Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

HUBUNGAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DENGAN MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI KELAS XI MAN 2 KABUPATEN CIREBON mukh lisin; Cecep Sumarna
Edueksos : Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi Vol 7, No 1 (2018): Evaluasi Pembelajaran
Publisher : Department of Tadris IPS FITK IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.596 KB) | DOI: 10.24235/edueksos.v7i1.3106

Abstract

ABSTRAK Kegiatan ektrakurikuler merupakan kegiatan kurikuler yang dilaksanakan sekolah di luar jam kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler. Tujuannya adalah mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan siswa. Harapannya siswa yang mengikuti ektrakurikuler dapat menjadi siswa yang mempunyai kompetensi yang lebih. Namun kegiatan ekstrakurikuler terkadang dijadikan sebab siswa di sekolah tersandung masalah dalam proses kegiatan belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai bagaimana motivasi belajar siswa dan juga prestasi belajar siswa kelas XI MAN 2Kab. Cirebon yang mengikuti kegiatan ektrakurikuler dan bagaimana hubungan kegiatan   ektrakurikuler   dengan   motivasi   belajar   dan   prestasi   belajar   siswa . Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, teknik pengumpulan  data  melalui  angket  dan  hasil  nilai  rapot.  Teknik  analisis  yang digunakan yaitu korelasi product moment dan korelasi sederhana. Rekapitulasi rata- rata hasil angket mengenai kegiatan ektrakurikuler, diperoleh nilai 87, 5 % termasuk dalam kategori baik. Kemudian rekapitulasi rata-rata hasil angket mengenai motivasi belajar  siswa,  diperoleh  nilai  78,  75  %  dan  termasuk  dalam  kategori  baik. Berdasarkan rekapitulasi rata-rata hasil nilai rapot mengenai prestasi belajar siswa, diperoleh nilai 94, 4 % dan termasuk dalam kategori baik. Hasil pearson correlation antara kegiatan ekstrakurikuler dengan motivasi belajar siswa sebesar 0,641 dengan Sig. 0,000 < 0,05. Artinya terdapat hubungan yang positif antara kegiatan ekstrakurikuler dengan motivasi belajar siswa dan nilai hubungannya adalah kuat karena 0,641 nilai korelasi ini berada di interval 0,60-0,80. Hasil pearson correlation antara kegiatan ekstrakurikuler dengan prestasi belajar siswa sebesar 0,649 dengan Sig. 0,000 < 0,05. Artinya terdapat hubungan yang positif antara kegiatan ekstrakurikuler dengan motivasi belajar siswa dan nilai hubungannya adalah kuat karena0,649 nilai korelasi ini berada di interval 0,60-0,80. Kata Kunci: Kegiatan Ekstrakurikuler, Motivasi Belajar Siswa, Prestasi Belajar Siswa
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN LKS MODEL INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS Ahmad Muzaki; Cecep Sumarna
Edueksos : Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi Vol 8, No 1 (2019): Pedagogik dan Kajian Gender
Publisher : Department of Tadris IPS FITK IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.56 KB) | DOI: 10.24235/edueksos.v8i1.4951

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan media LKS menggunakan model pembelajaran Inkuiri di kelas VIII B SMP Muhammadiyah 01 Sirampog Kabupaten Brebes. Penelitian ini bertolak dari pemikiran bahwa siswa belum memiliki media pembelajaran yang mandiri sehingga mengalami kesulitan dalam mencari sumber belajar sehingga diharapkan dengan diterapkannya media pembelajaran LKS yang bersifat mandiri dikemas dengan model pembelajaran Inkuiri dan secara tidak langsung siswa memiliki tanggung jawab masing-masing maka diharapkan motivasi belajar siswa meningkat.Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah 01 Sirampog Kabupaten Brebes Adapun teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi dan tes, serta instrumennya berupa lembar pengamatan dan soal tes.Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa berdasarkan hasil pengamatan motivasi belajar siswa pada siklus 1 sebesar 52% kemudian siklus 2 sebesar 72,5% dan siklus 3 sebesar 90%. Sedangkan hasil belajar siswa pra siklus diperoleh nilai rata-rata 58,06 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 36% atau hanya 12 siswa yang tuntas. Setelah dilaksanakannya siklus 1 diperoleh nilai rata-rata 64,09 dengan persentase ketuntasan belajar 54% atau 20 siswa yang tuntas, selanjutnya siklus 2 diperoleh nilai rata-rata kelas 70,15 dengan persentase 69% atau 23 siswa tuntas dan siklus 3 diperoleh nilai rata-rata kelas 82,69 dengan presentase 93% atau 31 siswa tuntas dari 33 siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan penerapan media LKS model Inkuiri dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Kata kunci: PersepsiSiswa, PolaInteraksiSosial, Pembelajaran IPS.
PENGARUH PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURAL TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP PLURALIS SISWA DI MTsN BABAKAN CIWARINGIN KABUPATEN CIREBON wardatul baldah; cecep sumarna; bambang yuniarto
Edueksos : Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi Vol 5, No 1 (2016): Pendidikan Karakter
Publisher : Department of Tadris IPS FITK IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.931 KB) | DOI: 10.24235/edueksos.v5i1.1117

Abstract

Indonesia merupakan negara yang majemuk. Keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia mengakibatkan banyaknya perbedaan seperti, budaya, adat istiadat, agama, bahasa, ras, suku dan lain sebagainya. Kita tinggal di negara yang majemuk harus mampu menghargai adanya perbedaan yang sangat banyak yang kemungkinan besar akan menimbulkan konflik dan perpecahan yang hanya berlandaskan emosi diantara individu masyarakat. Oleh karena itu dalam pendidikan dibutuhkan penanaman nilai-nilai multikultural melalui proses pembelajaran agar dapat membentuk sikap pluralis siswa.Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh data tentang nilai-nilai multikultural, sikap pluralis siswa serta pengaruh penanaman nilai-nilai mulikultural terhadap sikap pluralis siswa di MTsN Babakan Ciwaringin kabupaten Cirebon.Penelitian ini didasarkan dengan pemikiran bahwa penanaman nilai-nilai multikultural dapat membentuk sikap pluralis siswa. Nilai-nilai multikultural ditanamkan oleh guru melalui proses pembelajaran. Sehingga siswa dapat menerima dan menghargai adanya suatu perbedaan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan angket. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di MTsN Babakan Ciwaringin Cirebon yang berjumlah 585 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive cluster sampling, yang diperoleh dari siswa kelas VII G dan VII H dengan jumlah 42 siswa. Analisis dalam penelitian menggunakan teknik prosentase, selain itu dilakukan uji validitas, reabilitas, uji normalitas, linearitas, korelasi product moment, analisis regresi, koefisien determinasi, dan uji hipotesis. Berdasarkan hasil perhitungan Koefisien Korelasi Product Moment diketahui bahwa kortelasi antara variabel X terhadap variabel Y adalah sebesar 0,702, berarti korelasi antara kedua item tersebut bersifat signifikan dengan taraf korelasi 0,60 - 0,799 atau pada rentang korelasi kuat. Sedangkan hasil dari uji hipotesis diperoleh hasil Sig. 0,000 < 0,05 artinya penanaman nilai-nilai multikultural memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan sikap pluralis siswa yang berkategori hubungan kuat. Kata Kunci: Nilai-nilai multikultural, pembentukan sikap, pluralis siswa
PERANAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUN SOSIALDALAM UPAYA MENCEGAH PERILAKU BULLYING SISWA (Studi Kasus di MTs Negeri 1 Kota Cirebon) nur alifah; cecep sumarna
Edueksos : Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi Vol 6, No 2 (2017): Multikultural
Publisher : Department of Tadris IPS FITK IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.58 KB) | DOI: 10.24235/edueksos.v6i2.3161

Abstract

ABSTRAK Berdasarkan observasi yang penulis lakukan di MTs Negeri 1 Kota Cirebon bertempat di Jalan Pilang Raya Nomor 38 Kota Cirebon diidentifikasi terdapat masalah yakni siswa-siswi di kelas VIII tersebut terindikasi sering melakukan salah satu gejala penyimpangan sosial yaitu bullying, karena peran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial belum secara optimal membentuk karakter siswa yang berbudi pekerti baik. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang proses pembelajaran pendidikan IPS, fenomena perilaku bullying siswa di kelas, Faktor penyebab dari perilaku bullying siswa, dan Peranan dari pendidikan IPS dalam mencegah perilaku bullying siswa. Kerangka pikir dalam penelitian ini adalah perilaku bullying siswa yang terjadi saat pembelajaran IPS merupakan salah satu indikasi bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan IPS belum terlaksana dengan sempurna. Sehingga perlu dikaji lebih lanjut bagaimana proses pembelajaran pendidikan IPS di MTs Negeri 1 Kota Cirebon yang mampu mencegah perilaku bullying siswa, supaya dapat menghasilkan karakter siswa yang berbudi baik seperti Menghargai perbedaan yang ada; Dapat bekerjasama dengan semua siswa; dan Memiliki  sikap yang bertanggung jawab, peduli, dan empati.Penelitian menggunakan metode kualitatif studi kasus dan menggunakan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi patsisipatif, wawancara mendalam, dokumentasi.Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data teoritik dan data empirik, sumber data teoritik diambil dari referensi buku-buku dan referensi lain yang sesuai dengan kajian penelitian. Data empirik diambil dari hasil kegiatan observasi, wawancara, dokumentasi yang dilakukan peneliti. Teknik analisis data melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pendidikan IPS di MTs Negeri 1 Kota Cirebon sudah maksimal, terbukti dengan proses perencanaa, pelaksanaan, dan tindak lanjut yang baik dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS kepada siswa-siswinya; Perilaku bullying yang terjadi saat pembelajaran adalah bullying verbal; Faktor penyebab terjadinya bullying berasal dari faktor internal dan eksternal; Peranan nilai-nilai pendidikan IPS dalam mencegah perilaku bullying masih kurang terlaksana karena makna nilai-nilai pendidikan IPS dalam setiap sub bab materi belum dipahami oleh siswa. Kata Kunci: Pendidikan, IPS, Bullying
Pengaruh Pergaulan Bebas Terhadap Budaya Kritis Dan Motivasi Pendidikan Masyarakat (Studi Kasus Peran Pemuda Sebagai Agen Of Change Di Desa Majasih Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu) Dani Faqih Andika; Cecep Sumarna; Nasehudin Nasehudin
Edugama: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan Vol 8 No 2 (2022): Edugama: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan, is published twice a year by t
Publisher : PASCASARJANA IAIN SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/edugama.v8i1.2734

Abstract

Abstrak Masa remaja merupakan masa dimana seseorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap selanjutnya atau biasa disebut sebagai perkembangan. Tetapi perkembangan ini ada yang selalu dipantau oleh orang tuanya sehingga berkembang kearah yang positif ataupun tanpa bimbingan atau pantauan orang tua yang ekstra sehingga berkembang kearah yang negative dan mengalami perubahan emosinya, minat, tubuh, pola prilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah. Budaya berpikir kritis adalah daya dari budi atau akal sehat manusia untuk menilai valid atau tidaknya suatu sumber berita atau informasi, membedakan mana yang relevan dan yang tidak, membedakan mana yang fakta dan yang tidak, atau daya dari akal budi untuk menganalisis fakta yang ada. motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam kepribadian seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai sebuah tujuan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh pergaulan bebas terhadap budaya kritis dan motivasi Pendidikan masyarakat di Desa Majasih Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu. Agar mengetahui sejauh mana pengaruh dari pergaulan bebas tersebut. Berkembang kearah yang positif ataukah arah sebaliknya yaitu negative.
Penanaman Nilai-Nilai Demokrasi Melalui Pembelajaran IPS Sub Pokok Pluralitas (Studi Kasus di SMP Islam Terpadu Nuurusshidiiq Kota Cirebon) Fadillah Fadillah; Cecep Sumarna; Yunita Yunita
ASANKA : Journal of Social Science and Education Vol 3, No 2 (2022)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/asanka.v3i2.4876

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang penanaman nilai-nilai demokrasi melalui pembelajaran IPS sub pokok pluralitas di kelas VIII SMP Islam Terpadu Nuurusshidiiq Kota Cirebon. Selain itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai demokrasi, cara penanaman nilai-nilai demokrasi, faktor pendorong dan penghambat nilai-nilai demokrasi, serta mengintegrasikan strategi nilai-nilai demokrasi dalam sistem pendidikan, terutama pada aspek pembelajaran di kelas VIII SMP Islam Terpadu Nuurusshidiiq Kota Cirebon. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan metode study kasus. Penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai demokrasi telah ditanamkan dengan baik dalam pembelajaran IPS. Nilai-nilai demokrasi yang dikembangkan dengan baik diantaranya nilai toleransi, nilai kebebasan berkelompok, nilai kebebasan berpendapat, kerjasama dengan sesama, percaya diri. Cara penanaman nilai-nilai demokrasi dengan menggunakan metode diskusi, tanya jawab, ceramah, di luar kelas dan demonstrasi. Faktor pendorong penanaman nilai-nilai demokrasi melalui pembelajaran IPS adalah pendidik, sarana prasarana, dan budaya di sekolah. Faktor penghambat dalam penanaman nilai-nilai demokrasi melalui pembelajaran IPS adalah alokasi waktu dan kurangnya motivasi dalam diri siswa.  ABSTRACTThis study aims to describe the cultivation of democratic values through social studies learning, the sub-subject of plurality in class VIII of SMP Islam Terpadu Nuurusshidiiq, Cirebon City. In addition, this study aims to determine democratic values, how to instill democratic values, driving and inhibiting factors for democratic values, and integrate the strategy of democratic values in the education system, especially in the aspects of learning in class VIII of SMP Islam Terpadu Nuurusshidiiq Cirebon City. This study's data collection uses a qualitative and case study approach. This study used observation, interviews, and documentation. The results showed that democratic values had been well instilled in social studies learning. Well-developed democratic values include the value of tolerance, the value of freedom of the group, the value of freedom of opinion, cooperation with others, and self-confidence. How to instill democratic values by using the methods of discussion, question and answer, lectures, outside the classroom, and demonstrations. The driving factors for cultivating democratic values through social studies learning are educators, infrastructure, and school culture. The inhibiting factor in cultivating democratic values through social studies learning is the allocation of time and the lack of motivation in students.
Foundations of Constructivism Philosophy in Classroom Learning Cecep Sumarna; Heri Gunawan
International Journal of Science and Society Vol 4 No 3 (2022): International Journal of Science and Society (IJSOC)
Publisher : GoAcademica Research & Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/ijsoc.v4i3.499

Abstract

The presence of constructivism philosophy brought significant changes in learning in the classroom, especially the paradigm shift in learning, namely the paradigm of teacher centre to the student centre. Students are encouraged to use all of their abilities constructively by building meaning according to their understanding. This has also brought changes in the learning process, where teachers only act as facilitators, mediators and motivators who help active learners with their knowledge. One of the constructivism-based learning models is Contextual Teaching and Learning, which tries to link the material students learn with their real lives to find meaning.
Patologi Sosial dan Kesehatan Mental; Orientasi Problematika dan Solusi (dalam Kajian Pendidikan Agama Islam) Muslimin Muslimin; Cecep Sumarna; Abd. Rozak
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling: Special Issue (General)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v4i6.9943

Abstract

Patologi sosial adalah semua tingkah laku yang melanggar norma-norma dalam masyarakat dan dianggap mengganggu, merugikan serta tidak dikehendaki oleh masyarakat. Patologi sosial disebabkan banyak faktor dan memiliki dampak yang buruk bagi individu maupun masyarakat sekitarnya sehingga ditolak oleh masyarakat, penyakit masyarakat diantaranya adalah perjudian, prostitusi, narkoba, korupsi, dan pencurian. Agama yang ada di Indonesia memiliki pandangan yang berbeda terhadap isu moralitas penyakit sosial masyarakat, sebagian besar mengancam dan menolak adanya penyakit sosial masyarakat seperti penyimpangan seksual, penyalahgunaan narkoba, korupsi, minuman keras, perjudian dan penyakit sosial masyarakat lainnya. Kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar dan normal, untuk bekerja secara produktif, inovatif dan menghasilkan karya, serta berperan serta di lingkungan komunitasnya. Fokus penelitian ini adalah pada masalah penyakit sosial masyarakat dan kesehatan mental problematika dan solusinya (Dalam Kajian Pendidikan Agama islam) metode yang digunakan adalah fenomenologi dan melihat kasus di lapangan dan dibantu dengan referensi yang menunjang. Pendidikan Agama Islam sangat berperan dalam menjawab dan menyelamatkan penyakit sosial masyarakat dan kesehatan mental, edukasi pendidikan agama diterapkan sejak awal pada anak didik sebagai dasar pendidikan yang dapat menjadi dasar dalam menjalan hidup dan kehidupan baik secara individu maupun bermasyarakat.
Pendidikan Agama Islam (PAI) Berbasis Multikultural Suryawan Bagus Handoko; Cecep Sumarna; Abdul Rozak
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling: Special Issue (General)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v4i6.10233

Abstract

Berbicara mengenai pengajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam konteks Pendidikan multikultural dipandang sangat penting memberikan porsi Pendidikan multikultural sebagai wacana dalam sistem pendidikan di Indonesia terutama agar peserta didik memiliki kepekaan dalam menghadapi gejala-gejala dan masalah-masalah sosial yang berakar pada perbedaan karena suku, ras, strata sosial, agama dan tata nilai yang terjadi pada lingkungan masyarakatnya. Hal ini dapat diimplementasikan baik pada substansi maupun model pembelajaran yang mengakui dan menghormati keanekaragaman budaya. Dalam penelitian ini, melalui kajian pustaka/library research penulis akan mengeksplorasi bagaimana orientasi pembelajaran PAI dalam pendidikan yang multikultural dan bagaimana kajian serta pengembangan pembelajaran PAI berbasis multikultur. Studi ini memberikan kontribusi terhadap diskusi mengenai bagaimana seharusnya pendidikan Islam memposisikan diri dalam perubahan zaman termasuk dalam menghadapi problem yang terdiri atas keberagaman individu dari berbagai macam suku, bangsa, budaya, agama, dan ras. Adanya artikel ini diharapkan dapat menjadi kajian mendasar lebih mudah dipahami sebagai cara pandang atas perbedaan yang dijumpai di masyarakat. Oleh karenanya, guru sebagai mitra dalam belajar harus mampu mendesain dan mengembangkan kegiatan pembelajaran sehingga siswa memperoleh informasi lebih banyak dibanding waktu yang disediakan.
Strategic Management to Cultivate Islamic Boarding Schools’ Educational Quality: Blending Model Implementation Aip Syarifudin; Muhibbin Syah; Cecep Sumarna; Erni Haryanti
Eduvest - Journal of Universal Studies Vol. 2 No. 4 (2022): Journal Eduvest - Journal of Universal Studies
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2972.462 KB) | DOI: 10.59188/eduvest.v2i4.409

Abstract

This study aims to explore strategic management of Islamic Boarding Scholl in order to cultivate educational quality. The present study employed a qualitative study by using descriptive analytical approach. Two Islamic boarding schools were selected as the research sites namely Sabilunnajat and Al-Ulfah Islamic boarding schools, Ciamis Regency, West Java, Indonesia. The findings revealed that these two Islamic boarding schools were deemed capable to survive in a fairly tight competition. Moreover, there were several strategic steps undertaken by these two Islamic boarding schools to survive and contribute to the society. This alteration attempt is a conceptualization of Islamic boarding school management system referred to, in other words, as management strategy. After obtaining the results of field data from two research sites, the researcher will subsequently analyze and attempt to improve the management system in the two research sites. A good boarding school and the survived one is considered capable to answer the needs of the society which is in line with the terms where quality is something that meets needs. Afterwards, this study proposed a model knowledge of Islamic boarding school management system particularly the Blending Model of Management of Islamic Boarding Schools