. Dengan menggunakan algoritma NDVI, spectral radiance, brightness temperature, dan laplacian matrix untuk menentukan suatu anomaly dari adanya potensi panas bumi pada daerah penelitian, dengan waktu penelitian pada bulan Jul 2009i. Dengan adanya MP3EI maka akan ada suatu arahan secara nasional dalam pengembangan menuju Indonesia yang lebih sejahtera. Daerah penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah wilayah Kabupaten Probolinggo dan sekitarnya.Dari hasil pengolahan data dan analisa didapatkan korelasi antara indeks vegetasi dengan ketinggian bernilai 0.09, korelasi antara indeks vegetasi dengan suhu permukaan bernilai 0.34, korelasi antara ketinggian dan suhu permukaan bernilai -0.56. Dari penampakan secara geologi pun terdapat suatu patahan yang membelah lokasi penelitian dan berada di sebelah timur ke utara dimana dari anomaly yang terlihat dari 4 variabel ini menunjukkan adanya potensi panas bumi yang bisa dimanfaat untuk bidang makanan minuman, perkapalandan peralatan transportasi sesuai dengan MP3EI. Uji klasifikasi yang dilakukan bernilai 83,67%, yang menunjukkan klasifikasi lahan pada citra mempresentasikan kondisi sesungguhnya. Data hasil analisis dapat dijadikan sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya.
PERMODELAN ESTIMASI POTENSI TAMBANG BATU KAPUR DARI HASIL ANALISA DATA CITRA SATELIT LANDSAT 7 ETM+ (STUDI KASUS : TAMBANG BATU KAPUR PT. SEMEN GRESIK PERSERO TBK. PABRIK TUBAN) Nurjannah, Nurjannah; Yuwono, Yuwono
GEOID Vol. 9 No. 1 (2013)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Batu kapur merupakan salah satu bahan galian C yang banyak terdapat di Indonesia. Besarnya potensi tersebut diiringi pula dengan konsumsi batu kapur yang besar untuk memenuhi kebutuhan manusia.Begitu banyaknya hasil olahan pabrik yang membutuhkan batuan kapur menunjukkan bahwasanya peran batu kapur dalam proses industri sangatlah penting misalnya saja sebagai bahan utama pembuatan semen . Salah satu perusahaan yang melakukan eksplorasi dan penambangan batu kapur yang digunakan sebagai bahan utama pembuatan semen adalah PT. Semen Gresik (PERSERO) Tbk. Dalam menentukan estimasi potensi batu kapur perusahaan ini mengambil data dari pemetaan topografi, yaitu melalui pengukuran pada titik-titik ketinggian kawasan pertambangan batu kapur. Dengan kemajuan teknologi dibidang penginderaan jauh, perhitungan estimasi potensi batu kapur dapat dilakukan dengan menggunakan data citra satelit Landsat 7 ETM+.Parameter yang digunakan untuk identifikasi potensi batu kapur pada penelitian ini ada 4 yaitu suhu permukaan, tutupan lahan, indeks vegetasi, dan interpretasi visual.Parameter utama yang dijadikan untuk membuat model estimasi potensi batu kapur adalah suhu permukaan tanah.Korelasi antara suhu permukaan di citra dan lapangan adalah 55,9 %. Dengan regresi linier sederhana didapatkan nilai r2=0,313, dengan persamaan koreksi suhu permukaan antara citra dan suhu lapangan adalah suhu Citra (°C)= 78,23-1,233. Suhu lapangan.Suhu di citra dan suhu lapangan memiliki hubungan yang terbalik artinya ketika suhu di lapangan tinggi maka suhu di citra rendah. Dari persamaan koreksi didapat ketika suhu batu kapur dilapangan adalah 38 ° C maka suhu di citra Landsat adalah 31,5 ° C.
PEMANFAATAN ANALISA SPASIAL UNTUK KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JARAK PAGAR (STUDI KASUS: KABUPATEN SUMENEP DARATAN) Rahman , Alfian Sukri; Yuwono, Yuwono; Deviantari, Udiana Wahyu
GEOID Vol. 9 No. 2 (2014)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Krisis energi yang melanda dunia termasuk Indonesia menyebabkan terus naiknya harga bahan bakar minyak (BBM). Dengan demikian, tentu suatu saat nanti APBN yang dianggarkan untuk subsidi BBM tidak akan mampu mencukupi karena terus bertambah naiknya harga minyak dunia. Dampak lain dari masalah BBM ini adalah angka kemiskinan di Indonesia khususnya di daerah pedesaan dan daerah terpencil terus meningkat, salah satunya adalah penduduk pedesaan di wilayah Kabupaten Sumenep daratan Provinsi Jawa Timur yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Sebagai solusi dari masalah-masalah tersebut, pembudidayaan tanaman jarak pagar dinilai cocok dalam mengatasi masalah kelangkaan BBM dan kemiskinan karena kelebihan-kelebihan yang dimilikinya.Dalam penelitian ini, analisa kesesuaian lahan tanaman jarak pagar di Kabupaten Sumenep daratan dilakukan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan mengoverlay peta curah hujan, peta temperatur, peta tekstur tanah, peta elevasi, dan peta kemiringan lereng. Sebelum melakukan overlay, kelima peta tersebut dilakukan penilaian kelas kesesuaian lahan tanaman jarak pagar.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa wilayah Kabupaten Sumenep daratan terbagi dalam 3 kelas kesesuaian lahan, yaitu kelas S2 (cukup sesuai) dengan luas 100152,162 ha, kelas S3 (sesuai marginal) dengan luas 2141,993 ha, dan kelas N (tidak sesuai) dengan luas 12265,207 ha. Dari hasil analisa menunjukkan bahwa terdapat beberapa desa di Kabupaten Sumenep daratan yang wilayahnya tergolong lebih dari satu kelas kesesuaian lahan yang disebabkan oleh faktor elevasi dan kemirigan lereng yang beragam meskipun dalam lingkup satu desa yang sama, faktor pembatas kesesuaian lahan terberat yang mendominasi di tiap desa juga beragam meskipun tergolong dalam jenis kesesuaian lahan yang sama.
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK SEBARAN BEBAN EMISI CO2 BERDASARKAN KEPADATAN LALU LINTAS DI KOTA SURABAYA BAGIAN SELATAN Jaya, Aan Eka Pranata; Yuwono, Yuwono
GEOID Vol. 9 No. 2 (2014)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aktifitas transportasi kota Surabaya semakin meningkat, ketidakseimbangan antara pertumbuhan kendaraan dengan penyediaan jalan, menimbulkan kepadataan lalu lintas yang puncaknya terjadi pada jam sibuk. Aktifitas ini berakibat udara di ruas jalan tidak sehat dikarenakan pembakaran bahan bakar dari kegiatan tersebut menghasilkan emisi karbon. Terutama karbon dioksida berpotensi menyebabkan pemanasan global akibat bertambahnya gas rumah kaca. Maka untuk mengetahui beban emisi karbon, khususnya gas karbon dioksida (CO2) di Surabaya bagian Selatan yang dilakukan menggunakan faktor emisi dan program yaitu sistem informasi berbasiskan komputer. Sistem informasi berbasiskan komputer ini berupa Sistem Informasi Geografis (SIG) yang menyajikan gambaran mengenai beban emisi (CO2) yang dihasilkan dari jumlah kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut. Jumlah kendaraan akan dianalisa dengan mengkonversi satuan kendaraan ke satuan mobil penumpang (smp). Beban emisi dihitung dari jumlah kendaraan yang telah dikonversikan dikalikan dengan faktor emisi dan konsumsi kendaraan untuk mobil penumpang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada tahun 2008, tahun 2010 dan tahun 2011 beban emisi tertinggi di jalan Ahmad Yani yaitu 6.437.199,867 ton CO2 / tahun terjadi pada tahun 2011 dan yang terendah di jalan Mastrip yaitu 494.511,264 ton CO2 /tahun terjadi pada tahun 2008. Dari aplikasi Sistem Informasi Geografis dapat diketahui jumlah kendaraan (smp) yang melalui ruas jalan di Surabaya bagian Selatan dan juga beban emisi karbon (CO2) yang berasal dari pembakaran dapat diketahui jumlahnya.
Co-Authors Aan Eka Pranata Jaya, Aan Eka Pranata Abdul Hakim Adi Kurniawan Aditya, Farhan Qashidi Affandi, Abdi Rachmad Agung Budi Cahyono Akbar Kurniawan Al-Azhar, Muhammad Ilham Fahmi Anjasmara , Ira Mutiara Ariani, Reni Arisudhana, Dicky Ariyani S, Dian Asroni, Asroni Azzumardi , Ilham Alfin Baary , Ery Abdul Barata, Fausta Ari Budi Doyo, Budi Budisusanto , Yanto Cahya, Doni Muslim Chuang, Long-Ren Dhias Fajar Widya Permana Edhie Budi Setiawan, Eduard Alfian Syamsya Sijabat, Dian Artanti Arubusman, Eko Yuli Handoko Faisal, Nazib Fajar Awang Irawan Filaili , Ragfinsa Budiaski Genena, Rhaisang Al Iman Taufiqul Hakim Hillman, Ben Proyogo I Made Dwifa Satya Nugraha, I Made Dwifa Satya Indah Rahayu Lestari Iswati, Heni Khomsin Khomsin, Khomsin Kurniawan, Dedy Lailatul Qhomariyah, Lailatul Laksmiwati, Mia Marsasi, Bina Martono, Dwi Budi Moh Gema Perkasa Drakel, Moh Gema Perkasa Mulyono, Yulita Eka Rana Murtadlo, Mohammad Luay Nurjannah Nurjannah Pebriadi , Ali Permadi , Kukuh Danu Pratomo, Danar Guruh Pribadi , Cherie Bhekti Puspita, Ruri Putu Angga Bujana, Putu Angga Qur'andini, Dalinur Rahman , Alfian Sukri Rahmayunita, Deasy Rosyida Rakhmatsyah, Benyamin Rinny Meidiyustiani Rizal Sanif Rudianto, Roedy Rustham Basyar, Rustham Saleh, Agustria Z Salni Sastradinata, Irawan Sidad, Balya Farras Sindi Mandasari, Sindi Su'udi, Firdaus Amirullah Subarsyah Subarsyah Sugeng Priyanto, Sugeng Sulaiha, Fiamanati Supadiningsih, Chatarina Nurjati Surono, Bambang Sutaryono Triwani Triwani Tulloh, M. Ubayu Rizqi Rohmat Udiana Wahyu Deviantari, Udiana Wahyu Umam, Syukron Khotibul Wahyudi, Tri Cahyo Wibowo, Aufa Khoironi Tuba Yen Yen Ari Indrawijaya