p-Index From 2020 - 2025
9.471
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya El-HARAKAH : Jurnal Budaya Islam Harmonia: Journal of Research and Education KEMBARA Jurnal Studi Agama dan Masyarakat MUDARRISA Indonesian Journal of Islamic Education Studies Journal of Language and Literature Transformatika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya MUDRA Jurnal Seni Budaya Aksara JPK (Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan) Dance and Theatre Review: Jurnal Tari, Teater, dan Wayang Parafrase: Jurnal Kajian Kebahasaan dan Kesastraan Martabat: Jurnal Perempuan dan Anak Jurnal Budaya Nusantara Acintya Jurnal Komposisi Jurnal Ilmiah FONEMA : Jurnal Edukasi Bahasa dan Sastra Indonesia Magistra Andalusia : Jurnal Ilmu Sastra ESTETIK : Jurnal Bahasa Indonesia Jalabahasa: Jurnal Ilmiah Kebahasaan Altasia : Jurnal Pariwisata Indonesia Paramasastra: Jurnal Ilmiah Bahasa Sastra dan Pembelajarannya Widya Aksara: Jurnal Agmaa Hindu Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya Jurnal Skripta Sunan Kalijaga International Journal on Islamic Educational Research Jurnal Adat dan Budaya Indonesia Sumbula : Jurnal Studi Keagamaan, Sosial dan Budaya MEDIASI Jurnal Kajian dan Terapan Media, Bahasa, Komunikasi Sosfilkom : Jurnal Sosial, Filsafat dan Komunikasi KLITIKA Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia International Journal of Business, Law, and Education SABBHATA YATRA : Jurnal Pariwisata dan Budaya ESTETIKA: JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Jurnal Komunikasi dan Budaya Lani: Jurnal Kajian Ilmu Sejarah dan Budaya Journal of Islamic Education Management IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya Al Kawnu : Science and Local Wisdom Journal Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities Jurnal Sistem Informasi Mahakarya (JSIM) Realita: Jurnal Penelitian dan Kebudayaan Islam Cendekia: Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan Alinea: Jurnal Bahasa, Sastra dan Pengajaran Jurnal Inovasi Pembelajaran Matematika: PowerMathEdu (PME) Widyaparwa Journal of Education and Learning Sciences Mardibasa: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SPHOTA: Jurnal Linguistik dan Sastra Fakultas Bahasa Asing Universitas Mahasaraswati Denpasar Prawara: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sabdasastra : Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa Jurnal Bima: Pusat Publikasi Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra BAHASTRA Kaloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah Jurnal Ikadbudi : Jurnal Ilmiah Bahasa, Sastra, dan Budaya Daerah MEMACE Intelektual: Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman Aksara Jurnal Bahasa dan Sastra Diwangkara: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra dan Budaya Jawa
Claim Missing Document
Check
Articles

Selametan Day of the Dead From a Javanese Cultural Perspective among Santri and Abangan: a Case Study in Tulungagung District Bagus Wahyu Setyawan; Abd. Aziz; Teguh Teguh; M. Jazeri
IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 20 No 1 (2022): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.461 KB) | DOI: 10.24090/ibda.v20i1.5182

Abstract

Selametan (communal feast) is tradition to commomerate one’s death day conducted by the Javanese community. Its implementation is different from one region to others. The study focused on describing and explaining the differences of selametan between santri and abangan community. It was a field study carried out in Tanen Village, Rejotangan District, Tulungagung Regency. The data were obtained by conducting an observation to the Tanen community. Besides, the data were also collected through interview and literature study. The results indicate that there are two versions of implementing the selametan tradition in Tanen Village. The abangan version still maintains traditions from the ancestors, in terms of using sesajen (offering) as a cultural symbol and means in a ritual. The time also remains the same as inherited from the ancestors, in which the ritual is conducted from the first day until nyewu dina or 1000 th day. The santri version only conducts the selametan tradition from the first until seventh days after the funeral and does not use sesajen considering its inappropriateness with Islamic lessons. Apart from these differences, the selametan tradition has positive functions, including a means to give alms, close the bound between community members, entertain a family of a deceased, and remember the death.
Upacara Adat Sedekah Gunung sebagai Sarana Mitigasi Bencana Letusan Gunung Merapi berbasis Local Wisdom Husni Cahyadi Kurniawan; Bagus Wahyu Setyawan
Al Kawnu : Science and Local Wisdom Journal Vol 1, No 1 (2021): Oktober 2021
Publisher : Tadris Biologi, Tadris Fisika and Tadris Kimia, Universitas Islam Negeri Antasari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.136 KB) | DOI: 10.18592/ak.v1i1.5087

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menjelaskan upacara adat sedekah gunung sebagai sarana mitigasi bencana Gunung Merapi berbasis kearifan lokal. Setting lokasi tempat penelitian adalah di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan etnografi kolaborasi dengan disiplin ilmu ekologi. Sumber data dalam penelitian ini berupa peristiwa upacara sedekah bumi dan narasumber yang terdiri dari sesepuh Desa Lencoh. Observasi langsung dan wawancara mendalam digunakan untuk mengumpulkan data-data penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu bentuk mitigasi alam di wilayah Lereng Gunung Merapi dilakukan melalui upacara adat sedekah gunung. Rangkaian upacara sedekah gunung merupakan wujud ucapan rasa syukur kepada alam atas nikmat dan hasil alam yang diperoleh masyarakat. Dalam upacara sedekah gunung terdapat makna filosofi dan pesan-pesan ekologis yang tersirat dalam setiap wujud sesajennya, diantaranya adalah Jadah bakar memiliki arti bahwa masyarakat desa tidak melakukan tindakan pembakaran lahan sehingga ekosistem hayati tetap lestari. Hiasan-hiasan di setiap tumpeng memiliki arti bahwa keamanan selalu terjaga dengan tidak melakukan penebangan pohon yang masif sehingga hutan tetap lestari.
Akulturasi Budaya Islam-Jawa dalam Pementasan Kesenian Ketoprak Bagus Wahyu Setyawan
Dance and Theatre Review: Jurnal Tari, Teater, dan Wayang Vol 2, No 1 (2019): May 2019
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1439.563 KB) | DOI: 10.24821/dtr.v2i1.3297

Abstract

The purpose of this study was to describe the form of acculturation of Javanese-Islamic culture in ketoprak performance. The acculturation of Javanese-Islamic culture can be found in a variety of Egyptian-style of ketoprak. The Egyptian’s ketoprak is often referred to as Ketoprak Baghdad, Ketoprak Stambul, and Ketoprak 1001 nights because the performed stories are from the Middle East (the story of 1001 nights). The acculturation of Islamic-Javanese culture in the Egyptian’s ketoprak can be seen in terms of stories that adopt the plays from the Middle East or the play of 1001 nights. Besides, the acculturation of Islamic-Javanese culture also appears in terms of costumes and accompaniment. The costumes used are different from Ketoprak in general, which is a combination of Javanese costume and Middle Eastern style clothing. In terms of accompaniment, the Egyptian style of ketoprak also uses “terbang” musical instruments by bringing in the Islamic nuances of songs. In today’s era, Islamic nuances of ketoprak are used in any activities related to ceremonies and commemorations of Islamic holidays. Therefore, the development of ketoprak in the present has become more flexible and adapted to the needs of the community.Keywords: acculturation; Islamic-Javanese culture; the Egyptian style; Ketoprak; Islamic nuances
Relasi Laki-laki dan Perempuan dalam Konstruksi Maskulinitas Jawa pada Lagu Dangdut Koplo Chafit Ulya; Bagus Wahyu Setyawan; Else Liliani; Elen Inderasari
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 36 No 3 (2021): September
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v36i3.1342

Abstract

Modernisasi telah memberikan perubahan besar pada struktur kehidupan manusia, termasuk relasi laki-laki dan perempuan dalam kehidupan berkeluarga. Perubahan ini melahirkan konsep baru tentang maskulinitas, terutama yang ditemukan pada lagu dangdut koplo dari Jawa Timur. Maka, penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan bagaimanakah bentuk relasi laki-laki dan perempuan dalam konstruksi maskulinitas Jawa pada lagu dangdut koplo? Metode deskriptif kualitatif digunakan dan memanfaatkan konsep maskulinitas sebagaimana dikemukakan oleh Janet Saltzman Chafetz. Chafetz menggambarkan tujuh wilayah maskulinitas tradisional pada budaya barat: fisik, fungsional, seksual, emosional, intelektual, interpersonal, dan sifat pribadi lain. Penulis artikel ini menyimpulkan bahwa lagu dangdut koplo Jawa menggambarkan relasi laki-laki dan perempuan dalam tiga dimensi maskulinitas: fungsional, emosional, dan intelektual. Dimensi fungsional memerankan laki-laki pada peran sebagai pencari nafkah; dan dimensi emosional sebagai memiliki ketenangan dan kematangan emosional yang tinggi; sedangkan dimensi intelektual menghadirkan sosok laki-laki dengan pemikiran yang logis, rasional, dan praktis.
PENGARUH BUDAYA DAN TRADISI JAWA TERHADAP KEHIDUPAN SEHARI-HARI PADA MASYARAKAT DI KOTA SAMARINDA Alifuddin Ubaidillah Alifuddin; Bagus Wahyu Setyawan
Jurnal Adat dan Budaya Indonesia Vol. 3 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jabi.v3i2.38310

Abstract

Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses asimilasi budaya Jawa dengan budaya lainnya di Kota Samarinda; tradisi selamatan di Kota Samarinda; dan pengaruh budaya dan tradisi terhadap kehidupan sehari-hari di Kota Samarinda. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian bersifat kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dokumen, literatur baik dari buku, jurnal maupun essay yang ada sebagai sumber data. Selain itu, penulis juga melakukan wawancara yang nantinya dapat menjadi data pendukung dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh budaya dan tradisi Jawa terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat berdampak positif. Budaya dan tradisi seperti selamatan dapat menjadi salah satu penjalin tali silaturahmi antara masyarakat Jawa dan non-Jawa di Kota Samarinda. Selain itu, terciptanya kerukunan juga lahir dari penerimaan budaya dan tradisi oleh penduduk non-Jawa dan budaya serta tradisi Jawa mudah untuk mereka terima dan mereka lakukan.
ANALISIS KESALAHAN BAHASA DALAM PENGGUNAAN KATA KATA DALAM QUOTES DI AKUN SOSIAL MEDIA INSTAGRAM @YOWESSORY Nur Antonny Priambodo; Bagus Wahyu Setyawan
Paramasastra : Jurnal Ilmiah Bahasa Sastra dan Pembelajarannya Vol. 9 No. 2 (2022): Vol.9 No.2 Bulan September 2022
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/paramasastra.v9n2.p250-258

Abstract

Quotes are citation from a book, movie that contain words of motivation and wisdom for readers. Quotes are usually popular among teenagers to adults, quotes are usually found on social media such as Facebook, Twitter, and what is now popular, Instagram. Quotes are usually given an apostrophe mark (“) to distinguish between quotations and other words, in the manufacture of which the source is usually given. Keywords: Social Media, Instagram, Quotes
Representation of Islamic Marriage Rule on Javanese Novel Post-Reformation Era Bagus Wahyu Setyawan; Kundharu Saddhono; Djoko Sulaksono
el Harakah: Jurnal Budaya Islam Vol 22, No 1 (2020): EL HARAKAH
Publisher : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/el.v22i1.8288

Abstract

The focus in this research is to describe and explain the implementation of the rule of Islamic marriage on the modern Javanese novel post-reformation era. Data resources in this research are some of the Javanese novels published after 2000. This descriptive qualitative research used three phases of research: data reduction, data display, and conclusion drawing. The primary data resources were reduced and tested by using a triangulation technique to test data validity. Then, the result showed the examples of implementing the rule of Islamic marriage in Javanese novels of the post-reformation era. The author’s point of view influenced the plot and conflict of the rule of marriage in the story. Indirectly, a few examples of the rule of marriage in the Javanese novel of the post-reformation era can provide an illustration based on the Islamic sharia rule. The focus in this research is to describe and explain the implementation of the rule of Islamic marriage on the modern Javanese novel post-reformation era. Data resources in this research are some of the Javanese novels published after 2000. This descriptive qualitative research used three phases of research: data reduction, data display, and conclusion drawing. The primary data resources were reduced and tested by using a triangulation technique to test data validity. Then, the result showed the examples of implementing the rule of Islamic marriage in Javanese novels of the post-reformation era. The author’s point of view influenced the plot and conflict of the rule of marriage in the story. Indirectly, a few examples of the rule of marriage in the Javanese novel of the post-reformation era can provide an illustration based on the Islamic sharia rule.Fokus dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menjelaskan mengenai penerapan hukum perkawinan islam dalam novel Jawa moden pascareformasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah beberapa novel Jawa yang diterbitkan di atas tahun 2000. Penelitian ini berbentuk penelitian kualitatif deskriptif dengan tiga tahapan penelitian, yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan. Data-data dalam sumber data utama direduksi dan dianalisis dengan pembahasan masalah. Terakhir data-data yang diperoleh diuji dengan menggunakan teknik triangulasi untuk mendapat suatu derajat validitas data. Hasil dalam penelitian ini, ditemukan beberapa contoh penerapan hukum perkawinan Islam dalam novel Jawa pascareformasi. Hukum perkawinan yang disajikan dalam novel Jawa sesuai dengan alur dan konflik cerita yang dipengaruhi juga oleh sudut pandang pengarang. Secara tidak langsung, beberapa contoh penerapan hukum perkawinan dalam novel Jawa pascareformasi dapat memberikan gambaran masyarakat mengenai hukum perkawinan yang sesuai dengan syariat Islam dan yang menyimpang dari hukum syariat perkawinan islam.
FENOMENA PENGGUNAAN UNGGAH-UNGGUH BASA JAWA KALANGAN SISWA SMK DI SURAKARTA Bagus Wahyu Setyawan
Widyaparwa Vol 46, No 2 (2018)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.282 KB) | DOI: 10.26499/wdprw.v46i2.200

Abstract

Globalization era will bring negative impact if it does not be treated properly, particularly for young generation. Most students do not know how to admire others, particularly when they interact with others. This condition can be witnessed in the use of the language use of students in SMK in Surakarta who still do not understand the proper style of Javanese language.  This research aims to describe and explain about the phenomena of Javanese language style use of SMK in Surakarta. Data source is obtained from observation and in-depth interview. The result shows that there are still many mistaken use among the students. It is stimulated by the lack of habit of the students in using kromo inggil by parents, the lack of relationship among school, parents, and society. There is also the lack of educational model about appropriate unggah-ungguh basa. It shows that there is still found the use of mistake unggah-ungguh basa among students.Era globalisasi apabila tidak disikapi secara bijak akan membawa dampak negatif, utamanya bagi para pemuda. Banyak siswa yang tidak mengerti mengenai cara menghormati orang lain, utamanya ketika berinteraksi dengan mitra tutur. Hal ini terlihat dari penggunaan bahasa siswa di SMK di Surakarta yang masih belum memahami ragam bahasa Jawa yang baik dan benar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan mengenai fenomena penggunaan ragam bahasa Jawa siswa SMK. Sumber data berupa penggunaan ragam bahasa Jawa di beberapa SMK di Surakarta. Proses pengambilan data dengan observasi dan wawancara mendalam. Dari hasil penelitian ditemukan masih banyak kesalahan penggunaan ragam bahasa di kalangan siswa. Penyebabnya ialah siswa tidak dibiasakannya berbahasa krama inggil oleh orang tua, kurangya kerja sama antara pihak sekolah, orang tua, dan masyarakat. Juga belum adanya model pendidikan mengenai unggah-ungguh basa yang dirasa cocok. Dengan demikian, masih banyak ditemukan penggunaan unggah-ungguh basa yang keliru di kalangan siswa.
KAJIAN MAKNA DAN FUNGSI TEMBANG BAWA METRUM DANDANGGULA DALAM LAGU CAMPURSARI Bagus Wahyu Setyawan; Yusuf Muflikh Raharjo
Widyaparwa Vol 49, No 2 (2021)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.745 KB) | DOI: 10.26499/wdprw.v49i2.557

Abstract

Bawa as a one of literary song like a sindhenan, janturan, gerongan, and palaran. Firstly bawa song used in Javanese traditional or karawitan music, but since 1970th bawa song start to used in other genre, such as campursari. This research aimed to describe and analyse the meaning and function of bawa song in campursari. Sample on this research taken from bawa song with dandanggula poetic meter, that are bawa of kanca tani, pepeling, and nyidham sari song. Data collected technique using record-note and in-depth interview with some informant. Data analysis of this research using qualitative-interactive with the phase are data reduction, data display, and conclusion drawing. Result of this research find that bawa on campursari song have function as intro before song sing in. Therefore, bawa also represented the meaning and message of the campursari song. So, the lyric of bawa song have suitability with content of campursari song. Bawa song in this era also have attract power on campursari fans, because there are some dialogue between bawa singer with other singer, MC, or some audience which contain sense of joke inside.Bawa merupakan salah bentuk sastra tembang seperti halnya sindhenan, janturan, gerongan, dan palaran. Awalnya bawa digunakan untuk musik-musik karawitan, tetapi mulai tahun 1970-an tembang bawa mulai merambah dalam genre musik campursari. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna dan fungsi tembang bawa dalam lagu campursari. Sampel yang digunakan adalah tembang bawa bermetrum dandanggula, yaitu bawa langgam kanca tani, pepeling, dan nyidham sari. Pengumpulan data menggunakan teknik simak-catat dan wawancara mendalam dengan narasumber. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis interaktif kualitatif dengan tahapan reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa tembang bawa dalam lagu campursari berfungsi sebagai intro atau awalan sebelum masuk lagu. Selain itu bawa juga merepresentasikan makna atau kandungan isi dari lagu campursari. Jadi, lirik tembang bawa memiliki kesepadanan dan kesesuaian makna dengan isi dari lagu campursari. Tembang bawa di era sekarang juga menjadi daya tarik bagi penikmat lagu campursari, karena terdapat dialog antara pelantun bawa dengan penyanyi lain, MC, bahkan dengan penonton yang kerap kali mengandung unsur humor.
MAKNA FILOSOFIS TRADISI WIWIT PANEN MASYARAKAT DESA MURUKAN KECAMATAN MOJOAGUNG: Proses Pelaksanaan Tradisi Wiwit Panen dan Makna Filosofis Tradisi Wiwit Panen Elsa Nandita Sari; Bagus Wahyu Setyawan
Jurnal Budaya Nusantara Vol 5 No 3 (2022): NUSANTARA DAN RITUS
Publisher : Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/b.nusantara.vol5.no3.a5687

Abstract

Penelitian ini berawal dari ketertarikan peneliti terhadap tradisi wiwit panen pada masyarakat desa murukan yang terletak di kecamatan mojoagung yang masih dilestarikan dan dikembangkan sampai saat ini. Upacara wiwit merupakan suatu tradisi memulai memotong padi menjelang panen dengan berbagai ritual upacara dan hanya dilakukan oleh seseorang yang bermata pencarian sebagai petani. Tradisi wiwit masih ada dan masih dilakukan oleh masyarakat petani desa murukan dengan cara yang lengkap. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana proses pelaksanaan tradisi wiwit panen Desa Murukan Kecamatan Mojoagung dan bagaimana makna filosofis tradisi wiwit panen Desa Murukan kecamatan Mojoagung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan simak catat. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa pertama, masyarakat Desa Murukan melakukan tradisi wiwit panen secara rutin dalam setiap tahun, pelaksanaanya menentukan hari, perlengkapan sesaji, yang kedua makna filosofis dari tradisi wiwit panen di Desa Murukan tidak melenceng dari ajaran agama islam melainkan mempererat budaya dan tradisi yang sudah turun temurun dilestarikan sehingga tradisi wiwit panen tetap terlaksanan seiring perkembangan zaman.
Co-Authors Abd. Aziz Abd. Aziz Afkaryna, Shova Agus Purwowidodo Ahmad Fahrudin Al Fatih Rijal Pratama Alifuddin Ubaidillah Alifuddin Anggoro Putranto Anggraini, Filisya Putri Ani Rakhmawati Annas Ribab Sibilana Aprilianti, Elok Dwi Astiana Ajeng Rahadini Ayunda Riska Puspita, Ayunda Riska Azizah, Nova Auliatul Berliana, Willda Eka Chafit Ulya Chafit Ulya Chafit Ulya Chafit Ulya Deva Okta Cahyani Dewi Kurnia Sari Dita Karisma Fahriani Djoko Sulaksono Djoko Sulaksono Djoko Sulaksono Dwi Rahmi Supradini Dwi, Octa Dwi, Risna Sagita Edy Suryanto Elen Inderasari Elsa Nandita Sari Else Liliani Faizal Abdi Yulik Pratama Filisya Putri Anggraini Hafidz Rosyidiana Hani Ananda Aprilisa Hespi Septiana Hidayah, Sa'adatun Nuril Hidayah, Sa’adatun Nuril Husni Cahyadi Kurniawan Idamatul Khoiriyah Indah, Tantri Laroiba Joyotu , Toerhthangquor Shuvrangshu Khilmiyyah, Dahliyatul Ku-Ares Tawandorloh Kundharu Saddhono Kundharu Saddhono Lilis Fashihatul Lisan Linda Risnawati M. Jazeri Marentika, Sisca Wahyu Maulidiyah, Tri Annisa Maulina, Risqi Novita mawadah, ilma maretiana Memet Sudaryanto Muhammad Dwi Toriyono Muhammad Rohmadi Nafi'ah, Zainun Natsir, Ahmad Nisha Agustina Wulandari Nur Antonny Priambodo Nur Samsiyah Putri , Ulfa Rizqi Putri, Rosi Octharyna Rahma, Anisa Zakia Rahmad Syaifudin Rahmawati Mulyaningtyas Rakhmawati, Ani Rizki Hayu Fitriana Sa'adatun Nuril Hidayah Samsiyah , Nur Santika Dewi Lestari Sari, Dian Nurfita Selvia Eva Novaliana Septiana, Hespi SF. Lukfianka Sanjaya Purnama Shinta Tyas Pratisthita Shova Afkaryna Sibilana, Annas Ribab Tamtu Ageng Mulia Tawandorloh, Ku-Ares TEGUH Teguh, Teguh Tiara Risa Ninda Gramidia Toerhthangquor Shuvrangshu Joyotu Trisnianti, Dewi Ulfa Rizqi Putri Yasin, Muhamad Yusuf Muflikh Raharjo