Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : El-HARAKAH : Jurnal Budaya Islam

Effect of Tarekat Khalwattiyah-Samman on Fishermen's Work on The South Coast of South Sulawesi Iskandar, Abdul Malik; Bahri, Syamsul; Masdar, Muhammad; Nonci, Nurmi; Azuz, Faidah; Harifuddin, Harifuddin
el Harakah: Jurnal Budaya Islam Vol 25, No 1 (2023): EL HARAKAH
Publisher : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/eh.v25i1.18093

Abstract

Coastal fishermen communities hold religious rituals as Sufism practices. One of which is Tarekat Khalwatiyah-Samman, which affects their daily work. This paper aims to identify the substance of the Khalwatiyah-Samman teachings. It deciphers the effect of this teaching on the work of fishermen on the south coast of South Sulawesi. This research is qualitative with social and empirical approaches. Data collection was done through in-depth interviews, observation, and literature study. It employed qualitative data processing and analysis. The results showed that the substance of the Khalwatiyah-Samman teachings lies in its three doctrines: the purification of the soul, the concept of the essence of God, and the concept of human essence. In addition, the influence of Khalwatiyah-Samman's teaching on the work of fishermen on the south coast of South Sulawesi is the emergence of attitudes in work such as complacency; God has determined everything, and they do not have a competitive spirit and spirit of achievement. Accordingly, the substance of the Khalwatiyah-Samman teaching is that God has determined all human actions, and humans only live it. Moreover, the effect of the Khalwatiyah-Samman teaching is to form an attitude of fatalism in fishermen or resignation. Masyarakat nelayan di wilayah pesisir memegang teguh ritual keagamaan sebagai praktik Sufisme. Salah satunya yaitu Tarekat Khalwatiyah-Samman yang berpengaruh terhadap pekerjaan sehari-hari nelayan. Tulisan ini bertujuan memahami substansi ajaran Tarekat Khalwatiyah-Samman. Penelitian ini mengungkap efek Tarekat Khalwatiyah-Samman terhadap pekerjaan nelayan di pesisir selatan Sulawesi Selatan Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan sosial dan empiris. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi literatur. Kajian ini menggunakan pengolahan dan analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ini substansi ajaran Tarekat Khalwatiyah-Samman terletak pada tiga doktrinnya yaitu penyucian jiwa, konsep esensi Ketuhanan dan konsep esensi manusia. Pengaruh tarekat Khalwatiyah-Samman terhadap pekerjaan nelayan di pesisir selatan Sulawesi Selatan adalah timbulnya sikap dalam bekerja seperti cepat puas, segala hal telah ditentukan oleh Tuhan, mereka tidak memiliki jiwa bersaing dan semangat berprestasi. Karena itulah substansi ajaran Khalwatiyah-Samman adalah semua perbuatan manusia telah ditentukan Tuhan dan manusia hanya menjalaninya. Adapun efek Tarekat Khalwatiyah-Samman adalah membentuk sikap fatalism pada nelayan atau kepasrahan.
Flood Disaster, Local Belief and Islam-Sufism Harifuddin, Harifuddin; Zainuddin, Rasyidah
el Harakah: Jurnal Budaya Islam Vol 19, No 1 (2017): EL HARAKAH
Publisher : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/el.v19i1.3916

Abstract

Flood disaster as a natural phenomenon has a lot of meaning for the rural community. They believe that flood is the power of deity, as a sign that a quarrel is happening ‘under water’, and a sign of God’s kindness because flood has negative and positive aspects. These show that people’s thoughts are shaped by several factors, such as local and religious beliefs (Sufism). This paper outlines how Segeri society describes the meaning of flood disaster constructed by local beliefs and Islamic sufism. Historically, the spread of Islam in South Sulawesi – that is generally characterized as ‘Sufi’ – is the factor influencing the religious belief of local society. The aforementioned belief is the sufism characteristic which is about the absolute resignation toward God’s will and fate. This study uses phenomenological approach to interpret the understanding of flood and the local belief obtained through in-depth interview to Bissu and farmers. The interview data is also linked to the observation of the natural environment. The research shows that Segeri society believes that flood is God’s will and reprisal. By being given an ordeal, someone’s sins will be decreased. Flood – they believe – will give positive impacts and also bring God’s blessing in their lives. This belief causes the so-called ‘resignation’ everytime flood destroys their area. Bagi masyarakat pedesaan, bencana banjir adalah fenomena alam yang memiliki banyak makna. Beberapa di antaranya yaitu banjir sebagai perwujudan kekuasaan dewa, sebagai pertanda sedang terjadi pertikaian di alam bawah air, dan merupakan tanda kebaikan Tuhan karena banjir memiliki aspek negatif dan positif. Contoh-contoh tersebut menunjukkan pemaknaan masyarakat yang dibentuk oleh beberapa faktor, antara lain kepercayaan lokal dan keyakinan keagamaan (sufisme). Tulisan ini menguraikan pemaknaan masyarakat Segeri terhadap terjadinya bencana banjir yang dikonstruksi kepercayaan lokal dan Islam sufisme. Secara historis, penyebaran agama Islam di provinsi Sulawesi Selatan yang umumnya berciri ‘sufistik’ merupakan salah satu faktor yang membentuk keyakinan keagamaan masyarakat setempat. Keyakinan keagamaan yang dimaksud adalah adanya karakteristik sufisme yang berisi ‘kepasrahan’ mutlak atas kehendak dan takdir Tuhan. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi dengan menafsirkan pemahaman masyarakat Segeri terhadap banjir, kepercayaan lokal mereka yang diperoleh melalui wawancara mendalam dengan bissu dan petani. Data wawancara tersebut juga dihubungkan dengan pengamatan terhadap lingkungan alam setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Segeri meyakini banjir sebagai cobaan dan kehendak dari Tuhan. Setiap cobaan yang dialami manusia berarti menggugurkan dosa-dosanya. Banjir yang datang dianggap memiliki hikmah kebaikan dan keberkahan Tuhan dalam kehidupan mereka. Keyakinan tersebut berkonsekuensi terhadap ‘kepasrahan’ masyarakat setiap banjir terjadi.
Co-Authors . Asmirah Abdul Malik Iskandar Abdullahi, Alima Bachtiar Ahmad Wadi, Ahmad Aidah, Nur Aini Nurul Akhsan, Fitriana Aksan, Fitriana Aldahlia Nur, Indra Alwi, Windawati Andalas, Ronny Anggun, Nur Alfiah Anita Sari Anriani, Haslinda Baji Ansar Arifin, Ansar Apriningsih, Apriningsih Apriningsih Arham Rusli, Arham Ashar, Muhammad Asrianti Sani Azus, Faidah AZUZ, FAIDAH Azuz, Fidaan Husein Bakri, Hasrul Bando, Nurjannah Baso Madiong Burchanuddin, Andi Crismawati, Crismawati Darwis, M. Ihsan Effendi, Subhan Farid Said, Farid Fatma Maruddin Firdaus Firdaus Fitriani Fitriani Gilang, Gilang Hairuddin K. Hardi, Yuni Hasanudin Kasim Haslinda B Anriani, Haslinda B Haslinda Haslinda, Haslinda Haviana, Evan Hemma, Teobaldus Irnayanti, Irnayanti Iskandar Iskandar Iskandar, Abd. Malik Jamal, Siti Aisyah Kamalia, La Ode Maidin, Rusdi Malik, Muh Nasir Mayella, Rasbiyanti Miftahul Jannah Mohamed, Sheik Mubarak Z, Sultan Mubarak, Sultan Muh Irwan, Muh Muhammad Fadly Muhammad Masdar Muhammad Nur Musa, Andi Ernie Zaenab Mutia Sari, Nova Nur, Khaeriyah Nurmi Nonci Pratami, Nabigah Ayu R. Sapto Hendri Boedi Soesatyo Rahmi, Rika Rasyidah Zainuddin, Rasyidah Risky, Sartini Rizal Amin, Muhammad Rudi Salam Ruslan Ruslan selvi, A. Sitti Aisyah Sriwati Malle Subhan Haris Sugoro, Ramadhani Yusli Arbain Sukmawati Sukmawati Sukriya, Aminata Suparman Abdullah, Suparman Syamsul Bachri Syamsul Bahri Usman Ahmad Veronika Asri Tandirerung Wahidah, Sri Wahidiyat, Ahmad Waspada, Waspada YG, Yusliandira Nandini