Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Kajian Gender dalam Pendidikan Islam dan Transformasi Pendidikan Berkeadilan Gender Nuridin, Nuridin; Sumarna, Cecep; Rozaq, Abd
Darajat: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 5 No. 2 (2022): Darajat: Jurnal PAI
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dam Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah (IAI TABAH) Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58518/darajat.v5i2.1410

Abstract

Discrimination in education whether we realize it or not, it will be very detrimental to oneparty, in this case, women as a party are always number two. There are a number of factorsthat influence the occurrence of discrimination or injustice, namely structural and culturalfactors. (Ariefa, 2008) In addition to development policies that are less gender sensitive, thereare also cultural practices that are gender biased in society. Facing conditions like this, ofcourse, real efforts are needed in efforts to promote women towards education that is moregender-equitable. This study aims to reveal gender differences in equitable Islamic education
MEDIA SOSIAL DAN TRANSFORMASI PENDIDIKAN AKHLAK DI PESANTREN AL HIKMAH BOBOS CIREBON Teti Sumiati; Widodo Winarso; Cecep Sumarna
QANUN: Journal of Islamic Laws and Studies Vol. 3 No. 2 (2025): QANUN: Journal of Islamic Laws and Studies
Publisher : ASIAN PUBLISHER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58738/qanun.v3i2.753

Abstract

Penelitian ini mengkaji bagaimana media sosial mempengaruhi pendidikan akhlak di pesantren Al Hikmah Putri Bobos Cirebon. Pendekatan kualitatif digunakan dengan metode wawancara mendalam dan observasi partisipatif; ditemukan bahwa santri memandang media sosial dengan dua sisi, di satu sisi sebagai sarana hiburan di sisi lain sebagai salah satu media efektif untuk dakwah dan pendidikan. Paparan terhadap konten keagamaan yang secara emosional dan pribadi relevan bagi siswa, memfasilitasi internalisasi nilai-nilai moral meskipun efeknya tidak permanen dan belum terwujud dalam kebiasaan jangka panjang. Pesantren mulai merespon tren ini dengan terlibat dalam produksi konten dakwah digital sambil terus memberikan panduan terbatas terkait konsumsi media. Tantangan lain dalam menerapkan pendekatan sistematis terhadap literasi digital adalah ketidakhadiran pembahasan mengenai pelatihan pengembangan kesadaran kritis santri terhadap informasi yang mereka konsumsi. Hal ini menunjukkan bahwa media sosial dapat berfungsi sebagai media pendidikan akhlak transformatif asal didukung literasi digital komprehensif dan strategi yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam.
Ingsun's Philosophy of Titip Tajug Lan Fakir Miskin: Pillars of the Indonesian Civilization Sumarna, Cecep; Gunawan, Heri
International Journal of Science and Society Vol 7 No 3 (2025): International Journal of Science and Society (IJSOC)
Publisher : GoAcademica Research & Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/ijsoc.v7i3.1514

Abstract

The phrase "Ingsun titip tajug lan fakir miskin" is a legendary testament by Sunan Gunung Jati containing profound spiritual and social messages. This testament reflects the foundation of Islamic values in the Indonesian archipelago, which combine religiosity and social concern. In the contemporary context, this message remains relevant as a response to the assessment of the function of mosques and increasing social inequality. This study aims to examine the philosophical and sociological meaning of this phrase and explore its relevance in the development of a civilized and just society in the modern era. In addition, this study also aims to uncover the contribution of Islamic values in the development of an inclusive and religious social character. The method used is a qualitative descriptive with a hermeneutic and historical-cultural approach through literature studies and interpretation of cultural heritage and social practices of the community. The results show that Tajug (mosque) must be understood not only as a place of worship, but also as a center for community empowerment and social advocacy. The conclusion of the study emphasizes the importance of revitalizing Islamic boarding schools (pesantren) as a foundation for the development of a religious, just, and local wisdom-based society.
Desain Masa Depan Pendidikan Islam Indonesia (Kajian Analisis Pendekatan Sosiologi Antropologi) Hikmat*, Rokhmatul; Rosidin, Didin N; Kustoro, Kustoro; Sumarna, Cecep
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 8, No 4 (2023): Agustus, Social Religious, History of low, Social Econmic and Humanities
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimps.v8i4.26448

Abstract

Ketika umat Islam di Indonesia masih memuncaki pemeluk agama dengan mencatatkan 87%, namun persoalan bangsa masih banyak membelenggu yaitu masalah akhlaq, kemiskinan, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan dan tingkat korupsi yang tinggi, maka menjadi bahan pertanyaan dimanakah kontribusi pendidikan Islam. Apakah pendidikan Islam layak disebut buntu dan tidak memiliki masa depan yang bisa diandalkan untuk menyelesaikan persoalan bangsa. Menggunakan metode library reseach penulis ingin mendalami desain apa yang terbaik untuk masa depan pendidikan Islam di Indonesia, yang sekiranya mampu menjawab persoalan bangsa. Dan hasilnya adalah mengangkat teori-teori pendidikan Islam yang dikemukakan oleh ormas Islam Muhammadiyah, yang terangkum dalam Islam Berkemajuan.
Pandangan Kritis atas Pencitraan sebagai Kompetensi dan Kompetensi Kecerdasan Spiritual Sebagai Soft Skill Ramadhani, Ashary; Sumarna, Cecep; Rosidin, Didin Nurul
JURNAL DIMENSI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol 11: Special Issue No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/dpp.v11i1.7264

Abstract

Kompetensi bukan ajang pertarungan lembaga pendidikan untuk menarik minat peserta didik. Kompetensi merupakan tanggungjawab seluruh lembaga pendidikan untuk mewujudkannya, sebab kompetensi merupakan bekal utama generasi menyongsong masa depan, kompetensi dirancang untuk menghadapi permasalahan dan tantangan zaman, masalah literasi peserta didik yang begitu rendah, integritas bangsa yang rendah karena literasi manusia yang mengarah kepada akhlak yang mulia rendah, hal inilah yang menyebabkan kecerdasan spiritual rendah, sementara lembaga pendidikan sibuk dengan pencitraannya bahwa bangunanya palimg megah, prestasi siswanya paling tinggi dan lulusannya paling baik, tidak melakukan penalaran kritis terhadap capaiannya dalam mengelola delapan standar pendidikan untuk meningkatkan kecerdasan spiritual yang menjadi inti literasi dan kecerdasan majemuk. Berlatar keadaan itu dikaji bagaimana pandangan kritis terhadap pencitraan sebagai kompetensi dan kompetensi sebagai softskill. Metode yang digunakan untuk membahasian kajian ini dengan studi literatur dengan data berupa rahasia umum yang diketahui. Komptensi menjadi acuan standar pendidikan yang lainnya untuk mewujudkannya, kompetensi yang menjadi inti tujuan pendidikan nasional dan menjadi inti dari nilai pancasila adalah kompetensi kecerdasan spiritual, sebab kecerdasan ini menjadi soft skill yang terintegrasi nilainya tidak terpisahkan antara bersifat kemanusiaan dan bersifat ketuhanan, bukan saja urusan di dunia tetapi juga akherat, memberikan kemampuan nalar analitif juga nalar intuitif, diwujudkan dengan kurikulum pendidikan holistik integratif. Di akhir artikel diperoleh kesimpulan pencitraan dengan megahnya bangunan, banyaknya prestasi siswa dan kebanggaan terhadap alumni tidak identik dengan kompetensi, dan kompetensi kecerdasan spiritul menjadi softskill yang bersifat kemanusiaan dan ketuhanan itulah yang menjadi inti kompetensi, kecerdasan spiritual dirancang melalui delapan satandar pendidikan dan kurikulum holistik integratif dikukung dengan pendidikan rumah dan masyarakat.
Pengaruh Pergaulan Bebas Terhadap Budaya Kritis Dan Motivasi Pendidikan Masyarakat (Studi Kasus Peran Pemuda Sebagai Agen Of Change Di Desa Majasih Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu) Andika, Dani Faqih; Sumarna, Cecep; Nasehudin, Nasehudin
Edugama: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan Vol. 8 No. 2 (2022): Edugama: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan
Publisher : PASCASARJANA IAIN SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/edugama.v8i1.2734

Abstract

Abstrak Masa remaja merupakan masa dimana seseorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap selanjutnya atau biasa disebut sebagai perkembangan. Tetapi perkembangan ini ada yang selalu dipantau oleh orang tuanya sehingga berkembang kearah yang positif ataupun tanpa bimbingan atau pantauan orang tua yang ekstra sehingga berkembang kearah yang negative dan mengalami perubahan emosinya, minat, tubuh, pola prilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah. Budaya berpikir kritis adalah daya dari budi atau akal sehat manusia untuk menilai valid atau tidaknya suatu sumber berita atau informasi, membedakan mana yang relevan dan yang tidak, membedakan mana yang fakta dan yang tidak, atau daya dari akal budi untuk menganalisis fakta yang ada. motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam kepribadian seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai sebuah tujuan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh pergaulan bebas terhadap budaya kritis dan motivasi Pendidikan masyarakat di Desa Majasih Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu. Agar mengetahui sejauh mana pengaruh dari pergaulan bebas tersebut. Berkembang kearah yang positif ataukah arah sebaliknya yaitu negative.