Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah Melalui Sosialisasi Izin Edar Pangan Olahan di Desa Bukit Raya Kabupaten Penajam Paser Utara Herman, Herman; Arief, Maryam Jamila; Muhammad Faisal; Helmi, Helmi; Almeida, Maria; Iswahyudi, Iswahyudi
Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat Indonesia Vol. 2 No. 2 (2023)
Publisher : Media Publikasi Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56303/jppmi.v2i2.142

Abstract

Usaha mikro kecil dan menengah merupakan usaha yang memaikan peran penting dalam mendorong perekonomian dan menciptakan lapangan kerja diberbagai negara termasuk Indonesia. Pengembangan usaha mikro kecil dan menengah dapat dimulai dengan melakukan sosialisasi izin edar. Dengan adanya izin edar artinya suatu produk memiliki legalitas untuk beredar di wilayah Indonesia. Bahkan pemasaran produk tersebut dapat diperluas hingga ke mancanegara. Selain itu, izin edar juga dapat meningkatkan daya saing serta meningkatkan kepercayaan masyarakat karena produk tersebut telah memenuhi standar kualitas dan kemanan yang ditetapkan pemerintah. Pendaftaran izin edar produk olahan dapat dilakukan melalui Badan Pengawasan Obat dan Makanan jika produk diproduksi di ruangan terpisah dengan tempat tinggal serta memiliki proses produksi yang manual sampai otomatis. Sedangkan untuk produk pangan olahan yang diproduksi di rumah tangga dengan proses yang manual dan semiotomatis maka dapat mendaftarkan produknya melalui Dinas Kesehatan yang berada di kabupaten atau kota. Desa Bukit Raya merupakan salah satu desa dikawasan Kalimantan Timur yang lokasinya dekat dengan Ibukota Nusantara. Desa ini memiliki berbagai macam produk olahan pangan seperti tenteng jahe, wedang jahe, serbuk jahe, keripik beluntas, dodol pisang dan keripik pisang yang sangat potensial untuk dikembangkan terutama dapat dijadikan sebagai ole-ole bagi masyarakat yang berkunjung ke ibukota nusantara nantinya. Namun produk-produk masyarakat setempat belum memiliki izin edar sehingga pemasarannya sangat terbatas. Produk-produk inisetempat merupakan produk industri rumah sehingga pendaftaran produknya melalui dinas kesehatan setempat. Oleh karena itu, kegiatan ini ditujukan untuk mengembangkan usaha masyarakat Desa Bukit Raya melalui sosialisasi izin edar produk pangan olahan. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan masyarakat mengenai pentingnya izin edar dan penjelasan terkait prosedur pendaftaran izin edar sehingga harapannya produk masyarakat setempat dapat memiliki izin edar produk pangan olahan.
Edukasi Pemanfaatan Herbal dan Upaya Pencegahan dan Penanganan Penyakit Degeneratif di Kelurahan Teluk Pemedas, Samboja, Kutai Kartanegara Herman, Herman; Almeida, Maria; Muhammad Faisal; Helmi, Helmi; Maryam Jamila Arief; Iswahyudi; Nur Zakiyah Darajat; Vina Maulidya
Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat Indonesia Vol. 3 No. 1 (2024)
Publisher : Media Publikasi Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56303/jppmi.v3i1.238

Abstract

Penyakit degeneratif merupakan suatu penyakit tidak menular yang terjadi dalam jangka waktu yang lama akibat dari menurunnya fungsi organ di dalam tubuh. Penggunaan obat-obatan sintetik yang banyak dan beragam serta dikonsumsi dalam jangka waktu lama dalam menangani penyakit ini, seringkali menimbulkan “ketakutan” tersendiri di masyarakat, terutama berkaitan dengan risiko terjadinya efek samping obat yang tidak diinginkan. Kelurahan Teluk Pemedas merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara dengan angka kejadian penyakit degeneratif yang cukup tinggi, terutama penyakit hipertensi, diabetes melitus dan hiperkolesterolemia. Beberapa herbal rumahan terbukti efektif secara ilmiah dapat digunakan dalam menunjang penggunaan terapi konvensional serta membantu pemeliharaan kesehatan pada penyakit degeneratif. Masih minimnya informasi yang komprehensif mengenai pencegahan, penanganan dan pemanfaatan herbal sebagai terapi pendukung dalam menangani penyakit degeneratif di masyarakat Teluk Pemedas merupakan dasar utama pelaksanaan kegiatan ini. Kegiatan yang berbasis edukasi melalui media lisan maupun tulisan dalam bentuk penyuluhan dan pembagian leaflet ini bertujuan untuk memberikan informasi sekaligus meningkatkan pengetahuan masyarakat Teluk Pemedas mengenai cara pencegahan, penanganan serta pemanfaatan herbal rumahan sebagai terapi komplementer untuk menangani penyakit degeneratif. Selain itu, tujuan dari kegiatan ini juga untuk meningkatkan potensi pendayagunaan herbal-herbal sekitar pekarangan rumah dalam menunjang pengobatan konvensional. Akhirnya, melalui kegiatan ini diharapakan terjadinya peningkatan pengetahuan yang nantinya akan berkorelasi dengan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat serta penurunan prevalensi penyakit degeneratif di Kelurahan Teluk Pemedas, Samboja, Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur
Workshop Pembuatan Gummy Candy Madu Kelulut Di Desa Bangun Rejo Kabupaten Kutai Kartanegara Samsul, Erwin; Junaidin, Junaidin; Rijai, Laode; Ibrahim, Arsyik; Herman, Herman; Rusli, Rolan; Ahmad, Islamudin; Febrina, Lizma; Farah, Harra Ismi; Hikmawan, Baso Didik; Rija’i, Hifdzur Rashif; Supriatno, Supriatno; Rusman, Arman; Almeida, Maria; Riki, Riki; Arifuddin, M; Bone, Mahfuzun; Arifian, Hanggara; Setiawaty, Agus
Journal of Community Research and Service Vol. 9 No. 2: July (2025)
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jcrs.v9i2.69839

Abstract

A workshop on making gummy candy based on stingless bee honey was held in Bangun Rejo Village, Kutai Kartanegara Regency, as an effort to empower the community through innovation in locally processed food products. The aim of this activity was to improve the skills of MSME actors and village residents in producing stingless honey gummy candy, and to elevate the added value of local honey. The methods used included a short theoretical session about the composition of stingless bee honey and the technical process of gummy candy production, a live demonstration, group practice among participants, as well as evaluation via pre-test and post-test on understanding and skills. The workshop was attended by 50 participants from various MSMEs and community groups. Results showed that after training there was an increase in participant understanding by approximately 75% compared to before the training. Furthermore, participants succeeded in making gummy candy with a chewy texture, the natural sweetness of stingless bee honey, and a distinctive aroma that was well accepted in organoleptic tests. This workshop made a tangible contribution to local product diversification, increasing production capacity, and the potential enhancement of village income through signature products based on stingless bee.