Peran perempuan dan laki-laki yang tidak setara dan tidak seimbang telah menjadi subyek perdebatan sengit dalam masyarakat Muslim. Secara umum persepsi terhadap budaya dan agama telah berlangsung lama bahwa peran laki-laki harus mendominasi peran perempuan, dan subordinasi perempuan adalah nasib yang tidak dapat diubah. Penelitian ini mengkaji pemahaman guru-guru Muslim Indonesia terhadap konseptualisasi teks-teks Islam terutama hadis (perkataan Nabi Muhammad), mengenai aspek yang menggambarkan dan menentukan peran gender. Penelitian kualitatif ini adalah untuk mengungkap persepsi lima guru laki-laki dan lima perempuan, yang bekerja di Sekolah Menengah Islam di Yogyakarta, terkait dengan pemahaman mereka tentang status perempuan dalam masyarakat Islam. Data dikumpulkan melalui diskusi kelompok (FGD) yang melibatkan laik-laki dan perempuan dan dilakukan secara online melalui Zoom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para guru mengakui bahwa sikap individu dan institusional berusaha untuk membatasi partisipasi perempuan dalam masyarakat Muslim, dan sebagian besar Muslim yakin bahwa sikap tersebut berasal dari teks-teks Islam (terutama hadis) yang telah diterjemahkan secara historis dan atau harfiah. Pandangan mereka bervariasi terkait dengan tiga konsep Islam yang dianalisis karena berpengaruh bagi status sosial dan pekerjaan perempuan, yaitu kodrat (sifatmanusia), qiwama (kedudukan sosial dan kepemimpinan), dan laknat (penilaian atau murka oleh para malaikat). Pada dasarnya, tidak semua guru dalam penelitian ini memiliki kesempatan untuk mengajar subjek yurisprudensi Islam (fiqh), di mana topik pernikahan secara khusus dibahas. Namun, mereka semua menyadari kebutuhan yang sedang berlangsung di kelas dan masyarakat. Penelitian ini memiliki implikasi praktis dari pendekatan pedagogis di sekolah-sekolah Islam untuk pendidikan tentang kesetaraan gender. [Unequal and unbalanced roles of women and men have become the subject of intense debate in Muslim society. Common cultural and religious perceptions have long been that men’s roles should dominate over women’s roles and that women’s subordination is an unalterable fate. This study examines conceptualization by Indonesian Muslim teachers regarding Islamic texts, primarily of the hadith (the sayings of the Prophet Muhammad), that describe and prescribe aspects of gender roles. This qualitative study was designed to explore perceptions of five male and five female teachers, employed in Islamic Secondary Schools in Yogyakarta, as related to their understanding of women’s status in Islamic society. The data were gathered through mixed-gender focus group discussions conducted online via Zoom. Findings show that the subjects clearly acknowledge that individual and institutional attitudes persist for circumscribing women’s participation within Muslim society, and that most Muslims derive these attitudes from Islamic texts (mainly the hadith) that have been translated in historical and/or literal ways. The teachers varied in their views about three Islamic concepts which were analyzed as influential for the societal and occupational status of women, namely kodrat (human nature), qiwama (societal standing and leadership), and laknat (judgment by, or wrath of, the angels). Basically, not all of the teachers in this study had occasion to teach the subject of Islamic Jurisprudence (fiqh), in which the marriage topic is specifically covered, yet they were all aware of an ongoing need in classroom and society. This study has practical implications of the pedagogical approaches in Islamic schools for education on gender equality.]