Claim Missing Document
Check
Articles

Konsep Penyalahgunaan Wewenang dalam Perspektif Hukum Administrasi di Indonesia Firzhal Arzhi Jiwantara; Hasanah, Siti; Lukman, Lukman
Jurnal Indonesia Sosial Sains Vol. 3 No. 02 (2022): Jurnal Indonesia Sosial Sains
Publisher : CV. Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/jiss.v3i02.545

Abstract

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah Aspek-aspekatau hal-hal apa saja yang berkaitan dengan konsep penyalahgunaan wewenang adalah, pertama; definisi wewenang, kedua; Sumber Wewenang, dan yang ketiga; pembatasan wewenang. Tujuan dari penelitian ini adalah mendiskripsikan dan menganilisis konsep penyalahgunaan wewenang dalam perspektif hukum administrasi di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian terhadap konsep penyalahgunaan wewenang dalam perspektif hukum administrasi di Indonesia adalah penelitian normatif yang bertujuan untuk mencari jawaban atau pemecahan atas isu hukum. Hasil penelitian ini adalah bahwa upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan terhadap sanksi pengembalian kerugian negara adalah mengajukan permohonan pengujian ada tidak adanya unsur Penyalahgunaan Wewenang ke Pengadilan Tata Usaha Negara sesuai Pasal 20 dan 21 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan jo Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 4 Tahun 2015.  
Optimalisasi Sistem Penilaian Pembinaan Narapidana Untuk Remisi Berbasis Keadilan Distributif Di Lapas Perempuan Mataram Dewanti, Yuvana; Rina Rohayu Harun; Firzhal Arzhi Jiwantara
Commerce Law Vol. 5 No. 1 (2025): Commerce Law
Publisher : Departement Business Law, Faculty of Law, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/commercelaw.v5i1.7328

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis optimalisasi Sistem Penilaian Pembinaan Narapidana (SPPN) sebagai indikator pemberian remisi serta mengidentifikasi kendala penerapan prinsip keadilan distributif di Lapas Perempuan Kelas III Mataram. Metode yang digunakan adalah normatif empiris, dengan pendekatan konseptual, perundang-undangan, kasus, dan sosiologis untuk mengkaji efektivitas hukum dan kebijakan pemasyarakatan dalam praktik lapangan.SPPN merupakan instrumen strategis dalam menilai kemajuan pembinaan narapidana secara objektif, sejalan dengan pergeseran paradigma pemasyarakatan dari pendekatan retributif ke rehabilitatif. Diterapkan berdasarkan Keputusan Dirjen Pemasyarakatan No. PAS-10.OT.02.02 Tahun 2021, SPPN di Lapas Perempuan Kelas III Mataram dijalankan oleh tim Wali Pemasyarakatan dan Asesor melalui penilaian berbasis data dan bukti. Penilaian ini mencakup observasi perilaku, wawancara, telaah dokumen, serta tes, dengan pendekatan yang terindividualisasi sesuai karakteristik masing-masing narapidana.Optimalisasi SPPN telah menunjukkan dampak positif, seperti meningkatnya transparansi, motivasi narapidana, serta efektivitas dalam pemberian remisi dan hak-hak lainnya. Namun demikian, penelitian ini menemukan sejumlah kendala signifikan yang menghambat prinsip keadilan distributif. Kendala tersebut meliputi subjektivitas petugas, keterbatasan data yang akurat dan lengkap, belum optimalnya digitalisasi, serta rendahnya kapasitas SDM. Selain itu, inkonsistensi antarunit, resistensi terhadap sistem baru, dan tantangan integrasi data dengan Balai Pemasyarakatan (Bapas) turut memperparah ketimpangan dalam penilaian.Oleh karena itu, diperlukan upaya pembenahan menyeluruh melalui penguatan infrastruktur, pelatihan petugas, standardisasi teknis, serta percepatan digitalisasi. Langkah ini penting agar SPPN dapat benar-benar menjadi alat evaluasi yang adil dan efektif dalam mendukung pemasyarakatan yang humanis dan berkeadilan.
The Enforcement of Disciplinary Sanctions Against Civil Servants Based On Law Number 20 Of 2023 Salahudin, Salahudin; Hasanah, Siti; Jiwantara, Firzhal Arzhi
Pena Justisia: Media Komunikasi dan Kajian Hukum Vol. 23 No. 2 (2024): Pena Justisia
Publisher : Faculty of Law, Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/pj.v23i2.4074

Abstract

The concept of applying disciplinary consequences against Civil Servants (PNS) in accordance with Law Number 20 of 2023 is discussed in this article. In this article, a review of this statute is used to investigate essential aspects of the enforcement of disciplinary sanctions against civil officials. These features include the procedures that must be executed. subsequently, the categories of infractions that may be subject to disciplinary sanctions, as well as the sanctions that may be applied during the course of the violation. In order to maintain discipline and integrity in the work environment of civil servants, as well as to enforce applicable legal restrictions, it is essential to have the notion of implementing disciplinary consequences. Within the context of this discussion, this article also addresses the difficulties that may be encountered when enforcing disciplinary sanctions, as well as the efforts that are being made to improve the efficiency of the system that is used to enforce disciplinary sanctions. In the hopes of achieving a more professional, transparent, and accountable working environment among public officials, it is believed that a more in-depth understanding of the notion of imposing disciplinary sanctions would be attained
Legal Analysis of the Implementation Process of Simultaneous Village Head Elections In East Lombok Based on The Stipulations of Law Number 6 of 2014 Ihsan, Khaerul; Jiwantara, Firzhal Arzhi; Hasanah, Siti
Pena Justisia: Media Komunikasi dan Kajian Hukum Vol. 23 No. 002 (2024): Pena Justisia (Special Issue)
Publisher : Faculty of Law, Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/pj.v23i3.4813

Abstract

Based on the terms of Act No. 6 of 2014 on the village, this study focuses at the implementation stage of the election of a village chief in the eastern Lombok district. The purpose of this study is to examine the legal processes that must be followed in order to choose a village chief and how these rules are actually implemented in the field. This research combines literary studies, legislative-legislative techniques, and normative jurisprudential procedures. The study's findings demonstrated that the East Lombok district's simultaneous head of village election has been conducted in accordance with the procedures outlined in Act No. 6 of 2014, which include the stages of preparation, candidate registration, campaigning, voting, tabulating votes, and determining the election's outcome. Nonetheless, there are several implementation roadblocks that must be overcome, like the public's poor socialisation of legislation and technical issues with the voting procedure. In order to make future improvements to the village chief election system, this article recommends increased socialisation, training for the election committee, and continuous evaluation.
Imposition Of Criminal Sanctions for Minor Criminal Actions of Theft (A Case On Judgement Number 826/Pid.B/2023/Pn.Mtr) Mandasari, Santi; Harun, Rina Rohayu; Jiwantara, Firzhal Arzhi; Septyanun, Nurjannah
Pena Justisia: Media Komunikasi dan Kajian Hukum Vol. 23 No. 002 (2024): Pena Justisia (Special Issue)
Publisher : Faculty of Law, Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/pj.v23i3.4825

Abstract

The imposition of criminal sanctions for minor criminal actions, such as theft, presents a complex and multifaceted challenge for legal systems worldwide. This study examines the imposition of criminal sanctions for minor theft offenses, with a specific focus on the case adjudicated under Judgment Number 826/Pid.B/2023/Pn.Mtr. The research aims to analyze the legal reasoning behind the court's decision, the proportionality of the sanctions imposed, and the broader implications for the criminal justice system. Utilizing a qualitative approach, this study involves a detailed case analysis, reviewing court documents, and interviews with legal experts. Findings indicate that while the court adhered to statutory guidelines, there were significant considerations regarding the socio-economic background of the offender and the value of the stolen property. The study concludes that although the sanctions imposed were within legal parameters, there is a need for a more nuanced approach that considers restorative justice principles. This research contributes to the ongoing discourse on criminal justice reform, particularly concerning minor offenses, and advocates for policy adjustments that balance deterrence with rehabilitation.
The Interpretation of Article 127 of Law Number 35 of 2009 on Narcotics in Addressing Drug Abuse through Restorative Justice Wardika, Made; Harun, Rina Rohayu; Jiwantara, Firzhal Arzhi
Pena Justisia: Media Komunikasi dan Kajian Hukum Vol. 23 No. 002 (2024): Pena Justisia (Special Issue)
Publisher : Faculty of Law, Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/pj.v23i3.4890

Abstract

Narcotics crime refers to a range of illegal activities involving the distribution, purchase, sale, possession, and abuse of drugs without proper authorisation. These activities cause harm to both the broader community and the individuals involved. Restorative Justice has emerged as a response. Its primary focus is to resolve cases involving drug abusers who are addicted to narcotics. In addition to Restorative Justice, there is an alternative for rehabilitating narcotics abusers through the involvement of police investigators, the prosecutor's office, or decisions made by judges. The purpose of this study is to analyse the relationship between the interpretation and execution of Article 127 of Law No. 35 on Narcotics and Restorative Justice, based on literal interpretation. Based on the analyses, the enforcement of Article 127 of Law No. 35 of 2009 on Narcotics, which focuses on Restorative Justice, has been supported by multiple regulations. However, the law's implementation has not aligned with expected standards and legislation, leading to ambiguity in Article 112 and Article 127. This ambiguity creates opportunities for unscrupulous law enforcement to make illicit gains, increasing the incidence of drug-related offenses. The author proposes an immediate revision of Law No. 35 of 2009 concerning Narcotics due to the ambiguity in the law's article parts and the current legal framework's inability to effectively curb opioid misuse.
Pendampingan Hukum Dan Sosialisasi Usulan Revisi Perda Perda Nomor 1 Tahun 2016 Mengenai Pengaturan Desa Jiwantara, Firzhal Arzhi; Widayat, Rossi Maunofa; Hasanah, Siti
Lebah Vol. 19 No. 2 (2025): November: Pengabdian
Publisher : IHSA Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/lebah.v19i2.464

Abstract

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dalam bentuk pendampingan hukum dan sosialisasi usulan revisi perda nomor 10 tahun 2018 tentang perubahan perda nomor 1 tahun 2016 mengenai pengaturan desa bertujuan untuk menyesuaikan Undang-Undang tentang Desa dengan perda tentang desa di Lombok Barat berdasarkan berbagai masukan yang berkembang dimana terdapat beberapa substansi penting yang menjadi urgensi seperti salah satu kewenangan Kepala Desa tentang mengangkat dan memberhentikan perangkat Desa, Redevinisi Perangkat Desa tentang pemberian NIPD serta Tunjangan purna tugas perangkat desa. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode yang digunakan yaitu berupa penyuluhan dan pendampingan  revisi. Sumber data yang digunakan ialah sumber data primer yang diperoleh dari hasil diskusi, sumber data sekunder yang diperoleh dari buku-buku dan sumber lainnya yang berkaitan dengan desa dan sumber data tersier. Dan teknik pengumpulan datanya melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil pendampingan dan sosialisasi revisi ini menunjukkan semakin meningkatnya pemahaman masyarakat desa tentang pengaturan desa berdasarkan peraturan daerah
Co-Authors Abdul Hafid Abi Harun Arroisi Ady Supryadi Afrihadi, Faisal Agustinus F. Paskalino Dadi Alpan Hadi Arief Fahmi Lubis Asmuni Asmuni Baiq Silvia Yustiari Baiq Silvia Yustiari Baiq Silvia Yustiari Burhanuddin Burhanuddin Dani Elfah Dewanti, Yuvana Dewi Komalasari Dewi, Anies Prima Edy Sony Efendi Kusnandar Ernesta Arita Ari Erwin, Yulias Fadil, Lalu Muhammad Fikri, Zainul Gede Harimbawa Guntur Ilman Putra Guntur Ilman Putra Hani Usmandani Haq, Hilman Syarial Harun, Rina Rohayu Hasanah , Siti Hasyim, Hafid Heri Budianto Idhar Idhar Idhar, Idhar Ihsan, Khaerul Ikang Satrya Medyantara Imalah Imran Imran IRMAN PUTRA Johny Koynja Jumawal, Jumawal Kaspul Hadi Khaerul Ihsan Kukoh Iqbal Kusnandar, Efendi Lalu Rakhmat Suryaningrat Lukman Lukman Lukman LUKMAN, LUKMAN M. Dawud Rizkyandi Muhaemin Muhaemin Muhammad Padil Akbar Mukhlishin, Mukhlishin Nasaruddin Nasaruddin Nasaruddin Nasution Nasution Nasution Nasution Nurdin Nurdin Nurjannah Septyanun Nyiayu Arma Nurlailiy Nyiayu Arma Nurlailiy Pratama, Inka Nusamuda Primasari, Shinta Putra, Guntur Ilman Ridwan, Ridwan Rina Rohayu Harun Rizan, Lalu Samsu Rohayu H, Rina Rossi Maunofa Widayat S, Nurjannah Sahlan Sahlan Sahrul, Sahrul Sakaki Sakaki Salahudin Salahudin Salahudin Salahudin Samsul Hadi Santi Mandasari Sarip, Sarip Shinta Primasari Siti Hasanah Siti Hasanah Siti Hasanah Siti Hasanah Siti HasanahSiti Hasanah Sri Solehah Suhaep Ashady Suhartono Suhartono Suyadi Suyadi Syafruddin Syafruddin Syamsuddin Syamsuddin Syamsuddin Taufiqurrahman Taufiqurrahman Taufiqurrahman Taufiqurrahman Tauhid, Tauhid Ufran Ufran, Ufran Usman Munir Wardika, Made Wijatono, Setia Yogi Hadi Ismanto Yulias Erwin