The purpose of this article is to analyse the perceptions of civil servants at the Ministry of Religious Affairs towards Islamic banking products available in Pangkep Regency. The research method used in this study is qualitative. The type of research used is field research. The study's results indicate that, despite facing challenges such as strict bureaucracy, limited understanding among informants, and potential social bias in responses, civil servants at the Ministry of Religion in Pangkep Regency hold positive perceptions of Islamic banking products. However, despite these limitations, the interview results indicate an appreciation for Sharia principles, product transparency, and the commitment of Islamic banks to provide financial services that align with Islamic values. This study not only enriches the scientific knowledge on civil servants' perceptions of Islamic financial products but also serves as a positive foundation for improving financial literacy, encouraging more responsive product innovation, and strengthening the role of Islamic banks as ethically based financial inclusion instruments. With a wise and cautious approach, the author hopes that these findings can contribute meaningfully to the sustainable development of the Islamic economy in Indonesia. ABSTRAKTujuan dari artikel ini adalah untuk menganalisis persepsi Pegawai Negeri Sipil di Kementerian Agama terhadap produk bank syariah yang tersedia di Kabupaten Pangkep. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan atau Field Research. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; persepsi Pegawai Negeri Sipil di Kementerian Agama Kabupaten Pangkep terhadap produk bank syariah, meskipun dihadapkan pada tantangan birokrasi yang ketat, keterbatasan pemahaman informan, dan potensi bias sosial dalam jawaban. Namun, di balik keterbatasan tersebut, hasil wawancara menunjukkan adanya apresiasi terhadap prinsip syariah, transparansi produk, dan komitmen bank syariah dalam menyediakan layanan keuangan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Penelitian ini tidak hanya memperkaya khazanah ilmiah tentang persepsi PNS terhadap produk keuangan syariah, tetapi juga menjadi dasar positif untuk meningkatkan literasi keuangan, mendorong inovasi produk yang lebih responsif, serta memperkuat peran bank syariah sebagai instrumen inklusi keuangan berbasis etika. Dengan pendekatan yang bijak dan penuh kehati-hatian, penulis berharap temuan ini dapat memberi kontribusi nyata bagi pengembangan ekonomi syariah yang berkelanjutan di Indonesia.