Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Pemanfaatan tumbuhan obat Zingiberaceae pada suku Rawas di Desa Jajaran Baru I Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas Fitria Noor Rahmawati; Harmida Harmida; Nita Aminasih
Sriwijaya Bioscientia Vol 2 No 1 (2021)
Publisher : Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.05 KB) | DOI: 10.24233/sribios.2.1.2021.212

Abstract

Masyarakat suku Rawas yang bermukim di Desa Jajaran Baru I, Kecamatan Megang Sakti Kabupaten MusiRawas, telah menggunakan berbagai jenis Zingiberaceae sebagai bahan obat tradisional. Namun dalam hal ini data tersebut belum terdokumentasi dengan baik dan jelas, untuk perlu diketahui jenis apa sajakah dari Zingiberaceae tersebut yang digunakan untuk pengobatan oleh masyarakat suku Rawas tersebut. .Untuk itu telah dilakukan penelitian pada bulan November 2019 sampai Februari 2020, dengan tujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan Zingiberaceae yang berkhasiat obat dan bagaimana cara pemanfaatannya pada suku Rawas. Metoda yang digunakan adalah survey deskriptif,dengan melakukan tehnik observasi dan tanyajawab kepada batra (dukun). Pada penelitian ini didapatkan 9 jenis tumbuhan Zingiberaceae, yaitu : Spesies tumbuhan obat Zingiberaceae:urcuma xanthorrhiza Roxb., Kaempferia galanga L., Curcuma domestica Val., Alpinia galangal L. , Zingiber offchinale Rosc., C. zedoaria (Berg.) Roscoe, Curcuma aeruginosa Roxb., Zingiber zerumbet (L.) Smith., Zingiber purpureum Roxb. Tumbuhan obat ini digunakan untuk menyembuhkan batuk, demam meriang, jamu setelah melahirkan, masuk angin, menghilangkan bau amis pada ASI , penambah nafsu makan, sakit kepala dan sakit gigi, keseleo, dan kolesterol. Penggunaan tumbuhan ini biasanya bisa secara tunggal, atau dicampur dengan jenis jahe-jehean lain dan dapat juga dengan bahan tambahan lain, seperti beras, gula merah dan kapur sirih.
Orchid (Orchidaceae) Inventory in Isau-Isau Wildlife Conservation Resort Area IX Lawang Agung Village, South Sumatra Felia Melinda. H; Harmida Harmida; Nita Aminasih
Jurnal Biodjati Vol 7, No 2 (2022): November
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/biodjati.v7i2.19271

Abstract

Orchidaceae is one of the plant families which occupies 7-10% of the total flowering plants in the world. Of the 25,000 species of orchids in the world, 6,000 species are found in various forests in Indonesia, including Sumatra. South Sumatra save high diversity of orchid and one of them is in Isau-Isau Wildlife Conservation. This area has various types of plants, including orchids. Diversity orchids in the area have not gotten any attention, so the data regarding orchids in the Isau-Isau Wildlife Conservation, especially in Resort Conservation Area IX Lawang Agung Village, Mulak Ulu District, Lahat Regency, South Sumatra still limited and not well documented, so that need further research to know types of orchids in the area. The research found 22 species, consisting of 21 epiphyte orchids and 1 terrestrial orchid. Many orchids were found in the secondary forest of 16 species. An endemic orchid of South Sumatra was found in this research, it is Vanda foetida. Host plants found were 11 plants, 7 can identify and 4 not can be identified.
Etnobotani tumbuhan obat Suku Ogan di Desa Beringin Dalam Kecamatan Rambang Kuang Kabupaten Ogan Ilir Ayu Sarina; Harmida Harmida; Nita Aminasih
Sriwijaya Bioscientia Vol 3 No 3 (2022)
Publisher : Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24233/sribios.3.3.2022.347

Abstract

Penggunaan  tumbuhan berkhasiat obat telah dikenal sejak lama oleh Suku Ogan di Desa Beringin Dalam kabupaten Ogan Ilir, sudah diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi, tetapi dengan berkembangnya zaman, penggunaan tumbuhan obat oleh Suku Ogan sudah mulai berkurang, sehingga penting untuk menggali kembali pengetahuan mengenai tumbuhan berkhasiat obat untuk mempertahankan warisan nenek moyang Suku Ogan. Penelitian ini bertujuan  mengidentifikasi jenis tumbuhan obat, bagaimana cara pengolahan  dan cara penggunaannya oleh Suku Ogan di Desa Beringin Dalam., yang  Penelitian dilakukan Februari - Mei 2021, bertempat di Desa Beringin Dalam Kecamatan Rambang Kuang Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan. Metoda yang digunakan adalah  wawancara secara langsung pada sumber informan yaitu dukun dan pemangku adat Suku Ogan di Desa Beringin Dalam. Hasil penelitian menunjukkan masyarakat suku Ogan menggunakan 65 jenis dari 35 famili sebagai bahan oba, yang didominasi oleh kelompok Euphorbiaceae yaitu 6 spesies. Habitus tumbuhan didominasi pohon sebanyak  23 jenis tumbuhan. Bagian tumbuhan yang banyak digunakan ialah daun yaitu  22 spesies. Sumber perolehan tumbuhan obat banyak diperoleh dari budidaya yaitu sebanyak 38 spesies. Cara pengolahan dan penggunaan tumbuhan obat banyak dilakukan dengan cara direbus dan diminum yaitu sebanyak 36 spesies dan 39 spesies.
Pengolahan Bunga Telang (Clitoria Ternatea) Sebagai Minuman Kaya Antioksidan Dan Pewarna Alami Makanan Hary Widjajanti; Nita Aminasih; Muharni Muharni; Arwinsyah Arwinsyah
Jurnal Altifani Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 3 No. 3 (2023): Mei 2023 - Jurnal Altifani Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Indonesian Scientific Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59395/altifani.v3i3.399

Abstract

Bunga telang (Clitoria ternatea) semakin populer di Indonesia sebagai bunga yang memberikan banyak manfaat kesehatan. Pemanfaatan tanaman bunga telang (Clitoria ternatea) sangat berguna untuk peningkatan kesehatan manusia karena bunga telang memiliki beberapa potensi farmakologis sebagai antioksidan, anti mikroba, anti depresan, antelmintik, anti kanker dan anti diabetes. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan di Desa Pulau Semambu Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan meliputi demonstrasi, pelatihan, pendampingan dan evaluasi. Demonstrasi dan pelatihan pembuatan teh celup bunga telang dan penggunaan bunga telang sebagai pewarna alami berbagai makanan telah dilaksanakan dan dapat diterima dengan baik oleh khalayak sasaran yang terdiri atas ibu-ibu remaja putri. Kegiatan evaluasi dirancang dengan mewajibkan khalayak sasaran yang mewakili 6 (enam) dusun yang ada untuk membuat teh celup bunga telang dan menggunakan bunga telang sebagai pewarna alami makanan yang kemudian akan dinilai dan diberi penghargaan sesuai dengan hasil yang dibuat. Kegiatan penyuluhan Pengolahan bunga telang (Clitoria ternatea) sebagai minuman kaya antioksidan dan pewarna alami makanan telah memberikan pengetahuan dan ketrampilan baru bagi masyarakat  Desa Pulau Semambu yang diharapkan dapat memberikan alternatif usaha untuk meningkatkan pendapatan keluarga.  Masyarakat Desa Pulau Semambu kecamatan Indralaya Utara memberikan respon positif  dan partisipasi aktif dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Ethnobotany of Medicinal Plants for Infectious Diseases in the Besemah Tribe, Lahat Regency, South Sumatra Province, Indonesia Nina Tanzerina; Desti Safitri; Harmida Harmida; Nita Aminasih; Juswardi Juswardi
Asian Journal of Social and Humanities Vol. 2 No. 1 (2023): Asian Journal of Social and Humanities
Publisher : Pelopor Publikasi Akademika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59888/ajosh.v2i1.163

Abstract

Knowledge about medicinal plants in the Besemah tribe community in Jarai District and Sukamerindu District, Lahat Regency, South Sumatra Province, has long been known and used for generations and stored as local wisdom of the community. The use of medicinal plants as one of the community's solutions to cure infectious diseases, with natural medicinal materials the side effects caused are relatively less. This study aims to inventory and identify the types of medicinal plants and types of medicinal plants typical of the Besemah tribe, how to process, how to use, and how to use specifically to treat infectious diseases in the Besemah tribe in Jarai District and Sukamerindu District, Lahat Regency, South Sumatra Province. This research will be conducted from January to March 2023. The study was conducted using quantitative descriptive methods by conducting interviews with 9 traditional medicine (battra) as sources of information. The results showed that plants used as medicine by the Besemah tribe community as many as 94 species of plants from 47 families to treat 29 infectious diseases. There are seven species of typical plants of the Besemah tribe, namely Tetap kadam (Hadgsonia macrocarpa (Blume) Cogn.), Tetungau (Debregeasia longifolia (Burm.f) Wedd), Memban burung (Donax canniformis (G.Forst) K.Schum), Temperingat (Rubus moluccanus L.), Tapal selembar (Monophyllaea horsfieldii R.Brown), Sedingin hutan (Fissistigma fulgens (Hook.f & Thomson) Merr.), Memaye (Leea indica (Burm.f.) Merr), and the typical way of processing is that the stem is cut, the water is collected and drunk directly. The most widely used plant part is the 38% leaf part. The most processing method is used by boiling 46% and the most use method by drinking 53%.
Peran masyarakat lokal terhadap konservasi tumbuhan obat di Desa Sidomulyo, Kecamatan Air Kumbang, Banyuasin Sumatera Selatan Indriani, Dwi Puspa; Rohmah, Intan Aisyah Nor; Aminasih, Nita; Tanzerina, Nina; Juswardi, Juswardi; Setiawan, Doni; Patriono, Enggar
Sriwijaya Bioscientia Vol 4 No 2 (2023)
Publisher : Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24233/sribios.4.2.2023.419

Abstract

Pengetahuan dan keberlanjutan jenis tumbuhan obat di Indonesia berpotensi punah dengan adanya kehidupan serta adanya peningkatan degradasi lingkungan. Tradisi bercocok tanam di pekarangan rumah pada masyarakat pedesaan memiliki peran penting sebagai alat konservasi bagi keberlanjutan jenis tumbuhan obat dan mewariskan pengetahuan tradisional pada generasi mendatang. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran masyarakat lokal terhadap pelestarian tumbuhan obat tradisional berdasarkan (1) pengetahuan spesies tumbuhan obat dan (2) pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2021 di desa Sidomulyo Kecamatan Air Kumbang Banyuasin, Sumatera Selatan yang meliputi 4 dusun. Data diperoleh dengan metode observasi langsung dan wawancara berdasarkan kuisioner terstruktur (open-ended) pada 50 responden (20% dari total rumah). Hasil penelitian menunjukan terdapat 31 famili dan 51 spesies tumbuhan obat didominasi Zingereaceae (18%), berhabitus herba (39%) yang telah dibudidayakan dan dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional untuk penyakit luar dan penyakit dalam. Etnis Jawa yang mendominasi (94%) selain etnis Melayu. Tingkat pengetahuan tentang tumbuhan obat dan pemanfaatannya lebih tinggi dimiliki oleh Wanita (88%) dan yang telah Menikah (74%). Keterkaitan erat masyarakat lokal terhadap tumbuhan obat diindikasikan dari jumlah seluruh anggota keluarga (66%) yang menggunakan, sumber pengetahuan yang diperoleh dari orangtua (90%), durasi waktu yang lama (11-20 tahun) dalam penggunaan tumbuhan hidup selama masa hidupnya (40%). Keterkaitan erat tersebut memperlihatkan bahwa masyarakat lokal memiliki peran penting terhadap konservasi tumbuhan obat.
Inovasi Makanan Berbasis Labu Kuning Untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Petani Di Desa Pulau Semambu Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir Aminasih, Nita; Widjajanti, Haryati Ahda; Nurnawati, Elisa; Harmida, Harmida; Sarno, Sarno
Jurnal Altifani Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2024): Januari 2024 - Jurnal Altifani Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Indonesian Scientific Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59395/altifani.v4i1.502

Abstract

Desa Pulau Semambu adalah sebuah desa di Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir yang memiliki mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai petani. Salah satu komoditi pertanian yang banyak dibudidayakan adalah labu kuning. Namun sayangnya pemanfaatan dari labu kuning masih belum dilakukan secara optimal karena hanya dijual dalam bentuk segar atau diolah menjadi makanan yang terbatas jenisnya. Pelatihan dilakukan dengan cara melakukan paparan atau presentasi secara langsung serta mendemonstrasikan cara pengolahan labu kuning menjadi makanan yang lezat dan menarik kepada target sasaran berupa ibu-ibu dan remaja putri. Pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat petani melalui inovasi pembuatan makanan berbasis labu kuning.
Aktivitas Senyawa Antioksidan Daun Labu Kuning (Cucurbita maxima Duch.) Harmida; Salni; Desti Amanda Pratiwi; Nita Aminasih; Singgih Triwardana
Jurnal Biosilampari : Jurnal Biologi Vol 6 No 2 (2024): Biosilampari: Jurnal Biologi
Publisher : Universitas PGRI Silampari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62112/biosilampari.v6i2.94

Abstract

This study aimed to determine the activity and class of antioxidant compounds in pumpkin leaves. The research methods carried out were refining pumpkin leaves simplicia, extraction, fractionation, antioxidant activity test with TLC plate, purification, determination of compound class, and antioxidant activity test using the Difenilpikril Hidrazil Hidrat (DPPH) method. The results showed that the active fraction of pumpkin leaves is the ethyl acetate fraction, and the n-hexane fraction, column chromatography on the active fraction obtained six pure eluates that have antioxidant activity, namely N1, N2, E1, E2, and E3. Groups of compounds N1, N2, E1 are terpenoids, group E2 eluates compounds are flavonoids, while E3 eluates are included in the tannin group. The pure eluate antioxidant activity test with the DPPH method obtained IC50 values of N1 are 25.02 ppm, N2 36.27 ppm and E1 40.04 ppm, E2 68.10 ppm and E3 105.38 ppm.  
Karakter morfologi dan kekayaan jenis lichen kortikulus pada batang pohon glodogan tiang (Polyalthia longifolia Sonn) di lokasi dengan kepadatan lalu lintas berbeda Harmida; Juni Arti, Widia; Aminasih, Nita
Sriwijaya Bioscientia Vol 5 No 2 (2024)
Publisher : Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24233/sribios.5.2.2024.481

Abstract

Lichen merupakan organisme simbiosis antara fungi dan alga/cyanobacteria yang sensitif terhadap perubahan kualitas udara, sehingga dapat dijadikan bioindikator polusi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakter morfologi dan kekayaan jenis lichen kortikulus pada batang pohon glodogan tiang (Polyalthia longifolia) yang tumbuh di area dengan tingkat kepadatan lalu lintas berbeda (tinggi, sedang, dan rendah). Metode yang digunakan adalah survei eksploratif dan deskriptif kuantitatif, dengan pengambilan data lichen pada batang pohon menggunakan kuadrat 10 × 10 cm pada ketinggian 1–1,5 meter. Identifikasi dilakukan secara morfologi makroskopis dan mikroskopis. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 14 spesies lichen dari 11 genera, dengan kekayaan jenis tertinggi pada area lalu lintas rendah. Morfotipe utama yang ditemukan adalah crustose dan foliose. Keanekaragaman tertinggi terdapat di area lalu lintas rendah , menurun pada kepadatan sedang , dan terendah di kepadatan tinggi . Hasil ini mengindikasikan bahwa polusi udara akibat lalu lintas berdampak negatif terhadap keragaman lichen kortikulus
Pelatihan Pembuatan Sabun Transparan Antibakteri Berbahan Ekstrak Daun Mengkudu (Morinda Citrifolia L.) sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat di Desa Tanjung Atap, Ogan Ilir Harmida, Harmida; Tanzerina, Nina; Lamin, Safrina; Salni, Salni; Aminasih, Nita; Hariani, Poedji Loekitowati
Jurnal Altifani Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2025): Mei 2025 - Jurnal Altifani Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Indonesian Scientific Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59395/altifani.v5i3.679

Abstract

Tanaman mengkudu (Morinda Citrifolia L.) telah dikenal masyarakat sebagai salah satu tanaman sebagai sumber obat tradisional. Ekstrak daun mengkudu mengandung senyawa bioaktif seperti fenolik, flavonoid dan antrakuinon yang bersifat antibakteri dan antioksidan. Pemanfaatan ekstrak daun mengkudu sebagai bahan sabun padat transparan antibakteri untuk mendukung pengembangan produk alami, aman digunakan, dan yang paling utama adalah meningkatkan kebersihan dan kesehatan masyarakat. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan memberikan pelatihan pembuatan sabun transparan antibakteri dari ekstrak daun mengkudu yang dilakukan di desa Tanjung Atap, kecamatan Tanjung Batu, kabupaten Ogan Ilir. Kegiatan diikuti oleh ibu-ibu dan remaja putri sebanyak 30 orang. Metode kegiatan meliputi penyuluhan, pelatihan dan evaluasi hasil kegiatan. Hasil pre-test dan pos-test menunjukkan terjadinya peningkatkan pengetahuan peserta tentang sabun transparan antibakteri yang dari ekstrak daun mengkudu. Peserta yang menjawab pertanyaan dengan tepat dari sebelum pelatihan sebanyak 18,75% meningkat menjadi 76,67% setelah pelatihan. Selain itu masyarakat juga menyukai produk sabun yang dihasilkan. Hal ini mengindikasikan keberhasilan kegiatan pelatihan yang diberikan.